Disusun Oleh:
TINA MELISA
NIM. P17320114113
“Allah lebih mengetahui terhadap apa yang mereka lakukan sejak mereka
diciptakan”.
(H.R. Bukhari, Muslim)
“Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia,
tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang
menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.” (Mahatma Gandhi).
Dengan penuh rasa syukur dan bangga, saya persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini
memotivasi saya
Kerabat, Guru dan Sahabat yang tidak pernah lelah mendampingi dan memberi
semangat.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
Jurusan Keperawatan Bandung
Program Studi Keperawatan
Bandung, Juli 2017
Tina Melisa. P17320114113
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad Saw hingga kita selaku
umatnya.
Tugas ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
Ilmiah ini Penulis tidak lepas dari bantuan, bimbingan, arahan serta dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Kemenkes Bandung.
Keperawatan Bandung.
5. Ibu Apong, Ibu Atik, Ibu Dede dan Ibu Eko selaku Kader Puskesmas Cimareme
vi
6. Seluruh staf dosen dan petugas perpustakaan di Jurusan Keperawatan Bandung
7. Orang tua tercinta Aep Saepudin dan Siti Kurnaesih serta keluarga besar tercinta
yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan baik secara moril maupun
materi.
8. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu-persatu yang telah
Tentunya penulis sangat menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari
sempurna di berbagai sisi, untuk kesalahan datang dari penulis, tetapi kebenaran
diharapkan datang hanya dari Allah SWT. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun penulis harapkan dari pembaca sekalian agar lebih baik untuk ke
depannya dan tidak lupa penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah Swt
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK .......................................................................................................v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................6
1.3.1 Tujuan Umum ..............................................................................6
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................6
1.4.1 Manfaat Praktis ............................................................................6
1.4.2 Manfaat Akademis .......................................................................7
viii
2.3.4 Cara Penularan ...........................................................................22
2.3.5 Klasifikasi TB ............................................................................22
2.3.6 Manifestasi Klinik ......................................................................23
2.3.7 Orang yang Beresiko Terkena TB..............................................24
2.3.8 Pengobatan .................................................................................24
2.3.9 Pencegahan .................................................................................26
2.4 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Pencegahan ...........28
2.5 Kerangka Konsep Penelitian ..............................................................30
2.6 Hipotesis ............................................................................................31
ix
4.2.2 Gambaran Perilaku Pencegahan pada Klien
Tuberkulosis Paru ...................................................................52
4.2.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku
Pencegahan pada Klien Tuberkulosis Paru .............................53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
juta orang dan menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun 2014. India, Indonesia
berturut-turut 23%, 10% dan 10% dari seluruh penderita di dunia. Berdasarkan data
dari WHO pada tahun 2015, angka kasus baru TB mencapai 395 orang per 100.000
populasi, atau mencapai 1.020.000 orang penduduk yang terjangkit TB, dengan
angka kematian TB yang mencapai 100.000 orang (40 orang per 100.000 populasi).
ditemukan pada tahun 2014 yang sebesar 324.539 kasus. Jumlah kasus tertinggi
yang dilaporkan terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu
Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kasus tuberkulosis di tiga provinsi
tersebut sebesar 38% dari jumlah seluruh kasus baru di Indonesia. (Kemenkes RI,
2015).
Jawa Barat merupakan provisi tertinggi dengan jumlah kasus baru TB paru
sebesar 65.275 kasus. Jumlah suspek TB paru tertinggi yaitu di Kabupaten Bandung
1
2
kasus meningkat bila dibandingkan tahun 2015 yaitu sebanyak 1.562 kasus. Tiga
tahun 2016 yaitu Puskesmas Cimareme 145 kasus, Puskesmas Batujajar 138 kasus,
penjajahan Belanda namun masih terbatas pada kelompok tertentu. Setelah perang
Sejak tahun 2000 stategi DOTS dilaksanakan secara nasional di seluruh fasyankes
kesehatan dasar. Dengan berbagai upaya pengendalian yang telah dilakukan, namun
Pada waktu batuk atau bersin, pasien TB menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei/ percik renik). Sekali batuk dapat
menghasilkan sekitar 3.000 percikan dahak yang dapat menjadi sumber penularan.
