a.Sarana Budidaya
Jinten hitam memerlukan sarana produksi yang vital sebagai berikut.
1. Lahan dan iklim yang memadai
2. Bibit dan benih yang siap tanam
3. Pupuk organik
4. Pelindung tanaman dari organisme pengganggu
Walaupun jinten hitam termasuk tanaman yang mudah untuk dibudidayakan tetapi di
Indonesia tumbuhan ini masih jarang dibudidayakan secara intensif. Hal ini disebabkan oleh
kebutuhan terhadap jinten hitam masih sedikit. Namun, untuk membudidayakan secara
intensif tetap dianjurkan untuk menggunakan sistem budi organik.
a. Iklim
Jinten hitam tumbuh di ketinggian kurang dari 700 meter dibawah permukaan laut (dpl).
Biasanya di negara-negara yang memiliki 4 musim, jinten hitam akan tumbuh optimal pada
saat musim semi. Tanaman ini membutuhkan suhu udara 9-45C, kelembaban sedang (70-
90%), dan penyinaran matahari penuh.
b. Kondisi Tanah
Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di tanah inseptisol atau tanah lempung berpasir.
Keasaman atau pH ideal yang dibutuhkan adalah 4,5-6. Hal yang harus diperhatikan adalah
drainase dan tata udara karena kebutuhannya akan air dan udara sangat tinggi. Jika
kekurangan air, maka maka daun jintan hitam akan menguning. Begitupun sebaliknya, jika
kelebihan air, maka daun akan membusuk.
a. Pengolahan tanah
Tanah sebaiknya diolah dengan sempurna sebelum di tanami tanaman jinten hitam. Tanah
bagian atas (top soil) dicangkul hingga 20-30 cm dan dibalikkan sehingga bagian bawah (sub
soil) berada di permukaan. Setelah itu, diamkan tanah selama 1 minggu agar terjadi proses
aerasi dengan baik.
Setelah didiamkan 1 minggu, tanah diberi pupuk organik sebanyak 6-8 ton/ha. Pupuk organik
yang digunakan sebaiknya berasal dari kotoran ayam atau kotoran kambing. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa kotoran ayam maupun kambing memiliki unsur nitrogen (N)
yang tinggi dibandingkan dengan kotoran hewan lain.
Tahap selanjutnya membuat bendengan atau guludan yang disesuaikan dengan kontur tanah
untuk menghindari adanya genangan air. Lebar bendengan dianjurkan 1-1,5 meter, tinggi 25-
30cm, dan panjang disesuaikan dengan kontur tanah. Jarak antar bendengan yang ideal adalah
25-30cm.
b. Pembibitan
Pembudidayaan jinten hitam dilakukan secara generatif melalui biji. Biji yang dipilih
sebaiknya dari biji yang sehat. Biji dikeringkan selama beberapa hari, lalu direndam selama 2
jam untuk mempercepat proses dormansi. Setelah direndam, biji ditaburkan ke atas
bendengan. Sebaiknya jangan ditaburkan terlalu rapat.
Umumnya, setelah 10-14 hari biji-biji jinten hitam sudah bisa dipindahkan ke polibag.
Polibag sudah harus diisi dengan media tanam berupa campuran tanah dan kandang dengan
perbandingan 4:1 atau 4:2. Penggunaan polibag dapat memberi keuntungan berupa
berkurangnya resiko akar rusak saat tanaman hendak dipindahkan ke lahan penanaman. Bibit
dikatakan siap ditanam jika telah berumur 3-4 minggu dengan tinggi 8-10cm dan akar relatid
banyak.
c. Penanaman
Polibag yang sudah siap dipindah-pindahkan sebaiknya segera dipindahkan ke lahan
penanaman. Pemindahan harus dilakukan secara hatihati agar tidak ada akar yang terluka atau
patah karena proses penyembuhannya cukup lama. Pindahkan tanaman dari polibag ke lahan
dengan jarak tanam 20x20 cm. Tanaman yang sudah memiliki akar harus diberi pupuk cair
organik setiap minggu dan juga pemberian bahan organik sebaiknya sering dilakukan untuk
menggantikan bahan organik yang hilang selama proses dekomposisi (Yulianti &
Junaedi,2006).