1.2 Tujuan
1.Memenuhi tugas Laporan Praktikum Mata kuliahSerealia
2.Mengetahui hasil Penerapan teknik Budidaya Tanaman Jagung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan
Plantae
(tidak termasuk)
Monocots
(tidak termasuk)
Commelinids
Ordo
Famili
Poales
:
Poaceae
Genus
Zea
Spesies
Z. Mays l
Varietas
Sweet Boy
Pengetahuan Umum
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain
gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung
juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di
Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan
pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan
istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung
tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan
furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan
farmasi.(Doddy Marta Pratama,dkk,2010)
Benih bermutu merupakan syarat utama untuk mendapatkan panen yang maksimal. Disebut
benih bermutu; jenisnya murni, bernas, kering, sehat, bebas penyakit dan campuran biji rumput
yang tidak dikehendaki. Kriteria ini biasanya menghasilkan tanaman sehat, kekar, kokoh dan
pertumbuhan yang seragam (Ichal, 2010).
Jagung tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. tanah liat lebih disukai karena mampu menahan
lengas yang lebih tinggi. Tanaman ini peka terhadap tanah masa, dan tumbuh baik pada kisaran
pH antara 6 6,8 dan agak toleran terhadap kondisi basa. Tanaman jagung manis memerlukan
kelengasan yang tinggi berkisar 500-700 mm per musim. Cekaman kelengasan paling kritis
terjadi selama pembentukan rambut dan pengisian biji. Kekurangan air dalam waktu singkat
biasanya dapa ditoleransi dan hanya berpengaruh kecil terhadap perkemmbangan biji. Akan
tetapi kekurangan air yang berkepanjangan setelah penyerbukan dapat secara nyata menurunkan
bobot kering biji. Pada kondisi tersebut, pertumbuhan biji sebagian disokong oleh mobilisasi
asimilat yang peka terhadap drainase tanah yang jelek dan tidak tahan genangan (Rubatzky dan
Yamaguchi, 1998).
Hama dan penyakit baby corn adalah hama dan penyakit tanaman jagunng yang masih muda
(saat pertumbuhan dan pembungaan), antara lain sebagai berikut (Anonim, 2004):
1. Hama lalat bibit, serangan lalat bibit (Antherigona exiqua Stein) ditandai dengan matinya
tanaman yang baru tubuh. Pencegahan dan pemberantasannya dapat dilakukan dengan
penyemprotan Filidol, Basudin, Diazinon, Agrocide. Dosis penyemprotan umumnya 1,5 2,0 cc/
l air. Penyemproran dilakukan setiap 2-3 hari sekali, dimulai 5 hari setelah tanam.
2. Ulat tongkol, serangan ulat tongkol (Heliothis armigera HSN) ditandai dengan rusaknya
tongkol, terutama apabila panen terhambat. Pemberantasannya sama seperti pemberantasan lalat
bibit.
3. Penggerek batang, serangan penggerek batang (Sesamia inferens) itandai dengan adanya
lubang-lubang pada batang karena hama ini masuk dan menghisap caipran batang, terutama saat
telah berbunga. Tindakan pencegahan dilakukan dengan penyemprotan obat-obatan, seperti pada
lalat bibit saat tanaman baby corn akan bunga.
4. Ulat daun, serangan ulat daun (Prodenia litura F) ditandai dengan rusaknya daun karena hama
ini memakan daun baby corn, terutama pada waktu tanaman mulai berumur satu bulan.
Pemberantasannya sama seperti pemberantasan lalat bibit.
5. Ulat tanah, serangan ulat tanah (Agrotis sp.) dimulai sejak tanaman baby corn mulai tumbuh.
Ulat ini memakan tanaman sampai habis. Pencegahannya dilakukan dengan cara ulat yang
biasanya terdapat didalam tanah dicari dan dibunuh.
6. Penyakit bulai (Corn downy mildew), gejala serangan ditandai dengan adanya garis kuning
lebar pada daun yang merupakan benang cendawan. Pada pagi hari, akan timbul menutupi
daerah berwarna kuning itu, terutama bagian bawah. Penularan penyakit terbawa dari benih,
tanda serangan akan timbul sejak daun masih muda. Penularan penyakit ini melalui benih dan
spora yang terbawa angin. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Sclerospora maydis atau
disebut pula Peronossclerospora maydis. Sebaiknya penyakit ini dicegah denga cara menenam
varietas yang tahan terhadap penyakit ini. Benih dicampuur dengan Ridomil sebelum ditanman
secara serentak.