ketersediaan cahaya matahari, dll. Sedangkan masalah perilaku sehat antara lain
keluarga, gizi yang kurang atau tidak seimbang, dll. Untuk sarana pelayanan
Tanpa peran serta masyarakat tentunya pengendalian TB tidak akan dicapai hasil
yang optimal karena TB tidak hanya masalah kesehatan namun juga merupakan
kesadaran dan partisipasi masyarakat. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang merupakan sistem dasar tempat perilaku dan perawatan kesehatan diatur,
dilakukan dan dijalankan. Keluarga memiliki tanggung jawab utama dalam layanan
Penelitian yang dilakukan oleh Jufrizal, dkk tahun 2016 tentang peran keluarga
penderita TB paru didapatkan hasil bahwa ada peran keluarga sebagai PMO dengan
Keluarga yang memenuhi peran yang baik sebagai PMO berpeluang 20 kali
yang dilakukan oleh Nur Lailatul M, dkk tahun 2015 tentang upaya keluarga untuk
cara melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menjemur alat tidur,
membuka pintu dan jendela setiap hari, makan makanan bergizi, tidak merokok dan
minum minuman keras, olahraga secara teratur, tidak tukar menukar peralatan
mandi serta melakukan perawatan pada keluarga dengan baik dan benar. Penelitian
mengenai dukungan keluarga yang dilakukan oleh Asra Septia, dkk tahun 2014
dengan kepatuhan minum obat pada penderita TB paru di Rumah Sakit Umum
Daerah Arifin Achmad. Hasil uji statistik nilai p-value = 0,036 (p < 0,05).
Berdasarkan hipotesis yang diajukan apabila p-value ≤ = 0,05 maka dapat dikatakan
Puskesmas Cimareme.
5
Kabupaten Bandung Barat tahun 2016 yaitu sebanyak 143 kasus, yang terdiri dari
BTA positif baru sebanyak 72 kasus, BTA negatif RO positif 38 kasus, TB anak 20
Pakuhaji.
maka penulis merasa perlu untuk meneliti tentang dukungan keluarga dengan
Cimareme”.
Cimareme
TINJAUAN PUSTAKA
lingkungan sosialnya yang dapat diakses oleh keluarga yang dapat bersifat
keluarga sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial
(Friedman, 2010).
a. Dukungan informasional
memberikan nasehat, usulan atau saran, petunjuk atau pengarahan dan pemberian
pencegahan TB paru.
8
9
b. Dukungan penilaian
keluarga.
c. Dukungan instrumental
sumber pertolongan praktis dan konkrit yaitu berupa bantuan langsung dari orang
d. Dukungan emosional
tempat aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta dapat membantu
Terdapat dua sumber dari dukungan sosial keluarga menurut Friedman antara
lain:
atau istri, atau dukungan dari saudara kandung dan keluarga besar.
menggambarkan hubungan dari seseorang. Jaringan kerja sosial ini antara lain
a. Faktor Internal
1) Tahap Perkembangan
Dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia dan dalam hal ini adalah
beda.
11
terdiri dari pengetahuan, latar belakang pendidikan, dan pengalaman di masa lalu.
3) Faktor Emosi
setiap perubahan hidupnya akan cenderung berespon terhadap berbagai tanda sakit,
4) Spiritual
mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan dengan keluarga dan
b. Faktor Eksternal
1) Praktik di Keluarga
melakukan hal yang sama atau anak yang selalu diajak oleh orang tuanya untuk
12
Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit dan
lingkungan kerja. Seseorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari
kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan
karena semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang maka seseorang tersebut akan
lebih cepat tanggap terhadap tanda dan gejala penyakit yang dirasakan, sehingga
seseorang tersebut akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan
pada kesehatannya.
2.2 PERILAKU
lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang
Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan
Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah tindakan organisme atau seseorang
sebagai suatu reaksi terhadap rangsangan dari lingkungan yang dapat diamati dan
dipelajari.
b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan
dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih
14
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah
berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau
“observable behavior”.
Perilaku ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor: (Green LW & Kreuter MW,
internal yang ada pada diri individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
sarana-sarana kesehatan.
1. Pengetahuan (knowledge):
terhadap objek maupun indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
2. Sikap (attitude):
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu,
yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-
sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain.
Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau
tertutup.
kualitasnya, yakni:
sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.
c. Adopsi (adoption):
Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja,
berkualitas.
