Anda di halaman 1dari 12

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Dasar-Dasar

Perlindungan Tanaman
Dosen Pengasuh: : Ir.Sulhaswardi,MP

NAMA : Ismi Rosmitha Sujud


NPM : 194110264
KELAS : IV-D AGROTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2021
1. “HAMA-HAMA PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)
DI KELURAHAN MAKALONSOW KECAMATAN TONDANO
TIMUR KABUPATEN MINAHASA”.
Hasil identifikasi sampel yang diperoleh pada areal partanaman padi
sawah di Kelurahan Makalonsow Kecamatan Tondano Timur Kabupaten
Minahasa menunjukkan bahwa selain jenis-jenis hama, ditemukan juga
musuh-musuh alami hama. Deskripsi hama-hama yang ditemukan pada
tanaman padi sawah di Desa Makalonsow Kecamatan Tondano Timur
adalah sebagai berikut :
1. Scirpophaga innotata Walker (Pyralidae)Imago berbentuk ngengt,
berwarna putih, panjang tubuh 12,5 – 14 mm. Serangan hama ini dapat
menyebabkan gejala sundep pada tanaman padi sawah yaitu larva
menyerang pangkal daun muda kemudian menjadi layu dan mengering.
Jika menyerang batang maka menyebabkan gejalah beluk yaitu larva
menyerang batang pada waktu awal pembungaan sehingga menyebabkan
bulir menjadi hampa dan tangkai bulir padi dapat dicabut dengan muda.
2. Chilo suppressalis Walker (Lepidoptera: Pyralidae)
Imago berwarna seperti jerami, coklat mudah dan memiliki sisik
berwarna perak. Panjang tubuh 4,5 - 5,5 mm. Larva menyerang daun,
pelepah dan batang. Serangan pada daun dan pelepah menyebabkan
adanya bercak coklat daun dan pelepah, dan lama kelamaan menjadi
kering. Seranganan pada batang menyebabkan batang berlubang dan
mudah patah dan bulirnya tidak berisi atau hampa.
3. Nymphula depunctalis Guenee (Lepidoptera: 5.Nephotettix virescens Distant
Pyralidae)Imago berwarna putih krem, dengan 2 (Homoptera; Cicadellidae)
buah titik hitam dan bercak berwarna kecoklatan.
Imago berwarna hijau dengan ujung sayap
Ukuran tubuh 5,5 – 7 mm dan rentang sayap 14 –
16 mm.Serangan terjadi sejak di pesemaian berwarna hitam kecoklatan. Panjang tubuh
sampai terbentuknya anakan maksimun. 2,5 – 3 mm. Hama ini merupakan hama
Larvamemakan jaringan mesofil daun dari sekunder dan dapat menularkan virus
permukaan bawah daun dan menyisahkan bagian tungro dan virus kerdil rumput.
epidermis pada bagian daun yang diserang dan
tampak garisgaris memanjang berwarna
keputihan, dan itu sebabnya hama ini disebut
hama putih.
4. Sesamia inferens Walker (Lepidoptera;
Noctuidae)Imago berwarna ungu, pada sayap
depanberwarna coklat keunguan, terdapat strep 6. Nilaparvata lugen Stal. (Homoptera:
berwarna kehitaman, memanjang kebelakang. Delphacidae).
Sayap belakang berwarna putih. Ukuran tubuh
berkisar 5 - 6 mm. Serangan hampir sama dengan Imago berwarna coklat sampai coklat
serangan kekuningan. Panjang tubuh 3 - 4
Chilo suppressalis. Larva menyerang mm.Nimfa dan imago menyerang tanaman
daun,pelepah padi sawah dan menularkan virus kerdil
dan batang. Serangan pada daun dan pelepah rumput dan jenis virus lainnya. Serangan
menyebabkan adanya bercak coklat daun dan berat dapat menyebabkan gejalah
pelepah, dan lama kelamaan menjadi kering. Hopperburn atau terbakar pada areal
Serangan pada batang menyebabkan batang pertanaman padi sawah dan menyebabkan
berlubang dan mudah patah.
puso atau gagal total.
7. Leptocorisa oratorius Fab. (Hemiptera: 9.Sitophilus oryzae (Coleoptera:
Curculionidae)
Alydidae
Tubuh imago berbentuk memanjang atau lonjong, Imago berwarna hitam sampaicoklatan dan
berwarna ada yang hijau dan coklat, atau hijau memiliki alat mulut berupa moncong/rostrum.
kecoklatan. Panjang tubuh 13 -15,5 mm Nimfa dan Sayap depan/elytra memiliki empat buah spot
imago menyerang bulir padi yang masih muda berbentuk bulat telur (lonjong) berwarna coklat
menyebabkan bulir padi menjadi hampa. Bulir padi kemerahan pada elytra dan kaki berwarna
yang terserang biasanya berdiri tegak karena bulirnya
tidak berisi atau hampa.
coklat kemerahan. Di Indonesia dikenal dengan
nama beras atau kumbang beras, di Sulawesi
Utara disebut logong dan di Minahasa disebut
Serangga ini merupakan hama pascapenting
pada beras.

