BERINTERAKSI
DENGAN TANAMAN PADI SAWAH DAN PADI GOGO
A. Serangga hama
A. Serangga Hama
1. Kepinding tanah atau Rice Black Bug adalah salah satu
hama penting di dalam budidaya padi gogo dan padi sawah.
Hama ini menyerang pada fase vegetatif dan generatif
Sumber gambar : unsurtani.com
8. Oxyza spp. atau dikenal dengan sebutan belalang padi (rice grasshopper)
atau belalang berantena pendek tergolong dalam Ordo Orthoptera, Famili
Aricididae, Subfamili Oxynae.
11. Hama lundi (Phillophaga helleri) dikenal dengan hama uret yang
merupakan salah satu hama penting pada pertanaman padi gogo.
B. Hama predator
7. Reduviidae sp.
Family reduviiae merupakan family penting sebagai musuh alami yang berperan
sebagai predator dalam mengendalikan serangga hama. Sebagian besar dari family
tersebut bersifat predator, salah satunya dikenal sebagai kepik pembunuh atau
penghisap cairan tubuh karena hidupnya menghisap cairan tubuh mangsanya
3. Populasi Serangga Hama dan Predator Pada Tanaman Padi Sawah
yang paling banyak (Mendominasi)
Grafik perkembangan musuh alami serangga hama
pada tanaman padi sawah fase vegetatif dapat dilihat
pada Gambar . Gambar tersebut memperlihatkan bahwa
kumbang C. sexmaculatus memiliki rata-rata populasi
tertinggi yaitu 22.53 ekor, kemudian di ikuti oleh
Agriocnemis sp. dengan rata-rata populasi 9.47 ekor.
Selain kedua musuh alami tersebut juga dijumpai
Peningkatan populasi pada setiap pengamatan seperti yang terlihat pada Gambar
disebabkan karena, jumlah mangsa yang tersedia melimpah sehingga
perkembangan musuh alami pun terus bertambah.
a
4. Populasi Serangga Hama dan Predator Pada Tanaman Padi Gogo yang paling
banyak (Mendominasi)
Serangga Hama
Serangga predator
1. Hama Kepinding Tanah
1. Hama kumbang
2. Hama wereng coklat
2. Hama laba-laba
3. Hama putih palsu
3. Belalang sembah
4. Oxya spp
4. Reduviidae sp
5. Stadia Hama yang Menyerang dan Cara Pendaliannya
a
1. Scirpophaga (Tryporyza) innotata (Walker) (Lepidoptera: Pyralidae) (Penggerek Batang
Putih)
Hama ini adalah penggerek batang padi putih. Serangan luar biasa penggerek batang padi
putih terjadi pada lahan irigasi. Pengendalian awal serangan hama penggerek dapat dilakukan
dengan cara pengeringan lahan setelah panen dan jerami yang ditumpuk pada waktu panen segera
disebar supaya kering. Di banyak daerah, tumpukan jerami hasil panen dibakar yang dapat dengan
cepat menghilangkan larva yang ber-diapause, tetapi hara tanaman tidak dapat dikembalikan ke
tanah, kecuali abu jerami yang mengandung kalium dan kalsium. Hama penggerek dewasa terbang
pada malam hari, fototropik positif, dan tenaganya kuat untuk terbang. Penggerek padi bergaris
mulai keluar pada pukul 15.00- 23.00 dan mencapai puncaknya pada pukul 19.00-20.00, kemudian
aktif lagi menjelang fajar.
2. Nephotettix sp. (Homoptera: Jassidae) (Wereng Hijau)
Wereng hijau menyerang padi secara langsung dengan
cara mengisap cairan tanaman dan secara tidak langsung
berperan sebagai penular (vector) virus tungro. Berbagai
usaha pengendalian telah dilakukan, diantaranya dengan
penanaman varietas tahan, penggunaan insektisida
(antifidan), penerapan pengendalian secara biologi
dengan pemanfaatan musuh alami serta penerapan
kulturteknis dengan sistem tanam jajar legowo.