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, serta lingkungan. Secara lebih terinci perilaku kesehatan itu
mencakup:
penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan diluar dirinya, maupun
tersebut. Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai
pemulihan kesehatannya.
obat-obatan.
18
sendiri.
1) Menelan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) secara lengkap dan teratur sampai
sembuh.
3) Cuci tangan dengan sabun setelah tangan digunakan untuk menutup mulut
seperti tempolong atau kaleng tertutup yang sudah diisi dengan air sabun,
19
7) Bagi orang di sekitar pasien TB, agar menjaga daya tahan tubuhnya
2.3 TUBERKULOSIS
jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensitifitas yang di perantai sel (cell-
manusia, dan yang paling sering terkena adalah organ paru (90%). (PPTI 2004
dalam Ns. Abd Wahid, dkk 2013). Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi
tubuh khususnya paru dan ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan
yang terinfeksi.
2.3.2 Etiologi
Mycbacterium tuberculosis yang juga dikenal dengan sebagai bakteri tahan asam
(BTA). Secara umum sifat kuman ini antara lain adalah sebagai berikut:
dibawah mikroskop.
c. Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam jangka
d. Kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultraviolet.
f. Dalam dahak pada suhu antara 30-37̊ C akan mati dalam waktu lebih kurang
1 minggu.
2.3.3 Patofisiologi
saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit, kebanyakan infeksi tuberkulosis
terjadi melalui udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung
dari satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih lebih besar cenderung tertahan di
saluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah
berada dalam ruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atau paru-paru, atau di
bagian atas lobus bawah. Basil tuberkulosis ini membangkitkan reaksi peradangan.
leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi
dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia selular ini dapat sembuh dengan
sendirinya sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau proses dapat juga berjalan
terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga
menyebar melalu getah bening menuju ke kelenjar bening regional. Makrofag yang
membentuk sel tuberkel epiteloid, yang dikelilingi oleh fosit. Reaksi ini biasanya
1) Langsung
berpindah ke orang lain secara langsung pada waktu pasien TB tersebut batuk
atau bersin. Kuman tersebut akan menyebar ke udara dalam bentuk percikan
dahak dan terhisap oleh orang lain. Sekali batuk pasien TB dapat menghasilkan
2) Tidak langsung
terhisap oleh orang lain. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana
percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi
Percikan dahak dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap
dan lembab.
2.3.5 Klasifikasi TB
adalah:
23
dengan BTA, biakan maupun tes cepat dari contoh uji jaringan yang
terkena.
mendukung TB
Tuberkulosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang
mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala
umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak
24
sebagai berikut:
1) Gejala utama berupa batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu
atau lebih
6) Lemas
7) Demam/meriang berkepanjangan
4) Bayi dan anak-anak yang kontak erat dengan pasien TB BTA positif
2.3.8 Pengobatan
a. Tujuan Pengobatan TB
hidup.
25
selanjutnya
4) Menurunkan penularan TB
b. Tahapan Pengobatan TB
kuman yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari
sebagian kecil kuman yang mungkin sudah resisten sejak sebelum pasien
teratur dan tanpa adanya penyulit, daya penularan sudah sangat menurun
untuk membunuh sisa sisa kuman yang masih ada dalam tubuh khususnya
kekambuhan.
OAT lini pertama terdiri dari Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid
a). Golongan 1: OAT lini pertama oral terdiri dari Piramizid (Z),
Etambutol (E)
Moksifloksasin (Mfx)
d). Golongan 4: OAT lini kedua oral terdiri dari Para-aminosalicylic acid
2.3.9 Pencegahan
olahraga yang teratur, hindari rokok, alkohol, obat bius, hindari stres)
5) Lingkungan sehat
harus menutup mulutnya dengan saputangan atau tisu atau tangan pada
bertutup yang sudah diberi air sabun. Buanglah dahak ke lubang WC atau
b) Membuka pintu dan jendela setiap pagi agar udara dan sinar
TB.
i) Beristirahat cukup
Tuberkulosis paru
lingkungan sosialnya yang dapat diakses oleh keluarga yang dapat bersifat
suami atau istri, atau dukungan dari saudara kandung dan keluarga besar.
