Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA INFEKSI JAMUR


PADA KULIT DENGAN
DERMATOFITA,
CANDIDIASIS DAN
PITYRIASIS
VERSIKOLOR,

Kelompok 3-2013-Kelas
Nama Kelompok

Wulan Yulia Dintasari


Anneke Widi Prastiwi
Nusrotud Diana
Defi Lutpiana
Magita Novita Sari
Rizkisyah Nastiti
Anis Fauziah
Anatomi
Fisiologi
KULIT
Setiap lapisannya memiliki struktur tersendiri dan memiliki fungsi
yang berbeda :
o Lapisan Epidermis
1. Stratum Korneum atau Lapisan Tanduk
2. Stratum Lusidum
3. Stratum Granulosum
4. Stratum Spinosum
5. Stratum Basale
pada lapisan epidermis iuga memiliki sel-sel penyusun:
1. Sel Langerhans
2. Sel Melanosit
3. Sel Keratinosit
4. Sel Merkel

Tersusun 2 lapisan o Lapisan Dermis


o Lapisan Epidermis Lapisan Paling bawah yang paling tebal yang menghubungkan
o Lapisan Dermis. antara lapisan epidermis dengan lapisan subkutan, terdiri dari
rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak dan saraf.

o Lapisan Hipodermis atau Subkutan


sebagai penyimpan cadangan lemak da menyalurkan sensori karena
letaknya yang dekat dengan saraf.
Fungsi Utama Kulit

1. Fungsi Proteksi
2. Fungsi Sensori atau Sensasi
3. Fungsi Termoregulasi
4. Fungsi Ekskresi dan Absorbsi
Infeksi jamur pada Kulit

Pengertian
Dermatofita Candidiasis Pityriasis Versikolor
Dermatofitosis adalah salah Kandidiasis adalah infeksi Pitiriasis versikolor
satu kelompok dermatomikosis akut atau kronis yang merupakan penyakit infeksi

superficial yang disebabkan dihasilkan oleh candida


jamur superficial kronis
(mikroflora normal),
oleh jamur dermatofit, terjadi pada kulit yang ditandai
umumnya terbatas pada
sebagai reaksi penjamu dengan makula
kulit dan selaput lendir,
terhadap produk metabolit tetapi bisa penyakit sistemik hipopigmentasi dan
jamur dan akibat invasi oleh yang serius. skuama.
suatu organism pada jaringan
hidup (Adiguna MS, 2004).
Klasifikasi Penyakit Jamur pada Kulit
1. Klasifikasi Dermatofita
Dermatofitosis
Nama Penyakit Jamur Penyebab Lokasi Infeksi
Tinea Kapitis Microsporum dan Trichophyton Kulit dan rambut kepala
(beberapa spesies kecuali T.
consentricum)

Tinea Favosa T. schoenleinii Kulit dan rambut kepala


T. violaceum (jarang)
M. gypseum (jarang)
Tinea kruris E. floccosum Bokong, genitalia, area pubis,
T. rubrum perineal dan perianal
T. mentagrophytes
Tinea Barbae T. mentagrophytes, Dagu dan jengot
T. rubrum,
T. violaceum,
T. verrucosum, T. megninii,
M. canis
Lanj. . .

Dermatofitosis
Nama Penyakit Jamur Penyebab Lokasi Infeksi
Tinea Korporis T. rubrum,
Pada permukaan kulit yang
T. mentagrophytes,
M. audouinii, tidak berambut kecuali telapak
M. canis
tangan, telapak kaki, dan

bokong
Tinea Pedis T. rubrum Pada Kaki
T. mentagrophytes
E. floccosum
Tinea Manuum T. rubrum Pada tangan
T. mentagrophytes
E. floccosum
Tinea Unguium T. rubrum Kuku jari tangan dan jari kaki
Gambar
Tinea Kapitis Tinea Favosa

Tinea Pedis
Tinea Korporis

Tinea Unguium
Lanj. . .
Non-Dermatofitosis
Pityriasis
Versikolor/Tinea Piedra Otokimosis Tinea Nigra
Versikolor
adalah infeksi Merupakan infeksi
Otomikosis adalah ialah infeksi jamur
ringan yang jamur pada rambut
sering terjadi sepanjang corong infeksi jamur pada superfisialis dengan
disebabkan oleh rambut yang
liang telinga bagian memberikan warna
Malasezia furfur. memberikan
Ditandai oleh benjolan-benjolan luar. hitam sampai coklat
bercak putih di luar permukaan
pada kulit yang
sampai coklat rambut tersebut.
yang bersisik. terserang.