8. Pareaucosmetus sp (Hemiptera: Lygaeidae)


Hama Pareucosmetus sp. yang dewasa berwarna
hitam dan berbentuk memanjang dengan tubuh yang 10. Pomacea canaliculata Lamarck
agak keras. Ukuran tubuh 8-12 mm Hama ini
menyerang tanaman padi sawah dengan menghisap (Mesogastropoda: Pilidae). P. canculata
cairan pada bulir padi baik yang masih muda maupun merupakan herbivor polifag dan bersifat rakus,
yang sudah hampir matang. Akibat dari serangan menyerang tanaman padi yang berusia muda
hama ini, menyebabkan bulir padi menjadi hampa yaitu sejak dari pesemaian hingga umur satu
atau kosong. Gejala serangan hama Pareucosmetus sp bulan setelah tanam. Gejala serangan ditandai
mirip dengan gejala sranggan Leptocorixa acutayaitu
dengan adanya bagian-bagian daun yang hilang
adanya bulirpadi hampa dan bintik-bintik coklat
sampai pada bulir-bulir yang sudah tua. pada anakan dan sebagian tercecar rumpun.
11. Passer spp. (Passeriformes: Passeridae).
Penelitian menggunakan metode
Warna tubuh coklat kekuningan dan kepala observasional deskriptif yaitu mengambil
berwarna coklat atau coklat kekuningan, sampel jenis-jenis hama pada areal
tubuh bagian dada dan sayapkeputihan.
pertanaman padi sawah dengan cara
Ukuran tubuh bervariari yaitu cm.Serangan
penyapuan dengan net serangga dan
hama burung terjadi secara vegetatif yaitu
pada saat bulir padi sudah hampir mengamati langsung pada petakan sawah
matang/masak sanpai siap panen, bahkan dan rumpun tanaman padi sawah. Hama-
sampai pasca panen. hama yang ditemukan diidentifikasi
menggunakan kunci identifikasi, koleksi
yang ada di laboratorium hama tumbuhan
serta referensireferensi pendukung lainnya.
Jenis-jenis hama yang sudah teridentifikasi
dibuat deskripsi sesuai dengan karakter
morfologi dari setiap jenis hama .Selain
hama, ditemukan juga organisme lain
12..Rattus argentiventer Robinson and Kloss
yang berperang sebagai musuh alami
yaitubelalang sembah (Mantis sp.),
(Rodentia; Muridae).
capung (Sympetrum flaveolum),
Hama tikus warnanya bervariasi dari coklat
kumbang Coccinelid (Coccinella
sampai caklat keabu-abuan. dari 20 – 35 cm.
septempunctata), dan laba-laba
pemburu (Pardosa sp).
2.” DiagnosaPenyakitAkibat Jamur pada Tanaman Padi (Oryza
sativa)di Sawah PendudukKecamatan Sungai Kakap,Kabupaten Kubu
Raya, Kalimantan Barat”.
Petani padi di Kecamatan Sungai Kakap KabupatenKubu Raya setiap tahunnya mengalami
kerugian akibat tanaman padi yang terserang berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang biasanya
menyerang tanaman padi di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya yaitu penyakit yang
disebabkan oleh jamur. Yunasfi (2002) menyatakan bahwa penyakit yang dapat menyerang tanaman padi
antara lain penyakit hawar pelepah, penyakit blas, bercak daun Cercospora, dan bercak daun
coklat.Kerugian yang dialami para petani padi khususnya di bidang ekonomi karena penyakit yang
menyerang tanaman padi yang masih muda, sehingga tanaman padi tidak dapat diproduksi secara
maksimal. Diagnosa penyakit disebabkan oleh jamur dilakukan dengan cara memotong beberapa
helai daun padi yang terserang penyakit dan telah ditumbuhi miselium jamur, kemudian
dimasukkan ke dalam wadah dan diberi akuades secukupnya, lalu diaduk beberapa saat agar
miselium jamur dapat tercampur dengan air. Setelah itu akuades dan miselium yang telah
tercampur diambil dan diteteskan di atas gelas objek, kemudian ditutup dengan menggunakan
penutup gelas objek dan diamati di bawah mikroskop. Identifikasi jamur mengacu padaberbagai buku
referensi tentang jamur.
Karakteristik Jamur Penyebab Penyakit pada Daun Tanaman Padi
1.Fusariumsp.

