Anda di halaman 1dari 82

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA ASMA DENGAN


MASALAH DEFISIT PENGETAHUAN
TENTANG MANAJEMEN ASMA DI DESA
BUNGBARUH KADUR PAMEKASAN

Oleh
UMARUL FARUQ
17.030

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KESEHTAN POLITEKNIK
NEGERI MADURA
TAHUN 2020

ii
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA ASMA
DENGAN MASALAH DEFISIT PENGETAHUAN
TENTANG MANAJEMEN ASMA DI DESA
BUNGBARUH KADUR PAMEKASAN

STUDI KASUS

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai laporan pelaksanaan tugas


akhir program studi dIII keperawatan jururusan
kesehatan politeknik negeri madura

Oleh:
UMARUL FARUQ
17.030

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KESEHATAN POLITEKNIK
NEGERI MADURA
TAHUN 2020

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan
belum pernah dipublikasikan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun

Pamekasan, 20 Juni 2020

Yang menyatakan

Umarul Faruq
NIM. 17.030

Mengetahui

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Abdan Syakura, S.Kep., Ns., M.Kep Lailatul Hafidah, S.Kep., Ns., M.Kes
NIK. 4110181023 NIK. 4110182016

Ketua

Jurusan kesehatan

Ns. Anggeria Oktavisa D, S.Si.,MM.,M.Biotech


NIK. 4110182018

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh :Umarul Faruq

Judul :Asuhan keperawatan dengan masalah Defisit Pengetahuan


Tentang Manajemen Asma pada pasien Asma di Desa
Bungbaruh Kadur Pamekasan Madura

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui isi serta susunannya,
sehingga dapat diajukan dalam ujian Karya Tulis Ilmiah Jurusan Kesehatan Prodi
DIII Keperawatan Politeknik Negeri Madura.

Pamekasan, 20 Juni 2020

Yang menyatakan

Umarul Faruq
NIM. 17.030

Mengetahui

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Abdan Syakura, S.Kep., Ns., M.Kep Lailatul Hafidah, S.Kep., Ns., M.Kes
NIK. 4110181023 NIK. 4110182016

Ketua

Jurusan kesehatan

Ns. Anggeria Oktavisa D, S.Si.,MM.,M.Biotech


NIK. 4110182018

v
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh : Umarul Faruq

Judul : Asuhan keperawatan dengan masalah Defisit Pengetahuan


Tentang Manajemen Asma pada pasien Asma di Desa
Bungbaruh Kadur Pamekasan Madura

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 20
Juni 2020.

Tim Penguji Studi Kasus

Ketua : Ns. Kuzzairi, S.Kep.,MH.,M.Kes


NIK. 4110181011 ..............................

Anggota :

1. Hilmah Noviandary R, S.Kep.,Ns.,M.Kes


NIK. 4110182015 .............................

2. Endang Fauziyah S, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIP. 197411292000122002 .............................

3. Lailatul Hafidah S.Kep.,Ns., M.Kes


NIK. 4110182016 .............................

4. Abdan Syakura, S.Kep., Ns., M.Kep


NIK. 4110181023 .............................

Mengesahkan
Ketua
Jurusan kesehatan

Ns. Anggeria Oktavisa D, S.Si.,MM.,M.Biotech


NIK. 4110182018

vi
MOTTO

Membaca diri sendiri adalah hal yang paling utama sebelum membaca orang lain.

Persembahan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta yang mendidik saya dengan penuh kasih sayang
hingga sampai saat ini, selalu memberikan do’a terbaik agar saya menjadi
orang yang bermanfaat bagi orang lain dan berada di jalan yang di ridhoi
Allah SWT.
2. Keluarga besar yang selalu memotivasi agar saya bisa meraih semua
keinginan.
3. Sahabat tercinta Rovita Oktaviana, Ainol Yakin, terutama sahabat Leny
Ayuandari yang sudah memfasilitasi dan mensuport saya mulai dari awal
sampai akhir mengerjakan tugas ini.
4. Untuk yang terhormat Bpk. Ns. Abdan Syakura, S.Kep.,M.Kep dan Ibu.
Lailatul H, S.Kep.,M.Kes terimakasih atas bimbingannya.

vii
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH DEFISIT PENGETAHUAN


TENTANG MANAJEMEN ASMA PADA PENDERITA ASMA DI DESA
BUNGBARUH KADUR PAMEKASAN

Oleh: Umarul Faruq, Ns. Abdan Syakura, S.Kep.,M.Kep, Ns. Lailatul Hafidah,
S.Kep.,M.Kes
Jurusan Kesehatan Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Negeri Madura

Introduksi: Hampir setengah dari penderita asma Desa Bungbaruh Kadur


sebelumnya yang tidak memperhatikan tentang manajemen asma. Tujuan dari
penulisan ini adalah untuk memberikan asuhan keperawatan dengan masalah defisit
pengetahuan tentang manajemen asma di Desa Bungbaruh Kadur Pamekasan.
Metode: Karya tulis ini menggunakan desain studi kasus. Pelaksanaan asuhan
keperawatan dilaksanakan di Desa Bungbaru Kadur Pamekasan pada tanggal 20 juni
2020 s/d 23 juni 2020. Partisipan dalam penelitian ini difokuskan pada penderita
asma dengan masalah keperawatan defisit pengetahuan tentang manajemen asma.
Pengumpulan data dilaksanakan menggunakan format pengkajian. Uji keabsahan
dilaksanakan kepada keluarga, dokumen dan pasien. Asnalisa data menggunakan
analisis diskriptif dengan pendekatan fakta, teori dan opini. Hasil: Pemberian asuhan
keperawatan menunjukkan bahwa klien mengungkapkan telah memahami dan akan
membuang kebiasan hidup seperti menghidupkan obat nyamuk ketika mau tidur,
hasil observasi menunjukkan bahwa klien ada peningkatan pengetahuan pada
manajemen asma, hasil evaluasi menunjukkan masalah teratasi, intervensi
dipertahankan. Kesimpulan: Proses pengkajian menunjukkan bahwa keseluruhan
data hasil pengkajian sudah sesuai dari buku SDKI. Analisa data dalam studi kasus
ini sudah sesuai dengan perngkajian berdasarkan penyebab dan gejala yang tertera
pada buku SDKI..

Kata kunci: Asma, Asuhan Keperawan, Defisit Pengetahuan.

viii
ABSTRACT

NURSING CARE WITH KNOWLEDGE DEFICIT PROBLEMS ABOUT


ASTHMA MANAGEMENT IN ASTHMA PATIENTS IN
VILLAGE BUNGBARUH, KADUR PAMEKASAN

By: Umarul Faruq, Ns. Abdan Syakura, S.Kep., M.Kep, Ns. Lailatul Hafidah,
S.Kep., M.Kes

Department of Health, Diploma III Program Politeknik Negeri Madura

Introduce: Nearly half of the previous sufferers of Bungbaruh Kadur Village


did not pay attention to asthma management. The purpose of this paper is to provide
nursing care with a knowledge deficit problem about asthma management in the
Bungbaruh Kadur Pamekasan Village. Method: This paper uses a case study design.
The implementation of nursing care was carried out in the village of Bungbaru Kadur
Pamekasan on 20 June 2020 to 23 June 2020. Participants in this study focused on
asthmatics with nursing problems knowledge deficits about asthma management.
Data collection is carried out using the assessment format. The validity test is carried
out on the family, documents and patients. Data analysis uses descriptive analysis
with approaches to facts, theories and opinions. Results: The provision of nursing
care showed that the client revealed that he understood and would throw away the
habits of life, observations showed that the client had increased knowledge on
asthma management, evaluation results showed the problem was resolved, the
intervention was maintained. Conclusion: The assessment process shows that the
total data from the assessment results are in accordance with the SDKI booklet.
Analysis of the data in this case study is in accordance with the assessment based on
the causes and symptoms listed in the SDKI book.

Keywords: Asthma, Virgin Care, Knowledge Deficits.

ix
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Asuhan keperawatan dengan masalah Defisit Pengetahuan Tentang
Manajemen Asma pada pasien Asma di Desa Bungbaruh Kadur Pamekasan Madura”
ini sesuai waktu yang ditentukan.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak mendapatkan


pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya peneliti mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada Bapak/ Ibu:

1. Dr. Arman Jaya, ST ., M.T Direktur Politeknik Negri Madura yang sudah
Memberikan kesempatan dan ijin bagi peneliti untuk menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
2. Anggeria Oktavisa D, S.Si.,MM.,M.Biotechsabagai Ketua Jurusan Kesehatan
Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Negeri Madura.
3. Kepala/ Pimpinan tempat penelitian yang sudah memberikan ijin kepada
peneliti untuk melaksanakan pengambilan data sementara maupun data
penelitian di Dusun tersebut.
4. Ns. Abdan Syakura S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing I yang sudah banyak
memberikan masukan kepada peneliti dalam proses penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah ini.
5. Ns. Lailatul Hafidah S.Kep.,M.Kes selaku pembimbing II yang sudah banyak
memberikan masukan kepada peneliti dalam proses penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah ini.
6. Tn.K selaku menjadi responden untuk memenuhi data Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa dan seluruh pihak yang telah membantu kelancaran
Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis
menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sebagai
masukan dalam perbaikan penulisan ini, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi pembaca pada umumnya.

