Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PENELITIAN

PENGGUNAAN MULSA ORGANIK DAN ANORGANIK


PADA TANAMAN ZUCCHINI (Cucurbita pepo L)
DENGAN PUPUK KANDANG GAJAH

DI SUSUN :

FIRDA RIZKIANA

NPM : 2016050042

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS TEKNIK, SAINS DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA

SURAKARTA

2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN
PENGGUNAAN MULSA ORGANIK DAN ANORGANIK PADA
TANAMAN ZUCCHINI (Cucurbita pepo L) DENGAN
PUPUK KANDANG GAJAH
Yang disusun oleh :
FIRDA RIZKIANA
NPM : 2016050042

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Susunan Pembimbing
Pembimbing Utama

Dr. Pramono Hadi, SP,M.Si


NIP. 19690820 199403 1 004

Pembimbing Pendamping

Ir. Tri Rahayu, M.S


NIP. 19570906 198601 2001

Mengetahui
Ketua Komisi Sarjana
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Teknik, Sains Dan Pertanian UNIBA

Ir. Tri Rahayu, M.S


NIP. 19570906 198601 2001

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................i


LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................4
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Zucchini...............................................................4
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Zucchini.................................................................5
2.3 Pupuk Kandang Gajah....................................................................................6
2.4 Pengaruh Pemberian Mulsa............................................................................7
2.5 Penelitian Sebelumnya...................................................................................7
2.6 Hipotesis.........................................................................................................8
III. METODE PENELITIAN...............................................................................9
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................................9
3.2 Metode Penelitian...........................................................................................9
3.3 Bahan dan Alat.............................................................................................10
3.4 Pelaksanaan Penelitian.................................................................................10
3.5 Parameter Pengamatan.................................................................................12
3.6 Analisa Data.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
LAMPIRAN..........................................................................................................16
Lampiran 1. Denah Penelitian............................................................................16
Lampiran 2. Petak Penelitian.............................................................................17
Lampiran 3. Deskripsi Tanaman Zucchini Varietas Jewel.................................18
Lampiran 4. Perhitungan Dosis Pupuk Kandang Gajah.....................................19

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kata hortikultura berasal dari bahasa latin, yakni hortus yang berarti kebun
colere yang berarti menumbuhkan. Secara harfiah, hortikultura berarti ilmu yang
mempelajari pembudidayaan tanaman kebun. Akan tetapi, pada umumnya para
pakar mendefinisikian hortikultura sebagai ilmu yang mempelajari budidaya
tanaman sayuran, buah-buahan, bunga-bungaan, atau tanaman hias. Hortikultura
merupakan seni budidaya tanaman yang sudah tua, banyak teknik-teknik yang
digunakan di dalamnya diperoleh secara empiris. Namun, di dunia modern dewasa
ini kaitan hortikultura dengan ilmu-ilmu lain sudah semakin erat , dimana ilmu-
ilmu tersebut telah menjadi pendorong dalam perbaikan-perbaikan dan
penyempurnaan teknik hortikultura (Zulkarnain, 2014).
Faktor keberhasilan pertumbuhan tanaman sayuran dipengaruhi oleh
persyaratan tumbuh pokok dan teknik budidaya yang tepat. Penggunaan mulsa
merupakan salah satu alternatif atau cara untuk mengendalikan gulma dalam
upaya peningkatan produksi. Selain dapat menekan pertumbuhan gulma, mulsa
dapat berperan dalam mereduksi penguapan dan kecepatan alirpermukaan
sehingga kelembaban tanah dan persediaan air dapat terjaga. Adanya mulsa pada
permukaan tanah dapat mengubah iklim mikroklimat disekitar tanaman sehingga
dapat memperbaiki perkembangan tanaman pokok (Warjidto, 2001).
Mulsa adalah bahan yang dipakai pada permukaan tanah dan berfungsi untuk
menghindari kehilangan air melalui penguapan dan menekan pertumbuhan gulma.
Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai mulsa adalah jerami (Mariano,
2003). Fungsi mulsa jerami adalah untuk menekan pertumbuhan gulma,
memepertahankan agregat tanah dari hamtaman air hujan, memperkecil erosi
permukaan tanah, mencegah penguapan air dan melindungi tanah dari terpaan
sinar matahari, juga dapat membantu memperbaiki sifat fisik tanah terutama
struktur tanah sehingga memeperbaiki stabilitas agregat tanah serta dapat

