Anda di halaman 1dari 18

HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao) SERTA

TEKNIK PENGENDALIANNYA

KELOMPOK 2

 Nadra 2202406068
 M. fadli A 2202406077
 Kasmiati 2202406075
 Marsandha 2202406047
 Mufaddil zacky 2202406083
 Hendra nugraha 2202406072
 Nurbina anugrah 2202406049

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmat dan berkah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
kelompok ini dengan baik dan tanpa kendala apapun. Pada kesempatan ini, kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu sekaligus memberi dukungan
dalam penyusunan makalah ini, terutama dosen pengajar ibu Mutmainnah, S.P., M.P. kedua
orang tua dan teman-teman seperjuangan.

Makalah berjudul “HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN KAKO SERTA TEKNIK
PENGENDALIANNYA” ini disusun untuk memenuhi tugas semester 2 mata kuliahDasar-
dasar perlindungan tanaman. Kami memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam karya tulis ini. kami
juga menerima kritik serta saran dari pembaca agar dapat membuat makalah dengan lebih
baik di kesempatan berikutnya. kami berharap makalah ini memberikan manfaat dan dampak
besar sehingga dapat menjadi inspirasi bagi pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR

DAFTAR ISI

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


1.2 rumusan masalah
1.3 tajuan
1.4 manfaat

BAB II : PEMBAHASAN

A. pengertian hama dan penyakit


B. hama pada tanaman kakao

BAB III : PENUTUP

A. kesimpulan
B. saran
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Salah satu tanaman perkebunan yang menjadi produk ekspor utama diIndonesia adalah
kakao. Buah tropis ini telah menjadi produk nomor 4 didalam kegiatan ekspor Indonesia
terhadap 20 negara tujuan (Kementrian Perdagangan, 2010). Besarnya nilai ekonomi
budidaya kakao membuat sentra perkebunan kakao dapat dengan mudah dijumpai di
beberapa pulau besar di Indonesia. Tercatat oleh Direktorat Jendral Perkebunan (2016) besar
rasio luas perkebunan kakao di Indonesia pada tahun 2015 yaitu; sebesar 57% berada di
wilayah Sulawesi, 25% di wilayah Sumatera, 6,5% di wilayah Maluku dan Papua, 4,9 % di
wilayah Jawa, 4,5% di wilayah Nusa Tenggara dan 1,7 % di wilayah Kalimantan. Total luas
perkebunan kakao di Indonesia (2015) adalah mencapai 1,7 juta hektar dan total produksi
mencapai 593 ribu ton.
Salah satu kendala dalam produksi kakao yaitu adanya serangan Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT). Peningkatan populasi OPT pada tanaman kakao dapat
disebabkan oleh pertambahan jumlah luas lahan pertanaman terkait dengan kelimpahan
makanannya, terlebih bila didukung oleh iklim yang optimal bagi perkembangan OPT
tersebut. Kegiatan pemeliharaan tanaman kakao umumnya belum dilakukan secara intensif
akibat keterbatasan dana dan rendahnya tingkat pengetahuan petani dalam penguasaan
teknologi pengendalian hama dan penyakit.
Hama utama pada komoditi kakao adalah hama penggerek buah kakao (PBK). Hama
penggerek buah kakao dapat mengakibatkan penurunan produksi kakao hingga mencapai
80% (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nangroe Aceh Darusalam, 2010). Serangan
penggerek buah kakao (PBK) pada buah kakao pada tingkat berat akan menghasilkan buah
yang rusak dan tidak dapat diambil hasilnya (Widodo, 2015).
Tindakan pengendalian hama tanaman yang umum dilakukan oleh petani yaitu
dengan menggunakan pestisida sintetis. Penggunaan pestisida sintetis dapat menyebabkan
beberapa dampak dan berpotensi menimbulkan masalah yang lebih berat seperti resistensi
hama, resurjensi hama, memicu hama sekunder, kontaminasi lingkungan dan terdapatnya
residu pada hasil pertanian yang dapat mengganggu kesehatan manusia (Untung, 1996). Oleh
karena itu, diperlukan kegiatan pengendalian alternatif yang dapat menggantikan peran dari
pestisida sintetis.