Lokasi: Badan dan Piedra Beigeli Lokasi: Kelainan di Lokasi: Telapak


kadang- kadang (warna putih) bagian luar dan dapat tangan dan kaki.
terlihat di ketiak, Dan Piedra Hortal meluas sampai muara
Gambar
Tinea Versikolor Otokimosis

Piedra Beigeli

Piedra Hortal

Tinea Nigra
2. Klasifikasi Candidiasis

Tipe kandidiasis mukokutan meliputi: region orofaring (rongga mulut dan


faring), vulvovaginal (di vagina dan mukosa vulva), paronychial (di kuku),
interdigital (di kulit antara jari-jari), dan intertrigenimus (di kulit area submamae
atau paha atau skrotum).
Jenis utama dari kandidiasis, kandidiasis adalah infeksi akut atau kronis yang
dihasilkan oleh candida, umumnya terbatas pada kulit dan selaput lender, tetapi
bisa penyakit sistemik yang serius
1. Mukosa kandidiasis : Infeksi kandidiasis dibatasi pada area permukaan mukosa non-
steril misalnya orofaringeal dan kandidiasis vulvuvaginal

2. Orofaringeal kandidiasis (OPC) : Kandidiasis oral merupakan salah satu infeksi yang
paling umum, sering terlihat pada orang dengan HIV
3. Vulvovaginal kandidiasis: . gejala yang berhubungan dengan VVC adalah lesi
dermatitis eczematoid bahwa kadang-kadang menunjukkan vesikular dan
pseudomembran abu-abu putih, pruritus vulva, terbakar, eritema.
4. Kandidiasis Kulit : infeksi sekunder dari kulit dan kuku (lipatan-lipatan tubuh) pada
pasien yang memiliki kecenderungan

5. Invasif kandidiasis : Infeksi invasif dapat melibatkan hampir setiap organ


2. Klasifikasi Pityriasis Versikolor

Folikulitis Dakriosis Obstruktif

merupakan bentuk klinis yang membentuk koloni pada


lebih berat, Malasezia furfur kelenjar lakrimalis,
dapat tumbuh dalam jumlah menyebabkan pembengkakan
banyak pada folikel rambut dan dan obstruksi. Pada beberapa
kelenjar sebasea. Secara klinis lesi kasus berbentuk dakriolit,
terlihat eritema, papula folikular terjadi inflamasi dan
atau pustule dengan ukuran 2-4 mengganggu produksi air
mm. mata.
Etiologi
• Terdapat flora normal yang
berhubungan dengan timbulnya
pitiriasis versikolor ialah
Pityrosporum orbiculare yang
• disebabkan oleh jamur berbetuk bulat atau pityrosporum
• Tiga genus penyebab : ovale yang berbetuk oval
Candidiasis albicans
Trichophyton, ditemukan pada • disebabkan oleh infeksi jamur
Microporum, dan membran mukosa, Mallasezia furfur yang
Epidermophyton, yang pada kulit, vagina dan merupakan organisme saprofit
dikelompokkan dalam saluran pencernaan. pada kulit normal
kelas Deuteromycetes. • dapat dipengaruhi • dipengaruhi oleh faktor hormonal,
• Spesies terbanyak ras, matahari, peradangan kulit
oleh faktor endogen
yang menjadi dan eksogen yang dan efek primer pitirosporum
penyebab : terjadi. terhadap melanosit.
Trichophyton rubrum

Dermatofit Candidiasis
Pityriasis
a Versikolor
Pityriasis
Versikolor

Dermatofita

Candidiasis
Manifestasi
Klinis

1. Dermatofitosis
1. Lesi dijumpai di bagian atas dada dan meluas
DERMATOFITA

Ditimbulkan oleh golongan geofilik bersifat


ke lengan atas, leher, tengkuk, perut atau
akut dan sedang , mudah sembuh, terutama
tungkai atas atau bawah.
menyerang manusia, Golongan jamur ini dapat
menyebabkan perjalanan penyakit menjadi 2. lesi hanya dijumpai pada bagian tubuh yang
menahun dan residif, jamur antropofilik ialah: tertutup atau mendapatkan tekanan pakaian.
Mikrosporon audoinii Trikofiton rubrum. 3. Penderita pada umumnya hanya
2. Non-dermatofitosis mengeluhkan adanya bercak atau macula
berwarna putih (hipopigmentasi) atau
- Pityriasis versicolor : timbul bercak putih atau
kecoklatan (hiperpigmentasi) dengan rasa gatal
kecoklatan, gatal bila berkeringat
ringan yang umumnya muncul saat berkeringat.
- Piedra : adanya benjolan warna tengguli pada
4. Pada lesi baru sering dijumpai makula
rambut, kumis, jenggot, kepala, umumnya tidak
skuamosa folikular. Sedangkan lesi primer
memberikan gejala-gejalan keluhan
tunggal berupa makula dengan batas sangat
- Otomikosis : infeksi jamur pada liang telinga tegas tertutup skuama halus
bagian luar, merasa gatal atau sakit di dalam
5. Pada kulit hitam atau coklat umumnya
liang telinga
berwarna putih sedang pada kulit putih atau
- Tinea Nigra : Lesi-lesi hitam pada kulit seperti terang cenderung berwarna coklat atau
pada sifilis stadium kedua pada telapak tangan kemerahan.

