Anda di halaman 1dari 43

HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN KACANG-

KACANGAN (KACANG TANAH KACANG KEDELAI DAN


KACANG HIJAU) SERTA CARA PENGENDALIAN-NYA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas mata kuliah : PHPG
Dosen Pengampu : Dr.Ir.Saripah Ulpah.,M.Sc.

NAMA : ELISABET (194110251)


Dwi Imam Prayoga (194110296)
Rubiah Sagita (194110294)
Hendi Wahyudi (194110288)
KELAS : V-E AGROTEKNOLOGI
KELOMPOK : IV (EMPAT)
TABLE OF CONTENTS
IDENTIFIKASI HAMA
IDENTIFIKASI HAMA

01 DAN PENYAKIT PADA


TANAMAN KACANG
TANAH (Arachis
02 DAN PENYAKIT PADA
TANAMAN KACANG
KEDELAI
hypogaea L.)

PENGENDALIAN
TERPADU TERHADAP

03 IDENTIFIKASI HAMA
DAN PENYAKIT PADA
TANAMAN KACANG
04 HAMA DAN
PENYAKIT PADA
TANAMANA KACANG
HIJAU TANAH, KACANG
KEDELAI DAN
KACANG HIJAU
Identifikasi Hama dan Penyakit pada Tanaman Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.)

Kacang tanah (Arachis hypogaeaL.) merupakan tanaman pangan berupa semak


yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama
kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika
penanaman berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang Tanah ini
pertama kali masuk ke seluruh Indonesia termasuk pulau Sulawesi pada awal abad ke-
17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis. (Purnomo dan Purnawati, 2007).

Menurut Simpson (2006), kedudukan kacang tanah ( Arachis hypogaea L.) dalam
sistematika tumbuhan adalah sebagai berikut:
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae
Genus : Arachis
Species : Arachis hypogaea. L
HAMA UTAMA PADA TANAMAN KACANG TANAH

 Hama Pengisap Daun

1. Kutu daun (Aphis craccivora Koch)

Bioekologi:

Tubuh Aphis craccivora berukuran kecil, lunak, dan berwarna hitam. Sebagian besar jenis
serangga ini tidak bersayap, tetapi bila populasi meningkat, sebagian serangga dewasanya
membentuk sayap bening. Aphis dewasa yang bersayap ini kemudian pindah ke tanaman lain
untuk membentuk koloni baru. Serangga ini menyukai bagian-bagian muda dari tanaman
inangnya. Panjang tubuh Aphis dewasa berkisar 1–1,6 mm. Serangan pada pucuk tanaman
muda menyebabkan pertumbuhan tanaman kerdil. Hama ini juga bertindak sebagai vektor
(serangga penular) berbagai penyakit virus kacang-kacangan . Hama ini menyerang tanaman
kacang tanah muda sampai tua. Cuaca panas pada musim kemarau sering menyebabkan
populasi hama kutu daun ini tinggi. Sampai saat ini, kutu daun ini hanya diketahui menyerang
tanaman kacang tanah.
2. Tungau Merah (Tetranychus Urticae Koch)

DAERAH PENYEBARAN TUNGAU MERAH

Tungau merah berasal dari Eropa dan Asia, saat ini menyebar ke sebagian besar negara di dunia
meliputi sebagian besar negara di Eropa, Asia, Afrika, Australia, Pasifik dan Kepulauan Karibia, Amerika
Utara, Tengah dan Selat. Tungau merah bergerak dengan cara merayap,penyebaran jarak jauh dibantu oleh
angin dan aktifitas manusia. Tungau merah memiliki mekanisme penyebaran yang kompleks, yang
mempengaruhi struktur populasi dan keragamannya menjadi kompleks (Sun et al. 2012).

BIOLOGI TUNGAU MERAH:

Tungau merah yang merupakan famili Tetranychidae terdiri dari dua spesies yaitu Tetranychus urticae dan
Tetranychus cinnabarius (= telarius, bimaculatus) (Klashoven 1981). Tubuh tungau berwarna merah dengan tungkai
putih. Panjang tubuhnya sekitar 0,5 mm. Perkembangan dari telur hingga menjadi tungau dewasa berlangsung
selama lebih kurang 15 hari. Telur diletakkan di permukaan bawah daun kacang tanah. Warna telur kuning pucat
dan berbentuk bulat dengan ukuran 0,15 mm. Pada musim kering, perkembang biakkan populasi tungau sangat
cepat. Tungau menyerang tanaman dengan mengisap cairan daun sehingga daun berwarna kekuning-kuningan.
Pada daun yang terserang akan dijumpai jaringan benang halus yang digunakan oleh tungau dewasa untuk
berpindah ke daun lain yang masih segar dengan cara bergantung pada benang.
3. Wereng (Empoasca spp)
Hemiptera : Cicadellidae

