Anda di halaman 1dari 16

LITERATUR REVIEW

EFEKTIVITAS METODE MODERN DRESSING PADA KLIEN DENGAN


ULKUS DIABETIKUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners

Di Rumah Sakit Cahya Kawaluyan – Padalarang

Oleh :

Melva Wati Situmorang S.Kep. (30190119067)

Fransiscus Nenda S.Kep. (30190119058)

Julianus Freddo Semeon S.Kep. (30190119043)

Maria Kristiana Olivia S.Kep. (30190119064)

Indy Nihara Sinaga S.Kep. (30190119015)

Regula Sandrianan Jewarut S.Kep. (30190119024)

Mega Diana Haba Ora S.Kep. (30190119020)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS

PADALARANG

2019

1
ABSTRAK

Latar Belakang : Diabetes melitus merupakan suatu penyakit gangguan metabolisme


karbohidarat yang kronis yang dapat menimbulkan komplikasi yang bersifat kronis.
Metode modern dressing memberikan kelembaban pada lingkungan luka sehingga dapat
mempercepat proses penyembuhan luka dengan cara membantu menghilangkan fibrin
yang terbentuk pada luka kronis (fibrinolitik) oleh neutrofil dan sel endotel dalam
suasana lembab dan menurunkan angka kejadian infeksi dibandingkan dengan
perawatan kering serta membantu mempercepat invasi neutrofil yang diikuti oleh
makrofak, monosit, dan limfsait kedaerah luka (Dia 2017).

Metode : literatur review ini menggunakan analisis jurnal yang diperoleh dari berbagai
sumber, yaitu : Sage Pug, Schoolar, Mendeley, dan Pub Med, dibatasi terbitan tahun
20017 – 20019 yang dapat diakses dalam format pdf pada jurnal yang menggunakan
metode quasi experiment dan pre eksperiment dengan kata kunci diabetes melitus,
modern dressing, ulkus diabetikum yang berjumlah 17 jurnal. Jurnal – jurnal tersebut
dianalisis berdasarkan kriteria inklusi.

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia). Pada
diabetes kemampuan tubuh untuk bereaksi terhdap insulin dapat menurun atau
pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin (Maria dkk, 2018).
Menurut survey yang dilakukan oleh WHO prevalensi penderita diabetes di
Indonesia pada tahun 2000 terdapat 8,4 juta orang, jumlah tersebut menempatu
urutan ke - 4 terbesar di dunia, diperkirakan jumlah penderita nya akan
meningkat di tahun 2030 yaitu sebanyak 21,3 juta orang (Damsir, 2018).
Diabetes melitus dapat menimbulkan komplikasi metabolik akut seperti
diabetes ketoasidosis dan sindrom hiperglikemia yang menyebabkan syndrom
hyperglycemia hyperosmolar non ketotik yang pada jangka panjang

2
menyebabkan mikrovaskuler yang kronis (penyakit ginjal dan mata) serta
komplikasi makrovaskuler yang mencakup infarc myocard, strooke, dan
penyakit vaskuler perifer salah satunya luka ulkus (ulcus diabeticum).50 – 70 %
luka ulkus dapat menyebabkan amputasi (Maria dkk, 2018).
Luka ulkus adalaha salah satu bentuk komplikasi kronik dari DM yang
berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai dengan adanya
kematian jaringan setempat (necrotic). Prevalensi penderita luka diabetik di
Indonesia sekitar 15% angka amputasi 30%, angka mortalitas 32% dan luka
diabetik merupakan sebab perawatan rumah sakit yang terbanyak sebesar 80%
(Damsir dkk, 2018). Luka diabetik apabila tidak segera mendapatkan
pengobatan dan perawatan maka akan mudah terjadi infeksi serta pada keadaan
lanjut memerlukan tindakan amputasi. Oleh sebab itu perawatan luka
merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh perawat
profesional.
Salah satu asuhan keperawatan pada penderita ulkus diabetikum adalah
teknik perawatan luka. Perawatan luka merupakan keseharian perawat di bagian
keperawatan bedah. Perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai
dari pengkajian yang komprehensif, intervensi yang tepat, implementasi,
evaluasi hasil, serta dokumentasi hasil yang sistematis (Agustina, 2009 dalam
Dian M., 2017).
Teknik perawatan luka terkini di dunia keperawatan yaitu dengan
menggunakan prinsip lembab dan tertutup, suasana lembab mendukung proses
penyembuhan luka. Teknik perawatan uka lembab dan tertutup atau yang
dikenal dengan moist wound healing adalah metode untuk mempertahankan
kelembaban luka dengan menggunakan bahan balutan penahan kelembaban
sehingga menyembuhkan luka, pertumbuhan jaringan dapat terjadi secra alami.
Munculnya konsep moist wound healing menjadi dasar munculnya modern
dressing (Mutiara, 2009 dalam Dian M, 2017).