3. Hama Kepinding Tanah Scotinophara coarctata (Hemiptera:
Pentatomidae)
Siklus perkembangan kepinding tanah merupakan tipe metamorfosis
bertahap (paurometabola), yakni terdiri dari tiga stadia pertumbuhan yaitu
stadia telur, nimfa, dan imago. Siklus hidup kepindik tanah sekitar 32-35
hari. Imago tertarik cahaya dan dapat melakukan aktivitas terbang pada
malam hari. Siklus hidupnya adalah 28-35 hari. Mekanisme kerusakan
adalah menghisap cairan tanaman. Cara pengendalian Kepinding tanah
dewasa sangat tertarik kepada lampu perangkap; karena itu kepinding
tanah yang terperangkap perlu dibakar dan dibunuh.
4. Lalat Bibit
Larva menyerang titik tumbuh tanaman padi yang baru tumbuh(bibit)
sehingga tanama akan mati. Hama ini menyerang tanaman hanya pada
musim hujan. Adapun cara pengendalian yang dapat dilakukan adalah : A.
Secara kultur teknis
B. Pengendalian secara fisik/mekanis
C. Pengendalian secara biologi
5. Walang sangit Leptocorisa acuta (Hemiptera : Alydidae)
Pengendaliannya dapat dilakukan antara lain dengan cara pengaturan
pola tanam yaitu dengan cara menanam secara serentak pada satu
hamparan, melakukan sanitasi atau pembersihan tanaman inang disekitar
tanaman padi, mengendalikan gulma baik yang ada di sawah maupun
yang ada disekitar pertanaman, menggunakan insectisida berbahan aktif
BPMC, fipronil, propoksur.
6. Wereng coklat Nilaparvata lugens (homoptera: Delpecidae)
Pengendaliannya dapat dilakukan antara lain dengan cara pengaturan
pola tanam yaitu :
1. Pengendalian secara kultural dan penanaman varietas yang tahan
wereng coklat sangat dianjurkan.
2. Pemberian pupuk K untuk mengurangi kerusakan.
3. Pemberian insektisida (bila diperlukan)
7. Putih Palsu (Cnaphalocrocis medinalis)
Tanaman yang terserang oleh hama putih palsu biasanya tanaman yang
masih muda, yaitu tanaman yang baru dipindah ke sawah sampai pada umur
75 hari setelah tanam. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk
pengendaliannya adalah pemberian insektisida. Insektisida yang cukup
efektif untuk mengendalikan harna putih palsu adalah insektisida dari BPMC
(Kiltop 50EC) lnsektisida mikroba yaitu Bacillus thuriugiensis juga cukup
efektif dalam mengendalikan hama tersebut, dan disarnping itu pula kedua
jenis insektisida tersebut dapat dipergunakan secara bersama karena
keduanya berpengaruh terhadap kernatian larva harna putih palsu.
8. Wereng hijau Nephotettix virescent (Homoptera :Cicadellidae)
Gejalanya Daun padi yang terserang virus tungro mulamula berwarna
kuning oranye dimulai dari ujung-ujung, kemudian lama-kelamaan
berkembang ke bagian bawah dan tampak bintik-bintik karat berwarna
hitam. Pengendalian wereng hijau dapat dilakukan dengan menanam
varietas tahan, membersihkan sumber inokulum tungro seperti
singgang dan rumput teki, tanam serempak, sawah tidak kering atau
dalam kondisi macak-macak, dan dilakukan aplikasi pestisida dengan
insektisida yang berbahan aktif imidakloprid, BPMC atau tiametoxam.
9. Penggerek batang Scirpophaga innotata (Lepidoptera: Pyralidae)
Stadia tanaman yang rentan terhadap serangan penggerek adalah dari
pembibitan sampai pembentukan malai. Gejala kerusakan yang
ditimbulkannya mengakibatkan anakan mati yang disebut sundep pada
tanaman stadia vegetatif dan beluk (malai hampa) pada tanaman stadia
generatif Siklus hidupnya 40-70 hari tergantung pada spesiesnya. Aplikasi
insektisida dilakukan bila keadaan serangan melebihi ambang ekonomi atau
jika populasi ngengat meningkat pada saat tanaman fase generatif. Gunakan
insektisida yang berbahan aktif: - karbofuran, - bensultap, - bisultap, -
karbosulfan, - dimehipo, - amitraz, atau - fipronil.