Pamekasan, 20 Juni 2020

Umarul Faruq

x
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL LUAR.................................................................................... i
SAMPUL DALAM................................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN.................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN................................................................... v
UCAPAN TERIMAKASIH.................................................................. vii
DAFTAR ISI.......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR............................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN....................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................ 3
1.4 Manfaat.............................................................................................. 4

BAB 2 TINJAUAN TEORI..................................................................5


2.1 Konsep Dasar Penyakit.....................................................................5
2.1.1 Definisi....................................................................................5
2.1.2 Anatomi fisiologi....................................................................5
2.1.3 Etiologi....................................................................................8
2.1.4 Tanda dan gejala.....................................................................12
2.1.5 Penatalaksanaan......................................................................13
2.1.6 Komplikasi..............................................................................14
2.2 Web of Cautation (WOC)/PathWay..................................................15
2.2.1 Web o Caution (WOC)/PathWay............................................15
2.2.2 Deksripsi WOC.......................................................................16
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan...........................................................17
2.3.1 Pengkajian...............................................................................17
2.3.2 Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan...............................20
2.3.3 Intervensi.................................................................................22
2.3.4 Implementasi...........................................................................23
2.3.5 Evaluasi...................................................................................24

BAB 3 METODE PENULISAN...........................................................26


3.1 Desain/ Rancangan............................................................................26
3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan.........................................................26
3.3 Subjek................................................................................................26
3.4 Pengumpulan Data............................................................................27
3.5 Analisis Data.....................................................................................28

xi
3.6 Uji Keabsahan Data...........................................................................29
3.7 Etik....................................................................................................29

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................45


4.1 Hasil Pelaksanaan Asuhan Keperawatan..........................................45
4.2 Pembahasan.......................................................................................53

BAB 5 PENUTUP..................................................................................58
5.1 Kesimpulan........................................................................................58
5.2 Saran..................................................................................................59

Daftar pustaka
Lampiran
Sap manajemen asma
Asuhan keperawatan
Pendokumentasian

xii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.2 Analisis data Asuhan Keperawatan dengan masalah defisit
pengetahuan tentang manajemen asma pada penderita asma
di Desa Bungbaruh Kadur Pamekasan Tahun
2020.......................................................................................... 21
Tabel 2.3 Evaluasi keperawatan dan kriteria hasil dengan masalah
defisit pengetahuan tentang manajemen asma pada penderita
asma di DesaBungbaruh Kadur Pamekasan.............................. 24
Tabel 4.2 Riwayat kesehatan Asma dengan masalah keperawatan
defisit pengetahuan tentang manajemen asma di Dsn.
Sumberjati Daja Desa Bungbaruh Kecamatan Kadur
tahun2020................................................................................. 32
Tabel 4.3 Pola kesehatan klien klien Asma dengan masalah
keperawatan defisit pengetahuan tentang manajemen asma di
Dsn. Sumberjati Daja Desa Bungbaruh Kecamatan Kadur
tahun 2020................................................................................ 32
Tabel 4.4 Hasil pengkajian pemeriksaan fisik klien Asma dengan
masalah keperawatan defisit pengetahuan tentang
manajemen asma di Dsn. Sumberjati Daja Desa Bungbaruh
Kecamatan Kadur Pamekasan
2020.......................................................................................... 33
Tabel 4.5 Analisa data klien Asma dengan masalah keperawatan defisit
pengetahuan tentang manajemen asma di Dsn. Sumberjati
Daja Desa Bungbaruh Kecamatan Kadur Pamekasan
2020.......................................................................................... 34
Tabel 4.8 Intervensi keperawatan pada klien Asma dengan masalah
keperawatan defisit pengetahuan tentang manajemen asma di
Dsn. Sumberjati Daja Desa Bungbaruh Kecamatan Kadur
Kabupaten Pamekasan 2020................................................... 36
Tabel 4.10 Evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Asma
dengan masalah defisit pengetahuan tentang manajemen
asma....................................................................................... 37

DAFTAR GAMBAR

xiii
Halaman
Gambar 3.1 Web Of Caution data Asuhan Keperawatan dengan
masalah defisit pengetahuan tentang Manajemen Asma
pada penderita asma di Desa Bungbaruh Kadur
Pamekasan ……………………………………………… 15

xiv
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization


NCHS : National Center Health Statistic
WOC : Web of Cautation
GCS : Glasgow Coma Scale
SDKI : Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia
SIKI : Standart Intervensi Keperawatan Indonesia
SLKI : Standart Luaran Keperawatan Indonesia
SAP : Satuan Acara Penyuluhan
TIU : Tujuan Intruksional Umum
TIK : Tujuan Intruksionak Khusus
SOP : Standart Operasional Prosedur

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permintaan Menjadi Partisipan


Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan
Lampiran 3 : Lembar Pengkajian Menjadi Partisipan
Lampiran 4 : Lembar Pengkajian Fokus
Lampiran 5 : Lembar Analisa Data, dan Diagnosa
Lampiran 6 : Lembar Intervensi
Lampiran 7 : Lembar Evaluasi (Follow Up)
Lampiran 8 : Lembar Implementasi
Lampiran 9 : Lembar Konsul

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asma penyakit irreversible atau penyakit yang tidak bisa sembuh maksimal,

penyakit asma terjadi pada anak-anak, dewasa, dan lansia. Penderita asma hendak

menjauhi perilaku yang mengakibatkan asma meningkat karena asma merupakan

penyakit kronis. Hampir setengah dari penderita asma di Desa Bungbaruh kadur

sebelumnya yang tidak memperhatikan tentang manajemen asma. Adapun beberapa

perilaku yang harus dijauhi oleh penderita asma diantaranya, mengurangi aktivitas

berlebihan, makan yang menimbulkan alergi, suhu lingkungan lebih tinggi. Karena

akan meningkatkan penyakit asma meningkat. Pada kenyataannya banyak penderita

asma yang suka berada dalam lingkungan yang suhunya lebih tinggi dan melakukan

aktivitas berlebihan.

World Health Organization (WHO) tahun 2016 memperkirakan 235 juta

penduduk dunia saat ini menderita penyakit asma dan kurang terdiagnosis dengan

angka kematian lebih dari 80% di negara berkembang. menurut National Center

Health Statistic (NCHS) di Amerika serikat pada tahun 2016 prevalensi asma

berdasarkan umur, jenis kelamin, dan ras berturut-turut adalah 7,4% pada dewasa,

8,6% pada anak-anak, 6,3% laki-laki, 9,0% perempuan, 7,6% ras kulit putih, dan

9,9% ras kulit hitam. Angka kejadian asma di Indonesia berdasarkan data Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 mencapai 4,5%. Survei Kesehatan Rumah

Tangga tahun 2015 mencatat 225.000 orang meninggal karena asma

1
2

sebesar 20% pada 10 tahun mendatang, jika tidak terkontrol dengan baik.

Riskesdas nasional tahun 2013 menyatakan bahwa angka kejadian asma di

Indonesia mencapai 2,7%. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menyatakan

bahwa pada tahun 2012 jumlah penderita asma yang ditemukan sebesar 3,58%

Jumlah kunjungan penderita asma di seluruh rumah sakit dan puskesmas di Kota

Pamekasan sebesar 12.456 kali di tahun 2011.

Penderita asma di Puskesmas Kadur ternyata tidak terlalu memperhatikan

tentang kesehatan yang menyebabkan asma meningkat. Ketiadaan atau kurangnya

informasi kognitif tentang manajemen asma tersebutmengakibatkan gangguan

pada kesehatan yaitu Asma. Asma dapat terjadi karena aktivitas yang berlebihan,

makanan yang besifat pedas atau makanan yang menimbulkan alergi. Jika

dibiarkan akan terjadi komplikasi karena asma merupakan penyakit kronis.

Perawat sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan harus mampu

meningkatkan kepatuhan penderita asma, usaha yang bisa dilakukan perawat

dapat dilaksanakan dengan cara usaha promotif melalui pemberian pendidikan

kesehatan, melalui promosi kesehatan serta usaha kesehatan lain yang mampu

meningkatkan kepatuhan dengan metode dan media kekinian seperti media sosial

dan lain sebagainya

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah pelaksanaan asuhan keperawatan dengan masalah defisit

pengetahuan tentang manajemen asma pada penderita asma di Puskesmas Kadur

Pamekasan.?
3

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Melaksanakan asuhan keperawatan pada penderita asma dengan masalah

keperawatan defisit pengetahuan tentang manajemen asma di Puskesmas

Kadur Pamekasan.

1.3.2 Tujuan khusus

1. melaksanakan pengkajian asuhan keperawatan pada penderita asma

dengan masalah keperawatan defisit pengetahuantentang

manajemen asma di Puskesmas Kadur Pamekasan.

2. melaksanakan diagnosis keperawatan pada penderita asma dengan

masalah keperawatan defisit pengetahuan tentang manajemen asma

di Puskesmas Kadur Pamekasan.

3. melaksanakan intervensi keperawatan pada penderita asma dengan

masalah keperawatan defisit pengetahuan tentang manajemen asma

di Puskesmas Kadur Pamekasan.

4. melaksanakan implementasi keperawatan pada penderita asma

dengan masalah keperawatan defisit pengetahuantentang

manajemen asma di Puskesmas Kadur Pamekasan.

5. melaksanakan evaluasi keperawatan pada penderita asma dengan

masalah keperawatan defisit pengetahuantentang manajemen asma

di Puskesmas Kadur Pamekasan.


4

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi masyarakat

Menambah pengetahuan masyarakat atau keluarga tentang pentingnya

pencegahan penyakit Asma di sekitar lingkungannya.

1.4.2 Bagi puskesmas

Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap penderita

dengan defisit pengetahuan dan dapat dijadikan pertimbangan dalam

memberikan pelayanan yang bermutu dan berkualitas terutama penderita

Asma.

1.4.3 Bagi profesi keperawatan

Perawat dapat mengenal masalah-masalah yang ada di lingkungan dan

perawat bisa menjadi peran terhadap defisit pengetahuan terutama pada

penderita asma.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Asma

2.1.1 Definisi

Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas

yang mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila

terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran

udara terhambat karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus, dan meningkatnya

proses radang (Almazini, 2012)

Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami

penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang

menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Asma dapat terjadi

pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi umumnya asma lebih sering

terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun dan orang dewasa pada usia sekitar

30 tahunan (Saheb, 2011)

2.1.2Anatomi Fisiologi

1. Hidung

Hidung atau naso atau  nasal merupakan saluran udara  yang pertama,

mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum

nasi). Di dalamnya terdapatbulu-bulu yang berguna untuk  menyaring  udara, 

debu,  dan  kotoran  yang  masuk  ke  dalam lubang hidung.