3
2. Tujuan
Mengetahui efektivitas metode modern dressing pada klien dengan ulkus
diabetikum.
B. METODE
1. Desain
Penulisan artikel ini merupakan bentuk litearatur review dari berbagai
penelitian ilmiah yang telah dipublikasikan dan menunjukkan hasil yang
relevan tentang efektivitas metode modern dressing pada klien dengan ulkus
diabetikum.
2. Kriteria inklusi dan eksklusi
a. Tipe studi
Artikel yang dipilih adalah hasil penelitian dengan desain quasi eksperiment
dan pre experiment.
b. Tipe responden
Tipe responden dalam litaratur review ini adalah klien diabetes melitus yang
memiliki ulkus diabetikum (tipe yang tidak dibatasi pada usia tertentu).
c. Tipe intervensi
Intervensi dibatasi pada metode modern dressing.
d. Tipe outcome yang diukur
Skala penyembuhan luka ulkus menggunakan Bates-Jansen Wound
Assessment Tool.
3. Strategi pencarian literatur
Literatur review ini dilakukan dengan melakukan penelusuran artikel
publikasi pada Pab Med, Sage Pub, Google Scoolar, dan Mendeley dengan kata
kunci Diabetes melitus, modern dressing, ulkus diabetikum. Penelusuran
literatur dibatasi pada terbitan tahun 2017-2019 yang dapat diakses dalam
format pdf. Artikel yang dipilih adalah hasil penelitian yang berupa quasi
eksperimen dan pre eksperimen yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas
metode modern dressing pada penyembuhan luka ulkus.
4. Metode pengkajian kualitas studi

4
Artikel yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh penulis
kemudian dianalisis berdasarkan kriteria inklusi dan dilakukannya ekstraksi
data. Sintesis kemudian dikelompokkan dengan harapan dari penelitian tersebut
didapatkan sebuah kesimpulan yang menjadi dasar dalam melakukan praktik
keperawatan di ruamah sakit, masyarakat, maupun komunitas.
5. Cara Ekstraksi Data
Data – data dari hasil temuan tersebut akan dieksraksi terlebih dahulu untuk
memudahkan penulis dalam proses analisis selanjutnya. Kolom ekstraksi data
terdiri dari kolom :
a. Judul penelitian peneliti, tahun dan sumber publikasi
b. Tujuan
c. Sampel
d. Metode penelitian
e. Intervensi
f. Hasil penelitian.
6. Sintesis Data
Pertanyaan klinis pada artikel ini didasari pada format PICO seperti yang
terlihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Analisa PICO
P (populatin) Klien DM dengan ulkus diabetikum
I (intervention) Metode modern dressing
C (comparison) Tidak ada
O (outcome) Penyembuhan luka ulkus

Berdasarkan format PICO di atas maka pertanyaan klinis yang dapat


disimpulkan adalah “sejauh mana efektivitas penggunaan metode modern
dressing pada klien Diabetes Melitus yang mengalami ulkus diabetikum?”
Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan screening untuk mendapatkan
artikel dalam bentuk pdf yang full-text dengan waktu 2017-2019.

