Anda di halaman 1dari 18

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN TINEA PEDIS & KRURIS

KELOMPOK 2
6D KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH LAMONGAN
TINEA PEDIS
Merupakan penyakit infeksi dermatofit yang tersering, biasanya
terdapat rasa gatal pada daerah sela-sela jari kaki yang
berskuama, terutama diantara jari ketiga dengan keempat, dan
keempat dengan kelima, atau pada telapak kaki (Graham-Brown,
2005)

KLASIFIKASI
1. Bentuk intertriginosa: berupa maserasi, skuama, serta erosi di
celah-celah jari, dikarenakan kelembaban di celah-celah jari.
2. Bentuk hyperkeratosis: adanya penebalan kulit disertai sisik
terutama pada telapak kaki, tepi kaki, dan punggung kaki
3. Bentuk vesikuler subakut: tampak adanya vesikel dan bula yang
terletak agak dalam dibawah kulit, desertai rasa gatal yang hebat.
ETIOLOGI

Penyebab tinea adalah jamur dermatofita yang merupakan kelompok jamur


berfilamen, yang terbagi dalam tiga genus yaitu, Trychophyton, Mycrosporum, dan
Epidermophyton. Jamur ini dapat menginfeksi jaringan kreatin manusia maupun
binatang (Mansjoer Arief, 2000).

MANIFESTASI KLINIS

1. Kulit tampak mengalami maserasi dan basah atau kering dan bersisik.
2. Terdapat ruam keperakan atau putih bersisik yang nopruritik dan dapat
terlihat pada aspek plantar kakI, sisik tersebut seringkali memiliki dasar
yang menebal dan eritematosa.
3. Sering terjadi pada tumit atau telapak kaki,dan seringkali timbul pustule
PATHWAY Predisposisi maserasi disela-sela jari, sering pakai sepatu, dll.

Peningkatan kelembaban area pedis

Perkembangan trychophyton sp

Melepas enzim kreatinase

Invasi ke sratum korneum

Membentuk hifa pada epidermis

Reaksi radang oleh sel Langerhans

Tenia pedis

Terbentuk eritema, bula, dll.

Peningkatan gesekan pada pedis

Bula pecah

Intertriginos Hyperkeratosis Vasikuler subakut

Maserasi, skuama serta erosi,di Terjadi penebalan disertai sisik


celah- celah jari Tampak ada vesikel dan bula yang terletak
agak dalam dibawah kulit, disertai perasan
gatal yang hebat

Kerusakan pada epidermis Terasa panas dan gatal

Gangguan intergritas jaringan Gangguan rasa nyaman


kulit
Komplikasi: Super infeksi bakteri merupakan komplikasi yang paling sering
terjadi. Infeksi tinea rekuren juga sering terjadi, terutama jika terdapat
onikomikosis (Hartono, 2007)

Penatalaksanaan Diagnosa banding


1. Pasien harus dianjurkan untuk
menggunakan kaos kai yang 1. Kandidiasis : biasanya terdapat
menyerap kringat dan menjaga skuama yang berwarna putih
agar kaki tetap terbuka sesering pada sela jari ke 4-5 dan
mungkin. terdapat lesi- lesi satleit.
2. Terapi obat antijamur topical 2. Akrodermatitis perstans :
primer seperti azol dan alimazol terlihat radang, vesikel- vesikel
3. Obat ciclopirox yang efektif yang dalam, steril dan dapat
melawan dematofit dan ragi dibedahkan dengan pemeriksaan
(yeast) serta memiliki beberapa histopatologi.
aktivitas antibakteri 3. Pustular bacterid : secara klinis
4. Obat anti jamur steroid dapat susah dibedakan tapi dengan
digunakan memiliki peradangan biakan dapat ditemukan agen
yang signifikan terhadap infeksi penyebab.
TINEA KRURIS
Tinea kruris lebih sering terjadi pada laki-laki dan jarang terjadi pada
perempuan.Tepi eritematosa yang berskuama pelan-pelan menjalar
kebawah paha bagian dalam dan meluas kearah belakang kedaerah
prinium dan bokong. (Graham-Brown, 2005).

