0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan4 halaman
Penelitian ini merangkum 42 penelitian tentang vaksinasi terhadap infeksi saluran pernapasan pada jamaah haji antara tahun 1998-2013. Penelitian menunjukkan bahwa penyerapan vaksin influenza meningkat dari waktu ke waktu namun masih bervariasi antar negara, sementara vaksinasi influenza secara signifikan melindungi terhadap influenza yang dikonfirmasi di laboratorium. Faktor risiko seperti usia dan penyakit kronis mempeng
Penelitian ini merangkum 42 penelitian tentang vaksinasi terhadap infeksi saluran pernapasan pada jamaah haji antara tahun 1998-2013. Penelitian menunjukkan bahwa penyerapan vaksin influenza meningkat dari waktu ke waktu namun masih bervariasi antar negara, sementara vaksinasi influenza secara signifikan melindungi terhadap influenza yang dikonfirmasi di laboratorium. Faktor risiko seperti usia dan penyakit kronis mempeng
Penelitian ini merangkum 42 penelitian tentang vaksinasi terhadap infeksi saluran pernapasan pada jamaah haji antara tahun 1998-2013. Penelitian menunjukkan bahwa penyerapan vaksin influenza meningkat dari waktu ke waktu namun masih bervariasi antar negara, sementara vaksinasi influenza secara signifikan melindungi terhadap influenza yang dikonfirmasi di laboratorium. Faktor risiko seperti usia dan penyakit kronis mempeng
Hasil dari strategi pencarian ditunjukkan pada gambar 1. Dari tujuh puluh artikel teks lengkap yang ditinjau, empat puluh dua teks dianggap cocok untuk dimasukkan dalam pembahasan, studi ini melaporkan berbagai vaksin terhadap infeksi saluran nafas. Dari jumlah tersebut, dua puluh sembilan penelitian melaporkan penyerapan dan atau efektivitas vaksin influenza saja (Tabel 1), delapan penelitian lain melaporkan penyerapan vaksin non-influenza termasuk pneumokokus, difteri, tetanus, dan poliomielitis (dTP), dan vaksin BCG (Tabel 2), dan lima penelitian lainnya melaporkan penggunaan vaksin influenza dan non-influenza. Penelitian dilakukan antara tahun 1998 dan 2013, serta melibatkan jamaah dari sejumlah negara termasuk Arab Saudi, Iran, Inggris, Prancis, Australia, Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Pakistan dan Belanda. Salah satu penelitan melaporkan cakupan vaksin influenza dan non-influenza pada jamaah haji yang berpartisipasi, tujuh belas penelitian lainnya juga melaporkan efektivitas vaksin influenza pada infeksi klinis, termasuk hasil dari penyakit seperti influenza yang dikonfirmasi di laboratorium dan satu penelitian melaporkan efektivitas pada imunitas pertussis pra-haji. Dua puluh tiga penelitian merupakan penelitian cross-sectional, tujuh belas adalah kohort, dan dua studi lainnya adalah case-control. Semua studi kohort dan cross-sectional dianggap sebagai bukti Level 3 yang menggunakan tingkat bukti obat berbasis bukti Oxford, sementara pada kedua penelitian yang menggunakan metode case-control dianggap sebagai bukti Level 4. Penelitian yang dimasukkan menggambarkan total 125.991 jamaah haji yang berusia antara 1 dan 96 tahun. Distribusi gender hampir serupa di sebagian besar penelitian, kecuali dalam delapan studi yang menunjukkan mayoritas responden penelitiannya adalah laki-laki. Penelitian yang disertakan dirangkum dalam Lampiran 1. Vaksin influenza Tiga puluh empat penelitian menyelidiki vaksinasi influenza (dengan atau tanpa vaksinasi non- influenza) pada jemaah haji. Dari jumlah tersebut, tujuh belas penelitian menilai adanya penyerapan vaksin influenza, sedangkan tujuh belas penelitian lainnya menilai efektivitas dari vaksin influenza. Penyerapan vaksin influenza. Secara keseluruhan, serapan vaksin influenza berkisar dari 0,7% dalam survei tahun 2002 pada jamaah Saudi, dan 100% dalam survei tahun 2009 terhadap para jamaah Iran. Penyerapan vaksin influenza meningkat dari waktu ke waktu, memuncak pada tahun 2009; namun, terdapat variasi yang besar di negara tempat para jamaah. Hasil penelitian ini diringkas dalam Tabel 1. Di antara tiga puluh empat penelitian yang menyelidiki penyerapan vaksin influenza, enam dilakukan pada para jamaah dari Arab Saudi antara tahun 1998 dan 2009, dengan penyerapan vaksin mulai dari 0,7% pada 2002 hingga 94,4% pada 2009. Pada tahun 1998 dan 2002 Al-Maghderi et al. melaporkan serapan vaksin influenza sebesar 10,2% pada 1.374 jamaah. Pada tahun 2003 dua penelitian yang dilakukan di dua rangkaian berbeda melaporkan pengambilan vaksin yang sama buruknya: yang pertama dilakukan di pusat layanan kesehatan primer di Riyadh melaporkan cakupan vaksin 10,5% pada 1027 jamaah, dan yang kedua dilakukan di Mina (Mekah) melaporkan serapan vaksin 4,4% pada jamaah internasional dan lokal. Pada tahun 2006, sebuah studi perbandingan antara jamaah Inggris dan Arab Saudi melaporkan penggunaan vaksin influenza pada jamaah Saudi hanya 4%, dibandingkan dengan penyerapan di jamaah Inggris 37% [32]. Enam penelitian dilakukan di Arab Saudi pada jamaah internasional dari berbagai