10. Belalang Hijau
Hama belalang merusak padi dengan memakan bagian daun dan
kemunculannya biasanya terjadi secara terus menerus dari awal ditanam
hingga panen. Pengendalian hama belalang hijau bisa menggunakan bahan
bahan alami seperti akar tuba dan daun mimba sebagai pestisida organik.
Kedua bahan alami ini dipercaya dapat menghambat nafsu
makan/antifedant, repellent, attractan, menghambat perkembangan serangga,
menurunkan keperidian hingga berpengaruh langsung sebagai racun.
11. Kepik hijau Nezara viridula (hemiptera: pentatomidae)
Jenis hama ini menyerang batang dan buah tanaman padi dengan cara
menghisap cairan pada batang dan buah padi tersebut,sehingga tanaman
menjadi kekuningan, kerdil dan memiliki kualitas padi yang rendah.
Pengendalian: Pola tanam padi serempak mengunakan jenis padi tahan hama
seperti; IR 36 dan IR 64, peningkatan kebersihan areal
sawah,mengumpulkan dan memusnahkan telur dari hama walang sangit
tersebut,melepas musuh alami hama seperti; jangkrik. Pengunaan Insektisida
dengan merek dagang insektisida Curacron 250 ULV, Dimilin 25 WP, Larvin
75 WP.
12. Hama uret atau Lundi
Stadia yang berpotensi merusak adalah pada larvanya. Hama ini
membutuhkan kelembaban tanah yang tinggi untuk bisa hidup. Larva yang
baru menetas akan memakan bahan organic dalam tanah dan menyukai akar
serabut. Tanaman yang terserang akan menjadi kerdil dan layu. Adapun cara
yang dapat dilakukan untuk pengendaliannya adalah : Rrotasi tanaman
dengan tanaman bukan inang untuk memutus siklus uret, Tanam serempak,
Sanitasi lahan, mengumpulkan uret pada saat pengolahan tanah kemudian
membakarnya, Menangkap imago dengan memasang lampu perangkap
berpenampung air sabun pada saat terjadi penerbangan kumbang
MENGHITUNG KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA
Menggunakan Indeks
Keanekaragaman Shannon-Weiner (H’)
H’ = - Ʃ pi lnpi
pi =
Keterangan:
- H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon-Weiner
- pi = Jumlah masing-masing spesies
- N = Jumlah total keseluruhan spesies
Indeks Keanekaragaman Serangga
Predator Padi Sawah
Serangga merupakan salah satu bagian dari keragaman hayati. Serangga hama adalah organisme
yang menimbulkan kerusakan pada tanaman dan menurunkan kualitas maupun kuantitasnya sehingga
menimbulkan kerugian ekonomi bagi manusia Jenis serangga hama yang ditemukan pada tanaman
padi sawah bervariasi dari setiap jenis dan waktu pengamatan. Di atas dapat dilihat Wereng hijau
(Nephotettix sp.) menunjukkan populasi tertinggi dengan rata-rata populasi 11,87 ekor. Dapat menjadi
hama penting dan menyulitkan apabila suatu daerah terdapat atau tersedia virus tungro yang mana
diketahui bahwa hama Nephotettix sp. merupakan vektor dari virus tungro.
Wereng hijau (Nephotettix sp.) merupakan hama yang mengakibatkan kerusakan
signifikan pada pertanaman padi sawah. Hama tersebut sangat sulit dikendalikan, mengingat
kemampuannya bermutasi sedemikian cepat dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan,
khususnya tanaman padi sebagai sasarannya (Anomin, 2009). Hama ini memiliki jumlah
rata-rata populasi tertinggi dibanding dengan jenis yang lain yaitu 11,87 ekor. Rata-rata
jumlah populasi kedua terbanyak yaitu 9,33 ekor.
THANK
YOU