VERSIKOLOR
PITYRIASIS
Lanj.
Manifes

Candidisis

Lokasi Karakteristik
Lipatan Kulit (di bawah payudara, di Lesi eritemosa yang kering atau lembab. Lesi memiliki batas yang tegas

selangkangan, ketiak, anus, umbilicus dan

antara jari-jari kaki atau jari-jari tangan)

Kuku Badan kuku kemerahan, bengkak, muncul rasa nyeri

Mulut Membran mukosa berwarna merah dan memungkinkan munculnya

bengkak; permukaan ditutupi dengan lapisan berwarna putih, daerah

yang terkikis bisa lebih dari daerah lidah dan rongga mulut

Penis Penis ditutupi oleh lesi dan lesi tersebut dapat pula ditutupi oleh plak

putih. Lesi tersebut berukuran kecil, berwarna kemerahan dengan

batas yang tegas, munculnya rasa nyeri dan gatal

Vagina Serviks dapat ditutupi oleh plak putih. Lesi tersebut memberikan bau

yang tidak enak dan adanya keputihan yang disertai rasa gatal dan
PATOFISIOLOGI

CANDIDIASIS
DERMATOFITA
Oral candidiasis telah dinyatakan sebagai ‘penyakit dari penyakit’ karena oral
Dermatofit adalah sekelompok candidiasis seringkali mengindikasikan adanya penyakit yang mendasari
jamur yang memiliki timbulnya poliferasi komponen Candida dari flora mulut. Spectrum spesies
kemampuan membentuk Candida yang dapat terbentuk di dalam rongga mulut meliputi C, albicans,
molekul yang berikatan Candida glabrata, Candida tropicalis, candida pseudotropicalis, Candida
dengan keratin dan guillerimondiserta Candida krusei. Walaupun setiap spesies candida dapat
menggunakannya sebagai menimbulkan infeksi mulut, sebagian besar disebabkan oleh C. albicans
sumber nutrisi untuk
membentuk kolonisasi.
Terjadinya penularan
dermatofitosis ada 3 cara : PITYRIASIS VERSIKOLOR
1. Antropofilik
2. Zoofilik Adanya factor predisposisi menyebabakan ragi saprofit Pityrosporum
3. Geofilik orbiculare berubah menjadi bentuk miselium parasitic yang dapat
Terjadinya infeksi dermatofit menimbulkan gejala klinis.
melalui tiga langkah utama, Hipopigmentasi terjadi akibat :
yaitu : perlekatan pada 1. Pititiasitrin dan pitirialakton yang mampu menyerap sinar UV
keratinosit, penetrasi melewati 2. Asam azalea, asam dekaboksilat yang menurunkan produksi melanosit
dan di antara sel, serta dengan menghambat enzim tirosinase
pembentukan respon pejamu. 3. Malasssezia yang menginduksi apoptosis melanosit
4. Malasssezindole A, aktivitasnya menghambat kerja tirosinase dan
mengganggu sintesis tirosinase
5. Keto- malasssezin sebagaiinhibitor tirosinase dengan menghambat
reaksi DOPA (3,4-dihidroksifenilalanin) melanosit
6. Metabolit lain seperti indirubin, ICZ, pitiriarubin, dan triptanthrin.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK

PITYRIASIS
DERMATOFITA CANDIDIASIS VERSIKOLOR

• Lampu wood : mendeteksi jamur • Laboratorium • Pemeriksaan langsung dengan


infeksi • Pemeriksaan endoskopi KOH 10-20%
• Pemeriksaan dengan sinar wood
• Pemeriksaan Biakan

• KOH (Potassium hidroksida)

• Dilakukan pengolesan lesi dengan


toluidin biru 1% topikal dengan
swab atau kumur.
• Diagnosa pasti dengan biops
ne, 2,5%
PENATALAKSANAAN
bute krim
nafi • Obat ,
ne, kum tioko
ekon ur nazo
azol,
mico
DE atau
dala
CA l 1%,
oksik
PIT
nazo
R m onaz YRI
le,
keto
bent
uk
N ol
1%
ASI
cona
M per dan
zole, men
DI serta
S
klotr
imaz AT hisa
p
kona
zol
ole, • pem
DI • Seca VER
ciclo
OF akai ra
piro an Siste
SIK

x
Tera
pi
IT Nista
tin
drop
AS mik :
digu
naka OL
Non
medi
A :
biasa IS
n
yaitu OR
kam nya saat
entos digu adan
a: naka ya
PENCEGAHAN