Bioekologi:
Hama ini juga dikenal dengan nama sikada, menyerang kacang tanah pada musim kemarau,
kehilangan hasil dapat mencapai 40%. Sikada pada kacang tanah berwarna hijau kekuningan,
berukuran 3 mm, serangga jantan lebih kecil daripada serangga betina. Telur diletakkan di dalam
jaringan daun, dekat tulang daun di permukaan bawah. Bentuk telur seperti buah alpukat. Seekor
sikada betina dapat meletakkan 40 butir telur, telur menetas dalam 7–10 hari. Lama periode nimfa
7–14 hari. Nimfa dan serangga dewasa mengisap cairan daun muda dari permukaan bawah daun.
Kerusakan pada daun muda, urat daun menjadi putih. Serangan pada tanaman muda menjadikan
tanaman layu. Pada tanaman yang lebih tua, ujung daun muda yang terserang berwarna kuning
membentuk huruf V. Kacang tanah yang terserang sikada tampak lebih kuning dari pada tanaman
sehat.
 Hama Pemakan Daun

1. Ulat Grayak Spodoptera litura Fabricius


Lepidoptera : Noctuidae

Bioekologi:
Serangga dewasa berupa ngengat abu-abu, meletakkan telur pada daun secara berkelompok.
Ukuran tubuh ngengat betina 1,4 cm, sedangkan ngengat jantan 1,7 cm. Setiap kelompok telur terdiri
dari 30–700 butir yang ditutupi oleh bulu-bulu berwarna merah kecoklatan. Telur akan menetas
setelah 3 hari. Ulat yang baru keluar dari telur berkelompok di permukaan daun dan makan epidermis
daun. Setelah beberapa hari, ulat mulai hidup berpencar. Ulat grayak aktif makan pada malam hari,
meninggalkan epidermis atas dan tulang daun sehingga daun yang terserang dari jauh terlihat
berwarna putih. Panjang tubuh ulat yang telah tumbuh penuh 50 mm. Kepompong terbentuk di dalam
tanah. Setelah 9–10 hari, kepompong akan berubah menjadi ngengat dewasa. Selain memakan daun,
ulat dewasa memakan polong muda dan tulang daun muda, sedang pada daun yang tua, tulang-
tulangnya akan tersisa.
2. Ulat Penggulung Daun Omiodes (=Lamprosema, Hedylepta) indicata Fabricius
Lepidoptera : Pyralidae

