Anda di halaman 1dari 5

1.

1 Aspek Budidaya Komoditi Kol

Kol (Brasicca oleracea) adalah salah satu sayuran yang termasuk dalam
kelompok brokoli, kembang kol, dan kubis. Berdasarkan warnanya, kol terbagi menjadi
beberapa jenis, yaitu kol ungu, kol putih, dan kol hijau. Meski demikian, keempat jenis
kol tersebut memiliki kandungan nutrisi yang tidak jauh berbeda. (Sienny Agustin,
2021)
Selain wortel, komoditi kol juga memiliki beberapa aspek dalam
membudidayakannya, berikut akan dijabarkan aspek dari budidaya komoditi kol
antara kedua petani yang berdeda dan juga pembudidayaan antara kedua petani ini
tidak jauh beda, hanya saja adanyaa perbedaan pendapatan, Mari kita simak
pembudidayaan kol dimulai dari persiapan lahan sampai panen:
a) Persiapan lahan petani
Lahan yang akan digunakan untuk menanam harus gembur. Dilengkapi
dengan peneduh untuk melindungi persemaian dari cahaya matahari langsung.
Sebelum penanaman dilakukan pengolahan tanah dilakukan dengan cara dibajak
sebanyak 2 kali. Setelah itu membuat bedengan-bedengan dengan ukuran 120 cm x
300 cm. Sekitar 1 minggu sebelum penanaman lakukan pemupukan menggunakan
pupuk kandang.Dalam menyiapkan lahan untuk dijadikan media tanam sayur kol, Pak
Nurdin dan pak mansyur membutuhkan waktu sekitar 1 minggu. Pak Nurdin dan Pak
manysur ini dibantu oleh keluarga seperti anak dan keponakannya tidak membutuhkan
waktu yang lama untuk mempersiapkan lahannya karena ketersediaan tenaga kerja.
Berikut ini alat yang digunakan dalam pembersihan lahan yaitu sebagai berikut.
1. Sabit
Alat ini digunakan untuk menghilangkan rumput atau gulma yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman.
2. Traktor
Traktor digunakan untuk menggemburkan tanah untuk memudahkan proses
pertumbuhan tanaman. Traktor yang digunakan juga merupakan traktor pribadi.
Harga mesin yang digunakan untuk menjalankan mesin traktor sekitar Rp.
50.000,00 per musim tanam.
3. Cangkul
Cangkul digunakan untuk membentuk bedengan tanaman yang lebarnya
kurang lebih 120 cm, tingginya mencapai 40 cm, dan jarak antar bedengan
sekitar 30 cm. selain digunakan untuk membentuk bedengan, cangkul juga
digunakan untuk menggemburkan tanah dan menghilangkan gulma di pinggir
lahan yang sulit dijangkau traktor.
b) Persemaian
Sebelum melakukan persemaian, bibit yang bapak nurdin dan bapak mansyur
gunakan ini diambil dari sisa panen sebelumnya. Kebutuhan bibit untuk setiap 1
hektar kurang lebih 200-250 gram. Selanjutnya jika sudah dipilih bibit yang
diinginkan kemudian rendam dalam air hangat selama 30 menit.Lalu siapkan wadah
semai berupa koker yang terbuat dari daun pisang atau kertas nasi. Buat campuran
tanah halus dan kompos dengan perbandingan 1:1 dan biarkan selama 3-4 hari
sebelum dimasukkan ke dalam koker. Setelah itu taburkan bibit pada koker yang berisi
tanah tersebut. Lakukan perawatan dengan menyiram secara rutin tambahkan pupuk
urea dengan dosis 0,5 gr/liter.
c) Penanaman
Sebelum penanaman, benih harus disiapkan terlebih dahulu di media semaian
5 hari sebelum pembersihan lahan. Benih akan disemai dalam waktu 15-20 hari
sebelum masa tanam dengan kondisi benih yang baik dan sehat.
Ketika benih telah menjadi bibit maka proses pemindahan bibit dari wadah
yang kecil ke lahan yang lebih luas/bedengan sudah bisa dilakukan (proses pindah
tanam). Proses pemindahan ini membutuhkan skill atau kemampuan yang lebih karena
bibit bisa saja rusak apabila pemindahan tidak dilakukan dengan hati-hati. Jarak
tanam yang digunakan oleh pak nurdin yaitu sekitar 50 x 40 cm untuk bisa mencapai
hasil yang optimal.
d) Pemeliharaan
Setelah dilakukan penanaman maka selanjutnya yang paling penting adalaah
perawatan tanaman. Saat masih pada awal masa tanam, penyiraman dilakukan secara
rutin setiap pagi dan sore hari, namun apabila hujan maka tidak perlu lakukan
penyiranam. Setelah tanaman berumur sekitar 30 hari, penyiraman dilakukan dengan
cara di leb dan dilakukan setiap 2 hingga 3 hari sekali atau disesuaikan dengan kondisi
lahan. ebelum tanaman berumur 2 minggu, jika ada tanaman kol yang mati atau
tumbuh tidak normal maka lakukan penyulaman atau penggantian tanaman yang mati
atau yang tumbuh tidak normal tersebut dengan tanaman yang baru.
Setelah tanaman berpindah ke bedengan dalam waktu 1-2 minggu biasanya
gulma atau rumput-rumput liar sudah mulai tumbuh dan bisa saja menghambat
pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu pak nurdin ataupum pak mansyur melakukan
penyiangan agar pertumbuhan tanaman bisa berlangsung dengan baik tanpa adanya
gangguan gulma atau rumput-rumput liar.
1. Pemupukan
Pemupukan sangat menentukan dalam peningkatkan produktivitas tanaman.
Petani sayuran dalam teknik pemupukan saat ini sering kali melebihi dosis anjuran.
Hal ini dikhawatirkan dalam jangka panjang dapat merusak sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah (Wahyunindyawati et al., 2012a). Untuk menanggulangi hal tersebut,
diperlukan suatu sistem pemupukan yang ramah terhadap lingkungan dan aman bagi
tanaman. Pupuk organik dapat menjadi salah satu alternatif yang tepat dalam
mengatasi permasalahan tersebut karena fungsinya yang dapat memberikan
tambahan bahan organik, hara, memperbaiki sifat fisik tanah, serta mengembalikan
hara yang terangkut oleh hasil panen. Pupuk organik cair adalah salah satu jenis pupuk
yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Pupuk organik cair
mengandung unsur hara makro dan mikro yang cukup tinggi sebagai hasil senyawa organik
bahan alami yang mengandung sel-sel hidup aktif dan aman terhadap lingkungan serta
pemakai (Wahyunindyawati et al., 2012b).
Pupuk yang digunakan pak nurdin dan mansyur itu yaitu pupuk organik dan
pupuk anorganik. Pupuk organik yaitu kotoran ternak yang tekah dijadikan kompos
yang memiliki banyak kelebihan untuk pertumbuhan tanaman dan pupuk
anorganik yaitu urea dan phoska. Pemupukan dilakukan bisa sampai 4 kali selama
masa tanam. Pada umumnya, pemupukan hanya dilakukan sebanyak 3 kali, namun
jika diperlukan maka dilakukan sebanyak 4 kali dengan pertimbangan yang
dilkaukan.
 Pemupukan pertama, usia tanaman 7-10 hari (masa penyemaian).
 Pemupukan kedua, usia tanaman 20-22 hari (setelah pindah tanam).
 Pemupukan ketiga, usia tanaman 40-45 hari
 Pemupukan keempat/susulan, usia tanaman 70-75 hari (ketika
diperlukan).
2. Pemberantas hama dan penyakit
Bagian tanaman yang sering terserang hama dan penyakit adalah daun
tanaman. Ulat kecil sering menghambat pertumbuhan tanaman, yang dapat
merusak daun tanaman dan menurunkan harga jual kol. Kejadian ini bisa
mengancam Pak Nurdin dan pak mansyur serta petani lain di sekitar daerah itu,
Karena jika hama ini menyerang cukup keras, panen akan gagal bahkan petani
tidak akan mampu mengembalikan investasinya dan mengalami kerugian, Untuk
membasmi hewan perusak tumbuhan (ulat), pak nurdin menggunakan insektisida
Plutella xylostella yang dapat mengendalikan ulat pada daun kol. Disisi lain adanya
penggunaan phoska untuk membuat batang tanaman lebih kuat sehingga tidak
mudah rebah. Meningkatkan pertumbuhan akar tanaman sehingga mempermudah
tanaman dalam menyerap air dan unsur hara lebih banyak. Selain itu cuaca juga
menjadi faktor buruknya panen Park nurdin serta hujan yang berkepanjangan bisa
menghambat pertumbuhan kol.
e) Panen
Kol yang siap dipanen memiliki ciri-ciri antara lain umur tanaman 85-100 hari,
kepala sudah kokoh dan terbentuk sempurna, ujung daun yang sudah dipanen mulai
mengeriting/mengelupas, dan ujung bagian dalam sudah kencang. Saat panen, Para
kedua petani ini masih menggunakan cara tradisional yaitu menggunakan sabit atau
pisau tajam. Saat dipanen, Ketika panen Pak nurdin ataupun pak masnyur mengikut
sertakan 2-3 helai krop terluar sehingga bisa melindungi krop dalam dari berbagai
ancaman dari luar. Hasil pertanian dikumpulkan dalam keranjang setelah itu
dimasukkan ke dalam karung sehingga para pengepul bisa dengan mudah
mengangkutnya ke atas mobil.
1.1.1 Subsistem Hulu
Dalam sistem agribisnis terdapat subsitem-subsistem yang akan menjadi satu
kesatuan untuk keseluruhan mata rantai produksi pertanian, salah satunya adalah
subsistem hulu. Subsistem ini yang menjadi penyedia input atau pengadaan dan
penyaluran sarana produksi yang akan digunakan dalam melakukan usaha tani atau
pembudidayaan tanaman. Sistem pertanian memiliki subsistem yang menjadi satu
kesatuan dari keseluruhan mata rantai produksi pertanian, salah satunya adalah
subsistem hulu. Subsistem ini menyediakan input atau perolehan dan distribusi untuk
digunakan dalam pertanian atau produksi tanaman.
Berikut ini adalah alat dan bahan dalam pembudidayaan tanaman kol, yaitu:
1. Traktor
2. Sabit
3. Cangkul
4. Keranjang
5. Karung
6. Benih
7. Pupuk organik (kotoran ayam)
8. Urea/Phoska

