DI SUSUN :
FIRDA RIZKIANA
NPM : 2016050042
SURAKARTA
2019
i
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN
PENGGUNAAN MULSA ORGANIK DAN ANORGANIK PADA
TANAMAN ZUCCHINI (Cucurbita pepo L) DENGAN
PUPUK KANDANG GAJAH
Yang disusun oleh :
FIRDA RIZKIANA
NPM : 2016050042
Susunan Pembimbing
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Mengetahui
Ketua Komisi Sarjana
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Teknik, Sains Dan Pertanian UNIBA
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
mengendalikan hama dan penyakit pada tumbuhan (Thomas et al., 1993). Mulsa
organik lebih banyak digunakan pada sistem pertanian organik. Pemberian mulsa
organik akan memberikan suatu lingkungan pertumbuhan yang baik bagi tanaman
karena dapat mengurangi evaporasi, mencegah penyinaran langsung sinar
matahari yang berlebihan terhadap tanah serta kelembaban tanah dapat
terjaga,sehingga tanaman dapat menyerapair dan unsur hara dengan baik. Manfaat
mulsa jerami dan sabut kelapa dapat meningkatkan kesuburan tanah, menghemat
air, mencegah erosi pada plot tanaman, menjaga kelembaban dan suhu disekitar
tanaman (Anonim, 2017).
Mulsa dibedakan menjadi dua, yaitu mulsa organik dan anorganik. Mulsa
organik merupakan bahan sisa tanaman seperti arang sekam, jerami, alang-alang,
serbuk gergaji, daun bambu dan kelobot serta batang jagung. Mulsa anorganik
meliputi bahan-bahan buatan seperti plastik hitam, plastik hitam perak dan bahan
sintetis lainnya (Sembiring, 2013).
Di Indonesia tanaman zucchini belum banyak dikenal. Jika ada yang
membudidayakan hanya petani tertentu saja, yaitu petani di Cipanas dan Puncak
Jawa Bara. Padahal teknik budidaya cukup mudah dan umur tanaman juga relatif
pendek sehingga dapat cepat di petik buahnya. Buah yang disukai oleh konsumen
Jepang ini masih terbatas pemasarannya. Namun dengan kebanyakan restoran
Jepang di Indonesia pangsa pasar menjadi terbuka, selain untuk pemenuhan
kebutuhan di supermarket (Imdad, 2001).
Gajah adalah hewan mamalia terbesar di daratan. Gajah termasuk hewan
yang cerdas sehingga cukup banyak objek wisata yang menggunakan hewan ini
untuk menarik pengunjung. Kebun binatang dan Candi Borobudur memiliki
gajah yang biasa digunakan sebagai gajah tunggang. Gajah yang memiliki badan
besar tersebut mampu menghasilkan kotoran padat sebanyak 110 kg/hari. Kotoran
sebanyak itu bila tidak dilakukan mengolahan secara tepat dapat menyebabkan
masalah lingkungan bagi pengunjung maupun warga sekitar objek wisata. Selama
ini, kotoran gajah di Candi Borobudur langsung di aplikasikan ketanah pertanian
tanpa di lakukan pengolahan secara khusus (Wibowo, 2013).
2
Dari permasalahan yang di uraikan di atas maka dilakukan penelitian untuk
mengetahui penggunaan mulsa organik dan anorganik pada tanaman zucchini
dengan pupuk kandang gajah yang tepat agar di peroleh pertumbuhan dan hasil
yang optimal.
3
1.4. Manfaat Penelitian
1.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.
3.
5
Buah labu zucchini berbentuk panjang lonjong, mirip buah mentimun.
Panjang buah sekitar (15 -23 )cm, dengan diameter (4 – 8,5 )cm, dan berat tiap
buah sekitar (200 – 400 )gram. Buah labu zucchini tumbuh pada ketiak daun
disekeliling batang. Penampilan buah labu zucchini amat menarik karena warna
kulit buah amat bervariasi. Ada yang berwarna hijau muda atau hijau tua polos
mengilap, ada yang berwarna hijau berbintik-bintik putih, dan terdapat juga
varietas labu zucchini yang berkulit kuning cerah mengilap (Rukmana, 1998).
b. Keadaan Tanah
Daerah pegunungan (dataran tinggi) umumnya mempunyai jenis tanah
andosol. Tanah jenis andosol paling baik untuk tanaman labu zucchini, asalkan
keadaannya subur, gembur, aerasi dan drainasenya baik, banyak mengandung
bahan organik (humus), dan mempunyai reaksi tanah (pH) antara 5,5 – 6,8
(Rukmana, 1998). Karakteristik tanah andosol ditandai dengan lapisan tanah
bagian dalam (solum) cukup tebal antara 1 m – 2 m, berwarna hitam kelabu
sampai cokelat tua, berstruktur remah, teksturnya debu atau lempung berdebu
6
sampai lempung, pH tanah (5,0 – 7,0). kandungan bahan organik tinggi, dan
produkstivitasnya sedang sampai tinggi. Tanah yang digunakan bercocok tanam
sayuran dapat digilir (dirotasi) dengan tanaman labu zucchini (Rukmana, 1998).
7
4 Kotoran bebek 8
5 Kotoran domba 19
6 Kotoran sapi/kerbau 24
7 Kotoran gajah 43
8 Jerami padi 70
9 Jerami gandum 90
Sumber: Karki dan Dixit (1984)
8
sapi (k0) yaitu 18,59 ton/ha.
2 Variasi Mulsa Dan Nurngaini, Pemberian pupuk petroganik
Dosis Pupuk Petroganik Rati Riyati, meningkatkan bobot kering
Pada Pertumbuhandan Hilba 2018 tanaman, jumlah buah
Hasil Tanaman Okra pertanaman, bobot buah per
(Abelmoschus polong, dan bobot buah
esculentus L. Moench) pertanaman. Mulsa jerami padi
meningkatkan jumlahbuah per
tanaman, bobot buah per
polong, danbobot buah per
tanaman.
2.6 Hipotesis
Pemberian dosis pupuk kompos gajah 15 ton/ha dan penggunaan mulsa
jerami padi dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman zucchini
(Cucurbita pepo L)
9
BAB III
METODE PENELITIAN
10
9) G3M2 : Dosis pupuk kandang gajah 15 ton/ha, Mulsa jerami
( Denah Penelitian pada lampiran 1. Denah Petak Contoh pada lampiran 2 ).
3.3. Bahan dan Alat
a. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih zucchini, mulsa
perak, jerami dan pupuk kandang gajah. . (Deskripsi Tanaman Zucchini pada
lampiran 3. Perhitungan Dosis Pupuk Kandang Gajah pada lampiran 4).
b. Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah cangkul, tugal, tray,
penggaris, meteran, papan nama, kalkulator, timbangan digital, kamera dan
alat-alat tulis dan pelengkapan lain yang diperlukan.
11
c. Pemasangan mulsa
Mulsa jerami dijemur selama 2 hari terlebih dahulu sebelum digunakan.
Penjemuran ini bertunjuan untuk mulsa jerami terbebas dari jamur. Mulsa jerami
dipasang dengan ketebalan ± 1 cm, pada saat bibit telah dipindah ke lahan tanam
dan berat per petak ± 1 kg.
d. Pembibitan
Pembibitan kira-kira 10 hari. Tanaman zucchini tumbuh cepat, umur 35 – 45
hari sudah menghasilkan buah siap petik. Teknik pengecambahan sama persis
dengan pembibitan mentimum.
e. Penanaman
Penanaman dengan jarak tanam 40 x 60 cm , kemudian bibit ditanam
kedalam lubang tanam dan bumbun dengan tanah. Batang tegak lurus dan di
upayakan agar daun tidak sampai menyentuh mulsa. Setelah selesai penanaman
siram lagi dengan air secukupnya.
f. Pemeliharaan
Ada beberapa hal yang dilakukan dalam berbudidaya zucchini adalah
sebagai berikut :
1) Pengairan
Pengariran dilakukan untuk menjaga ketersediaaan air dalam tanah. Karena
air sangat berperan penting dalam proses penyerapan unsur hara dan transportasi
dari akar keseluruh bagian tanaman. Pengairan bisa dilakukan dengan
penyiraman.
2) Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati. Sebaiknya
penyulaman dilakukan sesegera mungkin agar pertumbuhan tanaman tidak terlalu
ketinggalan dengan tanaman lain.