Sedangkan sumber eksternal dukungan keluarga meliputi jaringan kerja sosial dari
keluarga inti antara lain tetangga, teman, sahabat, rekan kerja, kelompok pengajian,
secara lengkap dan teratur sampai sembuh; menutup mulut pada waktu batuk dan
bersin; cuci tangan dengan sabun setelah tangan digunakan untuk menutup mulut
pada waktu batuk dan bersin; mengusahakan ventilasi yang cukup, sehingga udara
segar dan sinar matahari masuk ke dalam rumah; mengusahakan sinar matahari
masuk ke ruang tidur, menjemur alat tidur sesering mungkin karena kuman TB mati
oleh sinar matahari; tidak meludah di sembarang tempat, tetapi meludah ditempat
tertentu seperti tempolong atau kaleng tertutup yang sudah diisi dengan air sabun,
karbol dan lisol; bagi orang disekitar pasien TB, agar menjaga daya tahan tubuhnya
29
dengan makan makanan yang bergizi dan menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
Penelitian yang dilakukan oleh Asra Septia, dkk tahun 2014 tentang hubungan
Ruangan Kenanga dan Poli paru Rumah sakit Umum daerah Arifin Achmad (n=58)
patuh minum obat (55,17%), dan 11 orang tidak patuh (18,97%). Responden yang
patuh (10,34%) dan 9 orang tidak patuh (15,52%). Dari hasil analisis diperoleh nilai
mempunyai 4,3 kali untuk tidak patuh dalam meminum obat jika dibandingkan
hubungan yang kuat antara dukungan positif dengan kepatuhan minum obat
BAGAN 1
Perilaku Pencegahan
Dukungan Keluarga
pada Klien TB Paru
a) Pengetahuan
b) Sikap
c) Kepercayaan
d) Nilai-nilai
e) lingkungan
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
2.6 Hipotesis
penelitian. Hipotesis adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua
atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam
Dalam penelitian ini hipotesis yang diambil oleh peneliti adalah: ada hubungan
METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan atau rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam
pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan dependen dinilai secara simultan
pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. (Nursalam, 2015).
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap
sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain). (Soeparto, Putra,& Haryanto 2000 dalam
Nursalam, 2015).
a. Variabel Independen
32
33
a. Variabel Dependen
TABEL 1
2 Perilaku Tindakan atau Kegiatan atau Kuesioner Perilaku Baik Angket Ordinal
pencegahan perbuatan perbuatan jika hasil ≥
pada Klien seseorang yang yang Median
TB paru dapat diamati dilakukan Perilaku
dan bahkan sehari-hari Kurang baik
dapat dipelajari. yang telah jika hasil <
menjadi Median
suatu (Sumber:
kebiasaan Septia, 2014)
Klien TB
untuk
mencegah
penularan TB
Paru kepada
anggota
keluarganya.
35
3.3.1 Populasi
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pasien TB paru di wilayah kerja Puskesmas Cimareme yang berjumlah 133
orang.
3.3.2 Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai
porsi dari populasi yang dapat dapat mewakili populasi yang ada.
a. Besar sampel
Keterangan :
N = Besar populasi
133
=1,33
= 100 sampel
b. Kriteria Sampel
1) Kriteria inklusi
baik
2) Kriteria eklusi
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena pelbagai sebab, antara lain:
c. Sampling
suatu tekhnik pengambilan sampel yang tidak semua anggota sampel diberi
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner berupa angket yang berisi daftar
pernyataan bersifat closed ended questions dengan menggunakan Skala Likert yang
dengan memberikan tanda centang (√) pada jawaban Selalu, Sering, Jarang, dan
kedua kedua jenis skor mentah tersebut menjadi satu skor yang menunjukkan
dukungan keluarga dan perilaku pencegahan TB, skor mentah tersebut perlu
dibakukan sebelum dijadikan satu skor. Skor baku bisa berupa z-score (Mean = 0,
𝑇 = 50 + (10𝑥𝑍)
39
Instrument penelitian dibuat oleh peneliti sehingga harus dilakukan uji validitas
dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
𝑁 ∑ 𝑥𝑦−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√{ 𝑁(∑ 𝑥 2 )−(∑ 𝑥 2 )}{ 𝑁.∑ 𝑦 2 −(∑ 𝑦 2 )}
=0,361 maka pernyataan tersebut valid dan apabila r hitung < r = 0,361
maka pernyataan tersebut tidak valid. Besar sampel pada uji validitas ini
pernyataan.
b. Uji Reliabilitas
dengan rumus:
40
𝑘 ∑ 𝜎𝑏 2
𝑟11 = [ ] [1 − ]
𝑘−1 𝜎𝑡 2
sebagai berikut:
memperoleh data.