B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa itu hama dan penyakit
B. Apa saja hama yang sering menyerang tanaman kakao
C. Penyakit apa yang umum terjadi pada kakao dan bagaimana mengenali gejala nya
D. Teknik apa saja yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman
kakao
C. MANFAAT
Makalah ini diharapkan membantu petani kakao dalam mengenali gejala-gejala serangan
hama dan penyakit pada tanaman kakao agar dapat mengetahui teknik pengendalian yang
tepat dan efektif untuk mengurangi kerugian akibat serangan hama dan penyakit pada
tanaman kakao.
D. TUJUAN
BAB II
ISI
A. Pengertian hama dan penyakit
Hama dan penyakit, keduanya merupakan penyebab terjadinyakerusakan. Tetapi bila
dilihat dari penyebab dan hasil kerjanya,maka antara hama dan penyakit memiliki perbedaan.
Hama adalah perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagiantanaman lainya
sehingga tanaman sehingga tanaman tidak dapattumbuh dengan sempurna atau mati. Hama
dalam arti luas adalah semua bentuk gangguan baik pada manusia, ternak dan tanaman.
Pengertian hama dalam arti sempit yang berkaitan dengan kegiatan budidaya tanaman adalah
semua hewan yang merusak tanaman atau hasilnya yang mana aktivitas hidupnya ini dapat
menimbulkan kerugian secara ekonomis.
Adanya suatu hewan dalam satu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian secara
ekonomis maka dalam pengertian ini belum termasuk hama. Namun demikian potensi mereka
sebagai hama nantinya perlu dimonitor dalam suatu kegiatan yang disebut pemantauan
(monitoring). Secara garis besar hewan yang dapat menjadi hama dapat dari jenis serangga,
moluska, tungau, tikus, burung, atau mamalia besar. Mungkin di suatu daerah hewan tersebut
menjadi hama, namun di daerah lain belum tentu menjadi hama (Dadang, 2006).
Penyakit tumbuhan telah ada sejak dahulu kala, mungkin sejak munculnya dunia
tumbuh-tumbuhan di atas bumi ini. Gejala bercak daun ditemukan pada fosil daun yang
berasal dari zaman purba. Orang Yunani dan Yahudi (500 – 280 SM) meyakini bahwa
penyakit tanaman merupakan hukuman atas dosa yang dilakukannya. Pada saat itu, penyakit
tumbuhan juga sudah dihubungkan dengan cuaca atau iklim yang buruk.
Penyakit adalah sesuatu yang menyebabkan gangguan pada tanamansehingga tanaman
tidak bereproduksi atau mati secara perlahan-lahan.Tanaman dikatakan sakit apabila ada
perubahan atau gangguan pada organ-organ tanaman. Masalah penyakit tumbuhan selalu
bermunculan setiap saat. Selain penyakit-penyakit yang sudah sering menimbulkan masalah
setiap musim tanam, sering dijumpai penyakit-penyakit yang belum dikenal sebelumnya.
Sering timbul pertanyaan mengapa sekarang terdapat lebih banyak penyakit tumbuhan
daripada waktu yang silam.
Tanaman yang sakit menyebabkan pertumbuhan danperkembangannya tidak normal.
Penyakit tanamandisebabkan oleh mikroorganisme misalnya jamur, virus, dan bakteri. Selain
itu penyakit tanaman dapat disebabkan karena kekurangan salah satu atau beberapa jenis
unsur hara.

B. Hama pada tanaman kakao


1. Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella)

Larva berwarna putih kekuningan sampai hijau muda


dan panjang 1-12 mm. Lama stadia larva 15-18 hari dan
terdiri dari 3-5 instar.

Serangga dewasa (ngengat) berwarna cokelat, pada


sayap depan terdapat pola zig zag berwarna putih,
berukuranpanjang sekitar 7 mm. Aktif pada malam
hari. Kemampuan bertelur 50-100 butir. Lama
stadium ngengat sekitar 7-8 hari. Siklus hidup PBK

 Gejala serangan :
Buah yang terserang menunjukkan gejala masak awal dengan warna tidak merata, yaitu
belang kuning hijau, jika buah digoyang tidak berbunyi seperti halnya buah masak normal.
Pada permukaan kulit buah terdapat lubang gerekan kecil dan jika buah dibelah akan tampak
bekas gerekan larva.

Imago betina meletakkan telur pada buah muda yang berukuran panjang 8-15 cm. Telur
diletakkan pada alur kulit buah. Larva yang masuk ke dalam buah kakao akan memakan
bagian plasenta sehingga menyebabkan biji tidak terbentuk sempurna. Biji-biji kakao
berukuran kecil, tidak bernas, berwarna kehitaman, dan saling melekat satu dengan lainnya
(lengket).