12
3) Penyiangan
Kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan rumput atau pun tumbuhan
liar lainnya yang ada di lahan agar tidak terjadi perebutan unsur hara antara
tanaman dan gulma
4) Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang sering dijumpai pada tanaman zucchini adalah siput dan
pengendaliannya dapat menggunakan insektisida merk Furadan 3GR yang banyak
dijual di pasaran. Untuk penyakit pada tanaman zucchini sendiri yang paling
sering dijumpai adalah karat daun , penyakit ini disebabkan oleh jamur yang
menempel pada daun zucchini dan sangat mudah menyebar ke tanaman yang lain
apabila tidak segera dibasmi. Tetapi faktor cuaca yang curah hujannya tinggi juga
sangat mempengaruhi penyebarannya. Penanganan yang dilakukan oleh penulis
terhadap penyakit ini, jika karatnya sedikit maka hanya disobek daun yang sudah
terkena karat daun. Dan jika sudah banyak karat daun maka harus disemprot
menggunakan Fungisida.
g. Panen
Tanaman zucchini dipanen pada umur ± 45 hst ditandai dengan buah
berwarna hijau tua memiliki panjang sekitar (15-30) cm dengan lebar diameter (4-
10) cm. Berat buah berkisar antara (200 – 500) g.
13
4. Diameter (cm)
Dilakuan dengan mengukur diameter buah per tanaman dengan
menggunakan jangka sorong.
5. Berat berangkasan kering per tanaman (g)
Pengamatan dilakukan pada akhir panen dengan cara menimang berat
brangkasan yang telah dikeringkan dibawah terik matahari sampai kadar air habis.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Pengaruh Berbagai Dosis Pupuk Guano Dan Jenis Mulsa Organik
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum
Escelentum L.) Varietas Toti. Bandung : UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Dwiyanti, S. 2005. Respon Pengaturan Ketebalan Mulsa Jerami Padi dan Jumlah
Pemberian Air Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau. Jurnal
Floratek, 16 (6) : 192 – 201
Erdinda, S. 2018. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Labu Kuning
(Cucurbita moschata) Akibat Pemberian Poc Keong Mas Dan Pupuk
Kandang Gajah. Medan : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Imdad, H. P. 2001. Sayuan Jepang / Heri Purwanto Imdad, Abdjad Asih
Nawangsih Cet. 3. Jakarta : Penebar Swadaya.
Istino. 2013. Pengaruh Beberapa Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Teh (Camellia cinensis L.) Muda Setelah Di-Centring. Skripsi.
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas. 12
Hal
Karki, A. B. dan K. Dixit. 1984. Biogas Fieldbook. Sahayogi Press, Khatmandu,
Nepal.
Mariono, A.S.A. 2003. Pengaruh Pemberian Foska Dan Mulsa Jerami terhadap
Beberapa Sifat Fisik dan Kimia Tanah serta Produksi Kedelai (Glycine L.
Merr). Program Studi Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Hal. 11-12.
Nurngaini, Riyati. R dan Hilba. 2018. Variasi Mulsa Dan Dosis Pupuk Petroganik
Pada Pertumbuhandan Hasil Tanaman Okra (Abelmoschus Esculentusl.
Moench). Yogyakarta : Program Studi AgroteknologiFakultas Pertanian
UPN “Veteran” Yogyakarta
15
Thomas, R.S., R.L. Franson & G.J. Bethlenfalvay.1993. Separation of VAM
Fungus and Root Effects on Soil Agregation. Soil Sci. Am. J.Edition: 57:
31-71.
16
LAMPIRAN
Lampiran 1
Denah Penelitian
Tanaman Tepi
Air masuk
Air keluar
Keterangan :
Jarak antar petak : 40 cm
Jarak antar blok : 60 cm
17
Lampiran 2
PETAK PENELITIAN
X X X X X
X X X X X
Keterangan:
Luas petak : 200 cm x 180 cm
Jarak tanam : 40 cm x 60 cm
X : Populasi tanaman per petak
(X) : Tanaman Sampel
18
Lampiran 3
19
Lampiran 4
Jarak tanam : 40 cm x 60 cm
Luas petak : 200 cm x 180 cm
: 36.000 cm2
: 3,60 m2
1. Dosis 5 ton/ha
Kebutuhan per petak : luas petak x dosis pemupukan
10.000 m2
: 3,60 m2 x 5.000 kg
10.000m2
: 1,80 kg/petak
2. Dosis 10 ton/ha
Kebutuhan per petak : luas petak x dosis pemupukan
10.000 m2
: 3,60 m2 x10.000 kg
10.000m2
: 3,60 kg/petak
3. Dosis 15 ton/ha
Kebutuhan per petak : luas petak x dosis pemupukan
10.000 m2
: 3,60 m2 x 15.000 kg
10.000m2
: 5,40 kg/petak
20