Disusun oleh :
Nama
NIM
: 14/366889/PN/13785
Golongan
: C1.2
Asisten
Lonchura leucogastroides
(www.knowledge.irri.org)
- Serangan: hama burung pemakan biji menyerang tanaman padi pada fase
-
generatif.
Tanda dan Gejala: hama ini menyebabkan kerusakan dan kehilangan pada biji
padi, akibatnya bulir padi kosong sehingga gabah tidak bisa dipanen.
Morfologi hama: burung pemakan biji.
Salah satu hama padi yang sangat mengganggu petani adalah burung pemakan
padi. Burung pemakan padi ini banyak jenisnya, antara lain burung pipit atau bondol
jawa (Lonchura leucogastroides), bondol peking (Lonchura punctulata), bondol haji
(Lonchura maja), manyar jambul (Ploceus manyar), manyar emas (Ploceus
hypoxanthus), dan burung gereja erasia (Passer montanus) (Sumariadi, 2013).
- Bioekologi: Biasanya, burung mulai menyerang tanaman padi ketika padi sudah
mulai berisi. Penyerangan ini bisa sangat merugikan petani karena dilakukan
secara berkoloni atau berkelompok dalam jumlah yang besar. Satu kelompok bisa
terdiri dari paling sedikit 5 ekor, dan tiap kelompok mudah bergabung dengan
jenis kelompok lainnya membentuk kelompok yang lebih besar. Akibatnya,
jumlah gabah padi yang dimakan burung-burung ini tidak dapat diabaikan.
(Sumariadi, 2013).
(www.knowledgebank.irri.org)
-
Serangan: hama walang sangit menyerang tanaman padi ketika fase generatif
Tanda dan Gejala: malai kosong, tidak terbentuk bulir, malai tegak, batang dan
tangkai berwarna coklat
menyerang padi pada stadia biji masak susu. Hama ini menyerang sejak tanaman
berbunga hingga stadia masak susu. Serangan awal akan menyebabkan bulir padi
menjadi hampa sedangkan serangan pada stadia masak susu atau setelahnya akan
mengakibatkan pengisian bulir padi tidak penuh dan terjadi grain discoloration.
Kerugian bisa mencapai 40 % akibat serangan hama ini.
- Bioekologi: stadia imago
Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun tanaman
namun yang lebih disukai adalah daun bendera. Telur diletakkan satu per satu
dalam 1-2 baris. Lama stadia telur bergantung pada keadaan suhu. Nimfa yang
baru menetas kemudian mencari bulir padi sebagai makanannya. Pada suhu yang
lebih dingin, lama periode telur dan nimfa semakin panjang. Biasanya walang
sangit dewasa ataupun nimfa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari. Walang
sangit dewasa akan pindah ke rerumputan dan tanaman perdu dan bertahan hidup
disitu sampai ada pertanaman padi yang cocok untuk berkembang biak. Curah
hujan yang berselang-seling menyebabkan populasi hama ini meningkat
(Kartohardjono, et. al., 2009).
3. Tikus (Rattus argentiventer)
(www.batconsultancy.co.uk)
-
Tanda dan Gejala: tanaman padi rusak karena dimakan oleh tikus sehingga batang
patah dan kerugian terjadi di seluruh bagian tanaman
argentiventer Rob & Kloss), kehilangan hasil produksi akibat serangan tikus cukup
besar, karena menyerang tanaman sejak di persemaian hingga menjelang panen. Pada
fase vegetatif populasi tikus umumnya masih relatif rendah, seterusnya akan
meningkat saat tanaman padi berada pada fase generatif. Tikus dapat menyerang padi
pada fase vegetatif dengan menggigit dasar anakan rumpun sampai hancur. Biasanya
dimulai dari bagian tengah petakan kemudian dilanjutkan ke pinggir pematang sawah.
- Biekologi: tikus merupakan hama yang relatif sulit dikendalikan karena memiliki
kemampuan adaptasi, mobilitas, dan kemampuan berkembangbiak yang pesat
serta daya rusak yang tinggi, hal ini menyebabkan hama tikus selalu menjadi
ancaman pada pertanaman padi. Potensi perkembangbiakan tikus sangat
dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas makanan yang tersedia. Tikus bersifat
omnivora atau pemakan segala jenis makanan, akan tetapi dalam hidupnya tikus
membutuhkan makanan yang kaya akan karbohidrat dan protein seperti bulir padi,
kacang tanah, jagung, umbi-umbian, dan biji-bijian. Menurut Sianturi (1990)
dalam Rusdy & Fatmal (2008), mobilitas tikus tergantung kepada natalitas dan
mortalitas. Jika makanan tersedia di lapangan maka satu populasi akan
membentuk beberapa populasi lainnya, bila makanan berkurang maka akan terjadi
mortalitas yang tinggi di lapangan. Populasi yang baru terbentuk akan kembali ke
populasi yang lama dengan 2 macam pergerakan, yaitu: pergerakan harian dalam
mencari makan sehari-hari dengan jarak 100 m dan pergerakan musiman dengan
jarak pergerakan mencapai 500 m (Rusdy & Fatmal, 2008).
4. Sundep
Tanda dan Gejala: padi yang terkena sundep memiliki gejala daun berwarna
kuning, dimana semakin berat serangannya maka warna kuning akan semakin
merata. Selain itu, pucuk batang yang digerek menjadi kering sehingga mudah
dicabut. Ketika dicabut, maka akan terlihat bekas gerekan dan terkadang masih
ditemukan larva hama tersebut.