 Pengendalian :
1) Melakukan pangkas pemeliharaan secara berkala 3-4 kali dalam setahun untuk
mengurangi kelembaban dan meningkatkan masuknya cahaya matahari ke lahan
pertanaman.
2) Melakukan pemupukan berimbang (N P dan K dengan dosis sesuai anjuran) atau pupuk
organik yang ditaburkan disekeliling tanaman ± 50 cm dari tanaman
3) Melakukan panen sering dengan interval 4-7 hari sekali yang diikuti dengan sanitasi.
Buah yang dipanen dibawa ke tempat penampungan hasil dan buah segera dibelah dan
diambil bijinya.
4) Melakukan sanitasi kebun, dengan cara sebagai berikut:
 Mengambil semua buah yang terserang PBK dari pohon
 Mengambil semua sisa sisa buah yang jatuh/tercecer dari kebun
 Mengumpulkan serasah daun yang berada di bawah pohon.
 Memasukan buah dan serasahyang dikumpulkan tersebut kedalam lubang, dan ditutup
dengan tanah.
5) Melakukan penyarungan buah dengan kantong plastik pada buah muda berukuran 8-15
cm. Dasar kantong plastik dibiarkan terbuka sebagai ventilasi untuk mengatur
kelembaban buah yang disarungi
6) Melakukan peremajaan atau rehabilitasi kebun yang sudah rusak dengan menanam atau
sambung samping dengan klon kakao yang toleran PBK dengan ciri kulit buah
tanpa/sedikit alur, mengkilap, licin dan keras.
2. Kepik penghisap buah (Helopeltis spp.)
Hama yang termasuk ke dalam family miridae dan ordo
hemiptera ini menyerang dengan cara menghisap bagian-
bagian tanaman tadi menggunakan mulutnya. Bekas
hisapan pada bagian tanaman tersebut biasanya akan
meninggalkan bekas berupa bercak-bercak hitam. Bercak
tersebut timbul akibat cairan ludah yang dikeluarkan
serangga ini ketika akan menghisap. Serangga penghisap
buah ini dapat menyebabkan kerusakan yang lebih besar
jika terjadi infeksi atau menjadi vektor beberapa jamur
penyebab penyakit tanaman seperti jamur Fusarium solani,
Aspergilus sp., Glomella cingulata, Botryodiploida
theobromae, dan Penicillium janthinellum.

 Gejala serangan :
1 Pada permukaan buah terdapat bercak – bercak bekas tusukan berwarna cokelat
kehitaman. Jika menyerang buah muda (± 8cm) maka buah menjadi kering dan mati atau
jika masih berkembang, permukaan kulit buah retak dan berkerut.
2 Serangan pada pucuk menyebabkan layu dan mati, ranting mengering dan meranggas.

 Pengendalian :
1 Penyemprotan pestisida nabati (ekstrak daun: mimba, tembakau, babadotan dan sirsak,
dll) dengan konsentrasi 2,5-5%.
2 Penyemprotan insektisida kimia merupakan pilihan terakhir jika intensitas serangan
Helopeltis sp. berat. Insektisida yang digunakan berbahan aktif antara lain sipermetrin,
BPMC, dan MIPC yang sudah terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian.
3. Ulat kilan/jengkal (Hyposidra talaca)

Telur berwarna hijau muda dan berbentuk bulat,


Larva berwarna hitam dengan 4 garis putih saat baru
menetas, kemudian berubah menjadi abu-abu
kehijauan, berukuran panjang + 2,5 cm,Pupa
berwarna cokelat mengkilap,Imago H. talaca berupa
kupu-kupu berwarna cokelat keabu-abuan yang aktif
pada malam hari, dan mampu bertelur sebanyak 500-
700 butir.

 Gejala serangan:

Ulat jengkal (kilan) menyerang daun, pucuk daun, bunga dan pentil kakao. Daun yang
terserang nampak berlubang-lubang dan pucuk tanaman gundul, sehingga tinggal tulang
daunnya saja. Serangan ulat jengkal ini sangat merugikan, terutama bila menyerang pada
stadium bibit atau tanaman muda.