Bioekologi:
Ngengat betina berukuran kecil, berwarna coklat kekuningan dengan lebar rentangan sayap 20 mm.
Ngengat betina meletakkan telur secara berkelompok pada daun-daun muda. Setiap kelompok terdiri dari
2–5 butir. Ulat yang keluar dari telur berwarna hijau, licin, transparan dan agak mengkilap Pada bagian
punggung (toraks) terdapat bintik hitam. Seperti namanya, ulat ini membentuk gulungan daun dengan
merekatkan daun yang satu dengan yang lainnya dari sisi dalam dengan zat perekat yang dihasilkannya.
Di dalam gulungan, ulat memakan daun, sehingga akhirnya tinggal tulang daunnya yang tersisa. Panjang
tubuh ulat yang telah tumbuh penuh 20 mm. Kepompong terbentuk di dalam gulungan daun. Kadang-
kadang ulat jenis Tortricidae dijumpai dalam gulungan daun. Serangan hama ini terlihat dengan adanya
daun-daun yang tergulung menjadi satu. Bila gulungan dibuka, akan dijumpai ulat atau kotorannya yang
berwarna coklat hitam.
3.Ulat buah Helicoverpa (Heliothis)
Helicoverpa (Heliothis) armigera Huebner
Lepidoptera : Noctuidae
Bioekologi:
Telur diletakkan secara terpencar satu per satu pada daun, pucuk atau bunga pada
malam hari. Telur biasanya diletakkan pada tanaman berumur 2 minggu setelah tanam. Telur
berwarna kuning muda. Setelah 2–5 hari, telur menetas menjadi ulat. Ulat yang baru keluar
kemudian makan kulit telur. Ulat muda makan jaringan daun, sedangkan ulat instar yang
lebih tua makan bunga, polong muda dan biji. Warna ulat tua bervariasi, hijau kekuning-
kuningan, hijau, coklat atau agak hitam kecoklatan Tubuh ulat sedikit berbulu. Panjang tubuh
ulat pada pertumbuhan penuh sekitar 3 cm dengan lebar kepala 3 mm. Kepompong terbentuk
di dalam tanah. Setelah 12 hari, ngengat akan keluar. Warna tubuh ngengat kuning
kecoklatan. Ciri khusus cara makan ulat Helicoverpa adalah kepala dan sebagian tubuhnya
masuk ke dalam polong. Selain makan polong, ulat juga menyerang daun dan bunga.
Serangga hama ini mempunyai banyak tanaman inang: kacang hijau, kacang buncis, kacang
tanah, gude, kentang, tomat, kapas, jagung, kentang, kubis, bawang merah, apel, jarak,
tembakau, sorgum, jeruk dan bunga matahari.
4. Pengorok daun Telur menetas dan larva muda langsung
(Aproerema modicela Deventev ) menggerek/mengorok di dalam daun
Lepidoptera : Gelechiidae di antara epidermis atas dan bawah.
Gejala serangan dapat diamati
Bioekologi: dengan adanya perubahan warna
daun menjadi kecoklatan seperti
Hama ini merupakan hama kunci di India kering. Serangan berat di lapangan,
maupun di Indonesia, mempunyai tanaman terlihat daun kacang tanah seperti
inang yang terbatas, salah satunya tanaman terbakar. Pertumbuhan dan
perkembangan hama ini dipicu
kacang tanah. Serangga hama dewasa dengan keadaan musim yang kering.
berwarna kecoklatan dan keabu-abuan,
panjang tubuh 6 mm, rentang sayap 10 mm
.Telur berwarna mengkilap, diletakkan
secara individu biasanya di bawah
permukaan daun. Serangga betina dapat
meletakkan hingga 200 butir.
 Hama Polong Polong yang terserang rayap menjadikan
1. Rayap kacang tanah peka terhadap
serangan jamur Aspergillus spp.Rayap
Odontotermes spp tersebar di Asia dan berbahaya pada
Isoptera : Termitidae kacang tanah yang ditanam pada
tanah yang berwarna kemerahan dan
Bioekologi: berpasir, namun tidak menyebabkan
kerusakan yang tinggi pada tanah
Rayap menyerang tanaman kacang tanah Vertisol. Kacang tanah yang
melalui tiga cara: (1) masuk langsung ke terlambat panen, kerusakan oleh
dalam sistem perakaran, menggerek di rayap lebih besar.
dalam akar dan batang, dan akhirnya
menyebabkan tanaman mati, (2) langsung
menggerek dan melubangi polong dan
merusak biji, dan (3) langsung merusak urat
polong kacang tanah.
2. Cocopet, Dermaptera Cocopet menggerek polong dan makan biji, lubang
gerekan berisi kotorannya dan tanah. Tanaman
Anisolobis annulipes Lucas yang terserang nampak segar dan tidak
Dermaptera : Forficulidae mengalami perubahan, tetapi bijinya rusak.

Bioekologi:

Anisolobis annulipes dikenal sebagai cocopet.


Hama ini merusak polong kacang tanah dan
termasuk hama yang penting. Serangga
dewasa kawin 7–10 hari setelah muncul, dan
meletakkan telur 10–23 hari kemudian. Telur
berwarna putih, diletakkan di dalam
kelompok dan menetas setelah 7–11 hari.
Seekor serangga betina mampu meletakkan
telur 21–108 butir. Sepanjang hidupnya nimfa
melewati 5 instar dan serangga dewasa hidup
sampai 252 hari. iklus hidup dari telur hingga
dewasa 56–72 hari.
 Hama Biji Lama periode telur sampai menjadi kumbang 20
hari pada suhu 35 C dan kelembaban 79%
1.Kumbang Bubuk tetapi dapat menjadi 141 hari pada suhu 25 C
Tribolium castaneum Herbst dan kelembaban 70%. Gejala serangan
Coleoptera : Tenebrionidae ditunjukkan dengan larva dan kumbang makan
Bioekologi: biji kacang tanah sehingga menjadi berlubang,
apabila kerusakan berat yang tersisa tinggal
kulitnya saja.
Serangga ini merupakan hama penting pada
biji kacang tanah di dalam gudang. Kumbang
agak pipih, memanjang berwarna coklat,
berukuran 3–4 mm, lama hidup kumbang 18
bulan. Telur diletakkan secara tunggal. Seekor
kumbang betina mampu bertelur 46 butir
sepanjang hidupnya. Larva yang baru menetas
berbentuk lonjong berwarna putih kecoklatan
dan makan biji. Larva berambut halus.
Kepompong diletakkan di antara biji yang
dimakan.
2. Ulat biji Lama perkembangan dari telur hingga
Corcyra cephalonica Stainton menjadi ngengat 4–5 minggu pada suhu
Lepidoptera: Galleridae 28–30 C.Gejala serangan mudah terlihat
Bioekologi:
karena adanya gumpalan biji-biji kacang
tanah. Ulat atau kepompong berada di
Serangga ini dikenal sebagai hama pada dalam gumpalan yang berbaur dengan
beras. Selain pada beras dan kacang kotoran.
tanah hama ini juga menyerang jagung,
sorgum, dan gandum. Ngengat
berukuran kecil 12–15 mm, lebar
bentangan sayap 20 mm. Apabila
istirahat sayapnya selalu tertutup. Sayap
depan berwarna coklat abu-abu dengan
urat-urat berwarna lebih gelap Telur
berwarna putih, diletakkan di antara biji
kacang tanah. Seekor ngengat betina
mampu meletakkan telur sebanyak 150
butir sepanjang hidupnya
PENYAKIT UTAMA PADA TANAMAN KACANG TANAH

