Anda di halaman 1dari 3

Penilaian Kerusakan Tanaman Buah Naga Akibat Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT)

Assessment of Damage to Dragon Fruit Plants Due to Plant Pest Organisms (OPT)

Riska Julianti
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Jl.
Perintis Kemerdekaan KM. 10, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi-Selatan
Indonesia 90245

*Email : rskjlynt2003@gmail.com

ABSTRAK

Abstrak memuat rumusan masalah, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. Penulisan judul ditulis menggunakan
font Times New Roman Bold, font size 12pt, dan text alligment tengah (center). Nama penulis dan instansi ditulis
menggunakan font Times New Roman, font size 11pt, dan text alligment tengah (center), penulisan ini tanpa cetak
tebal (bold). Sedangkanuntuk isi abstrak masing- masing berjumlah 150-250 kata, ditulis dengan font Times New
Roman, font size 11pt, line spacing 1, dan text alligment rata kanan kiri (justify)

Kata kunci : maksimum 5 kata.

TEKS
I. PENDAHULUAN
Buah naga (Hylocereus sp. (Haw.) Britton & Rose) merupakan salah satu tanaman buah
yang kini mulai banyak dibudidayakan di Indonesia setelah diintroduksi pertama kali pada awal
tahun 2000-an. Tanaman ini masuk ke Indonesia pertama kali dalam bentuk stek batang yang
berasal dari Thailand. Untuk keperluan konsumsi, Indonesia masih mengimpor buah nag
asekitar 200-400 Mg pertahun (Jaya, 2010).
Buah naga terdapat berbagai macam jenis tetapi yang paling banyak tersedia di pasar
Indonesia adalah buah naga dengan daging putih (Hylocereus undatus Hawth. Britton & Rose)
dan buah naga dengan daging merah (Hylocereus polyrhizus Webb. Britton & Rose).Selain itu,
ada pula spesies yang berkulit merah dengan daging super merah (Hylocereus costaricensis
Webb. Britton & Rose), dan berkulit kuning dengan daging putih (Selenicereus megalanthus
A. Berger Riccob). (Sudarjat et al.,2019)
Di antara spesies-spesies tersebut, spesies buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) paling
banyak dicari untuk keperluan konsumsi dan memiliki berbagai macam manfaat bagi
kesehatan. Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) merupakan salah satu buah yang
termasuk ke dalam famili Cactaceae. (Mahargyani W, 2018)
Kandungan pada kulit buah naga merah tidak kalah dengan daging buahnya. Kulit buah
naga merah mengandung senyawa flavonoid, fenolik, alkaloid, steroid, tanin, dan saponin.
Kandungan kimia tersebut dipengaruhi pelarut yang digunakan untuk mengekstraksinya kulit
buah naga merah. Analisis gugus fungsi dapat dijadikan salah satu teknik untuk menganalisis
senyawa-senyawa apa saja yang terkandung di dalam ekstrak. (Manihuruk FM et al., 2017)
Bila patogen dapat masuk dan sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada serta mendapat
inang yang rentan, maka penyakit baru dapat timbul. Meskipun bahan perbanyakan bebas
penyakit, namun apabila ditanam secara intensif pada areal yang baru, tanaman tersebut dapat
terinfeksi oleh patogen atau ras patogen lokal pada tempat baru tersebut. Hal ini dapat
menimbulkan epidemi penyakit tertentu yang tidak diinginkan (Agrios, 2005)
Insidensi penyakit atau kejadian penyakit merupakan proporsi individu dari tanaman yang
diserang penyakit tanpa memperdulikan seberapa berat penyakitnya. Biasanya insidensi
penyakit atau kejadian penyakit digunakan untuk mengukur banyaknya penyakit yang langsung
mematikan tanaman (Rizkiarty, 2010).
Beberapa penyakit telah dilaporkan keberadaannya pada buah naga, di antaranya adalah
busuk buah dan batang yang disebabkan oleh Bipolaris cactivora, bercak batang yang
disebabkan oleh Botryosphaeria dothidea, antraknosa yang disebabkan Colletotrichum
gloeosporioides serta cactus virus X (Masyahit et al., 2009).
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui perhitungan angka kejadian dan
intensitas tentang serangan OPT pada buah nagayang menyebabkan kerusakan dan penyakit
pada tanaman buah naga di lahan Universitas Hasanuddin.

II. BAHAN DAN METODE


a. Perhitungan insidensi serangan OPT yang menyebabkan kerusakan mutlak atau
dianggap mutlak digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
I = Insidensi serangan (%)
n = Banyaknya tanaman yang rusak mutlak
N = Banyaknya tanaman yang diamati
b. Masukkan Skala yang digunakan sebelum rumus dibawah
Kerusakan tidak mutlak adalah kerusakan pada tanaman/ bagian tanaman oleh serangan
OPT, tetapi tanaman tersebut masih dapat menghasilkan. Pengukuran intensitas
kerusakannya menggunakan rumus:

Keterangan :
I = Intensitas serangan (%)
ni = Jumlah tanaman atau bagian tanaman contoh dengan skala kerusakan vi
vi = Nilai skala kerusakan contoh ke-i
N = Jumlah tanaman atau bagian tanaman contoh yang diamati
Z = Nilai skala kerusakan tertinggi
c. Lokasi dan Waktu
Praktikum insidensi dan intensitas tanaman buah naga dilaksanakan di kebun buah naga
Universitas Hasanuddin, depan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Praktikum ini
dilaksanakan pada tanggal 13 september 2022 pukul 14.50.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kejadian Penyakit
Narasikan
B. Data Intensitas
Tabel 1. Intensitas Penyakit Tanaman Buah Naga
Intensitas Penyakit (%)
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Tanaman Dst..
1 2 3 4
1
2
..
100
Sub
Total
Total
Rata-rata
Narasikan dan masukkan gambar-gambar pendukung (gejala, pengamatan dll)
IV. KESIMPULAN

V. DAFTAR PUSTAKA

Arif Wibowo. Ddk. 2011. PENYAKIT-PENYAKIT PENTING BUAH NAGA DI TIGA


SENTRA PERTANAMAN DI JAWA TENGAH. Jurnal Perlindungan Tanaman
Indonesia, Vol. 17, No. 2. Hal 66-72
Dian Novita Sari. Ddk. 2021. Analisis gugus fungsi ekstrak kulit buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus). Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN
Vol. 5 No. 1
Nur Adi Hidayat. Ddk. 2018. Intensitas Penyakit Busuk Batang pada Tanaman Buah Naga
Merah (Hylocereus polyrhizus) Di Kecamatan Samboja. Jurnal Agroekoteknologi
Tropika Lembab. Vol 01. No 01. Hal 53-60.
Rizkyarti, A. 2010. Perhitungan Intensitas Penyakit. Laporan Dasar Proteksi Tanaman.
Institut Pertanian Bogor. Dalam E-Jurnal Agroteknologi Tropika. diakses dari
http://www.eprints.ung.ac.id/. Pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 19.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai