Disusun Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
2019
I. PENDAHULUAN
A. Hasil Observasi
Bapak dan Ibu Tugimin adalah pasangan suami istri yang berprofesi
sebagai petani. Beliau menggarap lahan dengan luas 900m2 di wilayah Godean
yang ditanami tanaman terung. Lahan itu bukan milik bapak Tugimin
melainkan lahan yang di sewa oleh beliau. Lahan tersebut sebelumnya
ditanami tanaman padi pada musim tanam sebelumnya. Pada penyiapan lahan,
beliau membuat bedengan tanpa menggunakan pupuk dasar berupa pupuk
kandang ataupun pupuk kompos, beliau langsung menggunakan pupuk an-
organik dan pada bedengan tidak dipasangi mulsa. Berdasarkan observasi
lapangan, kondisi lahan tersebut kering dan kurang dapat mempertahankan air
dalam waktu yang lama. Selain itu, kondisi tanaman pada lahan pertanaman
terung ini, memiliki batang yang kecil dan daun yang sempit. Pada awal
pertanaman terung, tanaman tumbuh normal namun setelah beberapa minggu
ukuran batang dan daun tanaman terung tidak mengalami perubahan yang
signifikan.
B. Identifikasi Masalah
1. Tanah cepat kering, tidak dapat menampung air dalam waktu yang lama.
2. Tumbuh gulma pada lahan pertanaman.
3. Pertanaman Terung pada Lahan yang Sebelumnya Ditanami Tanaman
Padi.
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Padi
1. Klasifikasi Tanaman Padi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monotyledonae
Ordo : Gramineae
Famili : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
2. Morfologi Tanaman Padi
a. Akar
Akar tanaman padi tergolong akar serabut. Akar yang tumbuh dari
kecambah disebut akar utama (radikula), sedangkan akar yang tumbuh dari
dekat buku-buku disebut akar seminal. Akar padi tidak memiliki
pertumbuhan sekunder sehingga tidak banyak mengalami perubahan. Akar
tanaman padi berfungsi untuk menopang batang, menyerap nutrisi, air, dan
untuk pernapasan (Manurung dan Ismunadji, 1988).
b. Batang
Tanaman padi tergolong dalam Graminae yang ditandai dengan
batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung
kosong. Pada kedua ujung bubung ditutup oleh buku. Panjang ruas tidak
sama ukurannya, semakin ke atas ukuran ruas semakin panjang. Beberapa
jenis padi mempunyai ruas yang bergaris-garis merah dan membentang
dari buku ke buku dan letaknya sejajar (Soemartono, 1980 dalam Hanum,
Tirza. 2000 ).
c. Daun
Daun padi tumbuh di buku-buku tersusun berselingan, pada setiap
buku tumbuh satu daun terdiri dari pelepah daun, helai daun, telinga daun,
2
dan lidah daun. Daun bendera adalah daun yang paling atas dan memiliki
ukuran daun terpendek.Daun keempat dari daun bendera merupakan daun
terpanjang (Siregar, 1981).
b. Tanah
D. Tanaman Terung
1. Klasifikasi Tanaman Terung
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum melongena L. (Tjitrosoepomo, 2004).
4. Morfologi Tanaman Terung
a. Akar
Tanaman terung adalah akar tunggang yang bercabang (ramosus),
artinya akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-
cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar tunggang ini berbentuk
3
kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak, yang
lebih besar kepada batang dan juga daerah perakaran menjadi amat luas
hingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak
(Tjitrosoepomo, 2004).
b. Batang
Batangnya rendah, berkayu dan bercabang. Batang tanaman terung
dibedakan menjadi dua bagian yaitu batang utama (primer) dan batang
percabangan (skunder). Batang utama merupakan batang untuk penjangga
dan memperkokoh berdirinya tanaman, sedangkan batang percabangan
merupakan batang untuk mengeluarkan bunga (Hadiatna, 2006).
c. Daun
Tanaman terung berbentuk bulat atau bulat panjang (lonjong)
dengan ujung daun meruncing dan pangkal daun menyempit, sedangkan
bagian tengahnya melebar. Ada juga yang berkerut-kerut (bergerigi),
berbulu, berwarna hijau muda, sampai hijau gelap. Tangkai daunnya ada
yang pendek ada yang panjang, ada yang sempit ada yang lebar berwarna
hijau hingga hijau tua, bersifat kuat dan halus. Tulang-tulang daunnya
bercabang-cabang dan menyirip (hadiatna, 2006).
5. Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh tanaman terung merupakan kondisi lingkungan baik iklim
maupun tanah yang sangat baik atau cocok untuk pertumbuhan tanaman
terung agar mendapatkan hasil yang maksimal dan menguntungkan secara
ekonomi. Adapun syarat tumbuh tanaman terung yang baik adalah sebagai
berikut :
a. Iklim
4
b. Tanah
1. Membersihkan tanah
Pembersiahan tanah dilakukan dengan membersihkan tanah atau lahan
dari gulma. Gulma diberantas dengan cara disemprot atau dibakar.
pembersihan bertujuan memperlancar arus air dan menekan jumlah biji gulma
yang terbawa masuk ke lahan.
6. Menggemburkan Tanah
Menggemburkan tanah bisa dilakukan dengan cara dicangkul, dibajak,
atau menggunakan traktor tangan. Tanah yang akan ditanami dicangkul 2-3
kali dengan kedalaman 20-30cm. saat mencangkul semua kotoran (sampah,
5
batu maupun sisa makanan) dibuang. Tanah yang dicangkul disisihkan ke
sampingnya. Lapisan bawah yang terbuka dicangkul sampai gembur, begitu
pula lapisan tanah di bawahnya. Pada saat tanah digemburkan sisa-sisa
tanaman sebelumnya dibenamkan (bahan organic) (Suryaman, 2014).
7. Membuat bedengan
Bentuk bedengan dengan lebar 1 meter tinggi 30 cm dan panjang
disesuaikan dengan bentuk lahan. Jarak antar bedengan 40 cm. Di antara
bedengan dibuat parit dengan ukuran disesuaikan dengan panjang bedengan.
Pembuatan parit ini bertujuan untuk saluran drainase dan mempermudah
penanaman.
6
erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada, mengendalikan air hujan
yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir.
7
III. PEMBAHASAN
A. Analisis Masalah
1. Tanah cepat kering
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, lahan pertanaman terung milik
Bapak Tugimin mengalami kering dan tanah keras, tanah tidak mampu
menampung air dalam waktu yang lama. Hal tersebut disebabkan karena tidak
adanya pengaplikasian pupuk dasar organik pada bedengan yang telah dibuat
pada persiapan lahan. Penggunaan pupuk dasar organik berupa pupuk kandang
atau juga bisa pupuk kompos dapat menjaga kualitas tanah. Pemberian pupuk
organik menjaga agroekosistem juga mencegah adanya degradasi lahan dan
memperbaiki kesuburan tanah (Haryadi dkk, 2015). Tanaman terung milik
bapak Tugimin memiliki batang kecil dan daun sempit juga bisa akibat dari
tidak adanya pupuk dasar organik. Pupuk dasar organik berpengaruh jangka
panjang pada nutrisi tanah, sedangkan penggunaan pupuk an-organik hanya
berpengaruh dalam waktu yang singkat.
8
kebutuhan pupuknya adalah N sebanyak 100-110kg/h, P sebanyak 250-300
kg/h, dan K sebanhak 175 kg/h.
F. PENYELESAIAN MASALAH
Untuk mengatasi permasalahan tanah cepat kering dan banyak gulma
yang tumbuh di lahan maka perlu memperhatikana langkah-langkah dalam
penyiapan lahan untuk terung yang awalnya lahan ditanami padi. Beberapa
langkah yang perlu dilakukan dalam persiapan lahan bekas padi untuk
ditanami tanaman terung, yaitu:
a. Mengeringkan lahan
b. Membersihkan tanah
Pembersihan dilakukan dengan membersihkan tanah atau lahan dari
gulma. Gulma diberantas dengan cara disemprot atau dibakar. Pembersihan
lahan bertujuan memperlancar arus air dan juga untuk menekan jumlah biji
gulma yang terbawa masuk ke lahan.
c. Menggemburkan Tanah
Setelah tanah cukup kering dapat dilakukan penggemburan tanah.
Menggemburkan tanah bisa dilakukan dengan cara dicangkul, dibajak, atau
menggunakan traktor tangan. Tanah yang akan ditanami dicangkul 2-3 kali
dengan kedalaman 20-30cm. Saat mencangkul semua kotoran (sampah, batu
maupun sisa makanan) dibuang. Tanah yang dicangkul disisihkan ke
sampingnya. Lapisan bawah yang terbuka dicangkul sampai gembur, begitu
pula lapisan tanah di bawahnya. Pada saat tanah digemburkan sisa-sisa
tanaman sebelumnya dibenamkan (bahan organic) (Suryaman, 2014).