1
mengendalikan hama dan penyakit pada tumbuhan (Thomas et al., 1993). Mulsa
organik lebih banyak digunakan pada sistem pertanian organik. Pemberian mulsa
organik akan memberikan suatu lingkungan pertumbuhan yang baik bagi tanaman
karena dapat mengurangi evaporasi, mencegah penyinaran langsung sinar
matahari yang berlebihan terhadap tanah serta kelembaban tanah dapat
terjaga,sehingga tanaman dapat menyerapair dan unsur hara dengan baik. Manfaat
mulsa jerami dan sabut kelapa dapat meningkatkan kesuburan tanah, menghemat
air, mencegah erosi pada plot tanaman, menjaga kelembaban dan suhu disekitar
tanaman (Anonim, 2017).

Mulsa dibedakan menjadi dua, yaitu mulsa organik dan anorganik. Mulsa
organik merupakan bahan sisa tanaman seperti arang sekam, jerami, alang-alang,
serbuk gergaji, daun bambu dan kelobot serta batang jagung. Mulsa anorganik
meliputi bahan-bahan buatan seperti plastik hitam, plastik hitam perak dan bahan
sintetis lainnya (Sembiring, 2013).
Di Indonesia tanaman zucchini belum banyak dikenal. Jika ada yang
membudidayakan hanya petani tertentu saja, yaitu petani di Cipanas dan Puncak
Jawa Bara. Padahal teknik budidaya cukup mudah dan umur tanaman juga relatif
pendek sehingga dapat cepat di petik buahnya. Buah yang disukai oleh konsumen
Jepang ini masih terbatas pemasarannya. Namun dengan kebanyakan restoran
Jepang di Indonesia pangsa pasar menjadi terbuka, selain untuk pemenuhan
kebutuhan di supermarket (Imdad, 2001).
Gajah adalah hewan mamalia terbesar di daratan. Gajah termasuk hewan
yang cerdas sehingga cukup banyak objek wisata yang menggunakan hewan ini
untuk menarik pengunjung. Kebun binatang dan Candi Borobudur memiliki
gajah yang biasa digunakan sebagai gajah tunggang. Gajah yang memiliki badan
besar tersebut mampu menghasilkan kotoran padat sebanyak 110 kg/hari. Kotoran
sebanyak itu bila tidak dilakukan mengolahan secara tepat dapat menyebabkan
masalah lingkungan bagi pengunjung maupun warga sekitar objek wisata. Selama
ini, kotoran gajah di Candi Borobudur langsung di aplikasikan ketanah pertanian
tanpa di lakukan pengolahan secara khusus (Wibowo, 2013).

2
Dari permasalahan yang di uraikan di atas maka dilakukan penelitian untuk
mengetahui penggunaan mulsa organik dan anorganik pada tanaman zucchini
dengan pupuk kandang gajah yang tepat agar di peroleh pertumbuhan dan hasil
yang optimal.

1.2. Rumusan Masalah


Penelitian ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam
pertanyaan berikut :
1. Bagaimana pengaruh dosis pupuk kandang gajah terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman zucchini?
2. Bagaimana pengaruh jenis mulsa terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil
produksi tanaman zuccchini?
3. Bagaimana kombinasi antara perlakuan dosis pupuk kandang gajah dan
jenis mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil zucchini?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang gajaah terhadap pertumbuhan


dan hasil tanamanzucchini.
2. Mengetahui pengaruh penggunaan macam mulsa terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman zuucchini.
3. Mengetahui kombinasi perlakuan dosis pupuk kandang gajah dan macam
mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil.

