Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Serealia -Tanaman Jagung

Posted on July 13, 2013 by prayudimarta


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi besar untuk melakukan swasembada
komoditas pangan. Komoditas yang termasuk dalam subsektor pangan antara lain padi, jagung,
kedelai, kacang hijau, dan lainnya. Komoditas-komoditas yang masuk ke dalam subsektor
pangan tersebut sebenarnya mampu memenuhi permintaan akan kebutuhan pangan dari seluruh
rakyat Indonesia. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan pemenuhan kebutuhan pangan
tidak tercukupi, seperti peralihan bahan pangan lokal (jagung, sagu, dan umbi-umbian) kepada
komoditas padi. Hal ini menyebabkan pemenuhan bahan pangan komoditas padi menjadi tidak
terpenuhi secara menyeluruh. Tindakan atau kebijakan yang diambil oleh pemerintah secara
praktis yaitu dengan mengadakan impor beras. Kebijakan ini tentu saja membuat para petani
dearah atau lokal menjadi merugi, karena harga beras impor lebih murah dibandingkan dengan
harga beras lokal. Kebijakan lain yang lebih bijak dan harus dilanjutkan adalah dengan
memberikan kesadaran kepada rakyat untuk kembali mengkonsumsi bahan pangan lokal, seperti:
singkong, sagu, umbi-umbian, dan jagung.
Jagung (Zea Mays) merupakan salah satu komoditas yang banyak ditanam oleh masyarakat
Indonesia. Jagung dimanfaatkan oleh warga indonesia untuk kebutuhan pangan dan atau ntuk
lain-lainnya sesuai dengan keinginan konsumen. Sebagai pemenuhan kebutuhan pangan, jagung
merupakan salah satu alternative pengganti beras. Di wilayah Jawa Timur masih banyak
pedagang yang menjual nasi jagung maupun beras jagung, baik itu yang berupa jagung biasa
yang sudah dirontokkan dari tongkolnya maupun jagung yang telah digiling menjadi beras
jagung. Jadi banyak para petani yang menggunakan lahannya untuk dimanfaatkan sebagai lahan
pembudidayaan jagung.
Budidaya jagung harus memperhatikan beberapa faktor umum, seperti halnya budidaya tanaman
pangan lain. Faktor umum yang harus diperhatiakan antara lain seperti faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal menyangkut sifat genetis yang terkandung pada tanaman yang akan
dibudidayakan. Faktor genetis pada tanaman yaitu keunggulan-keunggulan tertentu yang dimiliki
oleh tanaman itu sendiri, seperti genetis yang mendukung jumlah produksi tanaman, mendukung
tanaman agar toleran terhadap faktor biotik dan abiotik yang kurang menguntungkan, atau
mendukung hal-hal lain. Sedangkan faktor eksternal mencakup keadaan lingkungan di sekitar
tempat tanaman tumbuh, baik itu lingkungan biotik yang biasanya dikaitkan dengan organismeorganisme lainnya yang berasosiasi dengan tanaman, baik itu asosiasi yang bersifat mutualisme
maupun parasistisme. Lingkungan lainnya yaitu abiotik, seperti keadaan cuaca atau iklim,
intensitas cahaya, curah hujan, pH tanah, keadaan keharaan tanah dan lain sebagainya.

1.2 Tujuan
1.Memenuhi tugas Laporan Praktikum Mata kuliahSerealia
2.Mengetahui hasil Penerapan teknik Budidaya Tanaman Jagung

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan

Plantae

(tidak termasuk)

Monocots

(tidak termasuk)

Commelinids

Ordo

Famili

Poales
:

Poaceae

Genus

Zea

Spesies

Z. Mays l

Varietas

Sweet Boy

Pengetahuan Umum
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain
gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung
juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di
Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan
pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan
istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung
tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan
furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan
farmasi.(Doddy Marta Pratama,dkk,2010)

Benih bermutu merupakan syarat utama untuk mendapatkan panen yang maksimal. Disebut
benih bermutu; jenisnya murni, bernas, kering, sehat, bebas penyakit dan campuran biji rumput
yang tidak dikehendaki. Kriteria ini biasanya menghasilkan tanaman sehat, kekar, kokoh dan
pertumbuhan yang seragam (Ichal, 2010).