2. Faring

Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan

jalan makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung

5
6

dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-

organ lain adalah ke atas berhubungan dengan rongga hidung, dengan

perantaraan lubang yang bernama koana, ke depan berhubungan dengan rongga

mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium, ke bawah terdapat 2

lubang (ke depan lubang laring dan ke belakang lubang esofagus).

3. Laring

Laring atau pangkal tenggorokan merupakan saluran udara dan bertindak

sebagai pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai ketinggian

vertebra servikal dan masuk ke dalam trakhea di bawahnya. Pangkal

tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorokan yang biasanya

disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang  rawan  yang  berfungsi  pada 

waktu  kita  menelan  makanan menutupi laring.

4. Trakea

Trakea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk

oleh 16 sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk

seperti kuku kuda (huruf) sebelah dalam diliputi  oleh  selaput  lendir  yang 

berbulu  getar    yang  disebut  sel bersilia, hanya bergerak ke arah luar.

Panjang trakea 9 sampai 11 cm dan di belakang terdiri dari jarigan ikat yang

dilapisi oleh otot polos.

5. Bronkus

Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah

yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V, mempunyai struktur

serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus itu

berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampuk paru-paru.Bronkus kanan


7

lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin,

mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang

kanan, terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang.Bronkus bercabang-

cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus (bronkioli). Pada bronkioli

tidak   terdapat   cincin   lagi,   dan   pada   ujung   bronkioli   terdapat

gelembung paru atau gelembung hawa atau alveoli.

6. Paru-paru

Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari

gelembung (gelembung hawa atau alveoli).Gelembug alveoli ini terdiri dari

sel-sel epitel dan endotel.Jika dibentangkan luas permukaannya kurang lebih

90 m². Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2  masuk ke dalam darah dan

CO2  dikeluarkan dari darah. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih

700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan) Paru-paru dibagi dua yaitu paru-

paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belahan paru), lobus pulmo dekstra superior,

lobus media, dan lobus inferior.Tiap lobus tersusun oleh lobulus.Paru-paru kiri,

terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior.Tiap-tiap lobus

terdiri dari belahan yang kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai 10

segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, dan 5 buah segmen pada

inferior. Paru-paru kanan mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada

lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3 buah segmen pada

lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan

yang bernama lobulus. Di antara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi

oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dan tiap

lobulus terdapat sebuah bronkiolus. Di dalam lobulus, bronkiolus ini  


8

bercabang-cabang   banyak   sekali,   cabang   ini   disebut   duktus alveolus.  

Tiap   duktus   alveolus   berakhir   pada   alveolus   yang diameternya antara

0,2-0,3 mm.Letak paru-paru di rongga dada datarannya menghadap ke tengah

rongga dada atau kavum mediastinum. Pada bagian tengah terdapat tampuk

paru-paru atau hilus. Pada mediastinumdepanterletakjantung.Paru-paru 

dibungkus  oleh  selaput  yang  bernama  pleura. Pleura dibagi menjadi 2 yaitu,

yang pertama pleura visceral (selaput dada  pembungkus)  yaitu  selaput  paru 

yang  langsung  membungkus paru-paru. Kedua pleura parietal yaitu selaput

yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara keadaan normal, kavum pleura

ini vakum (hampa) sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga

terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaanya

(pleura), menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu

ada gerakan bernapas.

2.1.3 Etiologi

Ada beberapa hal yang merupakan faktor timbulnya serangan asma.

1. Adapun rangsangan atau faktor pencetus yang sering menimbulkan

Asma.

1) Faktor ekstrinsik (alergik)

Reaksi alergik yang disebabkan oleh alergen atau alergen yang

dikenalseperti debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang.

2) Faktor intrinsik (non-alergik)

Tidak berhubungan dengan alergen, seperti common cold, infeksi

traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat

mencetuskan serangan.
9

3) Asma gabungan

Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik

dari bentuk alergik dan non-alergik (Smeltzer & Bare, 2008)

2. Ada dua faktor yang menjadi pencetus asma:

1) Pemicu Asma (Trigger)

Pemicu asma mengakibatkan mengencang atau menyempitnya saluran

pernapasan (bronkokonstriksi). Pemicu tidak menyebabkan peradangan.

Trigger dianggap menyebabkan gangguan pernapasan akut, yang belum

berarti asma, tetapi bisa menjurus menjadi asma jenis intrinsik. Gejala-

gejala dan bronkokonstriksi yang diakibatkan oleh pemicu cenderung

timbul seketika, berlangsung dalam waktu pendek dan relatif mudah

diatasi dalam waktu singkat. Namun, saluran pernapasan akan bereaksi

lebih cepat terhadap pemicu, apabila sudah ada, atau sudah terjadi

peradangan. Umumnya pemicu yang mengakibatkan bronkokonstriksi

adalah perubahan cuaca, suhu udara, polusi udara, asap rokok, infeksi

saluran pernapasan, gangguan emosi, dan olahraga yang berlebihan.

2) Penyebab Asma (Inducer)

Penyebab asma dapat menyebabkan peradangan (inflamasi) dan

sekaligus hiperresponsivitas (respon yang berlebihan) dari saluran

pernapasan. Inducer dianggap sebagai penyebab asma yang

sesungguhnya atau asma jenis ekstrinsik. Penyebab asma dapat

menimbulkan gejala-gejala yang umumnya berlangsung lebih lama

(kronis), dan lebih sulit diatasi. Umumnya penyebab asma adalah

alergen, yang tampil dalam bentuk ingestan (alergen yang masuk  ke


10

tubuh melalui mulut), inhalan (alergen yang dihirup masuk tubuh

melalui hidung atau mulut), dan alergen yang didapat melalui kontak

dengan kulit (Ward et al, 2008).

3. Sedangkan Levy et al (2009) tidak membagi pencetus asma secara

spesifik. Secara umum pemicu asma adalah:

1) Faktor Predisposisi

(1)Genetik

Bakat alergi merupakan hal yang diturunkan dari faktor genetik,

meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya dengan

jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai

keluarga dekat juga menderita penyakit alergi.Adanya bakat alergi

ini menyebabkan penderita sangat mudah terkena penyakit asma

bronkial jika terpapar dengan faktor pencetus.Selain itu

hipersentivisitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.

2) Faktor presipitasi

(1)Alergen

Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Inhalan yang masuk melalui saluran pernapasan, seperti : debu,

bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.

b. Ingestan yang masuk melalui mulut, seperti: makanan dan obat-

obatan.

c. Kontaktan yang masuk melalui kontak dengan kulit, seperti:

perhiasan, logam dan jam tangan.


11

(2) Perubahan cuaca.

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering

mempengaruhi asma.Atmosfer yang mendadak dingin merupakan

faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan

asma berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim

kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin

serbuk bunga dan debu.

(3) Stres

Stres atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,

selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.

Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati, penderita

asma yang mengalami stres/gangguan emosi perlu diberi nasihat

untuk menyelesaikan masalah pribadinya karena jika stresnya

belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.

(4) Lingkungan kerja.

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan

asma.Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja.Misalnya orang

yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes,

polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.

(5) Olah raga atau aktivitas jasmani yang berat.

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika

melakukan aktivitas jasmani atau olah raga yang berat. Lari cepat

paling mudah menimbulkan serangan asma.Serangan asma karena

aktivitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.


12

(6) Gangguan pada sinus

Hampir 30% kasus asma disebabkan oleh gangguan pada sinus,

misalnya rhinitis alergik dan polip pada hidung. Kedua gangguan

ini menyebabkan inflamasi membran mukus.

2.1.4 Tanda dan Gejala

Gejala asma yang klasik terdiri atas batuk, sesak dan mengie (wheezing)

dan sebagian penderita disertai nyeri dada). Gejala-gejala tersebut tidak selalu

terdapat bersama-sama, sehingga ada beberapa tingkat penderita asma sebagai

berikut:

1.Tingkat I penderita asma secara klinis normal. Gejala asma timbul bila ada

faktor pencetus.

2.Tingkat II penderita asma tanpa keluhan dan tanpa kelainan pada pemeriksaan

fisik tetapi fungsi paru menunjukan tanda-tanda obstruksi jalan nafas.

3.Tingkat III penderita asma tanpa golongan tetapi pada pemeriksaan fisik

maupun fungsi paru menunjukan obstruksi jalan nafas.

Misal: 1. Tingkat II dijumpai setelah sembuh dari serangan asma.

2. Tingkat III penderita sembuh tetapi tidak menemukan pengobatannya.

3. Tingkat IV penderita asma yang paling sering dijumpai mengeluh sesak

nafas, batuk dan nafas berbunyi.

Pada pemeriksaan fisik maupun spirometri akan ditemukan obstruksi jalan

nafas. Pada serangan asma yang berat gejala yang timbul antara lain:

1.Kompresi otot-otot bantu pernafasan terutama otot sterna.

2.Sianosis

3. Silent chest
13

4. Gangguan kesadaran

5. Penderita tampak letih, hiperinflasi dada

6. Takikardi

4. Tingkat V status asmatikus yaitu serangan asma akut yang berat bersifat

refrater sementara terhadap pengobatan yang langsung dipakai:

1. Tes kulit (tuberculin dan alergen)

Tes kulit (+) reaksi lebih hebat, mengidentifikasi alergi yang spesifik.

2. Rontgen: foto thorax menunjukan hiperinflasi dan pernafasan

diafragma.

3. Pemeriksaan sputum: Dapat jernih atau berbusa (alergi)

      1) Dapat kental dan putih (non alergi)

2) Dapat berserat (non alergi)

4. Pemeriksaan darah:

1) Eusinofilia (kenaikan badan eusinofil)

   2) Peningkatan kadar IgE pada asma alergi

   3) AGD à hipoxi (serangan akut)

2.1.5 Penatalaksanaan

Ada lima kategori pengobatan yaitu:

1. Abenis (Beta)

Medikasi awal untuk mendilatasi otot-otot polos bronchial, meningkatkan

gerakan siliarism, menurunkan mediator kimiawi anafilaktik dan

menguatkan efek bronkodilatasi dari kortikosteroid.

