Anda di halaman 1dari 30

DERMATOMIKOSIS

DISKUSI TOPIK
SMF DERMATOVENEREOLOGI

PEMBIMBING : DR. HERNI, SP.KK


OLEH : LISA FLORENCIA

RSUD SULTAN SYARIF M.ALKADRI PONTIANAK


30/12/2017 1
DERMATOMIKOSIS
 Dermatomikosis adalah penyakit pada kulit, kuku, rambut, dan mukosa yang
disebabkan infeksi jamur.

Mikosis Superfisial
• Infeksi jamur yang mengenai jaringan mati pada kulit, kuku dan rambut  Tidak
terjadi reaksi inflamasi  Nondermatofitosis.

Mikosis Profunda/ Subkutan


• Infeksi jamur pada jaringan di bawah kulit Terjadi reaksi inflamasi akibat
30/12/2017 2

metabolit jamur  Dermatofitosis


DERMATOMIKOSIS

SUPERFISIAL SUBKUTAN

 Misetoma
NONDERMATOFITOSIS  Kromomikosis
DERMATOFITOSIS  Zigomikosis subkutan
 Sporotrikosis
 Rinosporidiosis
 Tinea Kapitis  Pitiriasis Versikolor
 Tinea Barbe  Folikulitis Malassezia
 Tinea Tinea Kruris  Piedra
 Tinea Nigra
 Tinea Pedis et manuum
 Tinea Unguinum
 Tinea Korporis
30/12/2017 3
DERMATOFITOSIS
 Penyakit pada jaringan yang memiliki zat tanduk  stratum korneum pada epidermis,
rambut dan kuku.
 Sinonim:Tinea, ringworm, kurap, teigne, herpes sirsinata
 Etiologi : Dermatofita (sifat keratofilik), termasuk kelas Fungi imperfecti, yang terbagi
dalam 3 genus 
1. Microsporum,
2.Trycophyton
3. Epidermophyton.

30/12/2017 4
DERMATOFITOSIS

Patogenesis melibatkan :
 Faktor hospes
Atopi, glukokortikoid systemik dan
topikal, icthyosis, penyakit kolagen
dan penyakit vaskular
 Faktor lokal
Keringat, kelembapan
30/12/2017 tinggi, faktor
5

pekerjaan, lokasi geografis


TINEA PEDIS (ATHLETE’S FOOT)
 Dermatofitosis pada kaki, terutama pada sela-sela jari dan telapak kaki
 Terjadi pada orang yang sering bersepatu tertutup dan perawatan kaki yang buruk, pada pekerja
dengan kaki yang selalu atau sering basah
 Etiologi : Epidermophyton,Trichophyton, Microsporum
 Terdapat 3 bentuk tinea pedis yaitu subakut, moccasin foot, dan interdigitalis.
 Tinea pedis interdigitalis ialah dermatofitosis pada sela jari kaki paling sering ditemukan

30/12/2017 6

Moccasin type Interdigital macerated type Bullous type


TINEA PEDIS ET MANUM
 Tinea manum  dermatofitosis pada tangan
 Klinis : tampak hiperkeratosis dan penebalan lipat.
 Semua kelainan di kaki dapat terjadi pula pada tangan

30/12/2017 7

Tinea manum
TINEA UNGUINUM (DERMATOPHYTIC ONYCHOMYCOSIS)
 Kelainan kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita
 Etiologi : T.metaghophytes,T.rubrum
Bentuk subungual distalis Bentuk subungual proksimal Leukonikia trikofita
 Mulai dari tepi distal atau distolateral  Mulai dari pangkal kuku bagian  Keputihan di permukaan kuku yang
kuku proksimal dapat dikerok untuk membuktikan
 Menjalar ke proksimal – dibawah  Khas : kuku bagian distal utuh, bagian jamur
kuku terbentuk sisa kuku yang rapuh proksimal rusak  Penyebab:Trichophyton mentagrophytes
 Sukar dan lama disembuhkan