Jamur ini merupakan patogen utama yang sering ditemukan pada tanaman padi serta menginfeksi
bagian akar, batang, pelepah, daun, dan buah (Semangun, 1996).Berdasarkan hasil pengamatan
secara mikroskopis dapat dilihat bahwa makrokonidia memiliki sekat mulai dari satu sekat hingga
lima sekat, berbentuk seperti bulan sabit dantidak berwarna (Gambar 1). Menurut Juanda (2007),
jamur anggota spesies Fusariumsp. memiliki konidia yang tidak berwarna, dengan dinding yang
tebal, dan letaknya pada ujung atau di tengah hifa. Makrokonidia melengkung panjang dengan
ujung mengecil dan mempunyai sekat antara 1-10 atau lebih, sedangkan mikrokonidia berbentuk
pendek dan tidak bersekat atau bersekat satu.Gambar 1. Makrokonidia Fusariumsp.Vauzia dkk. (2011)
menyatakan bahwa jamur anggota spesies Fusariumsp. yang terdapat di dalam tanah akan meyerang
bagian akar tanaman (rizosfer),selanjutnya akan merambat ke bagian atas seperti batang, daun, bunga, dan
buah. Jamur inidapat bertahan secara alami di dalam tanah dan akar-akar tanaman. Jamur ini juga
dapat menginfeksi akar yang luka. Perkembangan klamidospora dirangsang oleh keadaan akar yang
lemah, serta akar yang luka akan menghasilkan asam amino dan glutamin yang dapat mendorong
pertumbuhan spora. Daun tanaman akan menjadi layu setelah terinfeksi antara 2-3 minggu
setelah.2.Helminthosporiumsp. Vauzia dkk. (2011) menyatakan bahwa jamur anggota spesies
Fusariumsp. yang terdapat di dalam tanah akan meyerang bagian akar tanaman (rizosfer),selanjutnya
akan merambat ke bagian atas seperti batang, daun, bunga, dan bua
2. Helminthosporium sp.
spora anggota spesies Helminthosporium sp. Mudah menyebar melalui udara. Sporulasi jamur ini terjadi
dipermukaan tanaman yang terinfeksi kemudian spora lepas terbawa angin sampai ke permukaan tanaman
yang lain, spora akan melakukan penetrasi awal, kemudian membentuk bercak dan berkembang. Satu
bercak dapat menghasilkan 100-300 spora, sehingga menyebabkan penyakit hawar dan ini sangat
berpotensi berkembang dengan cepat pada area sawah. Jamur ini dalam bentuk miselum dorman mampu
bertahan selama satu tahun pada sisa tanaman yang telah mati, sehingga dapat menyerang secara sporadik
yang serius terutama pada tanaman yang bervarietas rentan.

3. Rhizoctonia sp., Berdasarkan hasil pengamatan di bawah mikroskop terlihat jamur anggota spesies
Rhizoctonia sp. memiliki lebih dari satu konidia dengan bentuk yang tidak teratur tanpa sekat.

