Disusun Oleh:
Nama
NIM
: 125040200111055
Kelompok
: I2 ( Jumat, 06.00-07.30 )
Asisten
: Novia
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit adalah salah satu factor penyebab terjadinya penurunan pada produksi
prtanian, termasuk dalam produksi benih untuk bahan tanam. Penyakit menyerang secara
fisiologis dalam benih maupun tanaman, sehingga tidak mampu melakukan metabolisme
dalam tubuh yang menyebabkan turunya hasil atau mampu menyebabkan tanaman tidk
mampu tumbuh. Penyakit yang ditimbulkan oleh jasad renik tersebut dapat menyerang
benih, kecambah, tanaman muda maupun tanaman dewasa. Usaha tani harus
menggunakan benih yang bebas dari jasad renik yang bersifat fatogenetik untuk
mencegah atau mengurangi gangguan penyakit tersebut.
penyakit pada benih dapat mengganggu perkecambahan dan pertumbuhan benih
dengan demikian merugikan kualitas dan kuantitas hasil, benih dapat menjadi pengantar
baik hama maupun penyakit ke daerah lain dimana hama dan penyakit itu tidak ada
sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian secara umum dapat dikatakan bahwa kerugian
karena serangan virus dapat berkisar dari 10 sampai dengan 90%, tergantung dari
berbagai aspek yang terkait dengan bagaimana pola budidaya yang dilakukan (Balitsa,
2006). Selain itu, adanya kebocoran atap lantai gudang yang lembab, akan merusak
bahan-bahan yang disimpan, yang akan menurunkan mutu dan dapat mengakibatkan
adanya cendawan. Cendawan ini dapat menyerang bahan yang disimpan seperti bijibijian, umbi-umbian dan sayuran. Dan kerugian akibat adanya cendawan, bukan saja
dapat menurunkan mutu tetapi juga bahan-bahan yang disimpan dapat mengandung zat
beracun. Oleh Karena itu, praktikum mengenai penyakit pathogen pada benih bertujuan
untuk mengetahui benih yang mengalami maupun terkena penyakit baik itu melalui
bakteri maupun virus.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakan praktikum pathogen penyakit adalah untuk mengetahui pathogen
penyakit yang menyerang pada benih.
1.3 Manfaat
Manfaat dilaksanakan praktikum hama gudang adalah mahasiswa dapat mengetahui
pathogen penyakit yang menyerang pada benih.
2.
Tinjauan Pustaka
(jasad renik) seperti halnya jamur, bakteri, virus, dan nematoda dapat terbawa oleh benih )
(Maude, 1995)
2.2 Macam-macam Penyakit Benih
2.2.1 Kedelai
a. Busuk Biji Phomopsis (Phomosis Seed Decay) Pada Tanaman Kedelai
Biji yang terinfeksi Phomopsis spp. Akan retak dan mengkerut atau keriput,
mengecil dan terdapat bercak yang merupakan tubuh jamur
berwarna
coklat
keabuan
sampai
hitam
dan
biasanya
Penyakit yang dominan pada kacang-kacangan lain adalah bercak daun yang
disebabkan oleh beberapa jamur dari genera Cercospora. Gejala bercak coklat
kemerahan timbul pada daun, batang, polong, biji, hipokotil dan akar dengan diameter
10-15 mm. Kadang-kadang mengalami sonasi, yaitu membentuk lingkaran seperti
pada papan tembak (target).
c. Bercak Biji Ungu (Cercospora kikuchii)
Gejala pada daun, batang dan polong sulit dikenali
sehingga pada polong yang normal mungkin bijinya sudah
terinfeksi. Gejala awal pada daun timbul saat pengisian biji
dengan kenampakan warna ungu muda yang selanjutnya
menjadi kasar, kaku dan berwarna ungu kemerahan. Bercak
berbentuk menyudut sampai tidak beraturan dengan ukuran
yang beragam dari sebuah titik sebesar jarum sampai 10 mm dan menyatu menjadi
bercak yang lebih besar. Gejala mudah diamati pada biji yang terserang yaitu timbul
bercak berwarna ungu. Biji mengalami diskolorasi dengan warna yang bervariasi
dari merah muda atau ungu pucat sampai ungu tua dan berbentuk titik sampai tidak
beraturan dan membesar.