30/12/2017 8
TINEA KRURIS (ECZEMA MARGINATUM, JOCKEY ITCH)
 Dermatofitosis pada lipat paha, daerah perineum dan sekitar anus
 Penyebab : E.floccosum,T. rubrum,T. mentagrophytes
 Adanya maserasi dan oklusi kulit lipat paha menyebabkan
peningkatan suhu dan kelembaban yang akan memudahkan infeksi.
 Lesi berbatas tegas, peradangan daerah tepi lebih nyata daripada
daerah tengahnya. Jika menahun – berupa bercak hitam disertai
sisik

30/12/2017 9

Tinea cruris: tinea incognito


TINEA KORPORIS (TINEA SIRSINATA, TINEA GLABROSA)
 Dermatofitosis pada kulit tubuh tidak berambut
 Etiologi: Epidermophyton floccosum,T.rubrum
 Lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama,
kadang dengan vesikel dan papul di tepi, bagian tengah cenderung
menyembuh (central healing)
 Tanda radang lebih nyata pada anak-anak
 Kelainan dapat terjadi di tiap bagian tubuh dan besama-sama
Tinea corporis
dengan kalian pada sela paha → tinea corporis et cruris atau tinea
cruris et corporis

30/12/2017 10

Tinea corporis: inflammatory


TINEA IMBRIKATA

 Tinea imbrikata  dermatofitosis kronik rekuren disebabkan


Trichophyton concentricum
 Lesi mulai dari papul berwarna cokelat perlahan-lahan menjadi besar
→ Stratum korneum terlepas dari dasarnya dan melebar →
Lingkaran skuama konsentris
 Pada keadaan kronik rasa gatal tidak menonjol.
 Dapat disertai tinea unguinum
 Pada kasus menahun, lesi kulit kadang menyerupai iktiosis.

30/12/2017 11
TINEA KAPITIS (RINGWORM OF THE SCALP)
 Kelainan pada kulit dan rambut kepala yang
disebabkan oleh spesies dermatofita
 Etiologi: T.rubrum,T.mentagrophytes, M.gypseum
 Klasifikasi :
- Gray patch ringworm  papul merah kecil 
membentuk bercak yg menjadi pucat dan bersisik. Grey patch ringworm
Gatal, rambut berwarna abu-abu dan tidak kilat.
Alopesia setempat
- Kerion  reaksi peradangan yg berat pada tinea
kapitis  jaringan parut dan berakibat alopesia Kerion
menetap
- Black dot ringworm  infeksi  rambut patah
 tertinggal ujung rambut yg penuh spora 30/12/2017 12

(ringworm) Black dot ringworm


TINEA FAVOSA/FAVUS

 Penyebab : Trichophyton schoenleini, Trichophyton violaceum


dan Microsporum gypseum
 Lesi dimulai di kepala sebagai titik kecil berwarna merah
kuning dan berkembang menjadi krusta berbentuk cawan
(skutula)
 Bila krusta diangkat terlihat dasar yang cekung dan basah
 Mousy odor (bau tikus)
 Bila tidak diobati meninggalkan jaringan parut dan botak
Tinea capitis: favus
 Pada kulit → lesi papulovesikel dan papuloskuamosa
disertai kelainan kulit berbentuk cawan → jaringan parut

30/12/2017 13
TINEA BARBE
 Penyebab: Trichophyton, Microsporum
 Gejala klinis:
 Daerah dagu/ jenggot yang menyerang kulit
dan folikel, gatal dan pedih disertai bintik-
bintik kemerahan dan bernanah dapat
menyebar hingga ke wajah dan leher.
 Rambut menjadi rapuh dan kusam, dengan
folikel merah, edema dan kadang timbul
pustul

30/12/2017 14
DIAGNOSIS DERMATOFITOSIS
 Sampel pemeriksaan mikologis :
o Kulit tidak berambut : dari bagian tepi kelainan sampai sedikit luar kelainan sisik kulit
o Kulit berambut : rambut dicabut terlebih dahulu – bagian kulit yang mengalami kelainan dikerok
o Kuku
 Pemeriksaan langsung sediaan basah dengan KOH – menemukan hifa (pada kulit dan kuku) , atau
spora (pada sediaan rambut)
 Pemeriksaan dengan biakan pada media agar Saboraud