1.1.2 Subsistem Hilir


Dalam memasarkan produk pertanian, Pak nurdin ataupun pak masyur ini
tidak melakukan hal yang berat atau sulit seperti mengiklankan atau menggunakan
cara lain yang lebih maju, karena beliau tetap menggunakan cara tradisional dengan
produk pertaniannya. Pak nurdin ataupun pak mansyur menunggu para pengepul yang
telah menjadi langganan untuk membeli sayur kolnya yang dibungkus menggunakan
karung. Para pengempul datang langsung ke rumah warga, salah satunya rumah Pak
nurdin ataupun pak mansyur. Mereka menggunakan mobil untuk mengangkut hasil
pertanian ke tempat-tempat yang masyarakatnya menjadi konsumtif.
Karena kualitas dan kuantitas hasil tani Pak nurdin ataupun pak mansyur yang
bervariasi, hasil tani terus dikirimkan ke masyarakat Gowa dan sekitarnya hingga saat
ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti benih Pak nurdin ataupun pak
mansyur tidak menggunakan benih bermutu, melainkan masih benih yang berasal dari
pengolahan hasil pertanian musim lalu. Faktor lain seperti pupuk yang tidak memiliki
komposisi yang dibutuhkan tanaman karena harga pupuk yang semakin mahal dan
luas lahan yang terbatas sehingga hasil panen yang optimal tidak dapat tercapai.

1.1.3 Subsistem Penunjang

Di kecamatan Pak nurdin ataupun pak mansyur tepatnya di desa Buluballea, Kec.
Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, organisasi tani atau kelompok
tani (gapoktan) tidak lagi berfungsi atau tidak ada kelembagaan yang aktif di daerah
tersebut. Beberapa petani mencoba bercocok tanam sendiri tanpa bantuan pemerintah
setempat. Hal itu terjadi karena Desa Buluballea merupakan daerah terpencil yang
tidak cukup luas untuk dilirik pemerintah atau sulit dijangkau.
Bantuan pertanian disalurkan oleh Pemerintah Desa Buluballea namun tidak
mencukupi kebutuhan tanaman. Disebutkan masih minimnya distribusi pupuk, dan
harga pupuk yang sangat tinggi, bahkan petani kesulitan mendapatkan pupuk tanpa
persiapan menerimanya jauh sebelum pupuk itu datang. Menurut Pak nurdin ataupun
pak mansyur sendiri, ketiadaan pupuk saat ini bisa menjadi salah satu faktor
penghambat keberhasilan pertanian atau produk pertanian.

1.2 Aspek Ekonomi Komoditi Kol


Jika harga sayur kol di pasar tinggi/naik maka 1 karung berisi 12-15 biji yang
ditaksir dengan harga Rp. 150.000,00. Jika hasil pertanian pak nurdin berhasil
dengan dengan berbagai faktor yang mendukung maka hasil pertanian pak nurdin
ataupun pak mansyur bisa mencapai ± 30-40 karung dengan pendapatan sekitar Rp.
5.500,00 setiap kali panen. Namun jika faktor-faktor keberhasilan terhambat yang
akan menimbulkan gagal panen maka pak nurdin ataupun pak manysur biasanya
mendapatkan kerugian yang cukup besar bahkan modal utama tidak kembali. Hal
tersebut terjadi karena beberapa faktor penghambat keberhasilan hasil pertanian salah
satunya adalah cuaca/iklim yang cukup ekstrim. sehingga bisa melindungi krop dalam
dari berbagai ancaman dari luar. Hasil pertanian dikumpulkan dalam keranjang
setelah itu dimasukkan ke dalam karung sehingga para pengepul bisa dengan mudah
mengangkutnya ke atas mobil.
 Rata-Rata Pendapatan Antara Bapak Nurdin dan Bapak Mansyur Dalam
Pembudidayaan Kol
Pada wawancara kemarin yang kita peroleh datanya bapak nurdin adalah bahwa
pak nurdin ini mendapatkan hasil produksi sekitar 1 ton dengan harga/ satuannya Rp
1.500,00/kg dengan keseluruhan yang didapatkan Rp 1.500.000,00. Dengan
pendapatan bersihnya Rp 405.000,00.
Pemerolehan data pendapatan dari Pak mansyur,

Anda mungkin juga menyukai