1. Bercak Daun Pada Tanaman Kacang Tanah


Salah satu penyakit utama yang menyerang kacang tanah adalah penyakit bercak daun
yang ditimbulkan oleh Cercospora arachidicola. Gejala pada tanaman yang terinfeksi oleh
penyakit bercak daun yaitu terdapat bercak kecil berwana coklat pada daun bagian bawah
berbentuk bulat sampai dengan tidak teratur. Di Indonesia, kehilangan hasil dapat mencapai
50% dan 12–22% masing-masing pada varietas lokal dan varietas unggul.
2. Penyakit Karat 3. Penyakit layu atau “OmoWedang”

Pada Tanaman Kacang Tanah Penyebab: bakteri Xanthomonas


Penyakit karat merupakan penyakit penting kedua solanacearum(E.F.S.).Gejala: daun
pada kacang tanah setelah bercak daun. terkulai seperti disiram air panas,
akhirnya mati.Bila dipotong tampak
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan
noda coklat pada bagian pembuluh
Puccinia arachidis yang termasuk ke dalam kayu dan bila dipijit keluar lendir
ordo Uredinales, kelas Basidiomycetes. Pada kekuningan. Akar tanaman
umumnya, gejala terdapat pada permukaan membusuk. Pengendalian: pergiliran
daun bawah yang berupa pustul berwarna tanaman, penyemprotanStreptomycin
coklat seperti karat besi. atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan
0,5-1 liter.Agrimycin dalam kelarutan
200-400 liter/ha.
4. Penyakit sapu setan 5. Penyakit Gapong
Penyebab: diduga Nematoda.
Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Gejala: Istilah “gapong” yang mulai dipublikasikan
Diduga ditularkan serangga sejenis Aphis. pada tahun 1930an digunakan untuk penamaan
polong kacang tanah yang tidak berisi, polong
Gejala :Pertumbuhan tanaman menjadi berwarna hitam, kulit polong rapuh dan
terhambat, daun-daun mengecil dan kadang-kadang ditandai adanya polong busuk.
melengkung ke bawah, warna daun menjadi
lebih tua. Ruas-ruas batang menjadi sangat
pendek dan pada ketiak berkembang tunas-
tunas, sehingga apabila diamati terlihar
seperti sapu. Tanaman yang terinfeksi pada
umumnya dapat membentuk bunga, tetapi
tidak dapat membentuk buah
Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan
dimusnahkan, semua tanaman inang
dibersihkan(sanitasi lingkungan), menanam
tanaman yang tahan, menanggulangi
vektornya menggunakan Pestona atau
Natural BVR.
IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN KEDELAI
(Glycine max(L.)Merril.

