Anda di halaman 1dari 14

PROBLEMATIKA BUDIDAYA TANAMAN

PROBLEMATIKA TANAMAN PADI

Kelompok 4 :

1. Siti Durrotul Manihah (20180210059)


2. Novenia Rahmaningtyas Putri (20180210067)
3. Mifta Syarif Fadhillah (20180210088)
4. Prisila Rozianthi (20180210097)
5. Ahmad Arya Mudawy (20180210099)

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki julukan sebagai negara agraris. Negara agraris
merupakan julukan bagi negara yang sebagian besar pendukduknya
berprofesi sebagai petani. Dikutip dari Iris Gera (2014) petani padi di
Indonesia pada tahun 2003 terdapat 14,2 juta rumah tangga sedangkan
tahun 2013 terdapat 14,1 juta rumah tangga yang berprofesi sebagai
petani. Sedangkan catatan luasan lahan pertanian yang dikutip dari CNN
Indonesia (2018), pada tahun 2018 terdapat lahan seluas 7,1 hektare dan
pada tahun 2017 terdapat 7,75 juta hektare.
Berdasarkan data produksi padi, tahun 2018 dihasilkan sekitar
56,54 juta ton hasil panen (Kompas.com, 2018). Pencapaian hasil panen
tersebut tidak luput dari berbagai kendala. Kendala yang dihadapi biasa
terjadi saat pemeliharaan tanaman. Kendala yang terjadi dapat berupa
serangan hama, penyakit dan gulma yang dapat disebut sebagai OPT atau
Organisme Pengganggu Tanaman.
Permasalahan atau problematika tersebut dapat menjadi salah satu
faktor turunnya hasil panen padi. Butuh penanganan dan analisis yang
tepat untuk penyelesaiannya. Dengan tahapan analisis yang tepat akan
memunculkan penyelesaian problematika dalam budidaya tanaman, seperti
pencegahan dan pengendalian pada tanaman yang terserang OPT.
B. Kasus
Tanaman Padi Bu Tini sudah memasuki fase berbunga, seharusnya
sudah memulai keluar malai. Tetapi yang tejadi pertumbuhan daun atas
dan daun bendera menunjukkan gejala melintir, malai tidak keluar atau
keluar sebagian dan dari malai yang sebagian keluar, gabahnya hampa.
Kalau dilihat dari pertumbuhan tanamannya juga agak kerdil.Hal tersebut
membuat Bu Tini cemas karena mungkin tidak bisa panen Padi. Jelaskan
kepada Bu Tini apa yang tejadi dengan tanaman Padi miliknya dan apa
yang harus dilakukan menghadapi hal demikian.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab daun atas dan daun bendera pada tanaman
padi melintir.
2. Untuk mengetahui penyebab tanaman padi menjadi kerdil.
3. Untuk mengetahui penyebab malai tidak keluar seutuhnya.
4. Untuk mengetahui penyebab sebagian malai yang keluar, gabahnya
hampa (gabug).
D. Analisis Masalah
Berdasarkan problematika dan penjelasan diatas dapat dianalisis bahwa
tanaman padi Bu Tini terserang beberapa OPT. Beberapa OPT tersebut
diantaranya yaitu, hama penggerek batang, wereng hijau, walang sangit,
ganjur, wereng coklat, penyakit tungro, penyakit kerdil hampa dan kerdil
rumput. Namun dari gejala- gejala yang muncul , tanaman padi Bu Tini
lebih spesifik terserang oleh virus kerdil hampa sehingga meyebabkan
daun atas dan daun bendera melintir, tanaman menjadi kerdil, malai tidak
keluar atau keluar sebagian dan dari malai yang sebagian keluar, gabahnya
hampa. Namun terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan sebagian
atau keseluruhan gabah yang keluar hampa (gabug), yaitu:
 Ekosistem yang kurang mendukung dan pola tanam yang kurang tepat
 Sistem tanam yang tidak serentak
 Menanam bermacam- macamvarietas padi dalam satu kawasan
pertanian
 Pemupukan yang tidak berimbang
 Selalu ditanami padi sepanjang tahun tanpa adanya rotasi tanaman
 Selalu menanam varietas padi yang sama dan tidak dilakukan
pergiliran varietas
 Pengolahan tanah yang kurang sempurna
 Kebersihan lahan dan pembersihan gulma yang kurang diperhatikan
 Tidak terjadinya pembuahan
 Kurang tepat teknik dan aplikasi sistem tanam
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Botani Tanaman Padi


Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang
tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung atau ruang
kosong. Panjang tiap ruas tidak sama panjangnya, ruas yang paling pendek
terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ketiga dan seterusnya
lebih panjang dari pada ruas yang berada dibawahnya. Pertumbuhan
batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu batang
tunggal atau batang utama yang mempunyai mata tunas. Ciri khas dari
daun tanaman padi yaitu adanya sisik/terlihat seperti bulu-bulu dan telinga
daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis
rumput yang lain. Padi merupakan tanaman semusim dengan tinggi 50-130
cm hingga 500 m. Batang berbentuk bulat, berongga, dan beruas-ruas dan
berakar serabut. Daun terdiri dari helaian daun yang menyelubungi batang
(Budiman, 2017).

Bunga padi berbentuk malai yang keluar dari ketiak daun paling atas
dengan jumlah bunga tergantung dari kultivar yang kira-kira berkisar
antara 50-500 bunga. Sedangkan buah atau biji beragam dalam bentuk dan
ukurannya. Padi dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan ke dalam :

Kingdom : Plantae,
Divisi : Angiospermae,
Kelas : Monocotyledonae,
Ordo : Poales,
Famili : Gramineae,
Genus : Oryza,
Spesies : Oryza sativa L.
B. OPT pada Tanaman Padi
1. Hama Tanaman Padi
a. Penggerek Batang (Stem Borer)
Gambar 1. Penggerek batang

http://agrokomplekskita.com/wp content/uploads/2016/06/penggerek-
batang-padi-putih-kuning-bergaris-dan-merah-jambu-300x298.png

Penggerek batang merupakan hama yang sering meimbulkan


kerusakan berat dan kehilangan hasil yang tinggi. Hama ini ditandai oleh
kehadiran ngengat (kupu-kupu) dan kematian tunas padi, kematian malai,
dan ulat penggerek batang. Hama ini merusak tanaman pada semua fase
tumbuh, baik pada saat pembibitan, fase anakan, maupun fase berbunga.
Bila serangan terjadi pada pembibitan sampai fase anakan, hama ini
disebut sundep dan jika tejadi pada saat berbunga, disebut beluk (Reny,
2012).

a. Wereng Hijau ( green leafhopper)

Gambar 2. Wereng hijau


http://1.bp.blogspot.com/BzLWRloUJmU/VmyQAEVn6zI/AAAAAAAA
GvA/2JY8da9h0Sw/s1600/wereng.JPG
Peran wereng hijau dalam sistem pertanaman padi menjadi penting
oleh karena wereng hijau merupakan vektor peyakit tungro, yang
merupakan salah satu penyakit virus terpenting di Indonesia. Wereng hijau
banyak ditemukan pada sistem sawah irigasi teknis, ekosistem tadah
hujan.
b. Tikus
Tikus (Rattus argentiventer) merupakan hama yang paling
merusak pada budidaya padi. Karena hama tikus merusak pada semua fase
dan tingkat pertumbuhan tanaman. Tikus menyerang mulai dari tahap
penyemaian, pindah tanam hingga panen. Bahkan tikus masih saja
menyerang sampai digudang penyimpanan. Kerusakan terparah akibat
serangan tikus terjadi ketika hama tikus menyerang tanaman pada fase
pertumbuhan generatif. Karena tanaman yang terserang pada fase tersebut
tidak akan mampu lagi membentuk anakan baru. serangan hama tikus
bahkan dapat menyebabkan gagal panen secara total.
c. Walang sangit/rice bug Leptocorisa oratorius

Gambar 3. Walang sangit


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/2/26/Walangsangit_padi.j
pg/200px-Walangsangit_padi.jpg

Merupakan hama yang umum merusak bulir padi pada fase


pemasakan. Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran gabah yang
sedang mengisi. Walang sangit merusak tanaman ketika mencapai fase
berbunga sampai matang susu. Kerusakan yang ditimbulkannya
menyebabkan beras berubah warna dan mengapur, serta gabah menjadi
hampa (Reny, 2012).
d. Ganjur (gall midge)
Hama ganjur (gall midge) merupakan salah satu penyebab daun
atas dan daun bendera melintir. Kerusakan yang ditimbulkan oleh ganjur
adalah daun padi menggulung atau melintir.