Dermatofita Candidiasis
1. Menjaga kebersihan baik perseorangan 1. Oral hygiene yang baik
maupun lingkungan sekitar 2. Pada bayi utamakan ASI daripada susu
2. Mandi dengan menggunakan sabun formula
dapat mencegah penyebaran dan 3. Beri bayi minum 2-5 sendok air hangat
penularan penyakit ini. untuk membilas mulut bayi setelah
3. hindarilah mengenakan pakaian yang minum susu
tidak dapat menyerap keringat. 4. Pastikan bayi beristirahat yang cukup
5. Berikan bayi makanan yang mengandung
nutrisi yang lengkap

Pityriasis Versikolor
1. pemakaian 50% propilen glikol dalam air
untuk pencegahan kekambuhan
2. Pada daerah endemik dapat disarankan
pemakaian ketokonazol 200 mg/hari selama
3 bulan atau itrakonazol 200 mg sekali
sebulan atau pemakaian sampo selenium
sulfid sekali seminggu
3. Pajanan terhadap sinar matahari dan kalau
perlu obat fototoksik dapat dipakai dengan
hati-hati
KOMPLIKASI

DERMATOFIT
CANDIDIASIS
A
•Rekurens atau infeksi berulang kandida pada

•Tinea kapitis
kulit
•Infeksi pada kuku yang mungkin berubah
menjadi bentuk yang aneh dan mungkin

•Tinea korporis
menginfeksi daerah di sekitar kuku
•Candidiasis tersebar pada tubuh yang
kekebalan tubuhnya kurang

•Tinea cruris
•Candida albicans yang bermetastase dapat
menjalar ke esofagus, usus halus, usus besar
dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa
abses hati dan otak.
PROGNOSIS

CANDIDIASIS
Umumnya baik, bergantung
pada berat ringannya faktor
predisposisi

PITYRIASIS VERSIKOLOR
Prognosisnya baik dalam hal
kesembuhan bila pengobataan
dilakukan menyeluruh, tekun dan
konsisten. Pengobatan harus di
teruskan 2 minggu setelah
fluoresensi negatif dengan
pemeriksaan lampu Wood dan
sediaan langsung negatif. (Partogi,
2008)
WOC
ASUHAN
KEPERAWATAN
DERMATOFITA

1. Anamnesa
a. Data umum pasien/ Identitas/ Data demografi : nama, usia, suku bangsa/ ras, jenis kelamin, pekerjaan
saat ini dan sebelumnya (apakah sering terpapar sinar matahari secara langsung, bahan kimia, iritasi
zat atau substansi yang abrasif),kondisi tempat tinggal, status perkawinan, agama, status sosial
ekonomi dan keterangan lain mengenai identitas pasien
b. Keluhan Utama : Biasanya keluhan utama yang dialami pasien yaitu gatal-gatal pada kulit, bercak
merah bersisik pada kulit, dan perubahan bentuk pada kulit
c. Riwayat Penyakit Sekarang : Kapan terjadinya penyakit kulit yang diderita, apakah keluhan utamanya
seperti sering gatal/ menggaruk, ada lesi pada kulit penyebab terjadinya penyakit, apa yang dirasakan
klien dan apa saja yang sudah dilakukan untuk mengatasi sakitnya.
d. Riwayat penyakit dahulu : Kaji apakah klien pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya,
berapa lama pasien pernah mengalaminya, dan pengobatan apa yang dilakukan pasien
1. Riwayat penyakit masa kecil dan imunisasi
2. Riwayat penyakit akut dan kronis, pengobatan termasuk terapi dan hospitalisasi
3. Faktor resiko: usia, terpaparnya sinar matahari
4. Riwayat pembedahan: biopsy kulit
5. Riwayat alergi
6. Riwayat pengobatan
e. Riwayat penyakit keluarga
1. Adanya riwayat keluarga yang mengidap penyakit kulit
2. Riwayat status kesehatan yang menyebabkan kematian keluarga dan saudara seperti kanker kulit,
f. Riwayat kebiasaan/ sosial
1. Merokok, minum minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang lainnya.
2. Lingkungan: terpapar serangga dan hama seperti jamur, terpapar bahan kimia, & perubahan suhu
yang ekstrim.
3. Pekerjaan/ aktivitas: petani, tukang kebun
4. Diet: perubahan pola makan, pertambahan atau penurunan berat badan, nafsu makan.
5. Pola tidur: insomnia, cemas
6. Personal hygiene: mandi, keramas, lotion, bedak sabun
7. Riwayat perjalanan terakhir
g. Riwayat psikososial : Perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta
tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita, cemas, murung, depresi, atau marah
h. Riwayat diet : Kaji BB, bentuk tubuh, dan makanan yang disukai

2. Pemeriksaan Fisik
Lokalisasi :
Regio inguinalis bilateral, simetris. Meluas ke perineum,sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus. Dapat
pula meluas ke suprapubis dan abdomen bagian bawah. Effloresensi/sifat-sifatnya: Makula eritematosa
numular sampai geografis, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau pustul. Jika
kronik macula menjadi hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya (Siregar, 2003).