ETIOLOGI
1. Jamur Microsporum, Trichophyton atau Epydermophyton
2. Kontak dengan benda atau permukaan yang terkontaminasi
3. Faktor resiko untuk tinea kruris meliputi :
4. Obesitas
5. Pajanan terhadap mikroorganisme penyebab
6. Terapi antibiotik yang menekan pertumbuhan flora normal
7. Pelunakan kulit akibat terkena air dalam waktu lama, seperti pada
mereka yang melakukan olahraga air atau menderita diaphoresis.
8. Pertumbuhan Candida yang berlebihan dan infeksi akibat hilangnya
flora normal (seperti pada terapi antibiotic)
9. Neutropenia dan supresi sumsum tulang pada pasien yang fungsi
kekebalannya terganggu
MANIFESTASI KLINIS
1. Intertrigo
2. Psoriasis fleksural
3. Dermatitis seboroik fleksural

KOMPLIKASI
1. Infeksi bakteri sekunder pada luka yang terbuka karena
garukan
2. Ulkus dengan bentuk yang kronis (lesi kandidiasis)
3. Meningitis, endokarditis, atau septicemia kandida yang
disebabkan oleh diseminasi sistemik kandidiasis
PATHWAY
Tidak langsung: tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, pakaian yang Langsung : Fomitis, epitel rambut yang mengandung jamur,
dihinggapi debu, sprai, dan handuk binatang, tanah

Infeksi genus trychopyton sp

Menghasilkan enzim kreatinase yang mencerna keratin

Invasi jamur ke stratum korneum

Kolonisasi hifa- hifa

Melepas enzim kratolitik

Difusi ke epidermis

Membentuk papilla

Tinea kruris

Reaksi radang

Tumbuh radial distraktum korneum

Ringworm

Kerusakan pada epidermis Adanya eritema, lesi

Gangguan integritas kulit Gangguan rasa nyaman (pruritus)

Kulit berwarna merah dan berbatas tegas Kurang terpajan informasi

Gangguan citra tubuh Kurangnya pengetahuan Ansietas


PENATALAKSANAAN DIAGNOSA BANDING

1. Topical : salep atau krim 1. Eritrasma : batas lesi tegas, jarang


antimikotik. Lokasi ini sangat peka disertai infeksi, fluoresensi, merah
nyeri, jadi konsentrasi obat harus bata yang khas dengan sinar wood.
lebih rendah dibandingkan lokasi 2. Kandidiasis : lesi relative lebih
lain, misalnya asam salisilat, asam basah, berbatas jelas disertai lesi-
benzoate, sulfur, dsb. lesi satelit.
2. Sistemik : diberikan jika lesi 3. Psoriasis intertriginosa : skuama
meluas dan kronik ; griseofulfin lebih tebal dan berlapis-lapis
500-1000mg selama 2-3 minggu
atau ketokonase 100mg per hari
selama 1 bulan.
3. Infeksi yang ringan dapat dibati
dengan prearat topical seperti
klotrimazol, mikonazol atau
haloprogin selama setidaknya 3-4
minggu untuk memastikan
eradikasi total infekasi tersebut.
Preparat griseofulvin oral
diperlukan untuk infeksi yang
lebih parah.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian

1. Identitas Pasien: Nama, umur (dapat menyerang segala usia), jenis


kelamin (sering ditemukan pada laki-laki), suku bangsa, pendidikan,
alamat, tanggal masuk, no. register, diagnose medis.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama: Klien biasanya merasa gatal pada bagian lipatan
paha.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang: Klien biasanya mengeluh gatal
terutama pada saat berkeringat, oleh karena gatal maka lesi
semakin meluas, terutama di daerah kulit yang lembab.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu: tanyakan apakah klien dulu memiliki
penyakit yang sama.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga: Tanyakan pada pihak keluarga
apakah ada yang menderita penyakit seperti yang dialami oleh
klien.
3. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : kesadaran composmentis.
2) Tanda-tanda vital :
a. TD : 110/80 – 120/90 mmHg
b. Suhu : 36,5 – 37,50C
c. RR : 16 – 20 x/menit
d. Nadi : 60 – 100 x/menit
3) head to toe
a) Genital : kondisi genitalia yang lembab dan tidak bersih dapat
memicu timbulnya jamur, biasanya lesi dapat meluas kearah
belakang kedaerah prinium dan bokong.
b) Ekstremitas : biasanya terjadi kelemahan tonus otot pada daerah
yang terkena jamur
c) Kulit : biasanya kondisi kulit terutama pada daerah lipatan paha
terdapat lesi berbentuk macula atau plak yang merah atau
hiperpigmentasi dengan tipe aktif. Pada tipe lesi dijumpai papula-
papula eritematosa atau vesikel.
Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (pruritus)
berhubungan dengan kerusakan kulit akibat
jamur.
2. Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan kerusakan pada jaringan epidermis
(lesi, reaksi inflamasi).
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perasaan malu dan persepsi diri tentang
ketidakbersihan.
No. Tujuan & kriteria hasil Intervensi Rasional
Dx
1. Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi keadaan 1. Mengetahui
asuhan keperawatan selama 1 x kulit pasien. keadaan umum
24 jam diharapkan rasa nyaman pasien.
(pruritus) teratasi. 2. Beritahu pasien 2. Menurunkan
KH: tentang penyebab ansietas klien.
1. Klien mengetahui penyebab rasa gatal.
gatal 3. Anjurkan pasien 3. Mencegah
2. Klien dapat memahami cara untuk tidak terjadinya luka pada
mengatasi gatal menggaruk saat kulit.
3. Klien mampu mengatasi gatal.
gatal dengan cara memakai 4. Anjurkan pasien 4. Menyerap keringat.
pakaian yang menyerap memakai pakaian
keringat yang berbahan
4. Gatal berkurang katun.
5. Lesi tidak semakin meluas 5. Kolaborasi dengan 5. Membantu
dokter dalam menghilangkan rasa
pemberian anti gatal
fungi
No. Tujuan & kriteria hasil Intervensi Rasional
dx
2. Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi lesi : lokasi, 1. Menentukan
asuhan keperawatan selama dimensi, kedalaman lesi, intervensi
3 x 24 jam diharapkan karakteristik, warna selanjutnya.
KH: cairan, granulasi,
1. Menunjukkan integritas jaringan nekrotik, tanda-
jaringan kulit yang tanda infeksi lokal,
membaik formasi traktus.
2. Tidak ada lesi pada kulit
3. Menunjukkan 2. Berikan posisi yang 2. Menghindari
penyembuhan luka mengurangi tekanan bertambah
4. Luka tidak meluas dan pada lesi. luasnya
kering kerusakan
5. Mampu melindungi kulit jaringan.
dan mempertahankan 3. Jaga kebersihan kulit 3. Mempercepat
kelembaban kulit dan agar tetap bersih dan proses
perawatan alami kering. penyembuhan.
4. Kolaborasi dengan 4. Memperbaiki
dokter dalam pemberian kerusakan
obat topikal dan atau jaringan.
sistemik.
No. Tujuan & kriteria hasil Intervensi Rasional
dx
3. Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan tentang 1. Menurunkan
asuhan keperawatan pengobatan, perawatan, kecemasan klien
selama 1 x 24 jam kemajuan dan prognosis dan
diharapkan penyakit. meningkatkan
KH: partisipasi klien
1. Klien dapat menerima dalam
kondisi kesehatannya pengobatan
dan mau ikut serta 2. Dorong klien 2. Mengetahui
dalam pengobatan. mengungkapkan sejauh mana
2. Body image positif. perasaannya. penerimaan klien
terhadap
gangguan pada
kulitnya
3. Anjurkan klien untuk tidak 3. Membantu klien
menyendiri dan tetap dalam
berkomunikasi dengan penerimaan diri
orang lain. dan sosialisasi.
4. Berikan motivasi untuk 4. Menciptakan
menerima keadaannya body image
dengan realita. positif pada
dirinya.

Anda mungkin juga menyukai