Jagung tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. tanah liat lebih disukai karena mampu menahan
lengas yang lebih tinggi. Tanaman ini peka terhadap tanah masa, dan tumbuh baik pada kisaran
pH antara 6 6,8 dan agak toleran terhadap kondisi basa. Tanaman jagung manis memerlukan
kelengasan yang tinggi berkisar 500-700 mm per musim. Cekaman kelengasan paling kritis
terjadi selama pembentukan rambut dan pengisian biji. Kekurangan air dalam waktu singkat
biasanya dapa ditoleransi dan hanya berpengaruh kecil terhadap perkemmbangan biji. Akan
tetapi kekurangan air yang berkepanjangan setelah penyerbukan dapat secara nyata menurunkan
bobot kering biji. Pada kondisi tersebut, pertumbuhan biji sebagian disokong oleh mobilisasi
asimilat yang peka terhadap drainase tanah yang jelek dan tidak tahan genangan (Rubatzky dan
Yamaguchi, 1998).
Hama dan penyakit baby corn adalah hama dan penyakit tanaman jagunng yang masih muda
(saat pertumbuhan dan pembungaan), antara lain sebagai berikut (Anonim, 2004):
1. Hama lalat bibit, serangan lalat bibit (Antherigona exiqua Stein) ditandai dengan matinya
tanaman yang baru tubuh. Pencegahan dan pemberantasannya dapat dilakukan dengan
penyemprotan Filidol, Basudin, Diazinon, Agrocide. Dosis penyemprotan umumnya 1,5 2,0 cc/
l air. Penyemproran dilakukan setiap 2-3 hari sekali, dimulai 5 hari setelah tanam.
2. Ulat tongkol, serangan ulat tongkol (Heliothis armigera HSN) ditandai dengan rusaknya
tongkol, terutama apabila panen terhambat. Pemberantasannya sama seperti pemberantasan lalat
bibit.
3. Penggerek batang, serangan penggerek batang (Sesamia inferens) itandai dengan adanya
lubang-lubang pada batang karena hama ini masuk dan menghisap caipran batang, terutama saat
telah berbunga. Tindakan pencegahan dilakukan dengan penyemprotan obat-obatan, seperti pada
lalat bibit saat tanaman baby corn akan bunga.
4. Ulat daun, serangan ulat daun (Prodenia litura F) ditandai dengan rusaknya daun karena hama
ini memakan daun baby corn, terutama pada waktu tanaman mulai berumur satu bulan.
Pemberantasannya sama seperti pemberantasan lalat bibit.
5. Ulat tanah, serangan ulat tanah (Agrotis sp.) dimulai sejak tanaman baby corn mulai tumbuh.
Ulat ini memakan tanaman sampai habis. Pencegahannya dilakukan dengan cara ulat yang
biasanya terdapat didalam tanah dicari dan dibunuh.
6. Penyakit bulai (Corn downy mildew), gejala serangan ditandai dengan adanya garis kuning
lebar pada daun yang merupakan benang cendawan. Pada pagi hari, akan timbul menutupi
daerah berwarna kuning itu, terutama bagian bawah. Penularan penyakit terbawa dari benih,
tanda serangan akan timbul sejak daun masih muda. Penularan penyakit ini melalui benih dan
spora yang terbawa angin. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Sclerospora maydis atau
disebut pula Peronossclerospora maydis. Sebaiknya penyakit ini dicegah denga cara menenam
varietas yang tahan terhadap penyakit ini. Benih dicampuur dengan Ridomil sebelum ditanman
secara serentak.
7. Helminihosporangium, gejala serangan ditandai dengan adanya bercak kuning yang dikelilingi

warna coklat pada daun, pelepah, dan tongkol. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan
Helminihosporangium, turcicum atau Helminihosporangium, maydis. Pengendaliannya
dilakukan dengan cara rotasi tanaman, sedangkan pemberantasannya dilakukan dengan
penyemprotan fungisida.
8. Karat, gejala serangan ditandai dengan adanya noda kecil berwarna merah karat diatas
permukaan daun bagian atas. Pada bercak itu terdapat tepung berwarna coklat dan terasa kasar
seperti karat bila diraba. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Puccinia polyspora.
Pengendaliannya dilakukan dengan penanaman varietas yang tahan terhadap penyakit ini,
sedangkan pemberantasannya dilakukan dengan penyemprotan fungisida.

BAB III
METODOLOGI
3.1

Tempat dan Waktu

Praktikum Teknik Produksi Tanaman Jagung (Zea mays) ini dilaksakan di Lahan Pertanian
Departemen Hortikultura selama September hingga Desember 2012

3.2

Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
1.