ROS (Review Of System) :


- B1 (Breathing): normal
- B2 (Blood): normal
- B3 (Brain): normal
- B4 (Bladder): normal
- B5 (Bowel): bercak merah bersisik pada kulit disertai rasa gatal
- B6 (Bone): normal
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan proses infeksi jamur


2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi.
3. Gangguan citra diri berhubungan dengan lesi dan
perubahan struktur kulit
Intervensi Keperawatan

1. Nyeri (00132) berhubungan dengan proses infeksi jamur


NOC NIC

Tujuan: Pain management (1400)

Setelah dilakukan perwatan 1x24 jam klien melaporkan nyeri 1. Kaji nyeri secara komprehensif meliputi lokasi,

berkurang atau hilang. karakteristik,onset, frekuensi, kualitas, intensitas atau

Kriteria hasil: beratnya nyeri dan faktor presipitasi

Pain control (1605) 2. Observasi ekspresi klien secara non verbal agar mengetahui

Pain level (2102) tingkat nyeri

1. Nyeri terkontrol yang dilihat dari indicator: 3. Kolaborasi pemebrian analgesic sesuai advis dokter dan

1) Klien menuliskan gejala nyeri berkurang ( skala 1-10) monitoring respon klien

2) Klien dapat menjelaskan faktor penyebab nyeri 4. Kaji pengetahuan dan perasaan klien menegnali nyerinya

3) Klien dapat mengetahui intervensi yang dilakukan untuk 5. Ajak klien untuk mengkaji faktor yang dapat memperburuk

mengurangi nyeri (farmaka dan non farmaka) nyeri

4) Klien melaporkan perubahan gejala nyeri yang terkontrol pada 6. Kaji dampak nyeri tyerhadap kualitas hidup klien (ADL)

tim medis 7. Control faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi

5) Klien mengetahui onset nyeri ketidaknyamanan klien

1. Level nyeri 8. Ajarkan tekinik nonfarmakologi (relakasai, terapi music,


 
2.Hipertermi (00007) berhubungan dengan proses inflamasi

NOC NIC

Tujuan: Hyperthermia treatment (3786)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x14 jam 1. Monitor TTV

pengaturan suhu tubuh pasien normal. 2. Menjauhkan pasien dari sumber panas

Kriteria hasil: 3. Menggunakan metode penghilang panas dari

1. Domain 2 kelas 1 thermoregulation (0800) luar (kompres pasien dileher, dada, ketiak,

1) Penuruna temperature suhu lipatan paha)

2) Dehidrasi 4. Tingkatkan hidrasi oral

3) Perubahan warna kulit 5. Monitor hasil laboratorium

4) RR 6. Monitor urin output

5) Nadi
3. Gangguan Citra Tubuh (00118) b.d Lesi dan perubahan struktur kulit

NOC NIC

Tujuan: Hyperthermia treatment (5220)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam 1. Dorong individu untuk mengekspresikan

pengaturan suhu tubuh pasien normal. perasaan, khususnya mengenai pikiran,

Kriteria hasil: perasaan, pandangan dirinya.

1. Domain 6 kelas 3 body image (1200) 2. Dorong individu untuk bertanya mengenai

120007 Penyesuaian perubahan penampilan fisik masalah, penanganan, perkembangan, prognosis

120009 Penyesuaian untuk perubahan status kesehatan.

kesehatan 3. Beri informasi yang dapat dipercaya dan perkuat

120008 Penyesuain dalam perubahan fungsi tubuh informasi yang telah diberikan.

  4. Anjurkan orang terdekat untuk memberikan

support system terhadap perubahan fisik dan

EVALUASI emosional.
1. Klien mengatakan nyerinya berkurang
5. Dorong kunjungan teman sebaya dan orang
2. Suhu badan klien normal (36,5-37,5 oC)
3. Gangguan Citra tubuh klien teratasi terdekat.
CANDIDIASIS