4. Cercospora oryzae
Berdasarkan hasil pengamatan secara mikroskopis terlihat bahwa hifa dari jamur Cercospora oryzae
bercabang dan tidak lurus, bersekat, berwarna agak gelap dan konidi bentuknya panjang. Hal ini sesuai
dengan pendapat Streets (1972) bahwa jamur Cercospora oryzae mempunyai konidiofor berwarna lebih
gelap dan konidia dihasilkan berurutan pada sel ujung yang mengalami pertumbuhan baru.
Berdasarkan diagnosa awal yang telah dilakukan, penyakit yang menyerang tanaman padi di sawah
penduduk Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat
diduga merupakan penyakit layu daun yang disebabkan oleh jamur Fusarium sp., penyakit
hawar daun yang disebabkan oleh jamur Helminthosporium sp., penyakit hawar pelepah
daun yang disebabkan oleh jamur Rizochtonia sp., dan penyakit bercak daun coklat sempit
yang disebabkan oleh jamur Cercospora oryzae.
3. “IDENTIFIKASI GULMA TANAMAN PADI (Oryza sativa L. var. Ciherang)
SUMATARA SELATAN”.
Gulma merupakan tumbuhan yang kehadirannya tidak dikehendaki oleh manusia. Keberadaan
gulma menyebabkan terjadinya persaingan antara tanaman utama dengan gulma. Gulma yang
tumbuh menyertai tanaman budidaya dapat menurunkan hasil baik kualitas maupun kuantitasnya
(Widaryanto, 2010). Gulma mempunyai kemampuan bersaing yang kuat dalam memperebutkan
CO2, air, cahaya matahari dan nutrisi. Pertumbuhan gulma dapat memperlambat pertumbuhan
tanaman (Singh, 2005). Beberapa penelitian terkait gulma adalah Brown dan Brooks (2002) yang
menyatakan bahwa gulma menyerap hara dan air lebih cepat dibanding tanaman pokok. Gulma
berpengaruh langsung pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Persaingan antara gulma dan
tanaman dalam mengambil unsur hara dan air dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk
proses fotosintesis, menimbulkan kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas.
Hasil penelitian ditemukan gulma sebnyak 6 famili yang terdiri dari 15 spesies. Gulma dapat
digolongkan berdasarkan sifat morfolonginya, yaitu gulmaberdaun sempit (grasses), gulma
teki-tekian (sedges), gulma berdaun lebar (broad leaves) dan gulma pakis-pakisan (ferns)
(Barus, 2003). Jumlah ini tergolong banyak jika dibandingkan dengan beberapa penelitian
lainnya seperti 13 spesies gulma pada tanaman padi di Kecamatan Pauh, Kota Padang
(Miranda, 2011), spesies gulma ditemukan di lahan sawah padi di Kecamatan Baleendah,
Bandung (Antalina, 2012). Perbedaan ini dikarenakan teknik pemeliharan dan varietas padi
yang berbeda. Pada penelitian ini diketahui bahwa gulma yang paling banyak ditemukan pada
lahan persawahan Kecamatan Rimau Kabupaten Banyuasin adalah famili Poaceae yang
terdiri dari 5 spesies. Sedangkan golongan gulma yang paling sedikit ditemukan adalah famili
Onagraceae hanya satu jenis.
Golongan gulma teki (sedges) terdapat pada famili Cyperaceae yang terdiridari
Cyperus roduntus L., Cyperus compressus, Eleocharis palustris L., Frimbristylis miliacea
L. Vahl. (Caton, 2011). Ciri morfologi daun pada gulma golongan tekimenyerupai
golongan gulma berdaun sempit, namun memiliki ciri batang yang khas yaitu mendong
(hanya terdiri dari satu ruas yang panjang) dan juga berbentuksegitiga (Barus, 2003).
Gulma teki mempunyai senyawa allelopati menyebabkan tanaman budidaya sulit
tumbuh (Siregar, dkk., 2017). Golongan gulma berdaun lebar, terdapat pada famili
Asteraceae, Capparideceae, Euphorbiaceae, Onagraceae yang terdiri dari beberapa
spesies, yaituAgeratum conyzoides L., Crassocephalum crepidioides, Cleome
rutidisprema DC., Phylanthus naruri L., Ludwigia octovalvis (Jacq.) Raven. (Caton,
2011). Ciri khas padagolongan ini terletak pada ukuran daun yang melebar dan tanaman
tumbuh tegakatau menjalar (Barus, 2003).Berdasarkan hasil identifikasi gulma,
didapatkan 15 spesies yang tergolong kedalam 6 famili. Famili Poaceae paling banyak
ditemukan sebagai gulma tanaman padi di Kecamatan Rimau, Sumatera Selatan.
Untuk menagani hama penyakit dan gulma pada tanaman padi, maka perlu
dilakukan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah suatu konsepsi atau cara berpikir
mengenai pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dengan pendekatan
ekologi yang bersifat multidisiplin untuk mengelola populasi hama dan penyakit dengan
memanfaatkan beragam taktik pengendalian yang kompatibel dalam suatu kesatuan
koordinasi pengelolaan. Karena PHT merupakan suatu sistem pengendalian yang
menggunakan pendekatan ekologi, maka pemahaman tentang biologi dan ekologi hama
dan penyakit menjadi sangat penting
Demikianlah Pemaparan atau kesimpulan yang dapat saya berikan terkait
jurnal Hama, Penyakit dan Gulma Pada tanaman Padi, semoga berkenan Atas
Perhatiannya saya ucapkan terima Kasih Banyak…

Anda mungkin juga menyukai