Pemeriksaan dengan KOH –


spora dan hifa 30/12/2017 15
TATALAKSANA DERMATOFITOSIS
 TOPIKAL
 Griseofulvin
 Imidazoles (clotrimazole, miconazole, ketoconazole, econazole, oxiconazole, sulconazole,
sertaconazole)
 Allylamines (naftifine, terbinafine)
 Naphthionates (tolnaftate);
 Substituted pyridine (ciclopirox olamine)

30/12/2017 16
TATALAKSANA DERMATOFITOSIS

SISTEMIK
1. GRISEOFULVIN 3. ITRAKONAZOLE
Dosis 250 mg 2X/hari  – T. KORPORIS/KRURIS : Dosis 200 mg/hari
 E/S : sakit kepala, fotosensitivitas  – T. UNGUIUM : PULSE THERAPY
2. KETOKONAZOLE  200 mg 2X/hari selama 1 minggu dalam setiap
 Tidak boleh diberikan pada penderita dengan
bulan selama 3 bulan
kelainan fungsi hati  – T . PEDIS :
 Dosis 200 mg/hari  200 mg 2X/hari selama 1 minggu
4. TERBINAFIN
 – Dosis 250 mg/hari
30/12/2017 17
NON DERMATOFITOSIS

 Klasifikasi :
 Pytriasis versicolor
 Pitirosporum folikulitis
 Piedra
 Tinea nigra palmaris

30/12/2017 18
PYTRIASIS VERSICOLOR (TINEA VERSIKOLOR, PANU)

 Penyakit infeksi kulit superfisial kronik (epidermomikosis), disebabkan oleh jamur Malassezia furfur
 Penyakit ditemukan pada semua usia terutama 20-40 tahun
 Predileksi : tubuh bagian atas, leher, wajah dan lengan atas
 Faktor predisposisi: eksogen (suhu, kelembaban udara, keringat) dan endogen (defisiensi imun)
kurangnya kebersihan
 Malassezia spp  asam dikarboksilat  menganggu pigmen melanin  absorbsi UV 
hipopigmentasi

30/12/2017 19
PYTRIASIS VERSICOLOR (TINEA VERSIKOLOR, PANU)
 Gambaran klinis :
 Makula berbatas tegas, dapat terdapat hipopigmentasi, hiperpigmentasi dan kadang eritematosa, terdiri
atas berbagai ukuran, dan berskuama halus (pitiriasiformis).
 Bentuk tidak teratur-teratur, batas jelas sampai difus
 Bercak berfluorosensi bila dilihat dengan lampu wood
 Kelainan asimtomatik, kadang ada pruritus ringan

30/12/2017 20
PYTRIASIS VERSICOLOR (TINEA VERSIKOLOR, PANU)
 Diagnosis
 Gambaran klinis
 Pemeriksaan fluorosensi lesi kulit dengan lampu wood
Mikroskopis: preparat kerokan kulit dengan ditetesi
KOH tampak kelompok hifa pendek 3-8 µm dikelilingi
spora 1-2 µm
 Diagnosis banding :
 Vitiligo
 Pytriasis alba
 Pitiriasis rosea
 Dermatitis seboroik 30/12/2017 21

 Infeksi dermatomikosis
PYTRIASIS VERSICOLOR (TINEA VERSIKOLOR, PANU)
Tatalaksana
Umum: Menjaga higiene perseorangan
Topikal:
 Krim Azole (ketoconazole, econazole, micronazole, clotrimazole) 1-2 %
 Selenium sulfide bentuk sampo 1,8% atau bentuk losio 2,5%, dioleskan setiap hari selama 15-30
menit, kemudian dibilas
 Larutan Natrium hiposulfid 20%, solusio propilen glikol 50% dioleskan setiap hari
Sistemik:
 Ketoconazole 200 mg/hari 5-10 hari
 Itraconazole 200 mg/hari 5-7 hari
30/12/2017 22
Prognosis: baik, lesi hipopigmentasi bertahan beberapa bulan setelah jamur negatif.
PITIROSPORUM FOLIKULITIS (FOLIKULITIS MALASSEZIA)