 Pengendalian :
1 Mengumpulkan dan memusnahkan larva.
2 Penyemprotan pestisida nabati (ekstrak daun: mimba, tembakau, babadotan dan sirsak,
dll) dengan konsentrasi 2,5-5%.
3 Penggunaan insektisida sebagai alternatif terakhir dan dalam kondisi eksplosi, serta
dilakukan secara bijaksana. insektisida yang digunakan berbahan aktif lamda sihalotrin,
sihalotrin, sipermetrin yang sudah terdaftar dan mendapat izin Menteri Pertanian
4 Pemangkasan pohon pelindung (jika pohon pelindung lamtoro) dengan memangkas
ranting-ranting lamtoro pada waktu ulat masih kecil, kemudian dimusnahkan

4. Kumbang Daun Crysomelidae

Telur diletakan pada permukaan daun secara berkelompok,


dan setelah menetas larva akan memakan daun secara
bergerombol.

Kumbang memiliki kulit tubuh dan sayap depan yang


sangat keras. Kumbang daun memiliki ruas pada tungkai
sebanyak 5 dengan polanya 5-5-5

.
 Gejala serangan :
1 Pucuk kakao yang dimakan kumbang daun akan berlubang-lubang, kemudian sebagian
akan mati dan mengering, sedangkan pucuk yang masih hidup akan berkembang menjadi
daun yang tidak normal dengan lubang-lubang permanen
2 Serangan kumbang akan mengganggu fotosintesis tanaman dan secara tidak langsung
akan mempengaruhi proses pembentukan bunga dan pengisian buah, sehingga akan
menurunkan produktifitas kakao. Apabila serangan kumbang daun ini terjadi di
perbenihan, maka kerugian yang diakibatkannya akan semakin tinggi.

 Pengendalian:
1 Melakukan pemangkasan rutin dan membuang tunas baru (wiwilan) sehingga akan
mengurangi atau menghilangkan bagian tanaman yang menjadi makanan serangga
2 Penyemprotan pestisida nabati (ekstrak daun: mimba, tembakau, babadotan dan sirsak,
dll) dengan konsentrasi 2,5-5%.
3 Penyemprotan insektisida kimia merupakan pilihan terakhir jika intensitas serangan
kumbang berat. Insektisida yang digunakan berbahan aktif antara lain sipermetrin,
BPMC, dan MIPC yang sudah terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian.

C. Penyakit pada tanaman kakao


1. Penyakit busuk buah

Penyebab penyakit

Jamur Phytophthora palmivora. (Jamur menginfeksi


buah kakao yang masih muda/pentil sampai yang
sudah tua).

 Gejala penyakit :
a. Buah yang terinfeksi menunjukkan gejala busuk basah berwarna cokelat kehitaman
dengan batas yang tegas. Infeksi dapat dimulai dari ujung, pangkal maupun bagian
tengah buah
b. Perkembangan bercak cokelat cukup cepat, sehingga dalam waktu beberapa hari seluruh
permukaan buah menjadi busuk, basah dan berwarna cokelat kehitaman
c. Dalam kondisi lembab, pada permukaan buah akan muncul serbuk berwarna putih (spora
P. Palmivora) yang seringkali bercampur dengan jamur sekunder (jamur lain).
 Pengendalian :
a. Sanitasi dengan memetik semua buah busuk yang dilakukan bersamaan dengan
pemangkasan ataupun saat panen, dan mengambil yang jatuh dikumpulkan kemudian
dikubur sedalam minimal 30 cm
b. Pemangkasan tanaman kakao dan pohon pelindung untuk mengurangi kelembaban
kebun.
c. Menyemprotkan Jamur Trichoderma spp. pada buah kakao sehat sebagai tindakan
preventif dengan dosis 2kg/ha biakan padat dengan volume semprot 500 l/ha.

2. Penyakit Vascular Streak Dieback/VSD


Penyakit ini mengakibatkan kerusakan pada bagian-bagian vegetatif tanaman kakao
terutama cabang dan daun.
 Penyebab penyakit :
Jamur Oncobasidium theobromae
 Gejala penyakit :
a. Tanaman yang terinfeksi jamur O. theobromae menunjukkan gejala meranting

b. Gejala khusus adalah daun menguning dengan bercak-bercak berwarna hijau.