7. Helminihosporangium, gejala serangan ditandai dengan adanya bercak kuning yang dikelilingi
warna coklat pada daun, pelepah, dan tongkol. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan
Helminihosporangium, turcicum atau Helminihosporangium, maydis. Pengendaliannya
dilakukan dengan cara rotasi tanaman, sedangkan pemberantasannya dilakukan dengan
penyemprotan fungisida.
8. Karat, gejala serangan ditandai dengan adanya noda kecil berwarna merah karat diatas
permukaan daun bagian atas. Pada bercak itu terdapat tepung berwarna coklat dan terasa kasar
seperti karat bila diraba. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Puccinia polyspora.
Pengendaliannya dilakukan dengan penanaman varietas yang tahan terhadap penyakit ini,
sedangkan pemberantasannya dilakukan dengan penyemprotan fungisida.
BAB III
METODOLOGI
3.1
Praktikum Teknik Produksi Tanaman Jagung (Zea mays) ini dilaksakan di Lahan Pertanian
Departemen Hortikultura selama September hingga Desember 2012
3.2
3.2.1 Alat
1.
Cangkul
2. Tugal
3.
Roll meter
4. Tali rafia
5.Traktor
3.2.2 Bahan
1.
Benih jagung
2. Tanah
3.
Pupuk urea
4.
Pupuk SP-36
5.
Pupuk KCl
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
3.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Waktu
Sel, 04-09- 2012
Kam, 06- 09- 2012
Sen, 10- 09-2012
Rab, 12- 09- 2012
Rab, 03- 10- 2012
Jum, 05- 10- 2012
Sen, 15- 10- 2012
Kegiatan
Sanitasi lahan
Sanitasi lahan
Sanitasi lahan
Pembajakan (Farm Traktor)
Hasil Kegiatan
Gulma jadi berkurang
Gulma jadi berkurang
Gulma jadi berkurang
Tanah terbalik dan lahan bersih dari
gulma
Penggemburan tanah (Farm traktor Tanah menjadi gembur dan siap untuk
dan hand traktor)
ditanamai
Penanaman jagung
Setelah beberapa hari tanaman jagung
tumbuh
Pemberian pupuk kandang
Pertumbuhan jagung lebih bagus
dibandingkan dengan yang tidak
diberi pupuk
Pemupukan
Pertumbuhan jagung lebih cepat
(SP-36+KCl+Urea+Biokompleks)
Penyemprotan
OPT berkurang
Pencabutan tanaman yang terkena
bulai
Panen baby corn
Hasil panen 45 kg
Biokompleks 0,5 kg
Pengendalian penyakit bulai secara mekanis yaitu dengan mencabut tanaman jagung yang
terkena penyakit bulai dan dibuang jauh-jauh.
Serangan hama bulai disebabkan oleh virus.Serangan oleh virus hanya terjadi jika kekebalan
tubuh tanaman berkurang atau sedang lemah,hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya nutrisi
ketanaman Jagung.Sehingga,secara tidak langsung pencegahan serangan virus dapat dilakukan
dengan pemenuhan nutrisi bagi tanaman yang cukup sehingga system kekebalan tanaman jagung
bisa bertahan menghadapi serangan virus.
3.3.Kendala di Lapangan
Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah sebelum melakukan penanaman tidak dibuatkan
parit sehingga ketika air hujan turun terjadi genangan di sekitar tanaman yang lahannnya lebih
rendah dan mengakibatkan banyak tanaman jagung yang tidak tumbuh.
BAB V
PENUTUP
4.1 Simpulan
Hasil budidaya tanaman jagung yang baik harus memperhatikan berbagai aspek terkait budidaya
jagung.aspek fisik,meliputi pengolahan lahan,perawatan tanaman,serta pengaturan air(drainase),
aspek biologis meliputi penggunaan bibit unggul ,aspek kimia meliputi penggunaan pupuk dan
pestisida guna mendukung kehidupan tanaman jagung.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung
http://rahmansetiadi.blogspot.com/2011/03/contoh-laporan-jagung.html
http://laporan-pertanian.blogspot.com/2009/03/budidaya-tanaman-jagung-lokal-zea-mays.html
http://rahmansetiadi.blogspot.com/2011/03/contoh-laporan-jagung.html