5
Identifikasi Jurnal yang terindetifikasi dari hasil
pencarian selama 1 minggu dari
tanggal 20 Agustus 2019 (n=17)
Sage Pub 2
Pub Med 2
Mendeley 2
Google Scoolar 11 Hasil sreening
berdasarkan yang tidak
sesuai dengan judul
Jurnal yang masuk berdasarkan judul dikeluarkan (n=7)
Screening
dan abstrak (n=10)
Hasil screening metode
penilitian dan tujuan
yang tidak sesuai
Eligibility Sehingga jurnal yang dijasikan makadikeluarkan (n=4).
sumber dalam literatur review (n=4)

Included Sehingga jurnal yang dijasikan


sumber dalam literatur review (n=4)

Gambar 1. Flowchart literatur review

6
Tabel 2. Hasil Ekstarksi Data

No. Judul Penelitian/ Nama Tujuan Populasi/Sampel Metode Intervensi Hasil


Peneliti/Tahun dan Sumber
Publikasi
1 Judul : Effectiveness Wound care Menganalisa Populasi : 20 orang Pre eksperimental Perawatan luka 5% lebih efektif
Using Modern Method to Diabetic efektivitas Sampel : 15 orang one group pre test dengan metode mempercepat
Wound Healing Process of Patient perawatan luka post test modern dressing penyembuhan luka
with Diabetes Mellitus diabetik
Peneliti : Windu Santoso & Joyo menggunakan
Purnomo. metode modern
Tahun : 2017 dressing pada klien
Sumber : International Journal of DM dengan ulkus
Nursing and Midwifery. diabetikum.

2 Judul : Efektivitas Perawatan Luka Melihat efektivitas Populasi : 33 orang Quasi eksperimen Perawatan luka Moist wound
Teknik Balutan Wet-Dry dan Moist penyembuhan luka Sampel : 33 orang dengan kelompok dengan wet dry dan healing lebih efektif
Wound Healing pada Penyembuhan dengan pembanding perawatan luka dalam proses
Ulcus Diabetic. membandingkan dengan metode wet penyembuhan luka
Peneliti : Maria Imaculata Ose, Putri penggunaan wet dry dry dan moist diabetikum
Ayu Utami, Ana Damayanti. dan moist wound wound healing dibandingkan
Tahun : 2018 healing pada klien dengan metode wet
Sumber : Journal of Borneo Holistic DM dengan ulkus dry.
Health Volume 1 Nomor 1. diabetikum.

3 Judul : Efektivitas Perawatan Luka Melihat Populasi : 30 orang Quasi Pearawatan luka Penggunaan
Modern dressing dengan Metode efektivitas Sampel : 2 orang eksperimen diabetes dengan metode modern
Moist Wound Healing Pada Ulkus penggunaan dengan metode modern dressing : moist
Diabetikum di Klinik Pearawatan metode modern pendekatan cross dressing : moist wound
Luka ETN Centre, Makassar.
dressing : moist sectional wound healing. healingefektif
Peneliti : Sri Anggriani, Hj. Haryani,
Ulfa Dwiyanti. woud healing untuk
Tahun : 2019-08-28 penyembuhan
Sumber : Jurnal Media Keperawatan luka diabetik

7
: Politeknik Kesehatan Makasar
Volume 10 Nomor 1.
4 Judul : Penggunaan Balutan Untuk mengetahui Populasi : 10 orang Quasi Perawatan luka Ada pengaruh
Modern (hydrokoloid) untuk pengaruh Sampel : 10 orang eksperimen diabetes dengan penggunaan
penyembuhan luka diabetes penggunaan dengan metode modern metode modern
melitus tipe 2. balutan modern menggunakan dressing dressing efektif
Peneliti : Adriani & Teti terhadap one group pre (hydrokoloid). dalm
Mardianti penyembuhan test post test. pehnyembuhan
Tahun : 2016 luka diabetes tipe luka diabetik.
Sumber : Research of Applied 2
Science and Education Volume
10. Il (18-23).

8
9
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil

Penelitian yang dilakukan oleh Windu Santoso dan Joyo Purnomo pada
tahun 2017 tentang Effectiveness Wound Care Using Modern Method to
Diabetic Wound Healing Process of Patient with Diabetes Mellitus, bertujuan
menganalisa efektivitas perawatan luka diabetik menggunakan metode modern
dressing pada klien DM dengan ulkus diabetikum. Penelitian ini menggunakan
teknik pre eksperimental one group pre test post test melibatkan 15 sampel
dengan cara melakukan perawatan luka menggunakan metode modern
dressing dan dinilai dengan menggunakan skala Bates-Jansen Wound
Assessment Tool. Hasil penelitian tersebut diperoleh nilai p=0,000, dengan
nilai rata-rata sebelum dan sesudah perawatan adalah 39,67 – 29,93.