d. Penyakit Antraknose (Colletotrichum dematium var truncatum dan C.
destructivum)
Penyakit Antraknose menyerang batang, polong dan
tangkai daun. Akibat serangan adalah perkecambahan biji
terganggu, kadang-kadang bagian-bagian yang terserang
tidak menunjukkan gejala. Gejala hanya timbul bila kondisi
menguntungkan perkembangan jamur. Tulang daun pada
permukaan bawah tanaman terserang biasanya menebal
dengan warna kecoklatan. Pada batang akan timbul bintik-bintik hitam berupa duriduri jamur yang menjadi ciri khasnya.
Patogen bertahan dalam bentuk miselium pada residu tanaman atau pada
biji terinfeksi. Miselium menjadi penyebab tanaman terinfeksi tanpa menimbulkan
perkembangan gejala sampai tanaman menjelang masak. Infeksi batang dan polong
terjadi selama fase reproduksi apabila cuaca lembab dan hangat.
e. Busuk Polong (Rhizoctonia solani)
Penyakit-penyakit
yang
disebabkan
R.
solani
khas
patogen
ini
adalah
terdapat
tongkol, bersifat symptomless atau dapat ditemukan pada biji yang tidak bergejala,
menginfeksi ke bagian internal biji jagung, dan dapat ditularkan melalui biji.
c. Penicillium Spp.
Patogen Penicillium spp. pada biji jagung
ditemukan berupa gumpalan miselia berwarna putih
menyelimuti biji, diselingi warna kebiru-biruan. Patogen
ini adalah patogen tular benih yang mempunyai inang
utama jagung. Tanaman lain belum dilaporkan dapat
menjadi inangnya, namun dapat menginfeksi tanaman jagung pada fase prapanen
dan pascapanen. Bagian tanaman yang dapat terinfeksi adalah batang, daun, biji dan
telah teridentifikasi 18 spesies. Intensitas penularan pada biji jagung dapat mencapai
lebih dari 50%. Gejalanya ditandai oleh bercak pada kulit ari biji, bila menginfeksi
tongkol secara optimal menyebabkan pembusukan. Pengaruh terhadap kualitas benih
adalah penurunan daya tumbuh. Spesies P. oxalicum memproduksi oxalid acid dan
bersifat toksik terhadap biji. Penicillium spp. dapat ditularkan melalui biji. Apabila
ditanam, biji-biji yang terinfeksi Penicillium spp. dari lokasi pertanaman dapat
menularkan pada pertanaman selanjutnya (Fahmi, Zaki Ismail, 2011).
3. Metodologi
3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan praktikum Teknologi Benih aspek HPT dilaksanakan pada 23 Mei
hingga 30 Mei 2014, praktikum rutin dilaksanakan setiap hari Jumat pada pukul 06.00 WIB.
3.1.2 Tempat Pelaksanaan
3.2.2
Bahan :
-
3.4
Analisa Perlakuan
Pada praktikum pathogen pada benih terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu
isolasi penyakit pada benih kedelai baru dan kacang hijau expired serta melakukan
pengamatan pada mikroskop. Sebelum diisolasi dilakukan perendaman pada masing-masing
benih dengan menggunakan air biasa selama 10-15 menit. Cawan petri yang digunakan untuk
isolasi, diberi kertas merang yang sudah dilembabkan. Kemudian benih dimasukkan dalam
cawan petri dan ditata, ditutup dengan menggunakan plastic wrapping. Dan diamati
menggunakan mikroskop setelah diisolasi selama seminggu.