Oleh:
SUPARMANTO, S.Kep
SRP143070087
lain seperti gamma-interferon, tumor necrosis factor b (TNF-b), interleukin3 (IL-3), interleukin-4 (IL-4), granulocyte-macrophage colony stimulating
factor (GM-CSF) serta beberapa mediator lain yang bekerja merangsang
makrofag untuk meningkatkan aktivitas fagositosisnya dan merangsang
proliferasi dan aktivasi sel B untuk memproduksi antibodi. Produksi
antibodi oleh sel B ini dibantu oleh IL-1, IL-2, dan IL-4.
Setelah berikatan dengan antigen yang sesuai, antibodi yang
dihasilkan akan membentuk kompleks imun yang akan berdifusi secara
bebas ke dalam ruang sendi. Pengendapan kompleks imun akan
mengaktivasi sistem komplemen yang akan membebaskan komponenkomplemen C5a. Komponen-komplemen C5a merupakan faktor kemotaktik
yang selain meningkatkan permeabilitas vaskular juga dapat menarik lebih
banyak sel polimorfonuklear (PMN) dan monosit ke arah lokasi tersebut.
Pemeriksaan histopatologis membran sinovial menunjukkan bahwa lesi
yang paling dini dijumpai pada artritis reumatoid adalah peningkatan
permeabilitas mikrovaskular membran sinovial, infiltrasi sel PMN dan
pengendapan fibrin pada membran sinovial.
Fagositosis kompleks imun oleh sel radang akan disertai oleh
pembentukan
dan
pembebasan
radikal
oksigen
bebas,
leukotrien,
juga
menyebabkan
terjadinya
degranulasi
mast
cell
yang
D. WOC
a.
Antigen penyebab RA berada pada membran sinovial
b.
c.
d.
e.
Sekresi IL-2
f.
g.
Merangsang pembentukan
IL-3 dan IL 4
h.
i.
Aktivasi sel B
j.
Terbentuk antibodi
k.
l.
m.
n.
o.
Kurangnya pemajanan/mengingat
Kurang pengetahuan
Penebalan membran sinovial
s.
Menyentuh serabut C
t.
Nyeri
u.
Terbentuk tannus
Pembentukan radikal oksigen bebas
Menghambat
v.
nutrisi pada
w.kartilago
Kerusakan kartilago
& tulang
Tendon & ligamen
melemah
Kekuatan otot
x.
Kartilago nekrosis
Terbentuk nodul
Depolimerasi hialorunat
Deformitas sendi
Erosi kartilago
Adhesi permukaan sendi
Ankylosis fibrosa
Pemendekan tulang
Kontraktur
Risiko cedera
Keterbatasan gerak
Kurang perawatan diri
Jika
pasien
artritis
reumatoid
pada
lansia
tidak
ao.
tangan sebagian besar terlibat. Terdapat faktor reumatoid, dan nodulanodula reumatoid yang sering terjadi. Penyakit dalam kelompok ini dapat
mendorong ke arah kerusakan sendi yang progresif.
2. Kelompok 2
aq.
perawatan
Pendidikan
yang
diberikan
meliputi
pengertian,
10
rasa lelah yang hebat. Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja
timbul setiap hari, tetapi ada masa dimana penderita merasa lebih
baik atau lebih berat. Penderita harus membagi waktu seharinya
menjadi beberapa kali waktu beraktivitas yang diikuti oleh masa
istirahat.
3. Latihan Fisik dan Termoterapi
bb.
fungsi sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada
semua sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Obat untuk
menghilangkan nyeri perlu diberikan sebelum memulai latihan.
Kompres panas pada sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat
mengurangi nyeri. Latihan dan termoterapi ini paling baik diatur
oleh pekerja kesehatan yang sudah mendapatkan latihan khusus,
seperti ahli terapi fisik atau terapi kerja. Latihan yang berlebihan
dapat merusak struktur penunjang sendi yang memang sudah lemah
oleh adanya penyakit.
2.9.2Penatalaksanaan Medikamentosa
1. Penggunaan OAINS
bc.
11
harian,
berupa
penurunan
ketajaman
penglihatan,
12
13
bi. BAB 3
bj. ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian
bk.
faktor-faktor
hubungan.
Keputusan
dan
cairan
adekuat:
mual,
anoreksia
Kesulitan
untuk
mengunyah.
b. Tanda : Penurunan berat badan Kekeringan pada membran mukosa.
5. Hygiene
a. Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi. Ketergantungan.
14
6. Neurosensori
a. Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada
jari tangan.
b. Tanda : Pembengkakan sendi simetris.
7. Nyeri/ kenyamanan
a. Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh
pembengkakan jaringan lunak pada sendi ).
8. Keamanan
a. Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus. Lesi kulit, ulkus
kaki. Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan
rumah tangga. Demam ringan menetap Kekeringan pada meta dan
membran mukosa.
bl.
3.2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan pelepasan mediator kimia (bradikinin).
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.
3. Gangguan bodi image berhubungan dengan deformitas sendi.
4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan gerak.
5. Risiko cedera berhubungan dengan kontraktur sendi.
6. Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurangnya
pemajanan/mengingat.
bm.
3.3. Rencana Intervensi
3.3.1.
1. Tujuan
bn.
15
d. TTV dalam batas normal (TD : 120-140/60-80 mmHg, N : 60100, RR : 16-24 x/menit, T : 36,5-37,5C)
3. Intervensi
bo.
MANDIRI
KOLABORASI
16
2) D-penisilamin
bx.
otot.
1. Tujuan
cb.
teknik/perilaku
yang
memungkinkan
melakukan aktivitas.
3. Intervensi
cc.
MANDIRI
Tingkat
aktivitas
atau
latihan
tergantung
Jadwal
aktivitas
dari
tirah
baring/duduk.
untuk
seluruh
fase
penyakit
untuk
mencegah
kelelahan,
mempertahankan kekuatan.
c. Bantu rentang gerak aktif/pasif, latihan resistif dan isometrik.
17
Memaksimalkan
fungsi
sendi,
mempertahankan
mobilitas.
ch.
KOLABORASI
1. Tujuan
cl.
peningkatan
rasa
percaya
diri
dalam
MANDIRI
Berikan
kesempatan
mengidentifiaksi
rasa
18
perilaku
menarik
diri,
penggunaan
membutuhkan
intervensi
lebih
lanjut/dukungan
psikologis.
d. Bantu dengan kebutuhan perawatan yang diperlukan.
cq. R/ Mempertahankan penampilan yang meningkatkan citra
diri.
cr.
KOLABORASI
Pasien/keluarga
membutuhkan
dukungan
selama
1. Tujuan
cv.
MANDIRI
19
Perubahan
kemampuan
merawat
diri
dapat
KOLABORASI
1. Tujuan
de.
20
Kurang
penegtahuan
berhubungan
dengan
kurangnya
pemajanan/mengingat.
1. Tujuan
dl.
21
pentingnya
melanjutkan
manajemen
farmakoterapeutik.
do. R/ Keuntungan dari terpai obat tergantung pada ketepatan
dosis, misal : aspirin diberikan secara reguler untuk mendukung
kadar terapeutik darah 18 - 25 mg.
d. Berikan informasi mengenai alat bantu, misal : tongkat atau
palang keamanan.
dp. R/ Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan
memungkinkan pasien ikut serta secara lebih nyaman dalam
aktivitas yang dibutuhkan.
e. Diskusikan menghemat energi, misal : duduk daripada berdiri
untuk mempersiapkan makanan dan mandi
dq. R/
Mencegah
kepenatan,
memberikan
kemudahan
22
dv.
dw.
23