3
1.4. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam budidaya


tanaman zucchini secara organik.
2. Meningkatkan pengetahuan dibidang pertanian khusunya penggunaan mulsa
organik dan anorganik pada tanaman zucchini (Cucurbita pepo L). dengan
pupuk kandang gajah
3. Sebagai referensi bagi peneliti yang akan datang.

1.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.

3.

2.1. Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Zucchini


Kedudukan tanaman labu zucchini dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucurbita
Spesies : Cucurbita pepo L.
Menurut Rukmana (1998), tanaman labu zucchini tumbuh tegak setinggi
(25 – 40) cm atau lebih. Seluruh bagian tanaman banyak mengandung air
(herbaceous). Pangkal batang tidak tampak karena tertutup oleh tangkai daun yang
tumbuh di sekeliling batang. Tangkai daun umumnya berukuran panjang,
bentuknya bulat memanjang, tumbuh tegak pada kemiringan 300 – 450 dari letak
batang, dan permukaan kulit tangkai berbulu atau berduri-duri kecil.
Bunga labu zucchini berwarna kuning hingga kuning kemerahan. Bunga
tanaman ini memiliki 5 kelopak, pada bagian pangkalnya terdapat gelembung
yang merupakan bakal biji. Fase generatif ditandai dengan tumbuhnya bunga dari
ketiak dasar tangkai daun. Kemudian, sebagian bunga menjadi buah dan sebagian
lagi layu (berguguran). Tiap tanaman labu zucchini dapat menghasilkan 5 – 50
buah atau lebih, tergantung pada varietas dan kesuburan tanah (Rukmana, 1998).

5
Buah labu zucchini berbentuk panjang lonjong, mirip buah mentimun.
Panjang buah sekitar (15 -23 )cm, dengan diameter (4 – 8,5 )cm, dan berat tiap
buah sekitar (200 – 400 )gram. Buah labu zucchini tumbuh pada ketiak daun
disekeliling batang. Penampilan buah labu zucchini amat menarik karena warna
kulit buah amat bervariasi. Ada yang berwarna hijau muda atau hijau tua polos
mengilap, ada yang berwarna hijau berbintik-bintik putih, dan terdapat juga
varietas labu zucchini yang berkulit kuning cerah mengilap (Rukmana, 1998).

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Zucchini


a. Keadaan Iklim
Tanaman zukini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah
yang memiliki suhu minimal 18°C sampai 24°C, dengan kelembaban udara antara
60% sampai 90%. Tanaman zukini cocok ditanam pada lahan terbuka maupun
green house. Tumbuh subur di Indonesia, pada dataran menengah dan tinggi atau
mulai dari daerah dengan ketinggian 600 meter sampai 1.200 meter di atas
permukaan laut (Anonim, 2017).
Bila ditanam pada dataran rendah, labu zucchini tumbuh kurang produktif,
berbuahnya sangat rendah (Rukmana, 1998). Daerah yang bayak ditanami labu
zucchini adalah Cipanas (Cianjur) dan Lembang (Bandung). Daerah tersebut
umumnya berketinggian (1.000 – 1.200) m dpl, bersuhu minimum (17 – 18)C
dan maksimum (23 – 25)C, kelembaban udara (RH) 70% - 90%, dan curah hujan
bulanan 190 mm – 250 mm, tergantung pada perubahan cuaca atau iklim
(Rukmana, 1998).

