Anda di halaman 1dari 18

Makalah

SERANGAN HAMA PADI SERTA GEJALANYA DAN MORFOLOGI HAMA


SERTA PENGENDALIANNYA

FAKULTAS PERTANIAN UNWIM

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI

2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ……………………………………………………………


B. Tujuan……………………………………………………………………..
C. Manfaat…………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. Hama Tanaman Padi Dan Pengendaliannya……………………………...


B. Penyakit Tanaman Padi Dan Pengendaliannya……………………………

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………..
B. Saran……………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah
taufiknyalah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang : Serangan Hama
utama pada tanaman padi, gejala pada tanaman padi dan morfologi hamanya
serta pengendaliannya”.

Salam dan salawat tak pula kita kirimkan kepada junjungan kira Rasulullah SAW,
kepada keluarga , sahabat, dan kaumnya yang masih mengenggam risalah beliau.

Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa, khususnya


mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Unwim. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan kami tugas dan
tanggung jawab sehingga kami bisa mendapatkan ilmu yang tak ternilai
harganya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kami harap kritik dan sarannya, kami ucapkan terimakasih.

Pusakajaya, 6 Desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Jakes Seto (2011) Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) adalah salah
satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu
pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa
jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi
mampu menghasilkan beras yang merupakan makanan pokok bangsa Indonesia.
Sehingga tanaman padi merupakan salah satu bidang pertanian yang digalakkan di
indonesia.
Pada tanaman padi terdapat banyak hama dan penyakit yang menyerang,
sehingga dapat mengakibatkan penurunan produksi padi tersebut. Sedangkan di
daerah-daerah pelosok Indonesia masih banyak petani yang belum mengetahui
jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi. Selain itu juga
mereka belum mengetahui cara-cara pengendalian yang tepat terhadap hama dan
penyakit yang menyerang tanaman padi. Sehingga usaha dalam budidaya tanaman
padi mengalami pasang surut akibat kegagalan panen. Kegagalan panen sangat
berdampak pada petani dan juga berpengaruh pada masyarakat luas karena bahan
pangan utama brkurang jmlahnya. Kegagalan ini terjadi akibat tanaman padi
terserang hama dan penyakit. Banyak jenis penyakit dan hama yang berpotensi
menyerang tanaman padi. Salah satunya belalang dan karat daun.
B. Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis hama yang menyerang padi
2. Mengetahui jenis-jenis penyakit yang menyerang padi
3. Mengetahui cara penanggulangan hama dan penyakit

C. Manfaat
Agar kita dapat mengetahui jenis hama dan penyakit yang menyerang
tanaman padi dan mengetahui cara penanggulangannya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAMA TANAMAN PADI DAN PENGENDALIANNYA

1. Wereng penyerang batang padi


Wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih
(Sogatella furcifera).Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi. Saat ini
hama wereng paling ditakuti oleh petani di Indonesia. Wereng ini dapat menularkan
virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tnaman
seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1)
bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, 48, IR
64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti
laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemportan insektisida Applaud 10
WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC.

2. Wereng penyerang daun padi


Wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan daun. Gejala: di tempat bekas hisapan akan
tumbuh cendawan jelaga, daun tanaman kering dan mati. Tanaman ada yang
menjadi kerdil, bagian pucuk berwarna kuning hingga kuning kecoklatan. Malai
yang dihasilkan kecil.
Pengendalian:
(1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, 48,
IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami
seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah;
(2) penyemportan insektisida Applaud 10 WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100
EC.

3. Walang sangit (Leptocoriza acuta)


Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala: dan menyebabkan buah
hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak;
pada daun terdapat bercak bekas isapan dan buah padi berbintik-bintik hitam.

Imago/Dewasa :
 Panjang 14-17 mm
 Bersayap dan warna coklat.
 Serangga betina mampu bertelur 200-300 butir dan diletakkan secara
berkelompok berbentuk baris.

Telur :
 Bentuk pipih lonjong
 Panjang 1 mm
 Warna telur putih, menjelang menetas warna coklat tua atau agak hitam.
Nimfa :
 Bentuk ramping
 Sayap kanan berkembang penuh
 Warna hijau terang berubah abu-abu.