KASUS
• Tn.G asli Surabaya berumur 57 tahun dibawa oleh istrinya ke
RSUA tanggal 18 Maret 2016, dengan keluhan nyeri hebat seperti
terbakar dimulut, permukaan lidah memerah dan ada bercak-
bercak putih seperti beludru sejak 9 hari yang lalu, mulut terasa
kering karena produksi saliva yang kurang. Dan sudah 6 hari Tn.G
tidak nafsu makan, dan badannya panas. Klien mengatakan bahwa
klien sedang mengkonsumsi obat dalam jangka panjang sudah 4
bulan karena untuk terapi penyakitnya leukima akut. Pada
pengkajian ditemukan data status mental klien compos mentis.
Hasil pemeriksaan TTV didapatkan data TD: 130/80 mmHg, N: 92
x/menit, S: 39,4 oC dan RR: 19x/menit dan BB klien turun 7 kg dari
BB awal (65kg) TB 178 cm Klien terdiagnosa mengalami
candidiasis oral akut: kandidiasis pseudomembranosus.
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Keluhan utama : Klien merasakan nyeri hebat seperti
terbakar dimulut.
b. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang : Klien mengeluh nyeri
2. Pemeriksaan fisik
hebat di multnya seperti tebakar, terdapat bercak putih
a. TTV: TD: 130/80 mmHg, N: 92
di permukaan lidah seperti beludru sejak 9 hari yang
x/menit, S: 39,4 oC dan RR: 19x/menit
lalu, akhirnya tanggal 18 maret 2016 klien dibawa ke
b. ROS (Review Of System) :
RSUA oleh istrinya. Selama 9 hari selama keluhan
B1 (Breathing): normal
timbul klien belum pernah periksa, dan saat ini klien
B2 (Blood): normal
masih mengkonsumsi obat kostikosteroid sudah jalan 4
B3 (Brain): normal
bulan karena terapi penyakit leukemia akut
B4 (Bladder): normal
2. Riwayat penyakit dahulu : Klien menderita penyakit
B5 (Bowel): timbul rasa nyeri hebat
leukima akut, dan sampai sekarang klien masih
disekitar mulut, nafsu makan klien
mengkonsumsi obat terapi dan sudah jalan 4 bulan
menurun.
3. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga yang
IMT = BB: TB (m)2
pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit
= 58 : (1.78)2
kulit lainnya
= 18,3 (normal IMT 18,5-22,9
c. Riwayat nutrisi : Klien mengatakan sudah sudah 6 hari
kg/m2)
tidak nafsu makan, mulutnya terasa kering
B6 (Bone): normal
d. Riwayat pertumbuhan
BB sebelum sakit 65 kg
BB saat sakit 58 kg
e. Riwayat kesehatan atau social :Klien sering gosok gigi
dan cuci mulut, namun semenjak muncul bercak putih
dimulutnya klien jarang merawat mulut dan giginya,
karena mulutnya terasa nyeri hebat
Data Etilogi MK
Analisa Data
DS: Kortikosteroid (antibiotic tidak terkontrol) Nyeri akut (00132)
Klien mengeluh mulutnya nyeri seperti terbakar ↓ Domain 12. Comfort
DO: Imunodefisiensi Class 1. Physical Comfort
Ditemukan adanya bercak putih pada permukaan ↓
mukosa mulut dan lidah candida albican
Skala nyeri: ↓
P (Provoke) : nyeri timbul setelah adanya bercak Gg keseimbangan flora normal dimulut
putih dimulut ↓
Q (Quality): nyeri seperti terbakar dan sangat Sekresi saliva ↓
tajam, skala 8 (1-10) ↓
R (Radition atau relief): nyeri di sekitar mulut Jamur tumbuh tak terkontrol
dan terkadang samping ke tenggorokan ↓
S (Severity atau tanda dan gejala): jika dibuat System imun ↓
makan akan terasa nyeri ↓
T (Time): Timbul saat dibuat bicara, makan, Timbul lesih, bercak merah dan plak putih
frekuensi menetap seperti terbakar ↓
Nyeri akut

DS: Kortikosteroid (antibiotic tidak terkontrol) Ketidakseimbangan nutrisi:


Klien mengatakan badannya terasa panas ↓ kurang dari kebutuhan tubuh
DO: Imunodefisiensi (00002)
Suhu tubuh: 39,4 oC ↓ Domain 2. Nutrition
candida albican Class 1. Ingestion

Gg keseimbangan flora normal dimulut

Proses peradangan
Data Etiologi MK

DS: Kortikosteroid (antibiotic tidak Ketidakseimbangan nutrisi: kurang


Klien mengatakan bahwa sudah 4 hari terkontrol) dari kebutuhan tubuh (00002)
tidak nafsu makan ↓ Domain 2. Nutrition
Imunodefisiensi Class 1. Ingestion
DO: ↓
BB sebelum sakit 65 kg candida albican
BB saat sakit 58 kg ↓
Gg keseimbangan flora normal
dimulut