b. Keadaan Tanah
Daerah pegunungan (dataran tinggi) umumnya mempunyai jenis tanah
andosol. Tanah jenis andosol paling baik untuk tanaman labu zucchini, asalkan
keadaannya subur, gembur, aerasi dan drainasenya baik, banyak mengandung
bahan organik (humus), dan mempunyai reaksi tanah (pH) antara 5,5 – 6,8
(Rukmana, 1998). Karakteristik tanah andosol ditandai dengan lapisan tanah
bagian dalam (solum) cukup tebal antara 1 m – 2 m, berwarna hitam kelabu
sampai cokelat tua, berstruktur remah, teksturnya debu atau lempung berdebu

6
sampai lempung, pH tanah (5,0 – 7,0). kandungan bahan organik tinggi, dan
produkstivitasnya sedang sampai tinggi. Tanah yang digunakan bercocok tanam
sayuran dapat digilir (dirotasi) dengan tanaman labu zucchini (Rukmana, 1998).

2.3 Pupuk Kandang Gajah


Pupuk kandang yaitu olahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang
diberikan pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan strukur tanah.
Pupuk kandang adalah pupuk organik, sebagaimana kompos dan pupuk hijau. Zat
hara yang dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan
bakunya. Pupuk kandang ternak besar kaya akan nitrogen, dan mineral logam,
seperti magnesium kalium, dan kandungan fosfor.Dengan tubuhnya yang besar
ternyata ada makanan-makanannya yang tidak tercerna. Hal tersebut membuat
kotorannya dapat mengandung serat yang tinggi. Dalam 1 hari, gajah dapat makan
hingga mencapai 200-250 kg, dari jumlah makanannya tersebut gajah
menghasilkan 50 kg kotoran. Feses gajah mengandung nitrogen, fospor, potasium,
kalsium, magnesium, sodium, sulfur, dan karbon. Pada penelitian (Istino, 2013)
bahwa feses gajah mengandung unsur N (0,4%), P (0,1%) dan K (0,2%) setelah
dilakukan vermikompos serta memperbaiki struktur tanah.
Kondisi tanah pertanian yang kian memburuk membuat petani mulai sadar
dan beralih menggunakan pupuk organik meskipun masih didampingi dengan
pemberian pupuk anorganik. Ciri - ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat
secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya yakni berwarna cokelat kehitaman, cukup
kering dan tidak menggumpal dan tidak berbau menyengat. Ciri kimianya adalah
C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya
relatif stabil (Novizan, 2002)
Tabel 4.Rasio carbon dan nitrogen (C/N) dari beberapa bahan.

No Bahan Ratio C/N


1 Kotoran Babi 18
2 Kotoran ayam 8
3 Kotoran kambing 12

7
4 Kotoran bebek 8
5 Kotoran domba 19
6 Kotoran sapi/kerbau 24
7 Kotoran gajah 43
8 Jerami padi 70
9 Jerami gandum 90
Sumber: Karki dan Dixit (1984)

2.4 . Pengaruh Pemakaian Mulsa


Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang berasal dari bahan
organik dan anorganik. Tujuan penggunaan mulsa yaitu untuk menjaga
kelembapan tanah dan suhu tanah agar relatif lebih merata, serta mencegah
munculnya gulma dan mencegah percikan air dari tanah. Oleh karena itu,
pemulsaan merupakan salah satu teknik budidaya yang tepat diterapkan untuk
mendukung pertumbuhan tanaman (Dwiyanti, 2005).
Mulsa dibedakan menjadi dua, yaitu mulsa organik dan anorganik. Mulsa
organik merupakan bahan sisa tanaman seperti arang sekam, jerami, alang-alang,
serbuk gergaji, daun bambu dan kelobot serta batang jagung. Mulsa anorganik
meliputi bahan-bahan buatan seperti plastik hitam, plastik hitam perak dan bahan
sintetis lainnya (Sembiring, 2013).
Keuntungan mulsa organik adalah cepat terdekomposisi, mudah didapatkan,
dan lebih ekonomis sehingga unsur hara dalam tanah menjadi lebih banyak
(Kadarso, 2008).