Contoh: Epinenin, Abuterol, Meraproterenol

2. Methil Santik
14

Mempunyai efek bronkodilator, merileksasikan otot-otot polos bronkus,

meningkatkan gerakan mukus, dan meningkatkan kontraksi diafragma.

Contoh: Aminofilin, Theofilin

3. Anti Cholinergik

Diberikan melalui inhalasi bermanfaat terhadap asmatik yang bukan

kandidat untuk antibodi b dan methil santin karena penyakit jantung.

Contoh: Atrofin

4. Kortikosteroid

Diberikan secara IV, oral dan inhalasi. Mekanisme kerjanya untuk

mengurangi inflamasi dan bronkokonstriktor.

Contoh: hidrokortison, prednison dan deksametason

5. Inhibitor Sel Mast

Contoh: natrium bromosin adalah bagian integral dari pengobatan asma

yang berfungsi mencegah pelepasan mediator kimiawi anafilaktik.

2.1.6 Komplikasi

1.      Pneumothorax

2.      Pneumomediastinum dan emfisema subcutis

3.      Atelektasis

4.      Asper gilosis bronkopulmoner

5.      Alergi

6.      Gagal nafas

7.      Bronchitus

8.      Fraktur iga.
15

2.2 WOC ( Web of Cautation )/ PathWay

2.2.1 WOC ( Web of Cautation )/ PathWay

1.Kondisi klinis yang baru


dihadapi oleh klien.
2.Penyakit akut.
3.Penyakit kronis.

1.Keteratasan kognitif
2.Gangguan fungsi kognitif
3.Kekeliruan mengikuti
anjuran
4.Kurang terpapar informasi
5.Kurang minat belajar
6.Kurang mampu mengingat
7.Ketidaktahuan
menemukan sumber
informasi.

2.Gejala minor
1.Gejala mayor:
Subjektif :
Subjektif :
Menanyakan masalah Tidak tersedia
yang dihadapi Objektif :
Objektif: 1)Menjalani
1)Menunjukkan pemeriksaan yang tidak
perilaku tidak sesuai tepat
anjuran 2)Menunjukkan
2)Menunjukkan
perilaku berlebihan
persepsi yang keliru
terhadap masalah. (mis. apatis,
bermusuhan, agitasi,
histeria)

Defisit
Pengetahuan

Gambar 3.1 Web Of Coutioin Asuhan Keperawatan dengan masalah defisit


pengetahuan tentang manajemen asma pada penderita asma di Desa
Bungbaruh Kadur Pamekasan
16

2.2.2 Deskripsi WOC

Kondisi klinis yang terkait dengan defisit pengetahuan ada 3 yaitu kondisi

klinis yang baru dihadapi oleh klien, penyakit akut dan penyakit kronis. Dari

kondisi klinis tersebut akan memunculkan beberapa penyebab seperti keteratasan

kognitif, gangguan fungsi kognitif, kekeliruan mengikuti anjuran, kurang terpapar

informasi, kurang minat belajar, kurang mampu mengingat dan ketidaktahuan

menemukan sumber informasi. Penyebab tersebut muncul karena adanya gejala

mayor dan minor. Setelah timbul gejala mayor dan minor maka akan timbullah

sebuah diagnosa defisit pengetahuan .


17

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan

Konsep asuhan keperawatan merupakan sususnan konsep yang disusun

sesuai dengan proses keperawatan meliputi aspek pengkajia, analisa data dan

diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan serta

evaluasi keperawatan.

2.3.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah pengumpulan dan analisi informasi secara

sistematis dan berkelanjutan mengenai klien. Pengkajian dimulai dengan

mengumpulakan data dan menempatkan data ke dalam format yang terorganisir

(Rosdahl, 2014). Pengkajian dalam studi kasus ini meliputi data umum dan data

fokus pengkajian. Proses pengkajian yang dilakukan disesuaikan dengan datar

data yang sesuai dengan buku Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI).

1. Pengkajian fokus

Pengkajian fokus dalam studi kasus ini meliputi fokus pengkajian terkait

dengan sasaran sesuai dengan buku Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia

(SDKI)

1) Pengkajian penyebab

Pengkajian faktor penyebab dalam studi kasus ini merupakan kumpulan

kemungkinan faktor yang menjadi penyebab munculnya masalah

keperawatan yaitu:

(1) Keteratasan kognitif, keteratasan kognitif merupakan keadaan dimana

seseorang mengalami kekurangan informasi tentang penyakit yang

dideritanya.
18

(2) Gangguan fungsi kognitif, gangguan fungsi kognitif merupakan suatu

keadaan dimana otak manusia tidak dapat mengingat sesuatu

informasi yang ada

(3) Kekeliruan mengikuti anjuran, kekeliruan mengikuti anjuran

merupakan persepsi orang dalam mempercayai hal-hal yang tidak

pernah diketahui benar dan tidaknya tentang penyebab penyakit.

(4) Kurang terpapar informasi, kurang terpapar informasi merupakan

kurangnya untuk mengetahui segala informasi yang menyebabkan

ketidakpahaman dalam pencegahan dan penanganan suatu penyakit

(5) Kurang minat dalam belajar, kurang minat dalam belajar merupakan

kurang menariknya terhadap tata cara pembelajaran yang harus

diketahui dalam proses terjadinya penyakit.

(6) Kurang mampu mengingat, kurang mampu mengingat merupakan

menurunnya fungsi ingatan yang disebabkan karena faktor usia, gaya

hidup dan kebiasaan yang tidak sehat.

(7) Ketidaktahuan menemukan sumber informasi, ketidaktahuan

menemukan sumber informasi merupakan tidak adanya

pemberitahuan tentang dari mana informasi tersebut muncul dan

tidak diketahui sumbernya.

2) Pengkajian data mayor

Pengkajian data mayor merupakan unsur data yang harus terpenuhi dalam

penegakan diagnose keperawatan, jumlah data mayor harus terpenuhi lebih

dari 80% untuk menegakkan diagnose keperawatan. Data mayor sesuai

dengan masalah keperawatan dalam studi kasus ini yaitu sebagai berikut:
19

(1)Data Subjektif: Menanyakan masalah yang dihadapi merupakan

pertanyaan yang dilontakan kepada penderita tentang bagaimana

perasaannya ketika sedang ada masalah

(2) Data Objektif:

((1)) Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran merupakan perilaku

yang ditunjukkan oleh penderita tentang hal yang salah yang tidak

sesuai dengan anjuran yang sudah ditetapkan.

((2)) Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah merupakan

perilaku yang ditunjukkan tentang persepsi penderita terhadap sesuatu

yang salah itu adalah benar baginya.

3) Pengkajian data minor

Pengkajian data minor merupakan unsur data yang boleh terpenuhi dalam

penegakan diagnosa keperawatan, jumlah data minor tidak mutlak harus

terpenuhi 100% untuk menegakkan diagnosa keperawatan. Data minor

sesuai dengan masalah keperawatan dalam studi kasus ini yaitu sebagai

berikut:

(1) Data subjektif: tidak tersedia

(2) Data objektif:

a. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat merupakan perilaku yang

penderita lakukan dalam hal menjalani pemeriksaan penyakit dengan

salah dan bukan saran dari tenaga medis.

b. Menunjukkan perilaku yang berlebihan (mis.apatis, bermusuhan,

agitasi, histeria) merupakan perilaku yang ditunjukkan berdarkan

emosi penderita baik dalam hal positif maupun dalam hal negatif.
20

4) Pengkajian keadaan klinis terkait

Pengkajian klinis terkait merupakan kumpulan keadaan yang bisa

berhubungan atau terkaitan langsung maupun tidak langsung dengan

masalah keperawatan dalam studi kasus ini, keadaan klinis terkait meliputi:

(1) Kondisi klinis yang baru dihadapi klien merupakan kondisi di mana

penderita baru mengalaminya dalam keadaan masih cemas dan khawatir

terhadap penyakitnya.

(2) Penyakit akut merupakan suatu penyakit yang dialami oleh penderita

kurang dari 6 bulan.

(3) Penyakit kronis merupakan suatu penyakit yang dialami oleh penderita

yang terjadi lebih dari 6 bulan.

2.3.2 Analisa data dan diagnosa keperawatan

1. Analisa data

Analisa data merupakan metode yang dilakukan perawat untuk mengkaitkan

data klien serta menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip

yang relevan keperawatan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan

masalah kesehatan pasien dan keperawatan pasien (Setiawan, 2012). Sesuai

dengan hasil pengkajian pengkajian, maka analisa data dalam studi kasus ini

disusun sebagai berikut:


21

Tabel 2.2 Analisa data asuhan keperawatan dengan masalah defisit pengetahuan

tentang manajemn asma pada penderita asma di Desa Bungbaruh

Kadur Pamekasan.

No Data Problem Etiologi


1. Data mayor Defisit pengetahuan 1. Keteratasan
kognitif
Data subjektif: 2. Gangguan
Menanyakan fungsi kognitif
masalah yang dihad
api
Data objektif: 3. Kurang
a.Menunjukkan terpapar
perilaku tidak informasi
sesuai anjuran 4. Kurang minat
b.Menunjukkan dalam belajar
persepsi yang
keliru terhadap
masalah
2. Data minor: 5. Kurang
mampu
mengingat
Data subjektif: 6. Ketidaktahuan
- menemukan
sumber
informasi
Data objektif:
a.Menjalani
pemeriksaan yang
tidak tepat
b.Menunjukkan
perilaku berlebihan

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan adalah langkah kedua dari proses

keperawatan yang menggambarkan penilaian klinis tentang respon individu,

keluarga, kelompok maupun masyarakat terhadap permasalahan kesehatan baik

aktual maupun potensial (Sumijatun, 2014). Diagnosa keperawatan dalam studi


22

kasus ini disesuaikan dengan hasil pengkajian dan analisa data. Penulisan

diagnosa keperawatan disesuaikan dengan pedoman atau panduan dalam

penulisan Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) yaitu sebagai

berikut:

Defisit pengetahuan b/dkurang terpapar informasi d/d :

1) Data mayor :

(1) Data Subjektif: Menanyakanmasalah yangdihadapi.