Sekresi saliva ↓

Jamur tumbuh tak terkontrol

System imun ↓

Timbul lesi, bercak merah dan plak
putih

Nyeri disekitar mulut sampai
tenggorokan

Nafsu makan ↓
Diagnosa keperawatan
• Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi jamur
• Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan dan
infeksi
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan nafsu makan yang menurun
Intervensi keperawatan
1. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan proses infeksi jamur
NOC NIC

Tujuan: Pain management (1400)

Setelah dilakukan perwatan 1x24 jam klien melaporkan nyeri 1. Kaji nyeri secara komprehensif meliputi lokasi,

berkurang atau hilang. karakteristik,onset, frekuensi, kualitas, intensitas atau

Kriteria hasil: beratnya nyeri dan faktor presipitasi

Pain control (1605) 2. Pbservasi ekspresi klien secara non verbal agar

Pain level (2102) mengetahui tingkat nyeri

1. Nyeri terkontrol yang dilihat dari indicator: 3. Kolaborasi pemebrian analgesic sesuai advis dokter dan

1) Klien menuliskan gejala nyeri berkurang ( skala 1-10) monitoring respon klien

2) Klien dapat menjelaskan faktor penyebab nyeri 4. Kaji pengetahuan dan perasaan klien menegnali

3) Klien dapat mengetahui intervensi yang dilakukan untuk nyerinya

mengurangi nyeri (farmaka dan non farmaka) 5. Ajak klien untuk mengkaji faktor yang dapat

4) Klien melaporkan perubahan gejala nyeri yang terkontrol memperburuk nyeri

pada tim medis 6. Kaji dampak nyeri tyerhadap kualitas hidup klien (ADL)

5) Klien mengetahui onset nyeri 7. Control faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
2. Hipertermi (00007) berhubungan dengan proses peradangan dan infeksi

NOC NIC

Tujuan: Hyperthermia treatment (3786)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x14 1. Monitor TTV

jam pengaturan suhu tubuh pasien normal. 2. Menjauhkan pasien dari sumber panas

Kriteria hasil: 3. Menggunakan metode penghilang panas

1. Domain 2 kelas 1 thermoregulation (0800) dari luar (kompres pasien dileher, dada,

1) Penuruna temperature suhu ketiak, lipatan paha)

2) Dehidrasi 4. Tingkatkan hidrasi oral

3) Perubahan warna kulit 5. Monitor hasil laboratorium

4) RR 6. Monitor urin output

5) Nadi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002) berhubungan dengan nafsu makan yang menurun

NOC NIC

Tujuan: Oral health restoration (1730)

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan 3x24 jam diharapkan 1. Monitor kondisi mulut pasien (misalnya, bibir, lidah, mukosa

kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi secara seimbang. membrane, gigi, gusi, dan peralatan gigi) termasuk karakter

Kriteria hasil: kelainan (misalnya, ukuran, warna, dan lokasi lesi internal atau

Domain-physiologic helath (II) eksternal atau peradangan, dan tanda-tanda lain dari infeksi)

Class-tissue integrity (L) 2. Monitor perubahan dalam rasa, menelan, kualitas suara,

Oral Health (1100) kenyamanan

1. Lesi mukosa oral (4) 3. Tentukian frekuensi yang diperlukan untuk perawatan mulut,

2. Nyeri (4) dorong pasien atau keluarga pasien untuk memathu jadwal jadwal

3. Bau mulut (5) atau membantu dengan perawatan mulut, yang diperlukan

Domain-physiologic helath (II) 4. Anjurkan pasien untuk menggunakan sikat gigi lembut atau sekali

Class-digestion & nutrition (K) pakai

Nutritional status (1004) 5. Berikan kumur untuk pasien (misalnya, anestesi, effervescent,

4. Pemasukan nutrisi (5) garam, coasting, antijamur, anti bakteri atau solusi)

5. Pemasukan makanan (5) 6. Berikan obat (misalnya analgesic, anestesi, antimikrobadan agen

6. Pemasukan cairan (5) inflamasi), jika diperlukan pakai spons


NOC NIC

Eating disorders management (1030)

1. Diskusi dengan tim untuk menetapkan target

berat badan jika berat badan tidak sesuai

usianya

2. Berunding dengan ahli gizi untuk menentukan

asupan kalori harian yang diperlukan untuk

mencapai dan/atau mempertahankan target

berat badan

3. Ajarkan dan memperkuat konsep gizi yang baik

dengan paien

4. Timbang secara rutin

5. Pantau asupan kalori harian

6. Dorong pasien untuk memnatau sendiri aupan

makanan sehari-hari dan berat badan


Evaluasi
• Klien mengatakan nyerniya berkurang dibuktikan dengan
skala yang awalnya 8 menjadi 4
• Suhu badan klien normal (36,5-37,5 oC)
• Klien dapat memenuhi asupan makannnya, dibuktikan
dengan BB klien meningkat seperti sebelum sakit.
PITYRIASIS
VERSIKOLOR

