TANAMAN KOPI
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
NAMA : DINI FIDYANDINI
NIM : 131510501082
GOLONGAN :B
KELOMPOK : 5 (LIMA
LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB 1. PENDAHULUAN
Oleh sebab itu, teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman kopi harus
diperhatiakan. Arief, dkk (2011) menambahkan bahawa pengenalan hama dan
penyakit pada tanaman kopi serta bagaimana penanggulangannya menjadi hal
yang sangat penting dan membantu petani untuk menghasilkan produksi
secara optimal. Hama dan penyakit dapat mengakibatkan terganggunya proses
pertumbuhan, perkembangan hingga proses produksi buah yang pada akhirnya
dapat pula menyebabkan kematian pada tanaman kopi.
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.2.2 Bahan
1. Tanaman kopi robusta dan nangka
4.1 Hasil
Lampiran.
4.2 Pembahasan
Oraganisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan oraganisme yang
aktivitasnya dapat mengganggu, merusak tanaman sehingga dapat merugikan
tanaman. Berdasarkan definisi tersebut, terdapat 3 komponen penting didalam
ruang lingkup OPT, yaitu 1) gangguan, 2) kerusakan, dan 3) kerugian. Menurut
Triharso (2010), gangguan adalah perubahan pertanaman yangmengarah kepada
penguarangan kualitas atau kuantitas hasil yang diharapkan, kerusakan
adalahsetiap penguarangn kualitas atau kuantitas hasil yang diharapkan sebagai
akaibat gangguan, dan kerugian mengarah kebada pengurangan nilai ekonomi.
Berdasarkan konsep segitiga gangguan, gangguan akan muncul jika faktor
lingkungan (sesuai dengan habitat OPT), organisme pengganggu (virulen dan
agresif), dan inang (rentan) mendukung.
Keberadaan OPT akan mengakibatkan 3 komponen tersebut (gangguan,
kerusakan, dan kerugian) terhadap tanaman, tak terkecuali tanaman kopi. Triharso
(2010) menambahakan pada tahun 1896 di Sri Lanka pertanaman kopi rusak
karena penyakit karat dauan kopi karenan gangguan dari patogen Hemileia
vastatrix. Kerugian ditunjukkan dengan banyakanya perkebunan yang tutup
karena gagal panen sehingga berdampak pada tingginya nilai penganguran. Arief,
dkk (2011) menamabahakan bahawa hama dan penyakit dapat mengakibatkan
terganggunya proses pertumbuhan, perkembangan hingga proses produksi buah
yang pada akhirnya dapat pula menyebabkan kematian pada tanaman kopi.
Menurut Prastowo, dkk (2010), rendahnya produksi nasional kopi
Arabika tidak terlepas dari terbatasnya lahan yang sesuai untuk penanamannya,
yaitu berupa persyaratan ketinggian tempat penanaman di atas 1000 m di atas
permukaan laut karena pada lahan tinggi tersebut selain aroma kopi Arabika lebih
baik, serangan jamur penyebab penyakit karat daun, Hemileia vastatrix juga
akan terhambat. Sementara itu lahan yang masih tersedia sebagian besar
terletak pada lahan ketinggian menengah (700 – 900 m dpl.), yaitu suatu area
yang selama ini telah banyak ditanami kopi Robusta. Jadi salah satu cara
menghindari penyakit karat daun pada kopi arabika adalah dengan menanam
pada lahan dengan ketinggian yang cukup, yaitu di atas 1000 m dpl.
Oleh sebab itu, diperlukan teknik pengendalian preventif untuk
menyeimbangkan populasi OPT. Katasapoetra (1993) menambahkan cara yang
digunakan petani untuk memperkecil daya perkembangan dan serangan OPT,
antara lain : 1) melakukan sistembudidaya yang baik; 2) menghijaukan kembali
tanah yang kosong; 3) menghindari pengundulan hutan; 4 )menjaga kelaestarian
tanah dan air; 5) mencegah kegiatan yang mengancam matinya predator
(penggunaan pestisida); dan 6) pemberdayaan sistem pola tanam (tumpang sari,
agroforestri,dan sebagainya).
Setiap teknik pengendalian satu oraganisme pengganggu akan berbeda
dengan dengan oraganisme pengganggu lainnya sehingga informasi tentang ciri-
ciri morfologi dan biologi oranisme pengganggu, serta gejala yang ditunjukkan
pada tanaman harus diketahui untuk mengetahui identitas organisme pengganggu
tersebut. Berbagai hama penting (kutu hijau, kutu dompatan, kutu putih, PBKo,
dan penggerek batang dan cabang kopi-Triharso, 2010) dan penyakit penting
(karat daun, bercak dau, jamur upas, akar cokalat/hitam/putih, dan nematoda-
Semangun, 2000) pada tanaman kopi, akan tetapi, pada praktikum Identifikasi
OPT pada tanaman kopi yang dilakukan di Fak. Pertanian Univ. Jember, hanya
ditemukan berbagai 2 hama kopi dan 2 penyakit pada tanaman kopi, antara lain :
1. Hama penggerek buah kopi (PBKo)
Gambar 4.1 Hama Penmggerek Buah Kopi (PBKo)
5.1 Kesimpulan
1. Hama dan penyakit dapat mengakibatkan terganggunya proses
pertumbuhan, perkembangan hingga proses produksi buah yang pada
akhirnya dapat pula menyebabkan kematian pada tanaman kopi.
2. Hama penting tanaman kopi antara lain : kutu hijau, kutu dompatan, kutu
putih, PBKo, dan penggerek batang dan cabang kopi. Sedangakan penyakit
penting tanaman kopi antara lain : karat daun, bercak dau, jamur upas, akar
cokalat/hitam/putih, dan nematoda.
3. Cara yang digunakan petani untuk pengendalian preventif terhadap serangan
OPT, antara lain : 1) melakukan sistembudidaya yang baik; 2) menghijaukan
kembali tanah yang kosong; 3) menghindari pengundulan hutan; 4 )menjaga
kelaestarian tanah dan air; 5) mencegah kegiatan yang mengancam matinya
predator (penggunaan pestisida); dan 6) pemberdayaan sistem pola tanam
(tumpang sari, agroforestri,dan sebagainya).
5.2 Saran
Sebaiknya jawaban dari soal pembahasan didiskusikan sehingga tidak
memberikan makna yang banyakdan ambigu terhadap para praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hanisch, S., Z. Dara, K. Brinkmann and A. Buerkert. 2011. Soil Fertility and
Nutrient Status of Traditional Gao Coffe Agroforestry System in the
Takengon Region, Aceh Province, Indonesia. JARTS, 112(2) : 87 – 100
Laksono, A. D., J. M.M. Aji, dan J. A. Ridjal. 2014. Analisis Kelayakan pada
Usahatani Kopi Rakyat di Kabupaten Jember. Sosial Ekonomi
Pertanian, 90 : 1-7
Mahfud, Cholil. 2012. Teknologi dan Strategi Pengendalian Penyakit Karat Daun
untuk Meningkatkan Produksi Kopi Nasional. Pengembangan Inovasi
Pertanian, 5(1) : 44-57
Samosir, F. A., M.U. Tarigan., dan S. Oemry. 2013. Survei Faktor Kultur Teknis
terhadap Perkembangan Populasi Hama Penggerek Buah Kopi
Hyphotenemus hampei Ferr (Coleoptera:Scolytidae) di Kabupaten
Simalungun. Agroteknologi, 1(4) : 1067-1081