PARU
Tuberkulosis (TB) ekstra paru
TB yang terdiagnosis Pasien dengan diagnosis TB paru
bakteriologis maupun klinis yang dan ekstra paru kasus TB paru
melibatkan organ selain paru.
Gejala klinis yang paling sering adalah batuk, nyeri dada, dan demam. Gejala TB lain dapat terjadi.
Ukuran efusi pleura biasanya kecil sampai dengan sedang dan unilateral.
Diagnosis TB pleura berdasarkan pada terdapatnya basil tuberkulosis pada pemeriksaan langsung/
biakan cairan pleura, biopsi pleura maupun granuloma di pleura pada pemeriksaan histopatologis.
Pengambilan cairan pleura torakosentesis diagnostik + terapeutik dilakukan bila cairan yang
terkumpul cukup untuk diaspirasi ketebalan minimal 10 mm pada pemeriksaan ultrasonografi
toraks atau foto toraks lateral dekubitus.
Memaksimalkan
Urutan OAT: efek obat >>
isoniazid>pirazina dosis rifampisin
mid>rifampisin, oral 20-30
sedangkan mg/kgBB
etambutol dan maksimal 1200
streptomisin << mg/hari atau
rifampisin IV
E. TUBERKULOSIS TULANG DAN SENDI
Tujuan traksi :
1. mengurangi spasme otot,
2. mencegah atau memperbaiki deformitas dan subluksasi,
3. mempertahankan ruang sendi,
4. meminimalkan kemungkinan terjadinya migrasi
asetabulum
5. menjaga permukaan sendi sehingga dengan mobilisasi
awal sendi panggul, rentang gerakan fungsional dapat
dicapai.
• Paraplegia dengan awitan selama terapi konservatif; operasi tidak
dilakukan bila timbul tanda dari keterlibatan traktus piramidalis, tetapi
ditunda hingga terjadi kelemahan motorik.
• Paraplegia yang memburuk atau tidak berubah walaupun diberikan
terapi konservatif.
• Hilangnya kekuatan motorik secara lengkap selama 1 bulan walaupun
telah diberi terapi konservatif.
• Paraplegia disertai dengan spastisitas yang tidak terkontrol sehingga tirah
baring dan immobilisasi menjadi sesuatu yang tidak memungkinkan atau
terdapat risiko adanya nekrosis karena tekanan pada kulit.
Indikasi absolut • Paraplegia berat dengan awitan yang cepat, menandakan tekanan yang
besar biasanya terjadi karena tekanan abses atau kompresi mekanis;
operasi dapat juga disebabkan karena trombosis vaskuler yang sulit terdiagnosis.
• Paraplegia berat; paraplegia flasid, paraplegia dalam posisi fleksi,
hilangnya sensibilitas secara lengkap, atau hilangnya kekuatan motorik
selama lebih dari 6 bulan (indikasi operasi segera tanpa percobaan
pemberian terapi konservatif).
Indikasi relatif operasi
• Paraplegia yang rekuren didahului dengan paralisis ringan sebelumnya.
• Paraplegia pada usia lanjut, indikasi untuk operasi semakin kuat karena pengaruh buruk dari immobilisasi.
• Paraplegia yang disertai nyeri; nyeri dapat disebabkan karena spasme atau kompresi syaraf.
• Timbul komplikasi lain seperti infeksi traktus urinarius dan batu saluran kencing
• Indikasi lainnya (jarang dilakukan)
• Kelainan pada kompleks posterior tulang belakang
• Sindroma tumor tulang belakang
• Paralisis berat sekunder karena penyakit servikal
• Paralisis berat karena sindrom kauda ekuina
F. TUBERKULOSIS Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri perut, penurunan
GASTROINTESTINAL berat badan, diare/konstipasi, diare, darah pada rektum, nyeri tekan
abdomen, massa abdomen dan limfadenopati.
Gejala wanita subur: gangguan siklus menstruasi atau nyeri pelvis, wanita pasca
menopause: pyometra atau leucorrhea.