Penelitian yang dilakukan oleh Maria Imaculata Ose, Purti Ayu Utami,
dan Ina Damayanti tahun 2018 tentang Efektivitas Perawatan Luka Teknik
Balutan Wet Dry dan Moist Wound Healing Pada Penyembuhan Ulkus
Diabetik , bertujuan melihat efektivitas penyembuhan luka dengan
membandingkan penggunaan wet dry dan moist wound healing pada klien DM
dengan ulkus diabetikum. Penelitian ini menggunakan teknik quasi eksperimen
dengan menggunakan kelpmpok pembanding melibatkan 33 sampel dengan
cara melakukan perawatan luka menggunakan metode balutan wet dry dan
moist wound healing dan dinilai menggunakan konsep TIME. Hasil penelitian
tersebut didapatkan adanya perbedaaan rerata dengan selisish skor
perkembangan perbaikan luka yang signifikan (p=0,031) pada kedua
kelompok. Kelompok balutan modern mempunyai perkembangan perbaikan
luka yang ebih baik dibandingkan kelompok balutan kompensional yaitu
balutan modern (16%) dan konvensional (8,75%).

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Anggiani, Hj. Haryani, dan Ulfa
Dwiyanti tahun 2019 tentang Efektivitas Perawatan Luka Modern dressing
dengan Metode Moist Wound Healing bertujuan melihat efektivitas

10
penggunaan metode modern dressing : moist woud healing. Penelitian ini
menggunakan 2 responden dengan. Penelitian merupakan penelitian kuantitatif
dengan desain quasi eksperimen, teknik pengambilan sampel menggunakan
accidental sampling. Pada penelitian ini diperoleh hasil perawatan luka
modern dengan metode moist wound healing berefektif terhadap proses
penyembuhan luka.

Penelitian yang dilakukan oleh Adriani & Teti Mardianti dengan judul
Penggunaan Balutan Modern (hydrokoloid) untuk penyembuhan luka diabetes
melitus tipe 2, bertujuan melihat pengaruh penggunaan balutan modern
terhadap penyembuhan luka diabetes tipe 2 dilakukan pada tahun 2016.
Penelitian ini menggunakan 10 orang sampel. Penelitian ini menggunakan
quasi eksperimen menggunakan one group pre test post test design. Pada
penelitian ini didapatkan hasil nilai rata-rata penuyembuhan luka sebelum
diberikan balutan modern hidrokolloid adalah sebesar 37,40 dengan standar
deviasi 4,45. Nilai terendah 31 dan tertinggi 44. Dari hasil estimasi interval
dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa nilai sebelum diberikan balutan
modern (hidrokolloid) terendah antara 34,21 dan tertinggi 40,59. Nilai rata-rata
penyembuhan luka sesudah diberikan balutan modern (hidrokollloid) adalah
sebesar 33,53 denganstandar deviasi 4,41. Nilai terendah 27 dan tertinggi 44.
Dari nilai estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa nilai
sesudah diberikan balutan modern hidrokolloid antara 30,37 dan tertinggi
36,69. Sebagian besar responden mengalami perkembangan penyembuhan luka
diabetik disebabkan konsep balutan modern yang memberikan kehangatan dan
lingkungan yang lembab pada luka. Kondisi yang lembab pada permukaan luka
dapat meningkatkan proses perkembangan perbaikan luka, mencegah dehidrasi
jaringan dan kematian sel. Kondisi ini juga dapat meningkatkan interaksi
antara sel dan faktor pertumbuhan.

