OLEH :
KELOMPOK II
ANGGOTA :
1. CANDRA ILYAS
2. ESA P.M
3. ANGGRAYANI
4. DELLA ANDANI
5. NUZULI RAHMADHANI
6. SHANDI SAKTIAWAN
7. DINI KURNIA
8. HALIM
SORGUM
Sorgum (Sorghum spp) adalah tanaman serba guna yang dapat digunakan sebagai sumber
pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan ke-5, sorgum berada pada
urutan ke-5 setelah gandum, jagung, padi, dan jelai. Sorgum merupakan makanan pokok penting
di Asia Selatan dan Afrika sub-sahara
Tanaman sorgum merupakan tanaman serealia yang potensial untuk diangkat menjadi
komodi tasagro industri. Hal ini dimungkinkan, karena tanaman sorgum mempunyai ragam
manfaat yang tinggi.Biji sorgum dapat dipakai untuk :
1. Makanan pengganti beras, bahan baku roti, industry makanan ringan
2. bahan baku industry lem dan industry minuman (bir)
3. bahan baku industry pakan ternak
4. bahan baku untuk media jamur merang (Mushroom) dan jamur kayu
5. bahan baku untuk monosodium glutamate (MSG). Sedangkan batang dan daun sorgum
dapat dipakai untuk hijauan makanan ternak. Sorgum manis dapat diproses menjadi gula
atau bahan baku industry alcohol dan industry minyak.
Sorgum ditanam dengan sistem ratun sehingga tanaman dapat dipanen dua sampai tiga
kali untuk sekali tanam saja. Atas pertimbangan aspek agronomi tersebut, sorgum memiliki
potensi besar untuk dikembangkan di daerah rawan kekeringan, mendukung peningkatan
produktifitas lahan kosong, lahan marjinal dan lahan non-produktif lainnya.
Tanaman sorgum dapat beradaptasi pada tanah yang sering tergenang air pada saat
banyak turun hujan apabila sistem perakarannya sudah kuat.
Keunggulan sorgum terletak pada sifat ketahanan terhadap kekeringan, produksi tinggi,
biaya relatif murah serta lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman dibanding
tanaman pangan lain.
Waktu tanam
Waktu Tanam Sorgum dapat ditanam pada sembarang musim tanam asalkan pada saat
tanaman muda tidak tergenang atau kekeringan. Namun begitu waktu tanam yang paling baik
adalah pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau.
Ditanam pada awal musim hujan, penentuan waktu tanam yang tepat agar
memperhitungkan masa masaknya biji, jatuh pada musim kemarau. Hal ini untuk menghindari
kerusakan pada saat pembungaan dan menghindari serangan cendawan.
Pengolahan tanah
Bertujuan untuk menggemburkan tanah, meningkatkan aerasi dan memberantaas gulma.
Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan memakai cangkul, membajak dengan ternak, traktor
atau tanpa olah.
Penanaman
Untuk tanaman monokultur diperlukan benih 10-15 kg/ha.
Jarak tanam untuk monokultur
75 x 40 cm: 4 tanaman/lubang.
75 x 20 cm: 2 tanaman/lubang.
Jarak tanam untuk tumpangsari
Stripcropping (1 baris): 200 x 25cm.
Stripcropping (> 2 baris): 75 x 25 x 400 cm.
Benih ditanam cara tugal sedalam 4-5cm (5-12 biji/lubang).
Pemupukan
Urea, TSP/SP36, dan KCl.
Pemupukan dengan ditugal di samping kiri dan kanan tanaman dengan jarak 7 cm.
Pemupukan dilakukan dua tahap, yaitu 1/3 bagian takaran urea + seluruh TSP dan KCl
diberikan pada umur 7-10 hari dan 2/3 bagian urea diberikan pada umur tanaman 21hari.
Panen
a) Dilakukan setelah biji masak optimal yang ditandai dengan daun menguning, biji pecah
apabila digigit.
b) Sorgum dipanen dengan cara memangkas 10-15 cm di bawah malai. Setelah panen
dikeringkan agar mudah dalam perontokannya.
c) Perontokan dilakukan dengan cara memukul secara terus menerus sampai biji keluar dari
malainya. Dapat digunakan mesin perontok khusus sorgum.
d) Kadar air saat perontokan tidak boleh lebih dari 15%. Pada saat ini tanaman
Penyakit utama :
Tanaman Sorgum termasuk tanaman yang sedikit terserang hama penyakit bila dibandingkan
dengan tanaman lainnya. Walaupun demikian, dalam budidaya tanaman sorgum masih juga
terdapat beberapa hama dan juga patogen yang menyerang tanaman sorgum.
Hama Tanaman Sorgum Dan Pengendaliannya :
a. Lalat bibit (Atherigona exiqua Stein)
Lalat bibit ini menyerang tanaman di bagian pangkal batang tanaman dengan menggerek
dan menyerang tanaman sorgum muda (berumur 3 minggu setelah tanam) sehingga
menyebabkan berlubang kecil tidak teratur dan akhirnya tanaman menjadi layu mati.
Pengendalian lalat bibit dapat dilakukan dengan melakukan pertanaman serempak dan
menaburkan insektisida 10 kg Furadan 3 G per hektar pada saat tanam.
Ulat ini biasanya menyerang tanaman pada malam hari dengan sasaran tanaman sorgum
stadium muda. Serangannya menyebabkan pangkal batang tanaman terpotong tepat diatas
permukaan tanah sehingga bekas serangannya tampak terkulai.
Cara pengendalian dengan menaburkan insektisida Furadan 3 G berdosis 20-30 kg/ha
yang dilakukan bersamaan saat penanaman.
c. Hama bubuk
Disebabkan oleh serangan Sitophilus sp yang menyerang biji sorgum di gudang
penyimpanan. Serangga ini menyerang biji sorgum yang berlubanglubang dan keropos sehingga
tidak layak untuk dikonsumsi.
Pengendalian hama bubuk ini dengan cara menyimpan biji sorgum yang dicampur
dengan serbuk daun putri malu (Mimosa pudica) dengan perbandingan
10 : 1. Hal ini disebabkan karena daun putri malu mengandung protein mimosan yang dapat
merusak dan menghambat pertumbuhan larva hama bubuk.
h. Burung emprit
Hama ini banyak memakan biji sorgum terutama yang berwarna putih dan kebetulan
yang disenangi petani juga berwarna putih. Serangan hama burung sulit dikendalikan dan
kerusakan dapat mencapai 100 %.
Pengendalian dengan pemasangan sungkup kertas pada malai muda hingga panen, namun
biaya cukup tinggi.
Daftar Pustaka
Beti, Y.A., A. Ispandi, dan Sudaryono. 1990. Sorgum. Monografi. Balai Penelitian Tanaman
Pangan, Malang.
Toure, A. dan Weltzien, E. 2004. Guinea sorghum hybrids: Bringing the benefits of hybrid
technology to a staple crop of sub-Saharan Africa. IER-ICRISAT.