Dinamika Populasi :
 Siklus hidup walang sangiit 35-56 hari
 Imago aktit pagi dan sore hari
 Waktu siang hari bersembunyi dibawah tanaman atau rerumputan
 Bila diganggu mngeluarkan bau khas
 Walang sangit menyerang padi fase masak susu
 Kepadatan populasi meningkat pada kondisi tanaman sedang berbunga,
cuaca hangat dan gerimis
 Hujan lebat dapat menurunkan populasi.

Kerusakan :
 Walang sangit menyerang padi fase masak susu dengan mengisap cairan biji
padi
 Bekas tusukan berupa bercak berwarna gelap
 Padi yang terserang walang sangit bobotnya menurun bahkan menjadi
hampa.

Musuh alami :
 Parasitoid telur : Gryon nixoni dan Ooencyrtus malayensis
 Predator : Conocephalus longipenis
 Jamur patogen : Beauveria bassiana

Cara Penanggulangannya :
(1) bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan memunahkan
telur, melepas musuh alami seperti jangkrik.
(2) menyemprotkan insektisida Bassa 50 EC, Dharmabas 500 EC, Dharmacin 50
WP, Kiltop 50 EC.

4. Kepik hijau (Nezara viridula)


Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat
bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan
pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian:mengumpulkan dan memusnahkan
telur- telurnya, penyemprotan insektisida Curacron 250 ULV, Dimilin 25 WP,
Larvin 75 WP.
5. Penggerek batang padi terdiri atas:

Penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas),


bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Dapat
menimbulkan kerugian besar. Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: pucuk
tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan
seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama “sundep” dan
pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut “beluk”. Pengendalian: (1)
menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi
sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2)
menggunakan insektisida Curaterr 3G, Dharmafur 3G, Furadan 3G, Karphos 25
EC, Opetrofur 3G, Tomafur 3G.

6. Hama tikus (Rattus argentiventer)


Tanaman padi akan mengalami kerusakan parah apabila terserang oleh
hama tikus dan menyebabkan penurunan produksi padi yang cukup besar.
Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang
roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman.
Pengendalian: pergiliran tanaman, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami
seperti ular dan burung hantu, penggunaan pestisida dengan tepat, intensif dan
teratur, memberikan umpan beracun seperti seng fosfat yang dicampur dengan
jagung atau beras.

7. Burung (manyar Palceus manyar, gelatik Padda aryzyvora, pipit Lonchura


lencogastroides, peking L. puntulata, bondol hitam L. ferraginosa dan bondol putih
L. ferramaya). Menyerang padi menjelang panen, tangkai buah patah, biji
berserakan. Pengendalian: Mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
8. Keong Mas (Pomacea Caniliculata)
Keong mas memakan tanaman padi muda yang baru ditanam serta dapat
menghancurkan tanaman pada saat pertumbuhan awal. Serangan keong mas yang
parah dapat mengakibatkan tanaman padi yang baru di tanam habis total. Saat-saat
penting untuk mengendalikan keong mas adalah pada 10 hari pertama untuk padi
tanam pindah dan sebelum tanaman berumur 21 hari pada sistem tabela (tanam
benih secara langsung). Setelah umur tersebut, tingkat pertumbuhan tanaman
biasanya lebih tinggi daripada tingkat kerusakan akibat keong.

Siklus hidup
1. Telur :
 Masa bertelur sampai menetas 7-14 hari

2. Masa Pertumbuhan :
 Pertumbuhan awal 15-25 hari
 Pertumbuhan lanjut 26-59 hari

3. Dewasa :
 Masa berkembangbiak 60 hari sampai 3 bulan

Biologi :
 Hidup di air
 Dapat bertahan hidup 6 bulan didalam tanah kering selama
musim kemarau dan aktif kembali pada musim hujan.
 Keong Mas dewasa dapat bertahan hidup lebih dari 3 tahun
 Setiap bulan Keong Mas dapat menghasilkan 1000 butir telur
 Keong Mas merusak tanaman padi umur 1 -3 minggu setelah tanam

Cara Penanggulangannya :
 Memasang pagar plastic
 Menanam bibit berumur tua untuk IR 64 : 25 hari ; Cisadane : 30 hari
( menanam bibit terlalu tua jumlah anakan sedikit).
 Menanam bibit 3-7 tunas per rumpun (terlalu banyak tunas per rumpun
pemborosan benih).
 Memasang saringan di saluran irigasi
 Menancapkan bambu untuk bertelur (setelah terkumpul dimusnahkan)
 Membuat parit agar keong mas berkumpul
 Memasukkan bebek kesawah setelah umur padi mencapai 35 hari
 Menaburkan daun kencur di lokasi yg terserang keong mas
 Memungut Keoang Mas untuk :
a. Dimasak sebagai hidangan
b. POC (Pupuk Organik Cair)
c. MOL (Mikro Organisme Lokal)
d. Tambahan pakan ternak