(2) Data Objektif:

a. Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran.

b. Menunjukkan persepsi yang keliru terhadapmasalah.

2.3.3 Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan suatu proses di dalam pemecahan

masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan

dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari

semua tindakan keperawatan (Dermawan, 2012).

1. Intervensi utama

Intervensi utama dalam studi kasus ini meliputi:

1)Edukasi kesehatan

Edukasi kesehatan memiliki sebagai berikut:

(1)Observasi

a. monitor frekuensi dan kedalaman napas

b. Monitor tanda dan gejala hipoksia (mis. Gelisah,agitasi, penurunan

kesadaran)

c. Monitor bunyi napas tambahan


23

(2)Terapeutik

a. Berikan posisi semi fowler 30-45

b. Pasang oksimetri nadi

c. Lakukan penghisapan lendir, jika perlu

d.Berikan oksigen 6-15 L via sunggup untuk mempertahankan

SpO2:>90%

(3)Edukasi

a. Anjurkan meminimalkan ansietas yang dapat meningkatkan kebutuhan

oksigen

b. Anjurkan bernapas lambat dan dalam

c. Ajarkan mengidentifikasi dan menghindari pemicu (mis. Debu, bulu

hewan, serbuk bunga, asap rokok, poutan udara, suhu lingkungan

ekstrem, alergi makanan)

(4) Kolaborasi

a. Kolaborasi pemberian bronkodilator sesuai indikasi

b. Kolaborasi pemberian obat tambahan jika tidak ada respon dengan

bronkodilator

2.3.4 Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan pengelolaan dan perwujudan dari

rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

(Setiadi 2012). Proses implementasi ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :

1.Tahap persiapan: memahami terlebih dahulu efek samping dan komplikasi yang

akan muncul pada saat dilakukan tindakan.


24

2.Tahap pelaksaan: menginformasikan pada klien tentang tindakan yang akan

diberikan oleh perawat

3.Tahap terminasi: lakukan pendokumentasian dan tinjau kembali kemajuan klien

setelah diberikan tindakan.

2.3.5 Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk

menilai tindakan yang telah dilakukan sudah tercapai atau tidak untuk mengatasi

masalah (Meirisa, 2013). Evaluasi dalam studi kasus ini meliputi evaluasi sesuai

dengan buku Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Evaluasi dalam

studi kasus ini ditulis sebagai berikut:

Tabel 2.3 Evaluasi keperawatan dan kriteria hasil dengan masalah defisit

pengetahuan tentang manajemen asma

Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat

Perilaku sesuai anjuran 1 2 3 4 5

Verbalisasi minat dalam 1 2 3 4 5


belajar

Kemampuan menjelaskan
pengetahuan tentang 1 2 3 4 5
suatu topik.

Kemampuan menggambarkan
pengalaman sebelumnya 1 2 3 4 5
yang sesuai dengan topik.

Perilaku sesuai dengan 1 2 3 4 5


pengetahuan.
25

Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun

Pertanyaan tentang masalah 1 2 3 4 5


yang dihadapi

Persepsi yang keliru 1 2 3 4 5


terhadap masalah

Menjalani pemeriksaan yang 1 2 3 4 5


tidak tepat.

Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik

Perilaku 1 2 3 4 5
BAB 3

KONSEP DASAR

3.1 Desain/ Rancangan

Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam

perencanaan penelitian yang bertujuan untuk membangun strategi yang

menghasilkan blurprint atau model penelitian (Moleong, 2015). Di dalam

penelitian ini peniliti menggunakan desain penelitian studi kasus dengan

pendekatan asuhan keperawatan yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan data

yang dimulai dari pengkajian, menentukan diagnosis, melakukan perencanaan,

melaksanakan tindakan dan melakukan evaluasi asuhan keperawatan dengan

masalah defisit pengetahuan tentang manajemen asma pada penderita Asma di

Puskesmas Kadur Pamekasan.

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan

asuhan keperawatan dengan tujuan untuk mengeksplorasi masalah asuhan

keperawatan pada penderita Asma. Pendekatan asuhan keperawatan meliputi

pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan, melakukan tindakan dan

melakukan evaluasi.

3.2 Tempat dan Waktu pelaksanaan

Studi kasus dalam penelitian ini akan dilaksanakan di Dsn Sumberjati Daja

Desa Bungbaruh Kadur Pamekasan pada bulan Juni 2020.

3.3 Subjek

Penelitian asuhan keperawatan ini diberikan pada penderita asma dengan

masalah keperawatan defisit pengetahuan tentang manajemen asma. Peneliti tidak

26
membatasi umur dan tidak menentuakan jenis kelamin yang akan diteliti, serta

peneliti tidak melakukan asuhan keperawatan dengan cara memaksa klien.

3.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah kegiatan penelitian dengan cara mengumpulkan

data untuk memperkuat hasil dari sebuah penelitian. Pengumpulan data dilakukan

selama dua minggu pada pagi hari kecuali hari minggu dan hari libur. Peneliti

melakukan pengumpulan data dengan cara:

1. Wawancara

Metode pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara kepada klien

secara langsung. Melalui wawancara inilah peneliti menggali data, informasi,

dan kerangka keterangan dari subjek penelitian ( Lexy, 2016).

2. Observasi

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengamati suatu

fenomena yang ada dan terjadi (Usman, 2015).

3. Pemeriksaan fisik

Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik pada

klien yang mengalami gangguan untuk mengetahui apakah ada perubahan pada

anggota badan setelah dilakukan pengkajian.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan setiap hari setelah melakukan asuhan keperawatan

pada penderita dan dilakukan dengan menggunakan format pengkajian

keperawatan medikal bedah.

27
28

3.5 Analisa Data

3.5.1 Analisa data

Analisa data dilakukan sejak peneliti melakukan penelitian. Dilakukan

mulai awal pengkajian dan dilakukan pendokumentasian pada setiap hari untuk

mengetahui perkembangan dari penderita. Teknik analisis data yang dipakai oleh

peneliti adalah dengan cara pengumpulan data dengan wawancara dan observasi

pada klien. Urutan dari analisis data adalah :

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, serta

pendokumentasian. Hasil ditulis dalam buku catatan terstruktur. Pengumpulan

data diperoleh dengan cara melakukan pengkajian setelah itu menetapkan

diagnosis keperawatan yang muncul, melakukan perencanaan untuk mengatasi

masalah yang muncul, melakukan tindakan serta melakukan evaluasi disetiap

tindakan.

2. Mengolah Data

Data-data yang sudah terkumpul kemudian diklasifikasikan menjadi data

subjektif dan data objektif berdasarkan data yang diperoleh dilapangan. Data

subjektif yaitu data yang diperoleh dari pernyataan klien di Puskesmas Kadur

Pamekasan, sedangkan data objektif didapat dari observasi kepada klien

kemudian dibandingkan antara klien yang satu dengan klien yang satunya.

3. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dengan cara penggunaan tabel, gambar dan bentuk

naratif. Nama klien berupa inisial untuk menjaga privasi dari klien.
29

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data asma dimaksudkan untuk menguji kualitas data

informasi yang diperoleh sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi.

Disamping itu integritas penulis (karena penulis menjadi instrument utama).

3.7 Etik

Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan izin

kepada kepala Puskesmas Kadur Pamekasan untuk mendapatkan persetujuan.

Kemudian dilakukan penelitian dengan menekankan pada masalah etik yang

meliputi:

1. Approval (persetujuan)

Tujuannya adalah subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta

dampak yang diteliti selam pengumpulan data.

2. Autonomy(tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner yang diisi oleh

responden.

3. Confidentialy(kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden akan dijamin aman

oleh peneliti.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pelaksanaan AsuhanKeperawatan

Bab ini mendeskripsikan hasil pelaksanaan studi kasus

asuhan keperawatan pada penderita asma dengan masalah

keperawatan defisit pengetahuan tentang manajemen asma pada

Tn.k di Dsn. Sumberjati Daja Desa Bungbaruh, Kecamatan Kadur

Kabupaten Pamekasan. Asuhan Keperawatan klien dilakukan hanya

pada satu pasien mulai tanggal 20 Juni 2020 s.d 21 juni 2020

dengan menggunakan proses keperawatan yaitu pengkajian, analisa

data dan perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan, sertaevaluasi.

4.1.1 Gambaran lokasi studi kasus

Studi kasus ini dilakukan di keluarga Tn.k Dsn. Sumberjati

Daja Desa Bungbaruh, Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan,

Jawa Timur 69000. Studi kasus ini bertempat di rumah permanen

milik sendiri keluargaTn.k.Rumah keluargaTn.k bertempat di Dusun

Sumberjati Daja Desa Bungbaruh Kecamatan Kadur, di kecamatan ini

terdapat 1 Puskesmas dan 1 Puskesmas Pembantu, dari hasil

wawancara diketahui bahwa sudah terdapat kader kesehatan di Desa

Bungbaruh tersebut, dalam 1 Rumah, terdapat 1 KK dengan Tn k

sebagai kepala keluarga. Jumlah seluruh anggota keluarga sebanyak 7

orang terdiri dari isteri dan anak Tn.k. Di rumah keluarga Tn.k

30
31

memiliki ventilasi yang cukup mendapatkan sinar matahari serta

menggunakan sumur sebagai sumber air. Jarak antara rumah Tn.k

dengan tetangga rata2 sejarak 1- 20 meter.

4.1.2 Hasil pengkajian

1. Identitas klien

Tabel 4.1 Identitas klien Asma dengan masalah keperawatan defisit


pengetahuan tentang manajemen asma di Dsn. Sumberjati
Daja Desa Bungbaruh Kecamatan Kadur Kabupaten
Pamekasan 2020.