Kedelai yang dibudidayakan adalah Glycine max yang merupakan keturunan domestikasi dari spesies moyang,
Glycine soja. Dengan versi ini, G. max juga dapat disebut sebagai G. soja subsp. max. Kedelai merupakan tanaman
budidaya daerah Asia subtropik seperti Cina dan Jepang. Sebaran G. soja sendiri lebih luas, hingga ke kawasan Asia
tropik.Kedelai adalah tumbuhan yang selalu peka terhadap pencahayaan. Dalam pencahayaan agak rendah batangnya
akan mengalami pertumbuhan memanjang sehingga berwujud seperti tanaman merambat.
Kedelai merupakan tanaman semusim, berupa semak dengan ketinggian tanaman berkisar 10-200 cm, tumbuh
tegak, berdaun lembut dengan beragam morfologi, bercabang sedikit atau banyak tergantung dengan kultivar dan
lingkungan hidup (Lamina , 1989).
Taksonomi (klasifikasi) Kacang Kedelai sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminoceae
Sub Famili : Papilionoideae
Genus : Glycine
Species : Glycine max (L.) Merril
HAMA UTAMA PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max(L.)Merril.
1. Lalat kacang
Ophiomyia (Agromyza) phaseoli Tryon (Diptera: Agromyzidae)
a. Daerah sebar
Lalat kacang terdapat di seluruh Indonesia terutama menjadi hama penting di daerah sentra pertanaman
kedelai, yaitu di provinsi Lampung, N.Aceh Darussalam, JawaTengah, NTB, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Riau,
Jawa Barat, Yogyakarta, Sumatera Selatan dan Sumatera Barat.
Morfologi
Imago berbentuk seperti lalat rumah tetapi sangat kecil, yang jantan panjangnya 1,9 mm dan yang
betina 2,2 mm; warnanya hitam mengkilat.Telur berbentuk lonjong, berukuran panjang 0,31 mm dan lebar 0,15
mm. Warnanya putih berkilauan seperti mutiara. Larva bentuknya memanjang dan ramping; panjang instar-3
mencapai 3,75 mm. Tanaman Fase pertumbuhan Jenis hama penting dan vektor virus yang mungkin menyerang
Kedelai Fase tanaman muda (tumbuh-10 hst) Lalat kacang, kumbang kedelai, dan vektor virus (kutu daun dan
kutu kebul) Fase vegetative (11-30 hst) Kumbang kedelai, ulat grayak, ulat jengkal, ulat buah, dan vektor virus
(kutu daun dan kutukebul) Fase berbunga dan pembentukan polong (31-50 hst) Kumbang kedelai, ulat grayak,
ulat buah, penggerek polong, kepik hijau, kepik hijau pucat, kepik coklat kedelai Fase pertumbuhan polong dan
biji (51-70 hst) Penggerek polong, kepik hijau, kepik hijau pucat, kepik coklat kedelai Fase pemasakan polong
dan pengeringan biji (71 hst – panen) Kepik hijau, kepik hijau pucat, kepik coklat kedelai Larva yang baru keluar
dari telur berwarna putih bening, sedangkan instar akhir kekuning-kuningan.
Pupa bentuknya lonjong, panjangnya 3 mm, dengan kedua ujungnya agak meruncing. Pupa yang
baru terbentuk berwarna kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan, dan akhirnya menjadi
hitam saat imago akan keluar.
b. Biologi dan perilaku c. Ekologi
Musuh alami lalat kacang ialah berbagai predator dan
Imago sudah ditemukan pada permukaan daun parasitoid. Ada beberapa jenis parasitoid pupa yang
antara pukul 6 00 -7 30. Kopulasi terjadi 2 hari telah diketahui, yaitu Eurytoma poloni, Eurytoma sp.,
setelah keluar dari pupa, Telur diletakan sejak Cynipoide sp., Trigonogastra sp. Dan parasitoid
tanaman muncul ke permukaan tanah yaitu larva-pupa Secodella sp. Predator lalat kacang yang
pada 4 hst. Populasi telur tertinggi terjadi pada sering ditemukan ialah laba-laba yaitu Lycosa sp. dan
6 hst. Setelah telur menetas, larva menggerek Oxyopes sp. Sebagai predator imago.
jaringan kotiledon atau jaringan daun muda D. Gejala serangan dan kerusakan
selama 2 hari, kemudian menuju kulit batang Tanda serangan mulai terlihat jelas pada umur 6 hst,
menuju ke arah pangkal batang dan kemudian yaitu berupa bintik-bintik putih bekas tusukan alat
berkepompong di bagian tersebut di bawah peletak telur pada pangkal kotiledon, dan atau
epidermis. Stadia telur selama 2 hari, stadia pangkal daun. Selanjunya bintik putih tersebut
larva 7 – 10 hari, dan stadia pupa 7 – 13 hari, berubah menjadi coklat. Pada 7 hst di kotiledon dan
masa pra-peneluran 1 – 2 hari, sehingga siklus helai daun mulai terlihat alur berkelok-kelok, yaitu
hidupnya berlangsung antara 17 – 27 hari lubang gerekan larva yang berwarna coklat.