9. Kepinding Tanah ( Scotinophora coarctata )


Imago/Serangga Dewasa :
 Warna coklat kehitaman dan bila terganggu berbau khas menyengat
 Lama bertelur 12-17 hari setelah kawin.
 Umur imago 4-7 bulan hal ini disebabkan oleh umur inang, makin tua
tanaman serangga makin berkembang dengan baik

Telur :
 Bentuk telur lonjong, berwarna merah jambu kehijau-hijauan
 Letak telur berkelompok pada pangkat rumpun padi
 Stadium telur 4-7 hari.

Nimfa :
 Warna nimfa coklat kekuningan.
 Tidak bersayap.
 Stadium nimfa 20-30 hari.

Dinamika populasi :
 Serangga dewasa mampu hidup dan berkembangbiak selama 2 musim.
 Waktu musim kemarau serangga dewasa dapat bertahan pada bongkahan
tanah yang berumput.
 Pada saat cuaca baik dewasa terbang ke pertanaman dalam jumlah besar
(lebih menyukai keadaan basah dan lembab)
 Serangga dewasa menyukai intensitas cahaya yang tinggi dan mudah
ditangkap pada saat bulan purnama.
 Tanaman inang : Panicum, jagung Sceleria, Scirphus dan padi liar.
 Kepinding tanah menyerang pada bagian batang padi.

Penanggulangannya :
 Pembajakan tanah segera setelah panen untuk mematikan telur, nimfa dan
dewasa yang tinggal pada pangkal padi.
 Pengeringan lahan sawah untuk menghambat perkembangan.
 Sanitasi lahan dan lingkungan dari tumbuhan inang rerumputan

Musuh alami :
 Parasitoid telur : Scelionid
 Predator telur ; Katak dan kadal
 Predator telur,nimfa dan dewasa adalah kumbang Carabidae

B. PENYAKIT TANAMAN PADI DAN PENGENDALIANNYA

1. Penyakit Bercak Coklat Pada Daun Padi


Penyakit ini disebabkan oleh jamur Helmintosporium Oryzae , gejala
penyakit ini adalah adanya bercak coklat pada daun berbentuk oval yang tersebar
merata di permukaan daun dengan titik abu-abu atau putih. Titik abu- abu atau putih
di tengah bercak meruapakan gejala khas penyakit bercak daun coklat di lapang.
Bercak yang masih muda berwarna coklat gelap atau keunguan berbentuk bulat.
Pada varietas yang peka panjang bercak dapat mencapai 1 cm. Pada serangan berat
jamur dapat menginfeksi gabah dengan gejala bercak warna hitam atau coklat gelap
pada gabah.
Jamur H. oryzae menginfeksi daun baik melaui stomata maupun menembus
langsung dinding sel epidermis setelah membentuk apresoria, Konidia lebih banyak
dihasilkan bercak yang sudah berkembang(besar) kemudian konidia di hembuskan
oleh angin dan menginfeksi secara sekunder. Jamur dapat bertahan sampai 3 tahun
pada jaringan tanaman dan lamanya bertahan sangat dipengaruhi lingkungan.
Selain gejala di atas gejala lainnya yaitu menyerang pelepah, malai, buah yang baru
tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap
berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati.

Penanggulangannya :
(1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani,
Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetatif
dan fase pembentukan bulir;
(2) menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin 20
AS atau Rabcide 50 WP.

2. Blast
Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan
ujung tangkai malai. Serangan menyebabakn daun, gelang buku, tangkai malai dan
cabang di dekat pangkal malai membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat
dan butiran padi menjadi hampa.

Penanggulangannya :
(1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani,
Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetatif
dan fase pembentukan bulir;
(2) menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin 20
AS atau Rabcide 50 WP.

3. Penyakit garis coklat daun (Narrow brown leaf spot,)


Penyebab: jamur Cercospora oryzae. Gejala: menyerang daun dan pelepah. Tampak
gari-garis atau bercak-bercak sempit memanjang berwarna coklat sepanjang 2-10
mm. Proses pembungaan dan pengisian biji terhambat.