Identitas Klien
Nama Tn. K
Usia 52 Tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku/Bangsa Madura
Agama Islam
Pekerjaan Tani
Alamat Bungbaruh Kadur
Tanggal Pengkajian 20 juni 2020
No. KK 35380xxxxxxxxxx
Diagnosa Medis Asma

Tabel4.1 menjelaskan bahwa Tn.k berusia 52 tahun dan

merupakan petani serta tidak memiliki riwayat penyakit lain selain

Asma. Saat ini Tn.K tidak mengetahui tentang manajemen asma dan

saat pengkajian klien selalu menyediakan obat nyamuk di tempat tidurnya


32

2. Riwayat kesehatan

Tabel 4.2 Riwayat kesehatan Asma dengan masalah keperawatan


defisit pengetahuan tentang manajemen asma di Dsn.
Sumberjati Daja Desa Bungbaruh Kecamatan Kadur
tahun2020.
Riwayat kesehatan Klien
Keluhan utama Klien sering bertanya

Riwayat kesehatan Klien mengatakan masih bingung dan tidak paham cara
sekarang untuk mencegah asma agar tidak kambuh kembali dan
klien kebiasaan menghirup asap karena klien selalu
menghidupkan obat nyamuk ketika mau tidur yang
menyebabkan asma klien sering kambuh
Riwayat penyakit Klien mempunyai riwayat penyakit asma sejak 4 tahun
dahulu yang lalu namun klien tidak mengetahui tentang
manajemen asma

Riwayat kesehatan Tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki penyakit
Keluarga yang sama dengan klien
Riwayat kesehatan Klien tinggal di lingkungan pedesaaan yang secara umum
lingkungan baik, rumah tempat tinggal klien bersih dan cahaya masuk
dengan baik.
Tabel 4.2 hasil pengkajian menunjukkan bahwa riwayat

kesehatan ada resiko keterkaitan dengan faktor pengetahuan klien.

3. Pola kesehatan

Tabel 4.3 Pola kesehatan klien Asma dengan masalah keperawatan


defisit pengetahuan tentang manajemen asma di Dsn.
Sumberjati Daja Desa Bungbaruh Kecamatan Kadur
tahun2020.
Pola Kesehatan Klien
Persepsi dan Sebelum pengkajian: klien mengataan ketika sedang
tatalaksana hidup bekerja sambil merokok dan menghabiskan rokok 2
sehat pack dalam sehari semalam.

Saatpengkajian: klien mengatakan bahwa sejak


mengalami penyakit sudah berhenti merokok namun
masih tetap bekerja

Nutrisi dan Sebelum pengkajian: klien makan 3x dalam sehari,


metabolism tidak ada masalah pada sistem pencernaan klien.
Dalam beberapa keadaan klien mungkin telat makan.
Saat pengkajian: makan seperti biasa, tidak ada
perubahan dari sebelumnya. Hanya saja klien suka
33

makanan yang berlemak.


Persepsi dan konsep Sebelum pengkajian: klien mengatakan dirinya adalah
diri orang yang sehat

Saat pengkajian: klien mengatakan bahwa mencangkul


adalah aktifitas sehari-hari.
Penanggulangan Sebelum pengkajian: klien mengatakan bahwa selama
stress ini jika ia merasa stress ia akan pergi berkumpul dengan
teman- temannya di warung kopi
Saat pengkajian: jika merasa ada kendala atau masalah
dalam kondisinya klien hanya bercerita kepada
keluarganya saja.

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa klien hanya menanyakan

masalah terkait dengan penyakitnya pada keluarga terdekatnya saja

dan pengetahuan klien tetang manajemen asma sangat kurang.

4. Pemeriksaan fisik (sesuai format pengkajian diagnosa SDKI)

Tabel 4.4 Hasil pengkajian pemeriksaan fisik klien Asma dengan


masalah keperawatan defisit pengetahuan tentang
manajemen asma di Dsn. Sumberjati Daja Desa
Bungbaruh Kecamatan Kadur tahun2020.
Data Hasil
Status kesehatan umum
Keadaan umum Cukup
Kesadaran (GCS) Komposmentis
Tekanan darah (4,5,6) 130/90
Nadi mmHg
RR 98 x/menit
Suhu 22 x /menit
36,1°C
Data subjektif Menanyakan masalah yang dihadapi:
Klien mengatakan masih bingung dan
tidak paham cara mencegah asma
meningkat
Data Objektif Data mayor:
Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap
masalah:
Klien membiasan diri ketika menjelang tidur
rutin menyalakan obat nyamuk
Data Minor
Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
Klien tidak melakukan pemeriksaan
kesehatan jika tidak timbul gejala.
34

Kondisi klinis terkait Penyakit kronis

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa klien tidak memiliki masalah

lain namun klien tidak mengetahui penyebab terjadinya masalah

4.1.3 Analisadata

Tabel 4.5 Analisa data klien Asma dengan masalah keperawatan


defisit pengetahuan tentang manajemen asma di Dsn.
Sumberjati Daja Desa Bungbaruh Kecamatan Kadur
Kabupaten Pamekasan 2020.
Data Etiologi Problem
Ds. Klien mengatakan masih Asma Defisit
bingun dan tidak paham (penyakit akut) pengetahuan
cara untuk mencegah tentang manajemen
asma agar tidak kambuh asma
kembali Kurang terpapar
informasi
Do:
Data mayor:
Menunjukkan persepsi yang Menanyakan
keliru terhadap masalah: masalah yang
Klien membiasan diri ketika dihadapi
menjelang tidur rutin
menyalakan obat nyamuk
Data minor: Menunjukkan
Menjalani pemeriksaan persepsi yang keliru
yang tidak tepat: terhadap masalah
Klien tidak melakukan
pemeriksaan kesehatan jika
tidak timbul gejala.

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa diagnosa keperawatan yang muncul

adalah defisit pengetahuan tentang manajemen asma.


4.1.4 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan dalam studi kasus ini adalah defisit

pengetahuan tentang manajemen asma, berhubungan dengan kurang

terpapar informasi serta ditandai dengan Klien mengatakan masih

bingun dan tidak paham cara untuk mencegah asma agar tidak

kambuh kembali Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap

masalah:Klien membiasan diri ketika menjelang tidur rutin

menyalakan obat nyamuk


4.1.5 Intervensi

Tabel 4.8 Intervensi keperawatan pada klien Asma dengan masalah


keperawatan defisit pengetahuan tentang manajemen
asma di Dsn. Sumberjati Daja Desa Bungbaruh
Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan 2020.
Diagnosa Tujuan dan
Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
Defisit pengetahuan Setelah Observasi
tentang manajemen dilaksanakassn 1. identifikasi kesiapan dan
asma berhubungan asuhan kemampuan menerima
dengan kurang keperawatan informasi
terpapar informasi 3x2jam diharapkan 2. Identifikasi faktor-faktor yang
1. Perilaku sesuai dapat meningkatkan dan
dengan menurunkan motivasi
pengetahuan perilaku hidup bersih dan
Meningkat sehat.
2. Persepsi yang Terapeutik
keliru terhadap 1. sediakan materi dan dan
masalah media pendidikan kesehatan
menurun 2. jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
1. jelaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pemilihan intervensi keperawatan

berdasarkan SIKI PPNI.


4.1.6 Implementasi

Tabel 4.9 Implementasi Keperawatan pada klien Asma dengan


masalah keperawatan defisit pengetahuan tentang
manajemen asma di Dsn. Sumberjati Daja Desa
Bungbaruh Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan
2020.
Hari 1. Sabtu 20 Juni 2020
No Jam Implementasi keperawatan
1. 09.00 Memastikan terlebih dahulu kesiapan klien
untuk menerima informasi
2. 10.00 Menyiapkan materi yang sudah dibuat berupa
leflet
3. 10.45 Memberikan penyuluhan tentang cara
mencegah asma meningkat seperti menjaga
lingkungan bersih dan sehat
4. 11.00 Memberikan kesempatan kepada klien untuk
bertanya jika ada yang belum dipahami
tentang penjelasan perawat
Evaluasi Masalah belum teratasi
Hari 2. Minggu 21 Juni 2020
1. 09.00 Memastikan terlebih dahulu kesiapan klien
untuk menerima informasi
2. 10.00 Mengulang kembali untuk memberikan
penjelasan tentang cara mencegah asma
meningkat
3. 10.30 Memberikan kesempatan kepadan klien
untuk bertanya jika ada yang belum
dipahami tentang penjelasan perawat
4. 11.00 Menyarankan kepada klien untuk
membiasakan mengubah gaya hidupnya
Evaluasi Masalah belum teratasi
Hari 3. Senin 22 Juni 2020
1. 09.00 Mengulang kembali untuk memberikan
penjelasan tentang cara mencegah asma
meningkat
2. 09.30 Menyarankan kepada klien untuk
membiasakan diri mengubah gaya hidupnya.
Evaluasi Masalah teratasi
4.1.7 Evaluasi

Tabel 4.10 Evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Asma


dengan masalah defisit pengetahuan tentang manajemen
asma

Minggu 21 Juni 2020


Diagnosa Data Assesment Planing
Defisit S: Klien mengatakan A: masalah P: lanjutkan
pengetahuan masih binung belum intervensi
tentang dan tidak paham teratasi
manajemen asma cara untuk
berhubungan mencegah asma
dengan kurang meningkat
terpapar O: Klien membiasan
informasi diri ketika
menjelang tidur
rutin menyalakan
obat nyamuk

Senin 22 Juni 2020


Diagnosa Data Assesment Planing
Defisit S: klien mengatakan A: masalah P: lanjutkan
pengetahuan tidak binung dan belum intervensi
tentang mulai paham cara teratasi
manajemen asma untuk mencegah
berhubungan asma meningkat
dengan kurang O: Klien mengurangi
terpapar membiasan diri
informasi ketika menjelang
tidur menyalakan
obat nyamuk

Selasa 23 Juni 2020

Diagnosa Data Assesment Planing


Defisit S: klien mengatakan A: masalah P: pertahankan
pengetahuan sudah tidak teratasi intervensi
tentang bingun dan paham
manajemen asma cara untuk
berhubungan mencegah asma
dengan kurang meningkat
terpapar
informasi O: Klien mampu
membiasakan diri
ketika menjelang
tidur tidak
menyalakan obat
nyamuk

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan asuhan

dengan masalah defisit pengetahuan tentang manajemen asma

tercapai.