4. Dalam pengumpulan data peneliti dibantu oleh Kader desa yang berjumlah
4 orang.
kuesioner.
41
6. Peneliti dan Kader desa yang telah dilatih mendatangi responden yang
untuk di tandatangani.
10. Peneliti memberi waktu selama 30 menit kepada responden untuk mengisi
11. Kuesioner yang telah diisi dikumpulkan dan di cek kelengkapannya, apabila
datanya.
13. Setelah peneliti yakin bahwa Kader desa telah mampu dan memahami cara
14. Pengumpulan data dilakukan oleh Kader desa dimulai dari tanggal 20 Mei
15. Setelah pengumpulan data selesai, peneliti mendatangi Kader desa untuk
Tujuan dilakukan analisa data adalah untuk memperoleh gambaran dari hasil
umum dari penelitian yang merupakan kontribusi dalam pengembangan ilmu yang
Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah yang
penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian
masih mentah, belum memberikan informasi apa-apa dan belum siap untuk
diantaranya:
43
a. Editing
perilaku pencegahan pada Klien TB paru sudah terisi dengan lengkap dan
tepat.
b. Coding
yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
c. Entri Data
d. Cleaning
Mengetahui missing data, variasi data, dan konsistensi data dari distribusi
Analisa data yang digunakan peneliti ini meliputi analisa univariat dan dan
bivariat.
44
a. Analisa Univariat
nilai frequensi dan presentasi dari setiap tabel. Analisa univariat pada
b. Analisis Bivariat
statistik parametrik, tetapi jika asumsi distribusi data tidak normal maka
Dalam penelitian ini analisis atau uji statistik yang digunakan adalah uji
6 ∑ 𝑑2
𝑟𝑠 = 1 −
𝑛(𝑛2 − 1)
Keterangan:
antara dua variabel yang diuji. Tetapi jika P > α maka tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara dua variabel yang diuji. Uji kolerasi
spearman rank ini juga untuk mengetahui seberapa kuat hubungan variabel
yang di uji.
TABEL 2
Kekuatan Hubungan Variabel
Nilai Kategori
0,00 – 0,199 sangat lemah
0,20 - 0,399 lemah
0,40 – 0,599 sedang
0,60 – 0,799 kuat
0,80 – 1,000 sangat kuat
(Kartika. 2017)
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti
yaitu:
Cimareme memiliki jarak yang berjauhan. Sehingga dalam satu hari peneliti
lebih banyak berperan adalah Kader desa yang telah dilatih oleh peneliti.
adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika
responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. (Hidayat,
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode
pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disampaikan.
Dalam penelitian ini, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, tetapi
pada lembar kuesioner tersebut akan diberikan kode pengganti nama responden di
data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. (Hidayat, Aziz Alimul, 2007).