Pengkajian
Identitas Pasien : nama, jenis kelamin,
agama, alamat, pendidikan
Keluhan Utama : Pasien mengeluh gatal
Riwayat Kesehatan Pemeriksaan Fisik 
Riwayat Penyakit Sekarang : Tanyakan Subjektif : Gatal-gatal.
sejak kapan pasien merasakan keluhan Objektif : Terdapat makula di lipat
seperti yang ada pada keluhan utama paha, axila ( ketiak ) dan
dan tindakan apa saja yang dilakukan punggung pasien.yang dapat
pasien untuk menanggulanginya, hipopigmentasi, kecokletan,
memiliki riwayat penyakit alergi atau keabuan atau kehitam-hitaman
tidak. dalam berbagai ukuran, dengan
Riwayat Penyakit Dahulu : Apakah skuama halus di atasnya. Makula,
pasien dulu pernah menderita penyakit berbatas tegas (sharply
seperti ini atau penyakitkulit lainnya. marginated ), berbentuk bundar
Riwayat Penyakit Keluarga : Apakah ada atau oval, dan ukurannya
keluarga yang pernah menderita bervariasi
penyakit seperti ini atau penyakit kulit
lainnya.
Pola Kebiasaan ; Penggunaan handuk
bersama atau sendiri, pola aktifitas.
Diagnosa
• Nyeri akut b.d proses infeksi.
• Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi
akibat pitiriasis vesikolor.
• Gangguan citra tubuh berhubungan dengan status kesehatan
klien (adanya pitiriasis versikolor).
1. Nyeri akut b.d proses infeksi

NOC NIC

Pain control (1605, Domain 4, Class Q) Manajemen Nyeri (1400)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji nyeri secara komprehensif meliputi

2x24 jam klien menunjukkan adanya lokasi, karakteristik, onset, frekuensi,

penurunan nyeri dengan indikator: kualitas, intensitas, atau beratnya nyeri dan

1. Klien menuliskan gejala nyeri faktor predisposisi.

berkurang (skala 1-3). 2. Observasi ekspresi klien secara non verbal

2. Klien dapat menjelaskan faktor atau mengetahui tingkat nyeri.

penyebab nyeri. 3. Kolaborasi pemberian analgesic sesuai saran

3. Klien dapat mengetahui intervensi dokter dan monitor respon klien.

yang dilakukan untuk mengurangi 4. Kaji dampak nyeri terhadap kualitas hidup

nyeri (farmaka dan non farmaka). klien (ADL).

4. Klien melaporkan perubahan 5. Kontrol faktor lingkungan yang dapat


2.Kerusakan integritas kulit b.d adanya lesi akibat pitiriasis versikolor

NOC NIC

Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam kerusakan Pressure management

integritas kulit pasien dapat diatasi dengan 1. Anjurkan klien menggunakan pakaian yang

indikator: longgar.

1. Integritas kulit klien baik ditandai dengan 2. Hindari kerutan pada tempat tidur.

adanya sensasi, elastisitas baik, temperatur, 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.

hidrasi dan pigmentasi. 4. Mobilisasi pasien dengan melakukan miring kiri

2. Tidak ada bekas luka atau lesi pada kulit. atau miring kanan.

3. Mampu melindungi kulit dan 5. Monitor kulit akan adanya kemerahan yang

mempertahankan kelembapan kulit dan berlebih.

merawat kulit secara alami. 6. Monitor status nutrisi klien.

4. Menunjukkan terjadinya proses 7. Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka

penyembuhan luka. 8. Kolaborasi: Pemberian obat untuk mengurangi

bekas luka pada area luka sesuai dengan advis

dokter.
3. Gangguan citra tubuh b.d status kesehatan klien (adanya pitiriasis versikolor)

NOC NIC

Coping (1302) Coping enhancement (3236)

Kriteria hasil: 1. Nilai pemahaman pasien dari proses penyakit.

1. Mencatat pengurangan stress. 2. Berikan suasana penerimaan.

2. Menggunakan personal support system. 3. Berikan informasi factual mengenai diagnosis,

3. Mencatat perubahan stress dari gejala fisik. pengobatan dan prognosis.

4. Mencatat peningkatan kenyamanan  

psikologis. Body image enhancement (5220)

4. Tentukan harapan citra tubuh paisen

berdasarkan tahap perkembangan.

5. Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan

yang disebabkan oleh penyakit.

6. Bantu pasien untuk membahas stressor

mempengaruhi citra tubuh karena kondisi

bawaan, cedera atau penyakit.


Evaluasi
• 1. Rasa nyeri dapat teratasi
• 2. Gangguan integritas kulit teratasi
• 4. pasien percaya diri

Anda mungkin juga menyukai