Penyusun :
Chelsea Vidia Sanjaya
(20110310038)
Dokter Pembimbing:
Dr. Lucky, Sp.KK
KLASIFIKASI
MIKOSIS
MIKOSIS MIKOSIS
PROFUNDA SUPERFICIALIS
MIKOSIS
Superfisialis Profunda
Non Intermediet
Dermatofitosis Subkutis Sistemik
Dermatofitosis
Tinea capitis Pitiriasis versikolor Kandidiasis Misetoma Aktinomikosis
Tinea barbae Piedra hitam Aspergillosis Kromomikosis Nokardiosis
Tinea corporis Piedra putih Sporotrikosis Histoplasmosis
(T. imbrikata & Tinea nigra Fikomikosis- Kriptokokosis
T. favosa) palmaris subkutan Koksidioidomikosis
Tinea manum Otomikosis Rinosporodiosis Blastomikosis
Tinea pedis Fikomikosis-
Tinea kruris sistemik
Tinea unguium
• Mikosis adalah penyakit yang
disebabkan oleh jamur.
Non
Dermatofitosis
Dermatofitosis
• Dermatofitosis penyakit pada jaringan yang
mengandung zat tanduk, misalnya stratum
korneum pada epidermis, rambut, dan kuku,
yang disebabkan golongan jamur dermatofita.
• SINONIM
Tinea, ringworm, kurap, teigne, herpes
sirsinata.
• ETIOLOGI
Dermatofita keratinofilik (mencerna keratin)
GENUS DERMATOFITA
1. Trichophyton
Menyerang kulit, rambut &
atau kuku
21 spesies.
2. Microsporon
Menyerang kulit & atau
rambut
17 spesies
3. Epidermophyton
Hanya menyerang kulit saja
2 spesies
Tinea fasialis, tinea aksilaris : menunjukkan daerah kelainan
Tinea sirsinata, arkuata : penamaan deskriptif morfologis
Tinea inkognito : bentuk klinis tidak khas olehkarena telah diobati dg steroid topikal kuat
DERMATOFITOSIS
Dermatophytoses of Dermatophytoses
Dermatophytoses
keratinized epidermis of hair and hair
of nail apparatus
(epidermaldermatophytosi follicle
(onikomikosis)
s, epidermomikosis) (trikomikosis)
Dermatophytic folliculitis,
Tinea fasialis,
Majocchis
tinea korporis,
Tinea unguium (trichophytic)granuloma,
tinea kruris, tinea
tinea kapitis, tinea
manus, tinea pedis
barbae.
TANDA KLINIS
• DD :
– Alopesia areata
– Dermatitis seboroik capitis
– Psoriasis vulgaris
– Folikulitis
Pencegahan :
Skrining terhadap lingungan. Ketokonazole atau
Selenium Sulfide Shampo memberntas
asymtomatik carrier state.
Surgery
Drain pus dari lesi kerion.
2. TINEA KORPORIS
(tinea sirsinata, tinea glabrosa, scherende flechte,
kurap, herpes sircine trichophytique)
Gejala Klinis :
• Gejala Subyektif : rasa gatal
• Predileksi : bagian badan yang berambut halus
• Gejala Obyektif : lesi tersusun melingkar atau berbentuk
polisiklik. Terdiri tas papula dengan dasar eritematus, plak
dengan bagian tengah tampak menyembuh, skuama
(central healing)
Tanda diagnosis
• Lesi berbatas tegas, tepi aktif
• Skuama menutup bercak.
Pemeriksaan laboratorium :
1. Pemeriksaan langsung dengan larutan KOH
10%.
2. Pemeriksaan biakan agar.
Pengobatan :
Umum : perbaikan higiene kulit.
Sistemik : Griseofulvin diberikan per oral
dengan dosis 250mg/hari (anak), 500
mg/hari (dewasa) selama 4-6minggu
Topikal : salep acidum salicylicum 3%, salep
sulphur preacipitatum 3%, salep whitfield,
krim mikonasol 2%, krim klotrimasol 1%,
krim haloprogin, salep tolnaftat 2%.
DD : Pitiriasis rosea, psoriasis
vulgaris, dermatitis seboroik
korporis, dermatitis numularis, sifilis
stadium II, Morbus Hansen tipe
Tuberculoid.
Prognosis : baik
Tinea Imbrikata
Bentuk khas tinea korporis karena T.
Concentricum, merupakan infeksi jamur
pada kulit badan dan ekstremitas, yang
ditandai oleh lingkaran skuama konsentris
membentuk bercak luas dengan tepi
polisiklis.
Khas :
- Polisiklis, makula papulo
skuamosa,berwarna coklat tersusun
cincin yang konsentris, meluas ke
seluruh badan,
- Stratum korneum terlepas dan tepi
bebasnya menghadap tengah.
- Bila diraba dari bagian tengahnya
kearah luar terasa skuama menghadap
ke dalam.
Tinea favosa
Bentuk khusus tinea korporis karena
T.schoenleini, T.violaceum, M.gypseum
Bentuk lain Tinea Korporis yang disertai
kelainan pada rambut.