Cangkul

2. Tugal
3.

Roll meter

4. Tali rafia
5.Traktor

3.2.2 Bahan
1.

Benih jagung

2. Tanah
3.

Pupuk urea

4.

Pupuk SP-36

5.

Pupuk KCl

BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
3.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Waktu
Sel, 04-09- 2012
Kam, 06- 09- 2012
Sen, 10- 09-2012
Rab, 12- 09- 2012
Rab, 03- 10- 2012
Jum, 05- 10- 2012
Sen, 15- 10- 2012

Rab, 17- 10- 2012

Kegiatan
Sanitasi lahan
Sanitasi lahan
Sanitasi lahan
Pembajakan (Farm Traktor)

Hasil Kegiatan
Gulma jadi berkurang
Gulma jadi berkurang
Gulma jadi berkurang
Tanah terbalik dan lahan bersih dari
gulma
Penggemburan tanah (Farm traktor Tanah menjadi gembur dan siap untuk
dan hand traktor)
ditanamai
Penanaman jagung
Setelah beberapa hari tanaman jagung
tumbuh
Pemberian pupuk kandang
Pertumbuhan jagung lebih bagus
dibandingkan dengan yang tidak
diberi pupuk
Pemupukan
Pertumbuhan jagung lebih cepat
(SP-36+KCl+Urea+Biokompleks)

Rab, 24- 10- 2012


Sen, 29- 10- 2012
Sen, 3- 12- 2012

Penyemprotan
OPT berkurang
Pencabutan tanaman yang terkena
bulai
Panen baby corn
Hasil panen 45 kg

3.2. Hasil Praktikum


1. Luas lahan keseluruhan 2.200 m2
2. Pengolahan lahan

Menggunakan Farm Traktor untuk pembajakan

Menggunakan Hand Traktor untuk penggemburan

Pengolahan lahan secara menyeluruh

1. Luas lahan perkelompok 440 m2


2. Kebutuhan pupuk perkelompok

Pupuk kandang 15 karung

Urea 15 kg => Dosis 1,5 gr / tanaman

Kcl 15 kg => Dosis 1,5 gr / tanaman

Sp36 50 kg => Dosis 1,5 gr / tanaman

Biokompleks 0,5 kg

1. Pengendalian Hama dan Penyakit

Insektisida dengan konsentrasi 1 2 ml/ liter air

Pengendalian penyakit bulai secara mekanis yaitu dengan mencabut tanaman jagung yang
terkena penyakit bulai dan dibuang jauh-jauh.

Serangan hama bulai disebabkan oleh virus.Serangan oleh virus hanya terjadi jika kekebalan
tubuh tanaman berkurang atau sedang lemah,hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya nutrisi
ketanaman Jagung.Sehingga,secara tidak langsung pencegahan serangan virus dapat dilakukan
dengan pemenuhan nutrisi bagi tanaman yang cukup sehingga system kekebalan tanaman jagung
bisa bertahan menghadapi serangan virus.

3.3.Kendala di Lapangan

Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah sebelum melakukan penanaman tidak dibuatkan
parit sehingga ketika air hujan turun terjadi genangan di sekitar tanaman yang lahannnya lebih
rendah dan mengakibatkan banyak tanaman jagung yang tidak tumbuh.

BAB V
PENUTUP

4.1 Simpulan

Hasil budidaya tanaman jagung yang baik harus memperhatikan berbagai aspek terkait budidaya
jagung.aspek fisik,meliputi pengolahan lahan,perawatan tanaman,serta pengaturan air(drainase),
aspek biologis meliputi penggunaan bibit unggul ,aspek kimia meliputi penggunaan pupuk dan
pestisida guna mendukung kehidupan tanaman jagung.

Manusia memegang kendali dalam kesuksesan budidaya jagung,yaitu dengan memperhatikan


kebutuhan tanaman,pengendalian hama penyakit,pengaturan system drainase,dsb.

Berikanlah upaya terbaik untuk memperoleh hasil terbaik.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung
http://rahmansetiadi.blogspot.com/2011/03/contoh-laporan-jagung.html
http://laporan-pertanian.blogspot.com/2009/03/budidaya-tanaman-jagung-lokal-zea-mays.html
http://rahmansetiadi.blogspot.com/2011/03/contoh-laporan-jagung.html

Anda mungkin juga menyukai