Biasanya daun tersebut terletak pada seri daun kedua atau ketiga dari titik tumbuh.
Daundaun yang menguning akhirnya gugur sehingga tampak gejala ranting gundul.

c. Pada bekas duduk daun terlihat tiga noktah atau lebih yang berwarna cokelat
kehitaman. Bila ranting dibelah membujur terlihat garis-garis cokelat pada jaringan
xylem yang bermuara pada bekas duduk daun.
d. Pada bekas duduk daun, atau bekas potongan ranting muncul benang-benang
berwarna putih

 Pengendalian :
a. Pangkasan sanitasi dilakukan dengan cara memotong ranting sakit sampai batas gejala
garis coklat pada xylem ditambah 30-40cm di bawahnya.
b. Sambung samping menggunakan klon yang toleran, misalnya Sulawesi 1, Sulawesi 2,
ICCRI 03, ICCRI 04.
c. Eradikasi, dengan pembongkaran tanaman yang terserang berat dan berumur tua, diikuti
dengan penanaman kembali (replanting) menggunakan klon toleran VSD.
d. Pada pembenihan diberi atap daun kelapa atau plastik untuk mencegah agar spora tidak
jatuh menginfeksi benih dan memusnahkan benih yang terserang.
e. Penyemprotan fungisida yang sudah terdaftar dan mendapat izin Menteri Pertanian,
golongan triazole pada daun-daun muda (flush) sebagai tindakan preventif dengan
konsentrasi 0,2%

3. Penyakit Kanker Batang


 Penyebab penyakit :
Penyakit kanker batang disebabkan oleh Jamur Phytophthora palmivora.
 Gejala penyakit :
Kulit batang/cabang berwarna lebih gelap/kehitam-hitaman, membusuk dan basah. Jika
lapisan kulit luar dikupas, akan tampak lapisan didalamnya berwarna merah anggur yang
kemudian akan berubah menjadi coklat dan kadang-kadang mengeluarkan cairan yang
berwarna kuning sampai merah kecoklatan..
 Pengendalian :
Mengupas kulit batang yang membusuk sampai batas yang sehat (jaringan berwarna
putih), kemudian diolesi dengan asap cair, arang, fungisida yang sudah terdaftar dan
mendapat izin Menteri Pertanian, berbahan aktif tembaga konsentrasi 5%. Apabila
infeksi sudah melingkari batang, tanaman tersebut dipotong atau dibongkar.

4. Penyakit Antraknosa
 penyebab penyakit
penyakit antraknosa pada kakao disebabkan oleh Jamur Colletotrichum gloeosporioides
 gejala penyakit :
a. Infeksi ringan pada daun muda terlihat gejala bintik-bintik nekrosis (kematian jaringan)
berwarna cokelat. Setelah daun berkembang, bintik nekrosis menjadi bercak berlubang
dengan halo (jalur di sekitar bercak akibat klorofil yang rusak) berwarna kuning. Pada
daun yang lebih tua bintik nekrosis berkembang menjadi bercak nekrosis yang beraturan
b. Daun muda yang terinfeksi berat mudah mengalami kerontokan dan menyebabkan
ranting menjadi gundul. Apabila infeksi penyakit terjadi beberapa kali, ranting-ranting
akan berbentuk menyerupai kipas dengan ruas yang pendek. Keadaan ini akan segera
diikuti dengan mati ranting.
c. infeksi pada daun muda atau tua yang berada pada tajuk bagian bawah menimbulkan
gejala hawar daun (matinya jaringan seluruh daun sehingga berwarna cokelat).

d. Buah muda lebih rentan terhadap infeksi jamur daripada buah tua. Serangan pada buah
muda menimbulkan gejala kelayuan dengan bintik-bintik cokelat yang berkembang
menjadi bercak cokelat berlekuk (antraknosa). Buah kemudian menjadi keras, berukuran
kecil dan kering. Serangan pada buah tua menyebabkan busuk kering berlekuk
(antraknosa) dan mengkerut pada bagian ujungnya
e. Tanaman yang terinfeksi cukup berat menunjukkan gejala meranggas dengan sedikit atau
bahkan tanpa daun. Biasanya infeksi terjadi pada tanaman yang berumur lebih dari 6
minggu.

 Pengendalian :
a. Pada intensitas penyakit berat, perlu dilakukan pemupukan melalui daun. Pemupukan
dapat dilakukan sedini mungkin yaitu pada saat tunas mulai pecah/membuka.
b. Penanaman pohon penaung untuk menjaga kelembapan mikroklimat kebun, seperti
lamtoro.
c. Sanitasi dengan memetik semua buah busuk yang dilakukan bersamaan dengan
pemangkasan ataupun saat panen, dan mengambil yang jatuh dikumpulkan kemudian
dikubur sedalam minimal 30 cm.
d. Eradikasi dengan pembongkaran tanaman yang terinfeksi berat.
e. Menanam varietas atau klon toleran seperti: DRC 16 atau yang berproduksi tinggi
(ICCRI 03, ICCRI 04, BL 50 atau klon unggul lokal).
f. Penyemprotan fungisida yang sudah terdaftar dan mendapat izin Menteri Pertanian,
berbahan aktif karbendazim, dengan konsentrasi 0,2% dengan interval waktu 7 hari
sebagai tindakan preventif. Penyemprotan fungisida pada saat pembentukan daun-daun
baru setelah mencapai 10% dengan daun pertama berumur ± 1 minggu.