Bentuk Kelainan :
Khas : Bintik-bintik kecil berwarna merah
kekuningan ditutupi oleh krusta yang
berbentuk cawan (skutula), berbau busuk
(bau tikus / mousy odor), Terdapat
rambut diantara krusta bila diangkat
terlihat dasar yang cekung merah dan
basah. rambut putus-putus dan mudah
lepas.mengenai badan dan kepala
menyebabkan alopesia permanen
3. Tinea Kruris
(Eksema Marginatum, Dhobie itch, Jockey itch,
Ringworm of the goin)
Gejala klinis :
Gejala Subyektif : rasa gatal
Predileksi : terutama pada lipatan paha, genitalia,
sekitar anus, bokong, perut bagian bawah.
Gejala Obyektif :
- Tanda Khas : Bilateral, lesi sebenarnya anular,
elips, kalau lesi terus melebar tampak gambaran
setengah lingkaran.
- Warna lesi kemerahan sampai coklat kehitaman,
squama tidak tampak jelas terutama kalau ada
intertriginasi.
- Bercak eritematosa batas tegas, tepi lesi aktif,
polisiklis, ditutupi skuama, kadang disertai
banyak vesikel kecil.
• Pengobatan :
– Umum : Higiene kulit
– Sistemik : Griseofulvin 250mg/hari per
oral.
– Topikal : Salep Whitfield, krim mikonasol
2%, krim klotrimasol 1%, krim tolnaftat
2%.
• Prognosis : baik
4. Tinea pedis
(Athlete’s Foot, Ringworm of the foot)
• Lokasi : interdigitalis,
permukaan palmar, dan dorsum
manus.
• Penyebab : T.Mentagropytes, T.
Rubrum.
• Bentuk tersering : hiperkeratosis
difusa
• UKK : Vesikel atau squama
eritem yang berbatas tegas
disertai rasa gatal.
6. Tinea Unguium
(Dermatophytic Onychomycosis, Ringworm of the nail)
Leukonikia trikofita
• Kelainan kuku pada bentuk ini merupakan leukonikia atau keputihan di
permukaan kuku yang dapat dikerok untuk dibuktikan adanya elemen jamur.
Subungual proksimalis
• Bentuk ini mulai dari pangkal kuku bagian proksimal terutama menyerang kuku
dan membentuk gambaran klinis yang khas, yaitu terlihat kuku di bagian distal
masih utuh, sedangkan bagian proksimal rusak. Biasanya penderita tinea
unguium mempunyai dermatofitosis di tempat lain yang sudah sembuh atay
yang belum. Kuku kaki lebih sering diserang daripaada kuku tangan.
• Tinea unguium adalah dermatofitosis yang paling sukar dan lama
disembuhkan; kelainan pada kuku kaki lebih sukar disembuhkan daripada kuku
tangan.
• Pengobatan :
– Sistemik : terapi dengan Griseofulvin per
oral (kuku tangan 6 bulan, kuku kaki
1 ½ tahun)
– Topikal : Salep Whitfield, krim ekonasol
1%
7. Tinea Barbae
(Tinea Sycosis, barber’s itch)
Infeksi jamur pada daerah dagu
Etiologi : T. Mentagrohpytes, T. Violaceum, T.
Verrucosum, T. Rubrum)
Gejala Klinis
2 bentuk :
- Lesi profunda yang bersifat supuratif dan noduler (T.
Mentagrohpytes, T. Violaceum) : penebalan noduler
seperti kerion, bersifat konfluen, tampak pus melalui
pori folikel.
- Lesi superfisial yang bersifat keras dengan bagian
botak disertai folikulitis (T. Verrucosum, T. Rubrum) :
menyebabkan folikulitis pustular dengan atau tanpa
disertai rambut patah. Rambut kering, rapuh.
Pemeriksaan Penunjang Infeksi
Jamur
1. Lampu Wood
2. Mikroskopis
3. Kultur /biakan
4. Biopsi Histopatologi.
5. Tes Kulit.
Wood’s Lamp
LABORATORIUM
KOH Hifa panjang+ spora
• Kerokan kulit, potongan
kuku, rambut
• + KOH 10-20%
Non Dermatofitosis
Infeksi yang disebabkan oleh jenis jamur yang tidak dapat mengeluarkan zat
yang dapat mencerna keratin kulit dan tetap hanya menyerang lapisan kulit.
Klasifikasi :
1. Pityriasis versikolor
2. Tinea nigra palmaris
3. Piedra
4. Otomikosis
5. Keratomikosis
1. Pityriasis versikolor
(Tinea Versikolor, Kromofitosis, Dermatomikosis Furfurasea, Liverspot, Tinea Flava,
Panu)
• Pemeriksaan penunjang
– KOH 20% tampak hifa tanpa spora
– Biakan subaroud agar (suhu kamar) koloni jamur penyebab
• Terapi
– Kapas yang telah dibasahi larutan permanganas kalikus 1/10.000 untuk
membersihkan liang telinga dari serumen/kotoran lain.
– NaCL 0,9% dilanjutkan dengan larutan Salisil spiritus 2%
– Anseptik, Antifungal, Antibiotik.
• Prognosis baik
5. Keratomikosis
(Keratitis Mikotik)
• Pewarnaan Gram