Penanggulangannya :
(1) menanam padi tahan penyakit ini seperti Citarum, mencelupkan benih ke dalam
larutan merkuri;
(2) menyemprotkan fungisida Benlate T 20/20 WP atau Delsene MX 200.

4. Busuk pelepah daun


Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun, gejala
terlihat pada tanaman yang telah membentuk anakan dan menyebabkan jumlah dan
mutu gabah menurun. Penyakit ini tidak terlalu merugikan secara ekonomi.

Penanggulangannya :
(1) menanam padi tahan penyakit ini;
(2) menyemprotkan fungisida pada saat pembentukan anakan seperti Monceren 25
WP dan Validacin 3 AS.

5. Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda,
malai dan biji menjadi kecoklatan hingga coklat ulat, daun terkulai, akar
membusuk, tanaman padi. Kerusakan yang diderita tidak terlalu parah.
Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih pada larutan
merkuri.

6. Penyakit noda/api palsu


Penyebab: jamur Ustilaginoidea virens. Gejala: malai dan buah padi dipenuhi spora,
dalam satu malai hanya beberap butir saja yang terserang. Penyakit tidak
menimbulkan kerugian besar. Penanggulangannya :memusnahkan malai yang
sakit, menyemprotkan fungisida pada malai sakit.

7. Penyakit kresek/hawar daun


Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun
dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan
berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Serangan menyebabkan
gagal panen.
Cara Penanggulangannya :
(1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara,
menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan;
(2) pengendalian kimia dengan bakterisida Stablex WP
8. Penyakit bakteri daun bergaris/Leaf streak
Penyebab: bakteri X. translucens. Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh.
Terdapat garis basah berwarna merah kekuningan pada helai daun sehingga daun
seperti terbakar.

Cara Pengendalian: menanam varitas unggul, menghindari luka mekanis, pergiliran


varitas dan bakterisida Stablex 10 WP.

9. Penyakit kerdil
Penyebab: virus ditularkan oleh serangga Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang
semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-
kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Penyakit
ini sangat merugikan. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dilakukan
dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada memberantas vektor

10. Penyakit tungro


Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng Nephotettix impicticeps. Gejala:
menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun
kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai
kecil dan tidak berisi.
Cara Pengendalian:menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR
36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42.
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Padi merupakan tanaman semusim, berakar serabut, memiliki batang sangat


pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling
menopang; daun sempurna dengan pelepah tegak,dan berurat daun sejajar. Hama
dan penyakit pada tanaman padi merupakan kendala bagi pertumbuhan dan
perkembangan padi itu sendiri. Adapun macam-macam hama dan penyakit yang
menyerang tanaman padi yaitu wereng, walang sangit, burung, tikus, keong mas,
dan kepinding tanah serta penyakit yang diantaranya penyakit bercak coklat, blas,
hawar daun, tungro, penyakit garis coklat daun, busuk pelepah daun, penyakit
fusarium, penyakit noda/api palsu, leaf streak dan kerdil. Hama dan penyakit
tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi pada tanaman padi.
Sehingga diperlukan berbagai cara untuk mengendalikannya.

B.SARAN

Akan lebih baik jika kita sering mengamati dan melakukan penanggulangan
langsung dilahan kita, sangat bermanfaat dan sekalian mengasah ilmu untuk
mendapat pengetahuan yang lebih mendalam lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Bercocok Tanam Padi. Tribhuwana: Bandung

Anonymous,a.2010. HPTU.http://dictionary.refrence.plant.com/browse_html.

Anonymous,b.2010.hptu.http//www.google.com/hamatanaman/org. com

Anonymous,c.2010.pptu.http://dictionary.refrence.penyakit tanaman.com/

Anonymous,d.2010.faktor PPTU dan HPTU.

Anonymous,e.2010.budidaya padi.http://www.google.com/jurnal
budidaya/padi.pdf.

Nasoetion,Andi Hakim.1990. Pengantar ke Ilmu-Ilmu Pertanian. Litera Antar


nusa:Jakarta

Seto,Jakes. 2011. Buku Pertanian. Departemen Pertanian:Jakarta

Wikipedia.co.id.Diakses tgl 16 maret 2016.


LOKASI WAWANCARA DESA BOJONGTENGAH KEC. PUSAKAJAYA
KABUPATEN SUBANG

NAMA PETANI : M YAHYA


NAMA PETANI : ROHMANA

Anda mungkin juga menyukai