Morfologi hama: hama yang menyerang memiliki tipe mulut pencucuk penghisap
Bioekologi : stadia yang menyerang adalah stadia larva. Hama tersebut merusak
dengan cara meletakkan telur pada pelepah daun bagian dalam kemudian menetas
dan mulai memakan pelepah daun. Kemudian larva masuk ke dalam batang,
menggerek dan memakan batang bagian dalam sehingga jaringan pembuluh
batang terpotong sehngga memotong jaringan pengangkut hara (Anonim. 2016).
Menurut Baehaki (2013), hama yang menyebabkan sundep bermacam- macam,
diantaranya adalah:
a. Penggerek batang padi kuning, Scirpophaga (Tryporyza) incertulas (Walker),
juga dikenal dengan nama yellow borer of rice atau paddy stem borer atau rice
stem borer.
(www.antsofafrica.org)
b. Penggerek batang padi putih Scirpophaga (Tryporyza) innotata (Walker) juga
dikenal dengan nama white rice borer.
(www.insecta.pro)
c. Penggerek batang padi bergaris Chilo suppressalis juga disebut strip stalk
borer, rice chilo, Asian rice chilo, atau pale headed striped rice.
(www.forestryimages.org)
d. Penggerek batang padi merah jambu Sesamia inferens (Walker) juga disebut
pink borer, tersebar di kawasan oriental arah timur sampai palaertic.
(www.russellipm.com.cn)
(www.forestryimages.org)
-
Tanda dan Gejala: serangan pada daun mengakibatkan daun berlubang dan rusak
tidak beraturan
(www.nabg-nbaii.re.in)
-
Tanda dan Gejala: batang padi yang terserang hama ini akan membengkak.
tumbuh padi, tunas yang diserang akan terbentuk puru sehingga di beberapa daerah
dikenal dengan nama hama bawang atau hama mending. Pada serangan berat,
tanaman padi yang terserang akan menstimulir pembentukan tunas baru dan tunas
yang terserang tidak akan membentuk malai sehingga dapat menyebabkan puso. Di
daerah endemis, padi yang waktu tanamnya lambat akan terserang oleh hama ini.
Tanaman yang dipupuk nitrogen dengan dosis tinggi mendapat serangan ganjur lebih
berat.
- Bioekologi: stadia imago
Telur diletakkan di permukaan daun kemudian dalam 3-4 hari akan menetas
menjadi larva yang menuju titik tumbuh. Pupa yang semula berada di pangkal
tanaman semakin lanjut maka tunas akan terbentuk puru. Imago keluar dari puru,
imago aktif di malam hari. Imago serangga ni berbentuk seperti nyamuk berwarna
merah kecoklatan. Serangga ini menyukai keadaan lembab, selain itu serangan
hama ini rendah ketika tanaman muda dan meingkat ketika tanaman berumur 30
hari (Kartohardjono, et. al., 2009).
(www.natural-japan.net)
-
Tanda dan Gejala: serangan hama ini akan menyebabkan daun berlubang bekas
gigitan belalang.
serai, bambu, dan palem. Tanaman yang diserang daunnya akan terpotong dan tinggal
tulang daunnya.
- Bioekologi: belalang dewasa meletakkan telur di dalam tanah dengan kedalaman 6
cm, setelah umur 17-22 hari telur menetas dan menjadi dewasa. Keberadaan
belalang ini biasanya dalam jumlah kecil yang disebut fase solitaria sehingga tidak
menimbulkan kerusakan. Apabila kelompok-kelompok kecil ini bergabung
menjadi rombongan besar, maka terjadi migrasi besar-besaran dan bergerak sangat
jauh disebut fase gregaria. Pada fase ini terjadi kerusakan berat pada tanaman
pertanian dan menjadi sangat berbahaya jika migrasi ke daerah tanaman pangan
(Kartohardjono, et. al., 2009).
8. Sitophilus oryzae
(www.zipcodezoo.com)
-
berlubang,
susut
bobot
dan
kualitas.
Aktivitas
metabolik
S.oryzae
menghasilkan air, sehingga pada varietas yang rentan yang memiliki populasi
lebih tinggi, kadar airnya juga lebih tinggi. Semakin tinggi kandungan lemak
tinggi, semakin disukai oleh imago S. oryzae (Kamsiati, et. al., 2013).
9. Spodoptera litura
(www.forestryimages.org)
-
Tanda dan Gejala: serangan pada daun mengakibatkan daun berlubang dan rusak
tidak beraturan
(www.daf.qld.gov.au)
-
Serangan: hama yang menyerang kacang hijau pada masa pasca panen atau
penyimpanan
Tanda dan Gejala: Gejala serangan pertama pada kacang hijau tampak bintikbintik putih,setelah itu kacang hijau menjadi berlubang-lubang akibat gerekan
larva dan imago kemudian biji berubah menjadi bubuk atau tepung.
Bioekologi : hama ini menyerang pada stadia larva dan imago. Imago
Callosobruchus chinensis meletakkan telur pada permukaan biji dan setelah 5-6
hari telur menetas. Larva kemudian mulai menggigit biji, masuk ke dalam biji dan
memakan kotiledon. Larva memakan biji hingga berkembang menjadi imago dan
keluar dari biji dalam keadaan biji yang telah rusak (Howe & Currie, 1964).
(www.nbair.res.in)
-
Tanda dan Gejala: serangan hama Sesamia inferens pada jagung hampir sama
dengan serangan pada padi. Larva Sesamia inferens mauk ke dalam batang dan
menggerek batang sehingga batang berlubang
(www.alamy.com)
-
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Penjelasan Sundep Hama Tanaman Padi. https://hkti.org/penjelasan-sundephama-tanama-padi.html. Diakses pada 25 September 2016.
Baehaki. 2013. Hama penggerek batang padi dan teknologi pengendaliannya. Iptek Tanaman
Pangan. 8 (1) : 1-14.
Embriani. 2014. Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) sebagai Hama. Balai Besar
Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan, Surabaya.
Howe R.W., dan