2.5. Penelitian sebelumnya

No Judul Peneliti Hasil


1 Respon Pertumbuhan Dwita pemberian kombinasi 15 ton ha-
Dan Hasil Tanaman Wiwinata,dan 1 pupuk kandang sapi dan 400
Labu Putih (Legenaria Akses ton/ha pupuk NPK Mutiara
leucantha L.) Varietas Pinaringan menghasilkan berat buah per
Manis Terhadap Sujalu.Tahun tanaman yang paling tinggi
pemberian Pupuk 2018 yaitu 21,24 ton/ha.sedangkan
Kandang Sapi Dan NPK paling rendah dihasilkan oleh
Mutiara perlakuan tanpa pupuk kandang

8
sapi (k0) yaitu 18,59 ton/ha.
2 Variasi Mulsa Dan Nurngaini, Pemberian pupuk petroganik
Dosis Pupuk Petroganik Rati Riyati, meningkatkan bobot kering
Pada Pertumbuhandan Hilba 2018 tanaman, jumlah buah
Hasil Tanaman Okra pertanaman, bobot buah per
(Abelmoschus polong, dan bobot buah
esculentus L. Moench) pertanaman. Mulsa jerami padi
meningkatkan jumlahbuah per
tanaman, bobot buah per
polong, danbobot buah per
tanaman.

2.6 Hipotesis
Pemberian dosis pupuk kompos gajah 15 ton/ha dan penggunaan mulsa
jerami padi dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman zucchini
(Cucurbita pepo L)

9
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian akan dilaksanakan di Dukuh Jangkrah Rt 01 / 04 Desa Sudimoro,
Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali dengan ketinggian 170 m dpl. Penelitian
dilaksanakan bulan Januari 2020 sampai dengan bulan Februari 2020.

3.2. Metode Penelitian


Metode penelitian ini adalah percobaan menggunakan rancangan perlakuan
Faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 3 ulangan.
Terdapat dua macam faktor perlakuan yang diteliti yaitu dosis pupuk kandang
gajah dan macam mulsa
Faktor perlakuan dosis pupuk kandang gajah (G), ada 3 taraf perlakuan :
1) G1 : Dosis pupuk kandang gajah 5 ton/ha
2) G2 : Dosis pupuk kandang gajah 10 ton/ha
3) G3 : Dosis pupuk kandang gajah 15 ton/ha
Faktor perlakuan macam mulsa (M), ada 3 jenis perlakuan :
1) M0 : tanpa mulsa
2) M1 : Mulsa perak
3) M2 : Mulsa jerami
Dengan demikian kombinasi perlakuannya dengan 3 kali ulangan, adalah :
1) G1M0 : Dosis pupuk kandang gajah 5 ton/ha, Tanpa mulsa
2) G1M1 : Dosis pupuk kandang gajah 5 ton/ha, Mulsa perak
3) G1M2 : Dosis pupuk kandang gajah 5 ton/ha, Mulsa jerami
4) G2M0 : Dosis pupuk kandang gajah 10 ton/ha, Tanpa mulsa
5) G2M1 : Dosis pupuk kandang gajah 10 ton/ha, Mulsa perak
6) G2M2 : Dosis pupuk kandang gajah 10 ton/ha, Mulsa jerami
7) G3M0 : Dosis pupuk kandang gajah 15 ton/ha, Tanpa mulsa
8) G3M1 : Dosis pupuk kandang gajah 15 ton/ha, Mulsa perak

10
9) G3M2 : Dosis pupuk kandang gajah 15 ton/ha, Mulsa jerami
( Denah Penelitian pada lampiran 1. Denah Petak Contoh pada lampiran 2 ).
3.3. Bahan dan Alat
a. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih zucchini, mulsa
perak, jerami dan pupuk kandang gajah. . (Deskripsi Tanaman Zucchini pada
lampiran 3. Perhitungan Dosis Pupuk Kandang Gajah pada lampiran 4).
b. Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah cangkul, tugal, tray,
penggaris, meteran, papan nama, kalkulator, timbangan digital, kamera dan
alat-alat tulis dan pelengkapan lain yang diperlukan.