 Penyakit kronis pada folikel pilosebasea yang disebabkan oleh spesies Pitirosporum
 Etiologi : Pytirosporum yang identik dengan Malassezia furfur
 Faktor predisposisi
o Suhu dan kelembapan udara yang tinggi
o Penggunaan bahan berlemak untuk pelembab badan scr berlebihan
o Antibiotik, kortikosteroid oral/sistemik
o Diabetes melitus, keganasan, imunokompromais, HIV/AIDS

30/12/2017 23
PITIROSPORUM FOLIKULITIS (FOLIKULITIS MALASSEZIA)
 Gambaran Klinis
 Lesi berupa papul dan pustul folikular berukuran 2-3 mm
diameter, dengan peradangan minimal.
 Keluhan gatal pada tempat predileksi (terutama berlokasi
di dada, punggung, leher, dan lengan bagian atas)

30/12/2017 24
PITIROSPORUM FOLIKULITIS (FOLIKULITIS MALASSEZIA)
 Diagnosis banding
 Akne vulgaris
 Folikulitis bakterial
 Erupsi akne formis
 Pengobatan
 ORAL
 Ketokonazol 200 mg selama 2-4 minggu
 Itrakonazol 200 mg sehari selama 2 minggu
 Flukonazol 150 mg seminggu selama 2-4 minggu
 TOPIKAL Antimikotik topical biasanya kurang efektif walaupun dapat 30/12/2017
menolong: sampo
25
ketokonazol atau selenium sulfid
PIEDRA
 Infeksi jamur pada helai rambut ditandai dengan benjolan (nodus).

 Disebabkan o/ Piedraia hortae (black piedra) , Thricosporon beigelii (white piedra)

 Piedra hitam – ditemukan di daerah tropis tertentu, terutama menyerang rambut kepala

 Piedra putih – jarang ditemukan, infeksi menyerang rambut aksila, genital, janggut dan kumis

 Piedra hitam  asimtomatik, benjolan/ nodul hitam lonjong, keras,


multipel yg melekat erat pada rambut. Jika rambut disisir terdengar
suara bergelitik. Rambut sering patah

 Piedra putih  benjolan lunak, multipel, berwarna putih – coklat,


tidak terlalu melekat pada rambut, rambut patah lebih jarang terjadi
dibandingkan piedra hitam. Kadang benjolan menyatu membentuk
selubung mengelilingi rambut. 30/12/2017 26
PIEDRA
 DIAGNOSIS
 Gambaran klinis
 Pemeriksaan dengan KOH
 Piedra hitam – benjolan berwarna tengguli hitam, hifa berseptum teranyam padat,
diantaranya terdapat askus
 Piedra putih – benjolan tidak begitu terpisah, anyaman hifa mengelilingi rambut, benjolan
lebih mudah dilepas
 TATA LAKSANA
 Memotong rambut yang terkena infeksi
 Mencuci rambut  larutan sublimat 1/2000 setiap hari, atau dengan sediaan azol topikal
 Anti jamur konvensional 30/12/2017 27
TINEA NIGRA PALMARIS
 Infeksi jamur superfisial yang asimtomatik pada stratum korneum yang disebabkan o/ Cladosporium
wermeckii (di Amerika utara dan selatan) dan Cladosporium mansonii (Asia dan afrika).
 Faktor predisposisi: belum diketahui kecuali hyperhidrosis, higiene kurang.
 Gejala Klinis :
 Kelainan kulit berupa makula coklat hitam berbatas tegas, tidak bersisik.
 Kadang terasa nyeri dan gatal.
 Wanita > pria (3: 1)
 Penderita < 19 tahun

30/12/2017 28
TINEA NIGRA PALMARIS
 Diagnosis :

 Pemeriksaan kerokan kulit dengan biakan Saboraud  koloni filamen warna hijau tua atau
hitam

 Pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10% - jamur terlihat sebagai hifa bercabang, bersekat
berwarna coklat muda sampai hijau tua

 Tatalaksana
 Antimikotik konvensional kombinasi keratolitik: Salisil sulfur 3-5%, asam benzoat 5-10%,
Whitfield ,Tinctura jodii
 Antimikotik topikal golongan azol (Imidazol 1-2% krim atau salep)

30/12/2017 29
30/12/2017 30

Anda mungkin juga menyukai