kerja Puskesmas Cimareme dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Hubungan
Wilayah Kerja Puskemas Cimareme Tahun 2017” yang dilaksanakan pada tanggal
pengolahan data terlebih dahulu dilakukan Uji normalitas data. Uji normalitas pada
penelitian ini lebih dari 50 responden. Hasil uji normalitas data dalam penelitian ini
didapatkan hasil data berdistribusi tidak normal. Data dikatakan berdistribusi tidak
Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel yaitu distibusi frequensi
dukungan keluarga dengan perilaku pencegahan pada Klien Tuberkulosis paru, dan
pencegahan pada klien Tuberkulosis paru. Hasil selengkapnya disajikan pada tabel
dibawah ini:
48
49
Tuberkulosis Paru
TABEL 3
Dukungan Keluarga dan Perilaku Pencegahan Pada Klien Tuberkulosis
Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Cimareme
Tahun 2017
presentase yang lebih tinggi yaitu 53 orang (53%) dibandingkan dengan keluarga
yang kurang mendukung pada Klien Tuberkulosis paru dan lebih dari setengahnya
TABEL 4
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Pencegahan
pada Klien Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Cimareme Tahun 2017
Variabel N r p- value
Dukungan Keluarga 100 0,44 0.001
Perilaku Pencegahan
Rank diperoleh nilai r = 0,44 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,001. Hal ini
4.2 Pembahasan
memiliki presentase yang lebih tinggi yaitu 53 orang (53%). Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Asra Septia dkk (2014) yang menunjukkan sebagian
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Nasrudin (2015) menunjukkan hasil yang
sama bahwa sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga yang baik yaitu
sebesar 60%. Penelitian lain mengenai dukungan keluarga dilakukan oleh Khoirul
51
Amin dkk (2013) bahwa mayoritas responden mempunyai dukungan keluarga yang
seseorang dari orang lain. Dukungan biasanya diterima dari lingkungan sosial yaitu
orang-orang yang dekat, termasuk didalamnya adalah anggota keluarga, orang tua,
lingkungan sosialnya yang dapat diakses oleh keluarga yang dapat bersifat
2010). Klien TB paru yang mendapatkan dukungan keluarga yang baik akan
Klien TB paru. Salah satu fungsi yang harus dijalankan dalam keluarga adalah
yang sakit. Proses penyembuhan pada penyakit TB paru sangat dipengaruhi oleh
karena keluarga dapat memberikan dorongan baik fisik maupun mental bagi Klien
Puskesmas Cimareme berasal dari anggota keluarganya yaitu suami, istri, ayah, ibu,
anak maupun mertua. Dukungan keluarga yang diperoleh klien TB paru diharapkan
TB paru.
52
yaitu 51 orang (51%) memiliki perilaku pencegahan baik. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Moh. Akbar dkk (2015) bahwa responden yang
berperilaku baik memiliki presentase yang lebih besar yakni sebesar 55,60%.
secara lengkap dan teratur sampai sembuh; menutup mulut pada waktu batuk dan
bersin; cuci tangan dengan sabun setelah tangan digunakan untuk menutup mulut
pada waktu batuk dan bersin; mengusahakan ventilasi yang cukup, sehingga udara
segar dan sinar matahari masuk ke dalam rumah; mengusahakan sinar matahari
masuk ke ruang tidur, menjemur alat tidur sesering mungkin karena kuman TB mati
oleh sinar matahari; tidak meludah di sembarang tempat, tetapi meludah ditempat
tertentu seperti tempolong atau kaleng tertutup yang sudah diisi dengan air sabun,
karbol dan lisol; bagi orang disekitar pasien TB, agar menjaga daya tahan tubuhnya
dengan makan makanan yang bergizi dan menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
Perilaku pencegahan ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap. Semakin baik
pengetahuan dan sikap seseorang akan semakin baik juga perilaku orang tersebut.
Sebagai contoh semua klien TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Cimareme yang
memiliki perilaku pencegahan TB paru yang baik. Upaya yang dapat dilakukan
keluarga pada Klien TB paru adalah memberikan dukungan kepada klien TB paru
dengan cara memberi informasi tentang penyakit yang dialami memberi perhatian
serta memberi pengertian kepada klien TB paru agar tidak merasa malu dengan
Tuberkulosis Paru
spearman rank dengan tingkat kesalahan (α) = 5% dan tingkat kepercayaan 95%
didapatkan nilai p-value = 0,001 yang lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini
sedang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asra Septia,
dkk (2014) dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum
Obat Penderita TB Paru di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad. Diperoleh
minum obat penderita TB paru di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad
keluarga kurang mendukung mempunyai 4,3 kali untuk tidak patuh dalam
54
Berdasarkan odds ratio (OR) penderita yang mendapat dukungan keluarga kurang
juga memiliki peluang untuk tidak patuh dibandingkan responden yang mendapat
dukungan keluarga yang baik. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
lain mengenai dukungan keluarga yang dilakukan oleh Khoerul Amin, dkk (2013)
Sidomulyo.
keluarga, maka klien TB paru tersebut telah mendapatkan stimulus positif untuk
melakukan tindakan yang dapat mencegah penularan TB paru dan tindakan yang
pencegahan pada Klien Tuberkulosis Paru, dimana keluarga inti maupun keluarga
besar berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggota keluarganya. Fungsi dasar
dan petugas kesehatan menekankan perlu adanya dorongan yang kuat untuk
dalam pemantauan pengobatan antara petugas kesehatan dan anggota dari keluarga
yang sakit. Berdasarkan hasil penelitian peneliti berasumsi bahwa semakin baik
dukungan keluarga yang dimiliki oleh Klien TB paru, maka semakin baik pula
karena dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh Klien Tuberkulosis paru agar
dicegah.