Terapi = TB paru. Setelah pemberian OAT, dapat dilakukan dilatasi dan kuretase ulang
menilai konversi jaringan endometrial. Pada sebagian besar kasus, akan dijumpai perbaikan
siklus menstruasi. Apabila konsepsi tidak terjadi histerosalpingografi dan laparoskopi.
H. TUBERKULOSIS PERIKARDIAL
• Gejala yang muncul terutama bersifat sistemik,
yaitu demam, penurunan berat badan, anoreksia
dan malaise.
• Presentasi klinis TB perikardial sangat bervariasi,
yaitu dapat berupa perikarditis akut dengan atau
tanpa efusi; tamponade jantung yang bersifat
silent, efusi perikardial berulang, gejala toksik
dengan demam persisten, perikarditis konstriktif
akut, perikarditis konstriktif subakut, perikarditis
konstriktif-efusif atau perikarditis konstriktif
kronik dan kalsifikasi perikardial.
• Biakan M. tb positif dari efusi perikardial atau jaringan
• BTA positif atau granuloma kaseosa pada spesimen biopsi perikardial
• PCR (+) pada spesimen biopsi perikardial
Ekokardiografi sangat berguna untuk diagnosis efusi perikardial tuberkulosis bila terdapat
kelainan intraperikardial seperti lapisan eksudatif, lapisan fibrin dan penebalan perikardium.
Gambaram ekokardiografi pada tuberkulosis perikardial berupa :
Diagnosis definitif TB • Lapisan eksudatif yang didefinisikan sebagai gambaran echo padat dengan tampilan seperti
perikarditis berdasarkan massa mengelilingi epikardium
1 dari beberapa kriteria • Lapisan fibrin yang didefinisikan sebagai garis multipel atau struktur seperti pita dari
berikut : epikardium ke perikardium yang menonjol ke ruang perikardial.
• Penebalan perikardium> 2 mm pada ekokardiogram 2 dimensi
Paduan obat yang sama dengan TB paru yaitu 2RHZE/4RH telah menunjukkan hasil yang efektif untuk TB perikardial.
Kortikosteroid memberikan manfaat untuk mencegah reakumulasi cairan. Pemberian kortikosteroid dengan dosis
prednisolon 1 mg/kgBB dengan tappering off dalam 11 minggu
I. Tuberkulosis kulit
Berupa lesi kronik, tidak nyeri, non-patognomonik, dapat berupa papula kecil dan
eritema hingga tuberkuloma besar. Meskipun morfologi lesi sangat bervariasi,
terdapat beberapa temuan khas, yaitu gambaran scrofuloform, plak anular dengan
batas verukosa pada lupus vulgaris atau plak hiperkeratotik.
Khusus pengobatan untuk TB kulit diberikan minimal 12 bulan atau 2 bulan setelah
lesi kulit menyembuh.
J. TUBERKULOSIS LARING
Lesi pada laring dapat berupa lesi Biasanya TB laring ini berespons
perikondritik, granulasi, lesi sangat baik terhadap terapi OAT.
Penyebaran infeksi biasanya Diagnosis seringnya dilakukan
ulseratif, polipoid dan inflamasi Dalam beberapa minggu sudah
langsung dari bronkus atau dari pemeriksaan endoskopi
yang tidak spesifik. tuberkulosis dapat dilihat perbaikan klinis dan
sedikit sekali melalui dengan melihat respon jaringan
dapat mengenai area epiglotis, berespons komplit dalam
hematogenik. Gejala yang paling setelah terapi OAT. TB laring
pita suara, arytenoid dan beberapa bulan. Terapi yang
sering adalah serak, odinofagia, primer sangat jarang ditemukan,
subglotis. Diagnosis banding diberikan adalah 2RHZE/4RH, 2
disfagia, sesak, stridor dan biasanya TB ini bersamaan
tuberkulosis laring adalah tumor bulan fase intensif dan 4 bulan
hemoptisis. dengan TB paru.
laring dan fase lanjutan, disesuaikan
laringopharingorefluks. dengan klinis pasien.
K. TUBERKULOSIS TELINGA