(rata-rata 21 hari). Lama hidup imago sekitar 1 Selanjutnya gejala yang terlihat ialah tanaman mulai
minggu. Lalat betina mampu menghasilkan layu, kemudian mengering dan mati. Kematian
telur antara 94 – 183 butir selama hidupnya. tanaman terjadi mulai 14 hst sampai 30 hst.
Rata-rata seekor betina meletakkan telur
sebanyak 12.7 butir/hariada pagi hari pukul
7.00 – 11 00.
2. Kumbang daun kedelai c. Ekologi
Phaedonia inclusa Stal. Tanaman inang lainnya ialah tumbuhan
(Coleoptera:Chrysomelidae) liar, yaitu Desmodium ovalivolium, D.
a. Daerah sebar Triflorum, D. gyroides dan Pueraria
Kumbang daun kedelai menjadi hama penting di daerah phaseoloides, sedang kacang hijau atau
Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Selatan dan Sulawesi kacangkacangan lain tidak
Utara. Menurut informasi serangga ini telah terdapat di
terserang.Musuh alami P. Inclusa yang
Lampung, Yogyakarta dan sebagian Jawa Barat.
telah diketahui ialah dua jenis semut
b. Bioekologi
predator, yaitu Solenopsis geminata
Morfologi Imago berbentuk seperti kumbang kubah,
Fabr. Dan Pheidologeton sp. sebagai
yang jantan panjangnya 4 – 5 mm dan yang betina 5 –
6 mm. Ciri khasnya ialah sayap depan atau elitra predator telur, larva dan pupa. Imago
berwarna hitam kebiru-biruan mengkilat dan dan larva P.inclusa mempunyai perilaku
pinggirnya berwarna kuning. Kepala dan toraknya memakan telur (kanibalisme)
berwarna kemerah-merahan.Telur berbentuk lonjong, , waktu terjadi serangan dan mortalitas
berukuran panjang 1,3 mm warna kuning atau kuning telur. Kelembaban merupakan faktor
pucat.Larva berbentuk lonjong; instar akhir
lingkungan yang sangat berpengaruh
panjangnya 5 mm, larva instar awal berwarna hitam
keabu-abuan, kemudian menjadi abu-abu keputih- terhadap perkembangan serangga ini.
putihan pada instar akhir.Pupa bentuknya lonjong, Kelembaban nisbi udara optimum untuk
tidak mempunyai kulit pupa, berukuran 3 – 5 mm dan peletakan telur ialah 60 – 80 %, pada
berwarna kuning pucat. suhu sekitar 27 0C. Penetasan telur
optimum membutuhkan kelembaban
nisbi 80 %.
D. Gejala serangan dan kerusakan Gambar:
Imago maupun larva dapat merusak tanaman
kedelai sejak tanaman tumbuh sampai menjelang
panen. Kedua stadia tersebut merusak bagian
tanaman yang sama, yaitu daun, batang pucuk,
tangkai daun pucuk, kuncup daun, kuncup bunga,
bunga, polong muda dan kulit polong yang
tua.Gejala serangan awal oleh larva maupun imago
berupa adanya bekas gigitan pada batang bagian
pucuk, tangkai daun dan polong serta pucuk, sedang
bunga dapat habis termakan.
Serangan selanjutnya yang terjadi pada
tangkai daun dan batang pucuk, atau apabila
populasi cukup tinggi dapat menyebabkan daun dan
pucuk serta beberapa daun pucuk terkulai layu dan
kemudian mengering. Gejala serangan ini mirip
dengan gejala serangan Agromyza dolichostigma
(penggerek pucuk), tetapi dapat dibedakan oleh
adanya bekas gigitan dan biasanya mudah
ditemukan telur, larva dan imago P. inclusa pada
lahan yang terserang.
3. Kutu daun kedelai Perilaku migrasi A. glycine
Aphis glycines Matsumura bergantung pada makanan, apabila
(Homoptera:Aphididae) populasi tinggi terjadi persaingan sehingga
a. Daerah sebar menjadi individu bersayap, apabila
Kutu daun ditemukan di semua daerah makanan cukup sebagian besar imago
pertanaman kedelai di Indonesia tidak bersayap, sebaliknya apabila
Bioekologi makanan berkurang sebagian imago yang
Morfologi muncul bersayap. Kutu daun hidup dan
Imago berukuran kecil, panjangnya 0,8 – 1,6 mengisap cairan bagian tanaman yang
mm, berwarna hijau kekuningkuningan;
mempunyai tanda khas yaitu adanya sepasang
muda, yaitu batang dan daun pucuk serta
sifunkulus (semacam tabung yang terdapat pada polong muda.
pinggir kiri dan kanan ruas ke 5 abdomen), dan
mempunyai kauda di ujung abdomen. Imago
umumnya tidak bersayap, tetapi apabila populasi
mulai meningkat, kualitas dan kuantitas
makanan menurun maka akan terbentuk imago
bersayap untuk dapat migrasi.
Nimfa berbentuk seperti serangga dewasa,
berukuran lebih kecil dari 0,8 mm dan berwarna
hijau atau hijau kekuningan; nimfa yang akan
menjadi imago bersayap mempunyai bakal sayap
d. Gejala serangan dan kerusakan (Kutu daun kedelai)