Gambar 5. Ganjur

https://4.bp.blogspot.com/-
m88JKN_CG1E/XDQ0qwPh3DI/AAAAAAAAB24/IgxDc1f9RA0YGcn
B5HXG2WcGKGM4GjEfwCEwYBhgL/s1600/Ganjur.JPEG

Apabila daun melintir atau menggulung maka tidak akan


menghasilkan malai. Stadia yang rawan akan penyerangan ganjur adalah
pada fase pembibitan sampai dengan fase pembentukan malai. Ganjur ini
seperti nyamuk kecil yang memiliki intensitas terbang yang lemah. Cara
pengendalain ganjur diantaranya yaitu menggunakan varietas tahan,
pemasangan perangkap dengan lampu, pembasmian menggunakan
insektisida jenis granular yang memiliki bahan aktif karbofuran (Suyamto,
2005).

e. Wereng Coklat (WCK) (Nilaparvata lugens)


Wereng coklat dapat meyebabkan daun berubah kuning oranye
sebelum menjadi coklat dan mati. Wereng coklat juga dapat menularkan
penyakit virus kerdil hampa dan virus kerdil rumput.
Gambar 4. Wereng Coklat

http://2.bp.blogspot.com/k3fcOdrbLTU/T15xq9QoW8I/AAAAAAAAAB
4/XA_QK59Krro/w1200-h630-p-k-no-nu/wereng-menyerang-padi1.gif

Ledakan WCK biasanya terjadi akibat penggunaan pestisida yang


tidak tepat, penanaman varietas rentan, pemeliharaan tanaman terutama
pemupukan yang kurang tepat dan kondisi lingkungan yang cocok untuk
WCK (lembab, panas dan pengap) (Reny, 2012).

2. Penyakit pada Tanaman Padi


a. Hawar Daun Baktei (Xanthomonas campestris pv. Oryzae)

Gambar 6. Peyakit Hawar daun

http://3.bp.blogspot.com/-
6CDevkDUeXo/T78IHqU3qhI/AAAAAAAABZg/OsBH2TTxtjE/s1600/k
resek1.jpg

Hawar daun bakteri merupakan penyakit bakteri yang tejadi pada


saat musim hujan atau musim kemarau yang basah, teutama pada lahan
sawah yang selalu tergenang dan dipupuk N tinggi. Penyakit ini memiliki
dua gejala khas, yaitu kresek dan hawar. Gejala diawal ditandai dengan
timbulnya bercak abu-abu (kekuningan) umumnya pada tepi daun. Dengan
bantuan angin, gesekkan antar daun, dan percikan air hujan, masa bakteri
ini berfungsi sebagai alat penyebar penyakit HDB (Reny, 2012).
b. Busuk batang/stem rot
Busuk batang merupakan penyakit yang meginfeksi bagian
tanaman dalam kanopi dan menyebabkan tanaman mejadi mudah rebah.
Gejala awal berupa bercak berwarna kehitaman, bentuknya tidak teratur
pada sisi luar pelepah daun dan secara bertahap membesar. Akhirnya
cendawan menembus batang padi yang kemudian mejadi lemah, anakan
mati, dan akibatnya tanaman menjadi rebah (Reny, 2012).