9
d. Membuat bedengan
Pupuk kandang atau kompos dapat digunakan sebagai pupul awal atau
pupuk dasar, taburkan di atas bedengan sebanyak 15ton/ha dan aduk hingga
merata. Budidaya terung menghendaki tingkat keasaman tanah sekitar pH 5-6.
10
Apabila pH kurang dari 5 tambahkan kapur pertanian atau dolomit sebanyak
1-2 ton per hektar satu minggu sebelum tanam.
Pada tahapan ini penanggulangan gulma yang banyak tumbuh pada lahan
milik Pak Tugimin dapat dicegah.
11
IV. KESIMPULAN
a. Tanah pada lahan kering dapat diatasi dengan pemberian pupuk dasar yang
berupa pupuk kompos maupun kandang.
c. Tahapan yang dilakukan dalam penyiapan lahan bekas tanaman padi untuk
ditanami terung yaitu 1) Mengeringkan lahan, 2) Membersihkan tanah, 3)
Menggemburkan tanah, 4) Membuat bedengan, 5) Pemupukan awal atau
pemupukan dasar, 6) Membuat saluran air, 7) Menutup bedengan dengan
mulsa.
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. Lakukan Cara Ini Untuk Panen Terong Melimpah.
https://www.pupukorganik.id/lakukan-cara-ini-untuk-panen-terong-
melimpah/. Diakses tanggal 05 Desember 2019.
Bambang Riyanto. 2004. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta :
BPFC. Edisi ke 4.
Hadiatna, E. 2006. Mari Kita Bercocok Tanam Terung Jepang. PT Sinergi
Pustaka Indonesia. Bandung.
Hanum, Tirza. 2000. Ekstraksi dan Stabilitas Zat Pewarna dari Katul Beras Ketan
Hitam. Buletin Teknologi dan Industri Pangan Vol. XI, No.1, tahun 2000.
(Diakses 25 November 2019)
Haryadi D., Yetti H., Yoseva S. 2015. Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Pupuk
terhadap Pertumbuhan dan produksi Tanaman Kailan (Brassica
alboglabra L.). Jom. Faperta. Vol 2 (2). Oktober 2015.
Indah C.S..2015. Pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap ketersediaan air.
https://www.scribd.com/doc/262552728/3-PENGARUH-TINGKAT-
PEMBERIAN-KOMPOS-TERHADAP-KEBUTUHAN-AIR-pdf. Diakses
tanggal 26 November 2019.
Jamaluddin. 2019. PEMANFAATAN JERAMI PADI.
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/73312/PEMANFAATAN-
JERAMI-PADI/. Diakses tanggal 05 Desember 2019
Manurung, S.O. dan Ismunadji. 1988. Morfologi dan Fisiologi Padi. Dalam Padi
Buku I. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Hal 55 – 102.
Pracaya. 2002. Bertanam Sayuran Organik. PT Penebar Jaya : Jakarta.
Prihmantoro, H. 1999. Memupuk Tanaman Sayuran. Penebar Swadya,Jakarta
Sarief, E., S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.
Soemartono. 1980. Bercocok Tanam Padi. Yasaguna. Jakarta)
Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Hudaya. Bogor.
318 hal.
Sinukaban, N., dan L.M. Rachman. 1992. Fisika Tanah. Bahan Penataran
Kursus Tata Guna Tanah Pejabat BAPENAS, Bogor.
Setiawan dan Suryantini. 2015. Peningkatan Produktifitas Beberapa Varietas
Lokal Ubi Jalar (Ipomoea Batats L.) dengan Penggunaan Pupuk Organik
Alami dan Pupuk Buatan (N, P,dan K). fakultas Pertanian . universitas
Panca Bhakti.
13
Suryanam Birnadi. 2014. Pengaruh Pengolahan Tanah dan Pupuk Organik
Bokasih terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max
L.) Kultivar Wilis. Jurnal ISTEK, Vol 8 (1): 31-32.
Tjitrosoepomo G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta. 477 p.
Nutani. 2016. Jumlah Kebutuhan Hara Makro pada Tanaman Padi Sawah.
https://www.nutani.com/jumlah-kebutuhan-hara-makro-pada-tanaman-
padi-sawah.html. Diakses pada 03 Desember 2019.
14