3.4. Pelaksanaan penelitian

a. Pembuatan pupuk kandang gajah


Pupuk kandang gajah diproses ± 1 bulan untuk mendapatkan pupuk yang
lebih matang. Feses gajah yang masih basah di angin-anginkan agar kadar air
menurun, dicampur dengan bermacam bahan yang diperlukan untuk pengolahan
pupuk diantaranya abu kayu bakar, batang pisang, dan kapur pertanian (dolomit).
Sedangkan untuk mengikat feses menjadi pupuk digunakan larutan Propunic.
Kandungan Propunic merupakan kultur campuran berbagai jenis mikroorganisme
yang bermanfaat (bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, aktiromicetes, dan
jamur peragian) yang dapat dimanfaatkan sebagai inokulan untuk meningkatkan
keragaman mikroba dalam tanah.
b. Pengolahan Tanah
Sebelum melakukan pengolahan tanah lahan terlebih dahulu dibersihkan
dari gulma, Pengolahan tanah dilakukan 2 minggu sebelum tanam dengan
mencangkul tanah dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah yang besar,
agar diproleh tanah yang gembur dan mudah dalam pembuatan plot penelitian.
Pembuatan plot penelitian dilakukan dengan ukuran 200 cm x 180 cm dengan
jarak antar ulangan 60 cm dan jarak antar plot 40 cm.
Plot kemudian diberi pupuk kandang dengan cara tebar merata di
permukaan plot sesuai dosis yang dikehendaki, lalu dicampur merata dengan
tanah dan didiamkan selama 2 minggu .

11
c. Pemasangan mulsa
Mulsa jerami dijemur selama 2 hari terlebih dahulu sebelum digunakan.
Penjemuran ini bertunjuan untuk mulsa jerami terbebas dari jamur. Mulsa jerami
dipasang dengan ketebalan ± 1 cm, pada saat bibit telah dipindah ke lahan tanam
dan berat per petak ± 1 kg.
d. Pembibitan
Pembibitan kira-kira 10 hari. Tanaman zucchini tumbuh cepat, umur 35 – 45
hari sudah menghasilkan buah siap petik. Teknik pengecambahan sama persis
dengan pembibitan mentimum.

e. Penanaman
Penanaman dengan jarak tanam 40 x 60 cm , kemudian bibit ditanam
kedalam lubang tanam dan bumbun dengan tanah. Batang tegak lurus dan di
upayakan agar daun tidak sampai menyentuh mulsa. Setelah selesai penanaman
siram lagi dengan air secukupnya.

f. Pemeliharaan
Ada beberapa hal yang dilakukan dalam berbudidaya zucchini adalah
sebagai berikut :

1) Pengairan
Pengariran dilakukan untuk menjaga ketersediaaan air dalam tanah. Karena
air sangat berperan penting dalam proses penyerapan unsur hara dan transportasi
dari akar keseluruh bagian tanaman. Pengairan bisa dilakukan dengan
penyiraman.

2) Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati. Sebaiknya
penyulaman dilakukan sesegera mungkin agar pertumbuhan tanaman tidak terlalu
ketinggalan dengan tanaman lain.