BAB V
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
53%.
5.5.3 Ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan perilaku
Cimareme.
5.2 Rekomendasi
56
57
kesehatan agar meminum obat secara teratur dan menjaga perilaku hidup
klien Tuberkulosis paru dengan melibatkan peran serta aktif dari keluarga
Tuberkulosis paru.
Akbar, Moh, dkk (2016). Hubungan Pengetahuan Pasien TBC dengan Perilaku
Pencegahan Penularan Kepada Keluarga di Puskesmas Sienjo. Vol. IV
No. 2
Dhewi, Gendhis, dkk (2011). Hubungan antara Pengetahuan, Sikap pasien dan
Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien TB
Paru di BKPM Pati.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2016). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Barat Tahun 2015. Bandung: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Jufrizal, dkk. (2016). Peran Keluarga Sebagai Pengawas Minum Obat (PMO)
dengan Tingkat Keberhasilan Pengobatan Penderita Tuberkulosis
Paru. 4:1 ISSN:2338-6371
Lailatul, Nur, dkk. (2015). Upaya Keluarga Untuk Mencegah Penularan Dalam
Perawatan Anggota Keluarga dengan TB Paru. P-ISSN 2086-3071 E-
ISSN 2443-0900
Wahid, Ns. Abd & Suprapto, Imam. (2013). Keperawatan Medikal Bedah:
Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Respirasi. Jakarta: CV
Trans info media
Dengan Hormat,
Saya mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes
akan mengadakan suatu penelitian. Berikut data saya sebagai mahasiswa:
Nama : Tina Melisa
Nim : P17320114113
Judul penelitian :“Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku
Pencegahan pada Klien Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Cimareme Tahun 2017”
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
perilaku pencegahan pada Klien Tuberkulosis Paru di wilayah kerja Puskesmas Cimareme.
Maka dari itu saya memohon kesediaan saudara untuk menjadi responden dalam penelitian
ini dan kerahasiaan identitas saudara sebagai responden akan saya jaga. Demikianlah
Tina Melisa
P17320114113
LAMPIRAN 5
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Jenis Kelamin :
tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian, maka saya setuju/tidak
setuju*) diikutsertakan dan bersedia berperan serta dalam penelitian yang berjudul:
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan.
( )
*) coret yang tidak pelu
LAMPIRAN 6
KISI-KISI KUESIONER
Dukungan a. Pembimbing 3, 4 5 3
Penilaian b. Pemberi
support atau
dukungan
c. Pengakuan dan
penghargaan
Dukungan a. Bantuan 1, 6, 8 3
Instrumental langsung
b. Bantuan
materi, tenaga,
dan sarana
Dukungan a. Afeksi 2 7 2
Emosional b. Kepercayaan
c. Perhatian,
mendengarkan
dan
didengarkan
TOTAL 10
Perilaku 1, 3, 5, 6, 7, 2, 4, 9
pencegahan 8, 10,11, 12,
TB Paru 13.
TOTAL 13
LAMPIRAN 7
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN
PADA KLIEN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS CIMAREME
TAHUN 2017
1. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a. Nama :………………………………………………………..
b. Umur :………tahun
d. Alamat : .....................................................................................
□ SMA/SMK □ Akademi/Sarjana
lain (……………)
1) Bacalah dengan teliti setiap pernyataan. Kemudian jawablah pernyataan sesuai dengan
keadaan anda yang sesungguhnya. Apabila terdapat pernyataan yang tidak dimengerti
2) Isilah penyataan di bawah ini dengan memberi tanda centang (√) pada kotak
Selalu, Sering, Jarang atau Tidak pernah sesuai pilihan jawaban anda.