5. Penyakit akar
 Penyebab :
a. Penyakit akar merah, Jamur Ganoderma pseudoforeum
b. Penyakit akar cokelat, Jamur Phellinus noxius
c. Penyakit akar putih, Jamur Rigidoporus microporus.
 Gejala penyakit :
Gejala penyakit akar, yaitu mula-mula daun menguning, layu, mengering dan kemudian
diikuti dengan kematian tanaman. Patogen dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan
leher akar dan perakaran tanaman.

a. Penyakit jamur akar merah Pada permukaan akar terdapat badan buah jamur berwarna
merah atau cokelat tua. Keadaan akar yang terinfeksi menjadi busuk basah, lunak, dan
berair.

b. Penyakit jamur akar cokelat Permukaan akar tanaman diliputi oleh benang-benang jamur
yang berwarna cokelat karat dan mengikat erat butirbutir tanah. Jika akar dicuci,
kerakkerak tersebut sulit untuk lepas. Pada butir-butir tanah terdapat hifa jamur yang
berwarna cokelat.
c. Penyakit jamur akar putih Terdapat benang-benang putih yang bercabang-cabang,
melekat erat pada permukaan akar. Benang-benang tersebut adalah rhizomorf yang
terdiri dari hifa jamur. Hifa tersebut meluas seperti jala dan ujungnya seperti bulu.

 Pengendalian :
a. Tanaman yang telah mati akibat serangan jamur akar harus dibongkar berikut akar-
akarnya sampai bersih. Akar-akar tersebut dikumpulkan di dalam lubang bekas
bongkaran kemudian dimusnahkan.
b. Pada lubang bekas bongkaran diberi belerang sebanyak 300 g. Lubang tersebut dibiarkan
selama sekitar satu tahun baru dapat ditanami kembali. Tanaman selain yang tumbuh di
sekitar kebun atau pohon penaung yang terserang jamur akar juga dibongkar apabila
telah mati atau menunjukkan gejala infeksi berat.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam makalah ini, telah dibahas mengenai hama dan penyakit yang dapat menyerang
tanaman kakao serta dampaknya terhadap produksi dan kualitas buah kakao. Hama dan
penyakit merupakan masalah serius dalam budidaya kakao yang dapat mengurangi hasil
panen dan menyebabkan kerugian ekonomi bagi para petani.

Dalam hal hama, beberapa hama utama yang sering menyerang tanaman kakao antara
lain ulat penggulung daun, kutu putih, wereng cokelat, dan tungau kakao. Hama-hama ini
dapat merusak daun, bunga, dan buah kakao, sehingga mengganggu perkembangan
tanaman dan mengurangi produksi buah kakao.

Sedangkan dalam hal penyakit, penyakit utama yang sering menginfeksi tanaman kakao
adalah busuk buah Phytophthora, karat daun (Hemileia vastatrix), dan penyakit hawar
daun (Ceratocystis cacaofunesta). Penyakit-penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan
pada buah, daun, dan ranting tanaman, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas dan
jumlah produksi kakao.

Untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman kakao, penting untuk
menerapkan pendekatan terpadu yang mencakup tindakan pencegahan dan pengendalian
yang tepat. Beberapa metode pengendalian yang dapat digunakan meliputi penggunaan
varietas tahan, sanitasi kebun, penggunaan pestisida nabati atau kimia yang sesuai, rotasi
tanaman, pemeliharaan kelembaban tanah yang tepat, dan penggunaan praktik budidaya
yang baik.

Selain itu, pemantauan rutin terhadap keberadaan hama dan penyakit serta pemahaman
yang baik tentang siklus hidup dan perilaku organisme pengganggu juga penting. Dengan
demikian, petani dapat mengidentifikasi dan mengambil tindakan pengendalian yang
tepat secara waktu dan meningkatkan efektivitas pengendalian.

B. SARAN

Anda mungkin juga menyukai