2. Pembahasan
Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

11
insulin atau karena kedua-duanya. Menurut Suswondo dkk 2013, kelainan
heterogen yang di tandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau
hiperglikemia merupakan pengertian dari diabetes militus. Pada diabetes
kemampuan tubuh untuk beraksi terhadap insulin dapat menurun atau pankreas
yang dapat menghentikan sama sekali produksi insulin, keadaan ini
menimbulkan hiperglikemi yang mengakibatkan komplikasi metabolik akut
seperti diabetes ketoasidosis dan syndrom hiperglikemia yang mengakibatkan
syndrom HHNK ( Hiperglikemia, Hyperosmoler non ketotik ) dan pada jangka
panjang menyebabkan mikrovaskuler yang kronis ( penyakit ginjal dan mata )
dan komplikasi makrovaskuler yang mencakup infark miokard, struke dan
penyakit vaskuler perifer.
Salah satu komplikasi diabetes yaitu adanya luka ulkus yang
menyebabkan 50% hingga 75% harus di amputasi. Parmet 2005 dalam Maria, I.
2018 menyatakan ulkus diabetes di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu,
neuropati, trauma, deformitas kaki, tekanan tinggi pada telapak kaki dan
penyakit vaskuler.
Luka diabetes merupakan salah satu bentuk komplikasi kronik dimana
berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang di sertai kematian jaringan
akibat dari makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insusiviensi dan neuropati
menurut (Dansir 2018). Salah satu asuhan keperawatan yang diberikan pada
pasien dengan ulkus diabetikum adalah teknik perawatan luka. Metode
perawatan luka diabetikum terdiri dari 2 metode yaitu metode konvensional dan
metode modern dressing. Teknik perawatan luka terkini di dunia yaitu dengan
menggunakan prinsip lembab dan tertutup (Blekley 2004). Teknik perawatan
luka lembab dan tertutup atau yang dikenal dengan moist wound healing
merupakan metode perawatan luka moderen. Adapun prinsip penggunaan
modern dressing diantaranya adalah mengurangi dehidrasi dan kematian sel,
meningkatkan debridemen autolisis serta meningkatkan reepitelisasi.
Penelitian tentang Effectiveness Wound care Using Modern Method to
Diabetic Wound Healing Process of Patient with Diabetes Mellitus yang
dilakukan oleh Windu Santoso & Joyo Purnomo (2017) menunjukan hasil

12
bahwa modern dressing berefektif dalam penyembuhan luka diabetik.
Penggunaaan modern dressing dengan tingkat kelembaban berefektif dalam
proses penyembuhan luka dengan bantuan sirkulasi udara yang dapat
meningkatan proses kapitalisasi dan granulasi akibat debridemen (pengangkatan
jaringan mati) yang alami sehingga mempercepat proses penyembuhan luka.
Panelitian yang dilakukan oleh Maria Ose dkk (2018) mengenai
efektifitas perawatan luka dengan teknik balutan wet-dry dan moist wound
healing diperoleh hasil bahwa proses penyembuhan luka dengan menggunakan
teknik modern dressing lebih cepat penyembuhannya daripada menggunakan
teknik balutan basah kering, dimana penilaianya dilihat dari karakteristik luka
ulkus. Luka ulkus yang dibalut dengan wet dry mengalami perlambatan
penyembuhan dibandingkan dengan luka yang diberikan metode modern
dressing. Dimana metode modern dressing ini merupakan suatu metode
perawatan luka dengan memberikan lingkugan yang tepat, mempertahankan
kelembutan sehingga proses penyembuhan luka sesuai dengan fase
penyembuhan luka. Berdasarkan penelitian ini metode modern dressing
menjadi cara yang lebih efektif dari segi biaya untuk menyembuhkan luka-luka
dengan perhitungan waktu perawatan.
Sri Anggriani, dkk. pada tahun (2019) melakukan penelitian mengenai
Efektivitas Perawatan Luka Modern dressing dengan Metode Moist Wound
Healing Pada Ulkus Diabetikum di Klinik Pearawatan Luka ETN Centre,
Makassar, menunjukan hasil bahwa perkembangan perbaikan luka pada
kelompok yang menggunakan balutan modern lebih baik dibandingkan dengan
kelompok yang menggunakan balutan konvensional, dimana balutan luka
modern ini dapat meningkatkan laju epitelisasi, mencegah pembentukan
jaringan eskar, meningkatkan pembentukan jaringan dermis, mengontrol
inflamasi, mempercepat proses autolisis debridemen, dapat menurunkan
kejadian infeksi, cost efektif, dapat mempertahankan gradient voltage normal,
mempertahankan aktifitas neutrophil, menurunkan nyeri, memberikan
keuntungan psikologis dan mudah digunakan.

13
Hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Adriani dan
Mardianti, T. pada tahun 2016 tentang penggunaan balutan modern
(Hydrocoloid) berefektif dalam penyembuhan luka diabetes mellitus tipe II.
Pada kelompok intervensi menunjukan adanya perbedaan hasil sebelum dan
sesudah dilalukan intervensi dengan menggunakan teknik modern dressing.
Sebagian besar responden mengalami perkembangan penyembuhan luka
diabetik disebabkan konsep balutan modern yang memberikan kehangatan dan
lingkungan yang lembab pada luka dapat meningkatkan proses perkembangan
perbaikan luka, mencegah dehidrasi jaringan dan kematian sel.
Literatur review ini membuktikan penelitian dari masing-masing jurnal
dan menampilkan hasil yang signifikan dari penggunaan metode modern
dressing terhadap penyembuhan luka diabetikum. Jurnal pertama yang
dilakukan oleh Windu, S. & Joyo, P. tentang Effectiveness Wound care Using
Modern Method to Diabetic Wound Healing Process of Patient with Diabetes
Mellitus dan jurnal keempat oleh Adriani & Teti, M. tentang Penggunaan
Balutan Modern (hydrokoloid) untuk penyembuhan luka diabetes melitus tipe 2
lebih berefektif dalam proses penyembuhan luka diabetikum, dengan masing-
masing nilai signifikasi p= 0,000.
Metode modern dressing memberikan kelembaban pada lingkungan luka
sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan luka dengan cara membantu
menghilangkan fibrin yang terbentuk pada luka kronis (fibrinolitik) oleh
neutrofil dan sel endotel dalam suasana lembab dan menurunkan angka kejadian
infeksi dibandingkan dengan perawatan kering serta membantu mempercepat
invasi neutrofil yang diikuti oleh makrofak, monosit, dan limfsait kedaerah luka
(Dia 2017). Selain berefektif dalam proses penyembuhan luka metode dressing
juga berefektif dalam pembiayaan (cost efektif) dan berdampak pada singkatnya
lama waktu perawatan.

14
D. PENUTUP
a. Kesimpulan
Perawatan luka dengan menggunakan metode modern dressing
merupakan salah satu intervensi yang dapat diberikan pada pasien diabetes
melitus dengan ulkus diabetikum.
b. Saran
1. Untuk Peneliti Selanjutnya
Diharapkan melakukan penelitian dengan menggunakan metode modern
dressing dicombine dengan teknik perawatan lain.
2. Untuk Rumah Sakit
Hasil literature review ini dapat dijadikan referensi bagi rumah sakit dalam
kebijakan program maupun aplikasi diruang perawatan.
3. Untuk Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil literature review ini dapat dijadikan referensi dalam
pengembangan literatur-literatur kepustakaan institusi pendidikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, A., & Mardianti, T. (2016). PENGGUNAAN BALUTAN


(HYDROCOLOID) UNTUK PENYEMBUHAN LUKA DIABETES MELLITUS
TIPE II. Jurnal Ipteks Terapan, 10(1), 18-24.

Angriani, S. dkk. (2019). EFEKTIFITAS PERAWATAN LUKA MODERN DRESSING


DENGAN METODE MOUST WOUND HEALING PADA ULKUS DIABETIK DI
KLINIK PERAWATAN LUKA ETN CENTER.

Merdekawati Diah & Rasyidah AZ (2017). Hubungan Prinsip dan Jenis Balutan dengan
Penerapan Teknik Moist Wound Healing. Journal Endurance 2 (1).

Santoso, W. (2017). Effectiveness Wound Care Using Modern dressing Method To


Diabetic Wound Healing Process Of Patient With Diabetes Mellitus.
INTERNATIONAL JOURNAL OF NURSING AND MIDWIFERY SCIENCE
(IJNMS), 1(2), 172-181.

Ose, M. I., Utami, P. A., & Damayanti, A. (2018). EFEKTIVITAS PERAWATAN


LUKA TEKNIK BALUTAN WET-DRY DAN MOIST WOUND HEALING PADA
PENYEMBUHAN ULKUS DIABETIK. Journal of Borneo Holistic Health, 1(1).

Yewande oluwaseun & Akinbode S. 2017. Nursing intervention for the prevention of
foot ulcers in adult diabetic inpatiens. Laure Universiti of appliet siences.

THE EWMA JOURNAL. (2016). CHANGE, OPPORTUNITIES AND CHALLENGES.


THE JOURNAL OF THE EUROPEAN WOUND MANAGEMENT ASSOCIATION.
VOLUME 16 No. 2.

16

Anda mungkin juga menyukai