12
3) Penyiangan
Kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan rumput atau pun tumbuhan
liar lainnya yang ada di lahan agar tidak terjadi perebutan unsur hara antara
tanaman dan gulma
4) Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang sering dijumpai pada tanaman zucchini adalah siput dan
pengendaliannya dapat menggunakan insektisida merk Furadan 3GR yang banyak
dijual di pasaran. Untuk penyakit pada tanaman zucchini sendiri yang paling
sering dijumpai adalah karat daun , penyakit ini disebabkan oleh jamur yang
menempel pada daun zucchini dan sangat mudah menyebar ke tanaman yang lain
apabila tidak segera dibasmi. Tetapi faktor cuaca yang curah hujannya tinggi juga
sangat mempengaruhi penyebarannya. Penanganan yang dilakukan oleh penulis
terhadap penyakit ini, jika karatnya sedikit maka hanya disobek daun yang sudah
terkena karat daun. Dan jika sudah banyak karat daun maka harus disemprot
menggunakan Fungisida.

g. Panen
Tanaman zucchini dipanen pada umur ± 45 hst ditandai dengan buah
berwarna hijau tua memiliki panjang sekitar (15-30) cm dengan lebar diameter (4-
10) cm. Berat buah berkisar antara (200 – 500) g.

3.5. Parameter Pengamatan


Parameter yang akan diamati pada penelitian ini adalah :
1. Jumlah buah per tanaman
Jumlah buah pertanaman dilakukan dengan cara menghitung banyak buah
pertanaman pada saat panen.
2. Berat buah pertanaman (g)
Pengamatan dilakukan dengan cara menimbang berat bbuah per tanaman
pada saat panen menggunkan timbangan digital.
3. Panjang buah (cm)
Pengamatan dilakukan dengan mengukur panjang buah dengan penggaris
setelah panen.

13
4. Diameter (cm)
Dilakuan dengan mengukur diameter buah per tanaman dengan
menggunakan jangka sorong.
5. Berat berangkasan kering per tanaman (g)
Pengamatan dilakukan pada akhir panen dengan cara menimang berat
brangkasan yang telah dikeringkan dibawah terik matahari sampai kadar air habis.

3.6. Analisa Data


Dosis pengaruh pupuk kandang gajah dan macam mulsa terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman zucchini dilakukan dengan menganalisis data
penelitian menggunakan sidik ragam dengan uji F pada taraf 5% dan 1% dan
jika masing-masing perlakuan berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji
Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Pengaruh Berbagai Dosis Pupuk Guano Dan Jenis Mulsa Organik
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum
Escelentum L.) Varietas Toti. Bandung : UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Dwiyanti, S. 2005. Respon Pengaturan Ketebalan Mulsa Jerami Padi dan Jumlah
Pemberian Air Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau. Jurnal
Floratek, 16 (6) : 192 – 201
Erdinda, S. 2018. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Labu Kuning
(Cucurbita moschata) Akibat Pemberian Poc Keong Mas Dan Pupuk
Kandang Gajah. Medan : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Imdad, H. P. 2001. Sayuan Jepang / Heri Purwanto Imdad, Abdjad Asih
Nawangsih Cet. 3. Jakarta : Penebar Swadaya.
Istino. 2013. Pengaruh Beberapa Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Teh (Camellia cinensis L.) Muda Setelah Di-Centring. Skripsi.
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas. 12
Hal
Karki, A. B. dan K. Dixit. 1984. Biogas Fieldbook. Sahayogi Press, Khatmandu,
Nepal.
Mariono, A.S.A. 2003. Pengaruh Pemberian Foska Dan Mulsa Jerami terhadap
Beberapa Sifat Fisik dan Kimia Tanah serta Produksi Kedelai (Glycine L.
Merr). Program Studi Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Hal. 11-12.

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Kiat Menguasai Permasalahan


Praktis. Penerbit PT. Agro Media Pustaka Buana. Jakarta.

Nurngaini, Riyati. R dan Hilba. 2018. Variasi Mulsa Dan Dosis Pupuk Petroganik
Pada Pertumbuhandan Hasil Tanaman Okra (Abelmoschus Esculentusl.
Moench). Yogyakarta : Program Studi AgroteknologiFakultas Pertanian
UPN “Veteran” Yogyakarta

Rukmana, R. 1998. Budidaya Labu Zucchini. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.