Gambar 7. Busuk batang

https://kabartani.com/wp-content/uploads/2017/01/Kabartani.com-busuk-
pelepah-daun-padi.jpg

c. Bercak Cercospora/ Narrow Brown Leaf Spot (Cercospora oryzae)


Bercak cercospora disebabkan oleh jamur Cercospora oryzae.
Penyakit ini menghasilkan gejala lurus sempit berwarna coklat pada
helaian daun bendera, pada fase tumbuh-pemasakan. Gejala juga dapat
tejadi pada pelepah dan kulit gabah.
d. Blas/Blast (Pycularia grisea)
Penyakit ini disebabkan oleh jamur pathogen Pycularia grisae.
Penyakit blas menimbulkan dua gejala khas, yaitu blas daun dan blas
leher.
e. Penyakit Tungro
Penyakit tungro disebabkan oleh infeksi ganda dari dua jenis virus
yaitu rice tungro bacilliform virus (RTBV) dan rice tungro spherical virus
(RTSV) yang ditularkan oleh wereng hijau dengan efisiensi beragam.
Gejala penyakit tungro (Sudarma dkk, 2016):
 Tanaman menjadi kerdil
 Daun berwarna kuning sampai jingga disertai bercak berwarna coklat
 Jumlah anakan sedikit
 Sebagian besar gabah hampa
 Daun muda agak menggulung
f. Penyakit Kerdil Rumput (rice grassy stunt virus /RGSV)
Penyakit kerdil rumput ditandai dengan adanya beberapa gejala
sebagai berikut :
 Tidak menghasilkan (keluar) malai
 Pertumbuhan tanaman padi kerdil
 Anakan berlebihan
 Daun pendek dan lebih banyak yang berwarna hijau kekuningan
g. Penyakit Kerdil Hampa
Penyakit kerdil hampa disebabkan oleh RRSV (rice ragged stunt
virus) yang ditandai dengan beberapa gejala sebagai berikut :
 Daun tanaman sakit berwarna hijau tua dan malai hanya keluar
sebagian dan hampa.
 Pada stadia bibit daun baru melintir dan begerigi.
 Pada stadia berbunga daun atas dan daun bendera melintir, malai tidak
keluar dan dari malai yang sebagian keluar, gabahnya hampa atau
gabug (nuansatani.com).
3. Gulma pada Tanaman Padi
a. Gulma berdaun lebar, misalnya enceng padi, genjer, wewehan/enceng
padi, kiambang.
b. Gulma berdaun sempit, misalnya teki, rumput banto, jawan atau rumput
padi- padian.
C. Analisis Masalah
Berdasarkan problematika dan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa tanaman padi yang mengalami daun atas dan daun bendera melintir bisa
disebabkan oleh hama ganjur, tanaman padi kerdil dapat disebabkan oleh
penyakit tungro, penyakit virus kerdil hampa dan kerdil rumput melalui wereng
coklat dan malai tidak keluar seutuhnya disebabkan oleh penyakit virus kerdil
rumput dan kerdil hampa. Sedangkan gabah hampa atau gabug disebabkan oleh
serangan hama walang sangit. Namun terdapat beberapa faktor lain yang
menyebabkan sebagian atau keseluruhan gabah yang keluar hampa (gabug),
yaitu:
 Ekosistem yang kurang mendukung dan pola tanam yang kurang tepat
 Sistem tanam yang tidak serentak
 Menanam bermacam- macamvarietas padi dalam satu kawasan
pertanian
 Pemupukan yang tidak berimbang
 Selalu ditanami padi sepanjang tahun tanpa adanya rotasi tanaman
 Selalu menanam varietas padi yang sama dan tidak dilakukan
pergiliran varietas
 Pengolahan tanah yang kurang sempurna
 Kebersihan lahan dan pembersihan gulma yang kurang diperhatikan
 Tidak terjadinya pembuahan
 Kurang tepat Teknik dan Aplikasi Sistem Tanam
(Aji, 2016)
D. Solusi atau Pemecahan Masalah
1. Daun atas dan daun bendera melintir yang disebabkan oleh hama ganjur dapat
dikendalikan menggunakan perangkap dengan lampu, karena ganjur dewasa
sangat tertarik dengan cahaya.
2. Padi kerdil yang disebabkan oleh penyakit tungro dapat dibasmi menggunakan
beberapa jenis insektisida seperti BPMC, bufrezin, imidkloprid, karbofuran,
MIPC, dan tiametoksam. Penggunaan teknik molekuler dengan metode
polymerase chain reaction (PCR) telah dilaporkan berhasil untuk mendeteksi
virus penyebab penyakit tungro dan kerdil (Uehara-Ichiki et al. 2013) dalam
(Amelia dkk, 2015).
3. Pengendalian hama walang sangit yang menyebabkan gabah menjadi hampa
dapat dilakukan dengan cara :
 Megendalikan gulma, baik yang ada disekitar sawah maupun yang ada di
sekitar pertanaman.
 Meratakan lahan degan baik dan memupukk tanaman secara merata agar
tanaman tumbuh seragam.
 Menangkap walang sangit menggunkana jaring sebelum stadia
pembungaan.
 Megumpan walang sangit dengan ikan yang sudah busuk, daging ayam
yang sudah rusak, atau dengan kotoran ayam.
 Meggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore ketika walang sangit berada di kanopi.
4. Penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput dapat dikendalikan dengan cara
sebagai berikut :
 Penanaman varietas tahan
 Tanam secara jajar legowo (2 :1 atau 3 : 1)
 Sanitasi /eradikasi tanaman yang terserang (nuansatani.com)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan problem yang dialami oleh tanaman padi Bu Tini