4.2 Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan

antara teori pada bab dua dan tinjuan kasus pada bab empat dengan

masalah defisit pengetahuan tentang manajemen asma pada pasien

asma di Dsn.Sumberjati Daja Desa Bungbaruh Kecamatan Kadur

tahun 2020.

Asuhan keperawatan ini dimulai dari tahap pengkajian

keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,

pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan

Menurut Almazini 2012 jalan napas menjadi tersumbat dan

aliran udara terhambat karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus,

dan meningkatnya proses radang Pada penderita asma hendaknya

mengidentifikasi dan menjauhi pemicu seperti asap rokok dan

mengurangi aktifitas berlebihan, karena akan mengakibatkan sesak

meningkat. Pada saat pengkajian klien masih bingung dan tidak

paham cara mencegah asma meingkat. Dan setelah dikaji klien

membutuhkan asuhan keperawatan mengenai manajemen asma

supaya klien mengerti apa yang membuat sesaknya meningkat..


Analisa data merupakan metode yang dilakukan perawat

untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan

klien dan keperawatan klien (Setiawan, 2012). Sedangkan diagnose

keperawatan adalah merupakan kedua dari proses keperawatan yang

menggambarkan penilaian klinis tentang respon individu, keluarga,

kelompok maupun masyarakat terhadap permasalahankesehatan

baik actual maupun potensial (Sumijatun, 2014). Hasil analisa data

dan diagnose menunjukkan klien tersebut mengalami defisit

pengetahuan karena kurangnya terpapar informasi. Sesuai dengan

buku Standart Diagnosa Keperawatan. Dalam buku SDKI

menyebutkan bahwa klien mengakibatkan defisit pengetahuan

karena kilen jarang berinteraksi dengan orang lain sehingga kurang

terpapar informasi.

Intervensi keperawatan merupakan suatu proses pemecahan

masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang

akan dilakukan, bagaimana dilakukan, siapa yang melakukan semua

tindakan keperawatan (Dermawan, 2012). Dalam merencanakan

intervensi, didapatkan hasil mulai dari pengkajian sampai analisa

dan diagnose bahwa klien oerlu diberikan tindakan yaitu

mengedukasi klien untuk merubah gaya hidup dan harus mengetahui

resiko jika lingkungan tidak bersih dan sehat. Sesuai dengan SIKI

kondisi klien termasuk intervenasi utama yaitu tentang edukasi

kesehatan.
Implementasi keperawatan merupakan pengelolaan dan

perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada saat

perencanaan (Setiadi, 2012). Hasil dari tindakan yang sudah

dilakukan tersebut menunjukkan bahwa klien pada hari pertama

belum paham yang dijelaskan oleh perawat tentang cara mencegah

asma kambuh. Semua tindakan dilakukan dan terwujud pada hari

ketiga setelah perawat menjelakan lagi pada hari kedua.

Pada saat melakukan evaluasi pastikan klien ada perubahan

dalam kondisinya dan ada kesembuhan sesuai kriteria hasil. Pada

evaluasi hari pertama masalah belum teratasi, klien sering bertanya

kenapa saat bekerja selalu merasakan sesak dan melanjukan

intervensi, pada evaluasi hari kedua masalah belum teratasi, klien

mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya dan lanjutkan

intervensi, masalah teratasi setelah dilakukan evaluasi hari ketiga,

klien mengatakan sudah mengerti tentang manajemen asma dan

pertahankan intervensi.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan studi kasus tentang asuhan keperawatan asma

dengan masalah keperawatan defisit pengetahuan tentang manajemen

asma pada Tn.K di Dsn Sumberjati Daja Desa Bungbaruh Kecamatan

Kadur Kabupaten Pamekasan. penulis mengambil kesimpulan sebagai

berikut.

1. Proses pelaksanaan pengkajian menunjukkan bahwa keseluruhan

data hasil pengkajian sudah sesuai 90% dengan panduan SDKI.

2. Diagnosa keperawatan pada Tn.K dengan masalah keperawatan

defisit pengetahuan tentang manajemen asma berhubungan dengan

kurang terpapar informasi.

3. Intervensi keperawatan dengan masalah defisit pengetahuan

tentang manajemen asma pada Tn.K dengan tujuan dan kriteria

hasil setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan klien

mengetahui tentang manajemen asma.

4. Tahap pelaksanaan yang dilakukan pada klien yaitu

mengidentifikasi dan menghindari pemicu seperti berhenti

merokok dan mengurangi aktifitas berlebihan karena Tn.K adalah

perokok aktif.

5. Evaluasi keperawatan pada Tn.K dengan masalah keperawatan

defisit pengetahuan tentang manajemen asma dapat teratasi setelah

dilakukan evaluasi pada hari ketiga dan klien sudah mengerti

tentang manajemen asma.

42
5.2 Saran

5.2.1 Bagi klien

Klien dan keluarga harus berperan aktif dalam mencari

informasi tentang manajemen asma, sesak pada pasien Asma

dapat menurunkan kualitas hidup, sehingga diperlukan usaha

yag baik dalam mencegahnya di antaranya dengan cara

berhenti merokok dan mengurangi aktifitas berlebihan. Kami

sebagai tenaga kesehatan harus memberikan perilaku yang

baik pada klien seperti menganjurkan berhenti merokok pada

klien. Pada saat klien sesak berikan posisi semi fowler untuk

mengurangi sesak dan menyediakan tempat tinggal sehat yang

bebas dari asap rokok supaya klien merasa tenang dan nyaman.

5.2.2 Bagi perawat

1. pengkajian

pada saat melakukan pengkajian hendaknya perawat

memahami tanda dan gejala penderita, dan klien harus ada

kontak mata dengan perawat

2. Diagnosa dan Analisa data

Pada saat menegakkan diagnosa hendaknya perawat

memahami keluhan klien dan sesuaikan dengan SDKI

3. Intervensi

Pada saat melakukan intervensi hendaknya yang

direncanakan sesuai dengan SIKI dan sesuaikan dengan

keadaan klien.
4. Implementasi

Dalam melakukan tindakan sesuaikan dengan intervensi

dan keadaan klien supaya apa yang diharapkan tercapai

5. Evaluasi

Pada saat evaluasi pastikan klien ada perkembangan dan

kesembuhan dari tindakan yang sudah dilakukan


DAFTAR PUSTAKA

Dermawan 2012, Konsep Dasar Intervensi Keperawatan,


Jakarta: Bumi Aksara.

Dinas Pamekasan 2017, Profil kesehatan masyarakat, Kadur


Pamekasan.

Firmawati & Permana 2016, Konsep Dasar Asma, Jakarta:


PT.Bumi

Hilya 2016, Karya Tulis Ilmiah Asma, Jakarta: Rineka Cipta.

Indarti 2015, Prevelensi Pada Penderita Asma, Yogyakarta:


Flash Book.

Lexy 2016, Metode Pengumpulan Data, Jakarta: Salemba


Medika.

Meirisa 2013, Dasar-Dasar Evaluasi Dalam Keperawatan,


Jakarta: EGC.

Moleong 2015, Desain Penelitian Keperawatan, Bandung:


Alfabeta.

Nurif & Kusuma 2015, Penyebab Penyakit Asma Pada


Masyarakat, Jakarta: Dian Rakyat

Rahayu, S 2016, Hubungan Asma Dengan Manajemen Asma,


Yogyakarta: Aplus Book.

Rosdalh 2014, Konsep Asuhan Keperawatan Penelitian,


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Saheb, 2011, Konsep Dasar Penyakit Asma, Jakarta

Setiawan 2012, Analisis Data Asuhan Keperawatan,


Bandung: Yrama Widya.

Smeltzer & Bare, 2012, Etiologo Asma Gabungan,


Yogyakarta

Sumijatun 2014, Konsep Dasar Menuju Keperawatan


Profesional, Jakarta: Penerbit CV. Trans Info Media

Triyanto, E 2015, Konsep Asuhan Keperawatan Asma,


Yogyakarta: Graha Ilmu.
Usman 2015, Metode Penelitian Keperawatan Berdasarkan
Pengumpulan, Jogkarta: Salemba Medika.

Ward et al, 2011. Etiologi Penyebab Asma, Jakarta: Flash


Book.
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN

Kepada yth. Calon partisipan, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan


Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Negeri Madura, sedang
melaksanakan pembuatan studi kasus dengan judul “ Asuhan Keperawatan
Dengan Masalah Deifisit Pengetahuan Tentang Manajemen Asma Pada Pasien
Asma” dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan kepada anda sebagai
partisipan.
Pemberian asuhan keperawatan dilaksanakan secara komprehensif meliputi
proses pengkajian sampai dengan evaluasi, keseluruhan data dan informasi yang
saya peroleh dijamin kerahasiaannya dan hanya disampaikan untuk kepentingan
ilmiah tanpa menyebutkan data pribadi bapak/ ibu secara langsung. Seluruh
tindakan yang kami lakukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar bapak/
ibu dan kami pastikan sesuai dengan pedoman, Standart Prosedur Operasional
(SPO) dan kebijakan terkait.
Demikian saya sampaikan besar harapan saya kepada bapak/ ibu yang
berkenan menjadi partisipan dalam proses studi kasus ini. Jika bapak/ ibu tidak
berkenan , saya terima keputusan itu tanpa mengurangi rasa hormat saya serta
kualitas pelayanan yang anda terim, namun jika bapak/ ibu berkenan kami mohon
kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi partisipan.
Demikian, semoga seluruh niat baik bapak/ ibu mendapat balasan terbaik dari
Allah swt.dan dilancarkan perawatannya.
Hormat saya,
Pamekasan, 20 Juni 2020

Umarul Faruq
NIM 17.030

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN

Inisial partisipan :……………………………


Saya telah membaca dan memahami lembar permohonan menjadi partisipan,
selanjutnya saya menyatakan bahwa saya bersedia menjadi partisipan sesuai
dengan ketentuan dan syarat yang berlaku.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya secara sadar dan tanpa paksaan
dari pihak manapun.
Partispan,
Pamekasan, 20 Juni 2020

……………………….
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok bahasan : Manajemen asma