Sembiring, A. P. 2013. Pemanfaatan Mulsa Plaastik Hitam Perak ( MPHP ) dalam
Budidaya Cabai (Capsiicum annum L ).

15
Thomas, R.S., R.L. Franson & G.J. Bethlenfalvay.1993. Separation of VAM
Fungus and Root Effects on Soil Agregation. Soil Sci. Am. J.Edition: 57:
31-71.

Wardjito. 2001. Pengaruh Penggunaan Mulsa Terhadap Pertumbuhan Dan


Produksi Zucchini (Cucurbita pepo L.). Bandung : Balai Penelitian
Tanaman Sayuran Lembang,. Jurnal Hortikultura (Indonesia) ISSN 0853-
7097 (2001) v. 11(4) p. 244-247.
Wibawa, T. S. D. 2013. Pengembangan Medium Biostarter Kompos Feses Gajah
Dengan Memanfaatkan Bahan Baku Lokal. Universitas Gadjah Mada.
Wiwinata, D dan A. P. Sujalu. 2018. Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Labu Putih ( Legenaria leucantha L.) Varietas Manisa Terhadap pemberian
Pupuk Kandang Sapi Dan NPK Mutiara . Agroteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Jurnal AGRIFOR
Volume XVII Nomor 2, Oktober 2018.
Zulkarnain. 2014. Dasar-Dasar Hortikultura. Bumi Asara Jakarta.

16
LAMPIRAN
Lampiran 1

Denah Penelitian

Tanaman Tepi

Air masuk

G1M0 G3M1 G2M2

G1M2 G3M2 G1M0

G2M2 G2M1 G2M1

G2M0 G2M2 G3M2

G3M1 G1M2 G2M0

G1M1 G1M1 G1M2

G3M0 G3M0 G3M0

G2M1 G2M0 G1M1

G3M2 G1M0 G3M1

Air keluar

Keterangan :
Jarak antar petak : 40 cm
Jarak antar blok : 60 cm

17
Lampiran 2

PETAK PENELITIAN

X X X X X

X (X) (X) (X) X

X X X X X

Keterangan:
Luas petak : 200 cm x 180 cm
Jarak tanam : 40 cm x 60 cm
X : Populasi tanaman per petak
(X) : Tanaman Sampel

18
Lampiran 3

Deskripsi Tanaman Zucchini Varietas Jewel

Asal : PT. Known- You Seed, Indonesia


Panjang batang : 70 cm
Bentuk penampang batang : bulat
Warna batang : hijau tua
Bentuk daun : menjari
Ukuran daun : panjang ± 50 cm, lebar ± 40 cm
Warna daun : hijau
Bentuk bunga : seperti bintang
Warna bunga : kuning
Umur panen : 43 hari setelah tanam
Bentuk buah : lonjong
Warna buah : kulit hijau tua
Panjang buah : 15 – 30 cm
Diameter buah : 4 – 10 cm
Berat buah : 200-500 gram
Warna daging buah : putih
Tekstur daging buah : halus
Warna biji : putih
Bentuk biji : pipih lebar

19
Lampiran 4

Perhitungan Dosis Pupuk Kandang Gajah

Jarak tanam : 40 cm x 60 cm
Luas petak : 200 cm x 180 cm
: 36.000 cm2
: 3,60 m2
1. Dosis 5 ton/ha
Kebutuhan per petak : luas petak x dosis pemupukan
10.000 m2
: 3,60 m2 x 5.000 kg
10.000m2
: 1,80 kg/petak
2. Dosis 10 ton/ha
Kebutuhan per petak : luas petak x dosis pemupukan
10.000 m2
: 3,60 m2 x10.000 kg
10.000m2
: 3,60 kg/petak
3. Dosis 15 ton/ha
Kebutuhan per petak : luas petak x dosis pemupukan
10.000 m2
: 3,60 m2 x 15.000 kg
10.000m2
: 5,40 kg/petak

20

Anda mungkin juga menyukai