dapat disimpulkan bahwa padi tersebut terserang oleh penggerek
batang,wereng hijau, hama ganjur, wereng coklat, penyakit tungro, virus
kerdil hampa dan kerdil rumput. Masing-masing OPT memiliki cara yang
bebeda-beda dalam pengendaliannya guna mencegah kerugian sebelum
panen.
DAFTAR PUSTAKA

Aji, W. 2016. Kenali Faktor dan Penyebab Padi Gabug (Hampa)


https://kabartani.com/kenali-faktor-dan-penyebab-padi-gabug-hampa-
berikut-ini.html. Diakses pada 17 September 2019.
Budiman, L. 2017. Botani dan Morfologi Tanaman padi (Oryza sativa L.).
https://docplayer.info/49222072-Ii-tinjauan-pustaka-2-1-botani-dan-
morfologi-tanaman-padi-oryza-sativa-l-botani-tanaman-padi-
diklasifikasikan-sebagai-berikut.html. Diakses pada 21 September 2019.
Dini, A.F.B., I Wayan Winasa, S. H. Hidayat. 2015. Identifikasi Virus Penyebab
Penyakit Kerdil pada Tanaman Padi di Sukamandi, Jawa Barat. Jurnal
Fitopatologi. 11(6) :205-210 hal. DOI: 10.14692/jfi.11.6.205. Diakses
pada 21 September 2019.
CNN Indonesia. 2018. BPS Sebut Luas Lahan Pertanian Kian Menurun.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20181025153705-92-
341433/bps-sebut-luas-lahan-pertanian-kian-menurun. Diakses pada 18
September 2019.
Gera, Iris. 2014. BPS: Jumlah Petani di Indonesia Terus Berkurang.
https://www.voaindonesia.com/a/bps-jumlah-petani-di-indonesia-terus-
berkurang/1949152.html. Diakses pada 18 September 2019.
Kompas.com. 2018. Akhir 2018,Produksi Padi Indonesia Diprediksi 56,54 Juta
Ton. https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/24/134313026/akhir-
2018-produksi-padi-indonesia-diprediksi-5654-juta-ton . Diakses pada 18
September 2019.
M. Sudarma , N. M. Sritamin dan I G.N. Bagus 2016. Pengendalian Hama dan
Penyakit Tanaman Padi Di Desa Pesaban Kecamatan Rendang
Karangasem. Jurnal Udayana Mengabdi. 15 (3) : 106-112 hal. Diakses
pada 21 September 2019
Nuansatani.com. Penyakit Virus pada tanaman Padi yang Dapat ditularkan Oleh
Wereng Batang Coklat. https://nuansatani.com/kerdil-rumput-dan-kerdil-
hampa/. Diakses pada 23 September 2019
Rahmawati, R. 2012. Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman.
Yogyakarta. Pustaka Baru Press. 216 hal.
Suyamto. 2005. .Masalah lapang hama, penyakit, hara. .http://api.or.id/Data/HPH
%20Pada%20Padi.pdf. Diakses pada tanggal 22 September 2019.

Anda mungkin juga menyukai