Sub pokok pembahasan : Mengetahui tentang manajemen asma pada


penderita asma

Sasaran : Tn.K

Waktu : 30 menit

Tanggal : 22 Juni 2020

Tempat : Di rumah klien Dsn Sumberjati Daja Desa


Bungbaruh Kecamatan Kadur Kabupaten
Pamekasan

I.Tujuan Intruktional Umum (TIU)


Untuk memahami manajemen asma yang berpengaruh akan timbulnya penyakit
asma

II.Tujuan Intruktional Khusus (TIK)

1. Klien mampu memahami dan mengetahui manajemen yang menyebabkan


asma meningkat
2. Klien mengetahui cara menggunakan fasilitas tanpa asap rokok
3. Klien mengetahui tanda dan gejala terjadinya asma
4. Klien megetahui manfaat dari manajemen asma

III. Materi penyuluhan

1. Pengertian asma
2. Penyebab asma
3. Tanda dan gejala asma
4. Pengobatan bagi penderita asma
IV. Kegiatan Belajar Mengajar

1. Metode: Ceramah dan tanya jawab


2. Langkah-langkah

No Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Waktu


1. Pra kegiatan pembelajaran
• Mengucapkan salam • Menjawab salam 3
• Memperkenalkan diri • Mendengarkan menit
• Kontrak waktu • memperhatikan
2. Membukan pelajaan
• Menjelaskan tujuan • Memperhatikan
dari kegiatan
penyuluhan
5
• Menyebutkan materi • Memperhatikan
menit
yang akan
disampaikan
• Apersepsi • Menyampaikan
persepsi
3. Pelaksanaan :
• Pengertian asma • Memperhatikan 15
• Penyebab asma • Memperhatikan menit
• Resiko asma • memperhatikan
4. Evaluasi :
Menanyakan kepada klien
5
tentang materi yang telah Menjawab pertanyaan
menit
disampaikan

5. Terminasi : 2
• Mengucapkan • Mendengarkan dan menit
terimakasih atas membalas ucapan
waktu yang terimakasih
diluangkan, prhatian
serta peran aktif klien
selama mengikuti
penyuluhan
• Salam penutup • Menjawab salam
Jumlah 30
menit

V. Media dan sumber

1. Media : Leaflet, flipchart


2. Sumber :
https:/www.academia.edu/9214820/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN
_Masalah_kurang_pengetahuan.

VI. Evaluasi

1. Prosedur : Post test


2. Jenis tes : Lisan
3. Butir soal :
1. Apa itu asma
2. Sebutkan apa saja penyebab asma
3. Sebutkan resiko asma
4. Bagaimana manajemen untuk mengatasi asma

VII. Lampiran materi dan media

LAMPIRAN MATERI UMUM


A. Pengertian
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas
yang mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila
terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan
aliran udara terhambat karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus, dan
meningkatnya proses radang (Almazini, 2012)
B. Penyebab
Penyebab dari ketidaktahuan adalah
1. kurang terpapar informasi
2. melakukan persepsi yang keliru
C. Resiko
Orang yang kurang terpapar informasi atau pengetahuannya kurang akan
melakukan persepsi yang keliru terhadap masalah dan melakukan aktifitas
yang berlebihan sehinggakondisi penyakitnya meningkat
D. Pengelolaan
1. Membudayakan mencari informasi tentang manajemen asma
a. Meningkatkan pengetahuan tentang manajemen asma
b. Menjaga perilaku yang menjadi kebiasaan dalam hidupnya
2. Melakukan kegiatan jasmani yang cukup sesuai kebutuhan

Pamekasan. 22 Juni 2020

Penyuluh
LEMBAR KONSULTASI STUDI KASUS

Nama Mahasiswa : Umarul Faruq

NIM : 17.030

Judul : Asuhan keperawatan dengan masalah defisit pengetahuan


tentang manajemen asma pada penderita asma di Desa
Bungbaruh Kadur Pamekasan.

Pembimbing : Ns. Abdan Syakura, S.Kep.,M.Kep

Paraf
No Hari/Tanggal Kegiatan Hal Saran
pembimbing
1. 20 Januari Konsul Bab 1
2020
2. 21 Januari Konsul Bab1&2
2020
3. 22 Januari Konsul Bab 1
2020
4. 27 Januari Konsul Bab1&2
2020
5. 29 Januari Konsul Bab 1, 2,
2020 3
6. 30 Januari Acc Bab 1, 2 3
2020
7. 19 juni 2020 Konsul BAB 4
dan BAB 5
8. 22 juni 2020 Konsul BAB 4
dan BAB 5
9. 24 juni 2020 Konsul BAB 4
dan BAB 5
10. 29 juni 2020 BAB 4,5 dan
SAP penyuluhan
11 09 agustus ACC
2020 Revisi Penulisan
Pamekasan, 29 Juni 2020
Pembimbing I

Ns. Abdan Syakura, S.Kep.,M.Kep


NIK. 4110181023
LEMBAR KONSULTASI STUDI KASUS

Nama Mahasiswa : Umarul Faruq

NIM : 17.030

Judul : Asuhan keperawatan dengan masalah defisit pengetahuan


tentang manajemen asma pada penderita asma di Desa
Bungbaruh Kadur Pamekasan.

Pembimbing : Ns. Lailatul H, S.Kep.,M.Kes

Paraf
No Hari/Tanggal Kegiatan Hal Saran
pembimbing
1. 22 Januari Konsul Bab 1
2020
2. 27 Januari Konsul Bab1&2
2020
3. 29 Januari Konsul Bab 1, 2,
2020 3
4. 30 Januari Acc Bab 1, 2 3
2020
5. 19 juni 2020 Konsul BAB 4
dan BAB 5
6. 22 juni 2020 Konsul BAB 4
dan BAB 5
7. 24 juni 2020 Konsul BAB 4
dan BAB 5
8. 29 juni 2020 BAB 4, BAB 5,
9 3 Agustus SAP Penyuluhan
2020 ACC
10 6 Agustus Konsul Penulisan
2020 Revisi Penulisan
11 9 agustus ACC
2020

Pamekasan, 29 Juni 2020


Pembimbing I

Ns. Lailatul H, S.Kep.,M.Kes


NIK. 4110182016
LEMBAR REVISI STUDI KASUS
Nama Mahasiswa : Umarul Faruq
Nim : 17.030
Judul : Asuhan Keperawatan dengan Masalah Defisit
Pengetahuan Tentang Manajemen Asma pada Penderita
Asma di Dsn.Sumberjati Daja Ds.Bungbaruh Kecamatan
Kadur Pamekasan.
Penguji 1 : Ns. Kuzzairi, S.Kep., M.H., M.Kes

No Hari/ Kegiatan Hal Saran Paraf


Tanggal Penguji

1. 21 Februari Konsul Bab 1, 2& 3


2020
2. 23 Februari Revisi Bab 2,3
2020
3. 25 Februari Revisi Bab 2
2020
4.
28 Februari Bab 1,2,3 ACC
2020
5. 24 Juli 2020 Konsul Bab 4,5
6. 28 Juli 2020 Revisi Bab 4
7 29 Juli 2020 Bab 4,5 ACC
8 03 Agustus Revisi Penulisan
9. 2020
10. 04 Agustus Revisi Penulisan
2020
11. 05 Agustus ACC Penulisan, Bab 4 &
2020 5

Pamekasan, 29 Juli 2020


Penguji I

Ns.Kuzzairi, S.Kep., M.H., M.Kes


NIK. 4110181011
LEMBAR REVISI STUDI KASUS
Nama Mahasiswa : Umarul Faruq
Nim : 17.030
Judul : Asuhan Keperawatan dengan Masalah Defisit
Pengetahuan Tentang Manajemen Asma pada Penderita
Asma di Dsn.Sumberjati Daja Ds.Bungbaruh Kecamatan
Kadur Pamekasan.
Penguji II : Ns. Hilmah Noviandri R, S.Kep., M.Kes

No Hari/ Kegiatan Hal Saran Paraf


Tanggal Penguji

1. 21 Februari Konsul Bab 2 & 3 Revisi


2020
2. 22 Februari Revisi Bab 2 & 3
2020
3. 25 Februari ACC Bab 1, 2 & 3
2020
4.
24 Juli 2020 Konsul Bab 4 & 5
5.
27 Juli 2020 Revisi Bab 4
6 29 Juli 2020 Revisi Abstarck & Bab 4
7 31 Juli 2020 Revisi Bab 4
8 04 Agustus Revisi Bab 5
2020
9 05 Agustus Revisi Penulisan
2020
10 8 agustus Revisi penulisan
2020
11 9 Agustus Bab 4,5 ACC
2020

Pamekasan, 29 Juli 2020


Penguji II

Ns. Hilmah Noviandri R, S.Kep., M.Kes


NIK. 4110182015
LEMBAR REVISI STUDI KASUS
Nama Mahasiswa : Umarul Faruq
Nim : 17.030
Judul : Asuhan Keperawatan dengan Masalah Defisit
Pengetahuan Tentang Manajemen Asma pada Penderita
Asma di Dsn.Sumberjati Daja Ds.Bungbaruh Kecamatan
Kadur Pamekasan.
Penguji III : Ns. Endang Fauziyah SS, S.Kep., M.Kep

No Hari/ Kegiatan Hal Saran Paraf


Tanggal Penguji

1. 24 Februari Konsul Bab 1, 2 & 3


2020
2. 25 Februari Revisi Bab 2,3
2020
3. 26 Februari Revisi Bab 2
2020
4.
28 Februari Revisi Bab 2
2020
5 29 Februari Bab 1,2,3 ACC
2020
6 25 Juli 2020 Konsul Bab 4,5
7 26 Juli 2020 Revisi Bab 4
8 02 Agustus Revisi Penulisan
2020
9 05 Agustus Revisi Penulisan Bab 1-5
2020
10. 07 Agustus Penulisan Lampiran
2020
09 Agustus Penulisan Bab 1-5 ACC
11
2020

Pamekasan, 29 Juli 2020


Penguji III

Ns. Endang Fauziyah SS, S.Kep., M.Kep


NIP. 19741129 200012 2 002

Anda mungkin juga menyukai