Keterangan:
Contoh:
3) Dalam kuesioner ini tidak terdapat penilaian benar atau salah. Isilah kuesioner ini sesuai
Keterangan:
Keterangan:
1. Karakteristik Responden
Pekerjaan Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Bekerja 18 18,0 18,0 18,0
IRT 28 28,0 28,0 46,0
Tani 2 2,0 2,0 48,0
Buruh 13 13,0 13,0 61,0
Valid Dagang 7 7,0 7,0 68,0
Pegawai Swasta 10 10,0 10,0 78,0
Pegawai Negeri 2 2,0 2,0 80,0
Lain-lain 20 20,0 20,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
d. Output hasil distribusi frequensi informasi mengenai TB paru
Informasi TB paru
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Pernah 93 93,0 93,0 93,0
Valid Tidak Pernah 7 7,0 7,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Item-Total Alpha if Item
Correlation Deleted
Instrumental_Favourable 150,0000 47,793 ,629 ,675
Emosional_Unfavourable 149,9667 49,689 ,133 ,689
Penilaian_Favourable 150,0000 48,759 ,350 ,683
Emosional_Unfavourable 149,9333 50,064 ,000 ,691
Emosional_Unfavourable 149,9333 50,064 ,000 ,691
Emosional_Favourable 149,9667 49,689 ,133 ,689
Penilaian_Favourable 150,3333 43,195 ,580 ,650
Penilaian_Unfavourable 149,9667 49,413 ,241 ,687
Penilaian_Favourable 150,3667 44,930 ,382 ,667
Penilaian_Unfavourable 150,0333 47,413 ,609 ,673
Instrumental_Unfavoura
149,9333 50,064 ,000 ,691
ble
Instrumental_Favourable 150,0667 48,892 ,162 ,687
Instrumental_Favourable 150,4667 43,706 ,494 ,656
Emosional_Favourable 150,1000 48,507 ,209 ,684
Instrumental_Unfavoura
150,2333 45,633 ,415 ,667
ble
Informasional_Unfavour
150,1000 48,990 ,072 ,692
able
Informasional_Favourabl
150,0667 45,651 ,606 ,662
e
Informasional_Favourabl
150,0667 46,823 ,514 ,670
e
Informasional_Unfavour
150,1667 48,075 ,211 ,683
able
Informasional_Favourabl
150,0000 48,552 ,271 ,683
e
SKOR 76,9667 12,516 1,000 ,659
b. Validitas pada kuesioner perilaku pencegahan TB
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's
Item Deleted Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Correlation Deleted
Perilaku_favourable 140,0000 188,069 ,498 ,721
Perilaku_unfavoura
140,6333 171,206 ,709 ,696
ble
Perilaku_favourable 140,7667 182,737 ,470 ,714
Perilaku_unfavoura
140,3333 178,161 ,580 ,707
ble
Perilaku_favourable 140,1667 183,730 ,625 ,714
Perilaku_favourable 140,4667 181,706 ,510 ,713
Perilaku_favourable 140,7000 170,907 ,657 ,696
Perilaku_favourable 140,3000 181,390 ,585 ,711
Perilaku_unfavoura
139,9333 190,409 ,531 ,724
ble
Perilaku_favourable 139,9667 189,068 ,599 ,722
Perilaku_favourable 140,4000 181,421 ,670 ,711
Perilaku_unfavoura
139,9667 191,826 ,268 ,727
ble
Perilaku_favourable 140,3000 188,976 ,190 ,726
Perilaku_unfavoura
140,1667 190,971 ,128 ,728
ble
Perilaku_unfavoura
140,1667 190,764 ,186 ,727
ble
Perilaku_favourable 140,3667 184,999 ,361 ,719
Perilaku_unfavoura
139,8667 194,189 ,000 ,731
ble
Perilaku_unfavoura
140,6000 190,179 ,185 ,726
ble
Perilaku_favourable 140,4333 175,564 ,749 ,701
Perilaku_favourable 139,8667 194,189 ,000 ,731
SKOR 71,9333 48,547 1,000 ,817
3. Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,729 21
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,689 21
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SKOR_D
,247 100 ,000 ,822 100 ,000
K
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SKOR_PP ,151 100 ,000 ,943 100 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
5. Output hasil distribusi frequensi dukungan keluaga
Dukungan Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kurang 47 47,0 47,0 47,0
Valid Baik 53 53,0 53,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Correlations
dukungan perilaku
keluarga pencegahan
Correlation
1,000 ,440**
Coefficient
dukungankeluarga
Sig. (2-tailed) . ,000
N 100 100
Spearman's rho
Correlation
,440** 1,000
Coefficient
perilakupencegahan
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Agama : Islam
(ESP – N I)