Sumber:
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor:
Hk.00.05.4.2411 Tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan
Alam Indonesia
Pembuatan Simplisia
Simplisia merupakan bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga kecuali berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia
dibagi menjadi tiga golongan yaitu simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan
(mineral).1
Ada beberapa tahapan dalam pembuatan simplisia, yaitu2
1. Pengumpulan Bahan Baku
Cara pengumpulan bahan baku sangat menentukan kualitas bahan baku. Pengumpulan
bahan baku dilakukan pada saat fotosintesis berlangsung maksimal yaitu ditandai dengan
saat tanaman mulai berbunga atau buah mulai masak.
2. Sortasi Basah
Sortasi basah adalah pemilahan hasil pengumpulan bahan baku ketika tanaman masih
segar. Pemilahan bahan baku dilakukan terhadap tanah, kerikil, rumput-rumputan, bahan
tanaman lain yang tidak digunakan dan bagian tanaman yang rusak.
3. Pencucian
Pencucian dilakukan untuk membersihkan kotoran yang melekat, seperti bahan-bahan
yang berasal dari dalam tanah dan juga bahan yang tercemar pestisida dari beberapa
sumber air yaitu mata air, sumur dan PAM.
4. Pengubahan Bentuk
Tujuan pengubahan bentuk simplisia adalah untuk memperluas permukaan bahan baku
sehingga proses pengeringan bahan baku akan semakin cepat.
5. Pengeringan
Proses pengeringan bahan baku dapat dilakukan dengan menggunakan panas matahari
secara langsung, diangin-anginkan (kering angin) ataupun menggunakan oven pengering
(maksimum 600C).
6. Sortasi Kering
Sortasi kering adalah pemilihan bahan baku setelah mengalami proses pengeringan.
Pemilihan bahan baku dilakukan terhadap bahan-bahan yang terlalu gosong dan bahan
yang rusak akibat terlindas roda kendaraan.
7. Pengepakan dan Penyimpanan
Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai, simplisia ditempatkan dalam suatu
wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara simplisia satu dengan yang lainnya.
Selanjutnya wadah-wadah yang berisi simplisia disimpan dalam rak pada gudang
penyimpanan.
Sumber:
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak
Tumbuhan Obat, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
2. Gunawan, D. dan Mulyani, S., 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi), Jilid I, Penebar
Swadaya, Jakarta.