negara. Pada tahun 2004, dalam survei cross-sectional pada 483 jamaah internasional, 29,9% jamaah ditemukan divaksinasi terhadap influenza. Dalam sebuah studi cross-sectional besar yang dilakukan di Bandara Internasional King Abdulaziz pada tahun 2009, Memish et al. melaporkan penggunaan vaksin influenza menjadi 22,9%. Tiga studi tambahan dilakukan pada 2010 dengan tingkat vaksinasi yang dilaporkan berkisar antara 26,9% hingga 93,4%. Survei besar 2013 yang melibatkan 5.235 jamaah internasional, Memish et al. mencatat penyerapan menjadi 22%. Beberapa penelitian telah dilakukan pada jamaah haji dari Iran, Prancis, Inggris, Malaysia, Australia dan Amerika Serikat, yang memungkinkan perbandingan hasil pada perbedaan tahun haji. Tujuh studi telah dilakukan pada jamaah Iran antara 2003 dan 2010 yang menunjukkan peningkatan penyerapan dari waktu ke waktu dari 10,7% pada tahun 2003 menjadi 100% pada tahun 2009. Lima studi yang dilakukan antara 2005 dan 2013 melibatkan jamaah dari Prancis, tiga di antaranya dilakukan oleh Gautret et al. pada 2005, 2006 dan 2009 juga menunjukkan peningkatan serapan vaksin influenza dari waktu ke waktu, masing-masing 27,3%, 34,3%, dan 97,4%. Selanjutnya, tim melaporkan penyerapan yang lebih rendah sebesar 45,6% selama haji 2012. Ketika haji 2013 terjadi pada pertengahan Oktober, tidak ada jamaah haji di kohort Prancis yang melaporkan menerima vaksin musim itu; namun, 44,2% melaporkan menerima vaksin di musim dingin utara sebelumnya. Di antara para jamaah di Inggris, tiga studi melaporkan penyerapan antara tahun 2003 dan 2006. Penyerapan yang dilaporkan adalah 26% pada tahun 2003, 27% pada tahun 2005 dan 37% pada tahun 2006. Terakhir yaitu, membandingkan data antara jamaah Inggris dan Saudi dengan serapan yang dilaporkan sebesar 55% di antara 'berisiko' dan 29% di antara 'tidak berisiko' jamaah Inggris. Dua penelitian yang dilakukan di antara jamaah Malaysia pada tahun 2002 dan 2007 melaporkan cakupan vaksin influenza sebesar 73,8% pada tahun 2002 dan 72,8% pada tahun 2007. Survei yang dilakukan di antara para jamaah Australia pada tahun 2011 dan 2012 melaporkan penyerapannya masing-masing menjadi 65% dan 89%, dengan tingkat yang sedikit lebih rendah yaitu 83% pada 2013. Akhirnya, hanya satu penelitian telah dilakukan di antara para jamaah Amerika, yang menemukan bahwa 63% memiliki vaksin influenza. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan vaksin influenza. Hanya empat penelitian yang mengukur dan melaporkan faktor-faktor yang terkait dengan penggunaan vaksin influenza pada jamaah haji. Dalam penelitian ini, penggunaan vaksin lebih tinggi di antara individu yang dianggap 'berisiko' mengembangkan komplikasi parah dari infeksi influenza, termasuk jamaah berusia di atas 65 tahun dan mereka yang memiliki penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya. Dalam dua survei Australia, penggunaan vaksin lebih tinggi di antara perempuan yang tidak dianggap berisiko dibandingkan dengan laki-laki yang tidak dianggap berisiko pada 2011, tetapi tidak pada 2012. Pada tahun 2012, rekomendasi dari para ketua kelompok adalah faktor pendorong yang paling penting dalam keputusan para jamaah untuk menerima vaksin influenza sebelum beribadah di antara para jamaah Australia. Ringkasan hasil ditunjukkan pada Tabel 1. Efektivitas vaksin influenza. Efektivitas vaksin influenza terhadap infeksi klinis dan influenza yang dikonfirmasi di laboratorium adalah ukuran hasil utama dari tujuh belas penelitian yang disertakan (Tabel 2). Dari jumlah tersebut, enam penelitian melaporkan influenza yang dikonfirmasi di laboratorium dapat memberikan hasil, tetapi hanya satu studi yang menemukan vaksin influenza efektif dalam mengurangi influenza (p <0,001). Namun, analisis data dari enam studi yang memberikan hasil laboratorium kedua dengan status vaksinasi menunjukkan bahwa vaksin influenza secara signifikan melindungi terhadap influenza yang dikonfirmasi laboratorium di antara jamaah haji (RR 0,56; 95% CI 0,41 - 0,75; p <0,001) (Gbr. 2). Selain itu, dari lima penelitian yang melaporkan keefektifan vaksin influenza terhadap penyakit serupa influenza, dua penelitian melaporkan pengurangan penyakit mirip influenza pada tahun 2003 dan 2012, sementara penelitian lain dilakukan pada tahun 1999, 2000, dan 2004 tidak menemukan pengurangan. Satu studi juga melaporkan pengurangan yang signifikan dalam kunjungan klinik dan penggunaan antibiotik untuk penyakit seperti influenza pada penerima vaksin. Efektivitas vaksin terhadap gejala pernapasan yang dilaporkan sendiri, tercantum dalam tiga studi. Tak satu pun dari ini menemukan hubungan yang signifikan antara vaksinasi influenza dan pengurangan gejala pernapasan. Akhirnya, efektivitas vaksinasi influenza terhadap batuk dilaporkan dalam dua penelitian, sedangkan satu penelitian menemukan bahwa vaksin dikaitkan dengan durasi batuk yang lebih pendek, penelitian lain tidak menemukan hubungan.