Serangan yang terjadi sejak tanaman muda menyebabkan tanaman menjadi kerdil, daun
menguning dan akhirnya gugur, polong dan biji tidak berkembang sempurna. Sebagai vektor
virus, tanda seranganny tergantung dari jenis virus yang ditularkan; VKK menyebabkan tanaman
kerdil; VMB menyebabkan mosaik kuning pada daun, VKKI menyebabkan ruas batang
memendek sehingga tanaman menjadi pendek tetapi tangkai daunnya memanjang, daun
mengkerut, kasar, tebal serta melengkung ke atas; SYMV menyebabkan mosaik kuning yang
nyata pada daun, tetapi tanaman tidak kerdil. Virus yang ditularkan biji hanya VKK dan VMK.
Sedangkan VKB, VKKI, dan SYMV tidak ditularkan melalui biji.
Kehilangan hasil karena serangan langsung kutu belum ada data kuantitatif.
Kehilangan hasil oleh virus yang ditularkan oleh kutu itu nampaknya lebih dominan. Intensitas
serangannya tergantung dari jenis virus sumber infeksi, dan fase pertumbuhan tanaman saat
terjadi serangan. Serangan virus yang terjadi pada fase tanaman muda dapat menurunkan hasil
secara nyata bahkan dapat mengagalkan panen.
4. Ulat Jengkal Gejala serangan dan kerusakan
Chrysodeixis (Plusia) chalcites Esp.
(Lepidoptera: Noctuidae) Serangan oleh instar muda menyebabkan bercak-
Daerah sebar bercak putih pada daun karena jaringan dan dimakan,
Serangan ulat jengkal sering terjadi dan namun epidemis dan tulang daun ditinggalkan ,
menjadi masalah terutama di Jawa Tengah, sedang larva besar memakan habis helai daun
Lampung, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Dista Aceh, menyebabkan daun yang terserang tinggal beberapa
NTB, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Jawa tulang daunya saja. Kerusakan daun oleh ulat jengkal
biasanya mulai pada awal pembungaan. Kerusakan
Barat.
terus meningkat hingga fase pengisian biji sekitar 60
Morfologi hst. Kehilangan hasil karena defoliasi dapat
Imago C. Chalcites mempunyai sayap dengan berwarna menurunkan bobot biji, dan pada akhirnya
khas, yaitu dasarnya hitam coklat dengan sepasang menurunkan hasil panen. Kerusakan daun 50 % pada
bintik putih pada masing-masing sayap, sedang pada awal pembungaan hingga pembungaan penuh dapat
ulat jengkal Trichoplusia orichalcea bagian ujung menurunkan hasil 9-18%, atau setara dengan 135 kg
sayap depannya berwarna keemasan.Telur berbentuk sampai 270 kg/ha. Kerusakan daun total pada fase
bundar agak pipih, berenda putih, dan berwarna pengisian biji dapat menurunkan hasil sebesar 80%,
keputih-putihan yang kemudian berubah kekuning- yaitu setara dengan 1200 kg/ha.
kuningan sebelum menetas.Larva berkepala kecil,
mempunyai tiga pasang tungkai palsu, berwarna
hijau. Larva instar akhir berukuran antara 30-40
mm.Pupa berada di dalam kokon yang transparan.
Pupa C. Chalcites berwarna hijau muda dan pada
punggungnya berwarna coklat hitam, sedangkan
pupa jenis Trichoplusia orichalcea berwarna coklat.
5.Kepik hijau pucat Fluktulasi populasi selama satu
Piezodorus hybneri Fabricius musim tanam dipengaruhi oleh fase pertumbuhan
(Hemiptera: Pentatomidae) tanaman terutama ketersediaan polong dan biji,
Morfologi serta musuh alaminya. Pada umumnya serangga
Imago berbentuk seperti kepik hijau yaitu agak dewasa datang di pertanaman menjelang
jorong dan gepeng, panjangnya 8,8-12.0 mm. pembungaan sekitar umur 35 hst. Setelah umur
Tubuhnya berwarna hijau pucat, mata berwarna tersebut populasi serangga dewasa terus
merah gelap dan antena berwarna jingga meningkat baik yang berasal dari telur yang telah
kemerahan. Pada pinggungnya terdapat garis diletakkan di lahan pertanaman tersebut maupun
melintang dari pangkal sayap depan bagian kiri dari yang imigran.
ke pangkal sayap depan bagian kanan, berwarna Gejala serangan dan kerusakan
merah, merah muda atau putih.Telur berbentuk Bagian tanaman yang diserang oleh kepik ini ialah
polong dan biji. Nimfa dan kepik dewasa menghisap
seperti tong, berdiameter 0,75 mm dan tingginya cairan polong dan biji kedelai. Cara menyerangnya dengan
1,0 mm. Telur berwarna abu-abu kehitam-hitaman menusukkan alat mulutnya ( stilet) pada kulit polong
dengan ban putih di tengah dingding lateral. tembus ke biji kemudian menghisap cairan yang ada di
Bagian atas telur, berwarna putih dan terdapat dalam biji. Tanda serangannya sama seperti pada jenis
bulatan hitam ditenganya.. Telur diletakkan di pengisap polong lainnya. Pengaruh serangan hama ini
permukaan atas halai daun dan dapat pula menyebabkan turunnya kualitas dan kuantitas hasil panen.
ditemukan di permukaan bawah daun serta pada
polong.
PENYAKIT UTAMA PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.)Merril.
1.Busuk akar (hawar jaring rhizoctonia)
Penyebab dan gejala penyakit:
Penyakit busuk akar (hawar) disebabkan olehRhizoctonia solani. Jamur dapat menginfeksi kecambah pada
bagian yang berada di bawah permukaan tanah dan menyebabkan kecambah mati. Gejala padakecambah berupa bercak
coklat hingga kemerahan pada pangkal batang dan akar Jamur juga menginfeksi tanaman dewasa pada bagian akar,
daun, batang, dan polong. Perkembangan penyakit. Perkembangan patogen umumnya terjadi pada tanah yang hangat,
dan tanah pasir yang lembab. Suhu optimum bagi perkembangan patogen adalah 28-32 oC. Pada suhu tersebut,
penyakit lebih cepat berkembang. Infeksi patogen dan tingkat keparahan penyakit meningkat pada tanah yang lembab
dan kaya nitrogen (N). Patogen dapat bertahan hidup pada bahan organik dengan cara membentuk sklerotia.
2. Hawar semai fusarium Perkembangan penyakit:
Penyebab dan gejala penyakit:
Tanah yang jenuh air, suhu lingkungan 27-31
Penyakit ini disebabkan oleh Fusarium °C, kandungan bahan organik dan nitrogen
oxysporum f.sp. glycine. Serangan penyakit yang tinggi sangat sesuai bagi
pada fase perkecambahan menyebabkan perkembangan jamur. Umumnya penyakit
kecambah rebah dan bahkan mati. Serangan ini muncul bersama-sama dengan penyakit
pada tanaman dewasa menyebabkan tanaman lain, seperti busuk akar Rhizoctonia dan
layu, busuk akar samping, tudung akar, dan nematoda cist kedelai
pangkal batang tanaman Penularan penyakit
dapat melalui air, alat pertanian, dan tanah.
Patogen dapat bertahan hidup meskipun tidak
ada tanaman dengan membentuk klamidospora
(struktur tahan) dan miselium di dalam tanah.
Jamur menghasilkan mikrokonidia,
makrokonidia, dan klamidospora.
3. Bercak daun mata katak (Frogeye leaf spot) infeksi pada batang muda
mengakibatkan batang berwarna coklat
Penyebab dan gejala penyakit: kemerahan dengan tepi sempit berwarna
gelap. Biji yang terinfeksi dicirikan oleh
Penyakit bercak daun mata katak disebabkan noda berwarna abu-abu terang hingga
oleh jamur Cercospora sojina (Hara). Jamur gelap pada kulit biji. Perkembangan
ini menginfeksi pada semua stadia umur penyakit. Suhu yang hangat (20-30 °C) dan
tanaman, tetapi sangat membahayakan jika kelembaban tinggi (90-100%).Spora
terjadi pada waktu pembungaan (Westphal et tersebut akan menyebar dengan bantuan
al. 2009). Patogen terutama menyerang daun percikan air hujan, dan angin. Jamur dapat
muda. Gejala awal pada daun berupa bercak bertahan hidup pada sisa tanaman dan
kecil menyerupai mata katak berwarna benih yang terinfeksi. Tanaman inang
kuning. Pusat bercak berkembang menjadi adalah koro benguk dan kedelai.
berwarna cokelat terang dan kemudian
berubah warna menjadi abu-abu terang.
Serangan yang parah menyebabkan daun
berlubang atau sobek dan gugur sebelum
waktunya.
 Penyakit Akibat Bakteri Perkembangan penyakit:

1. Hawar Bakteri (Bacterial Blight) Cuaca dingin dan basah (suhu 21,1-26,7oC)
sesuai bagi perkembangan penyakit hawar bakteri
Penyebab dan gejala penyakit: (Soesanto 2015). Pada dataran tinggi, Identifikasi
Penyakit hawar bakteri disebabkan oleh Penyakit Utama dan Cara Pengendalian 107
Pseudomonas syringae. Tanaman yang terinfeksi pada kedelai lebih rentan terhadap infeksi patogen ini.
awal tanam/fase perkecambahan hingga berpolong Belum ditemukan tanamaninang lain selain
dicirikan dengan noda cokelat di bagian tepiPada
kedelai, sehingga bakteri hanya bertahan di dalam
tanaman dewasa gejala pada daun berupa bercak
bersudut,dimulai dari bintik kuning dan menjadi coklat. biji dan sisasisa tanaman sakit. Patogen mampu
Perubahan warna menjadi cokelat tua hingga kehitaman hidup secara epifit pada permukaan daun dan
dan mengering terjadi pada pusat noda. Bercak pucuk. Pada kondisi yang mendukung, bakteri
dikelilingi lingkaran hijau kekuningan di sekitar tepi masuk ke dalam daun melalui stomata dan
jaringan yang terlihat kebasahan. Bercak yang menyatu hidatoda. Bakteri berkembang biak di dalam ruang
menjadi nekrotik (mengering) dan mengakibatkan
antar sel dan mengeluarkan racun yang dapat
bagian tengah bercak sobek dan daun berlubang. Daun
muda pada umumnya lebih rentan terhadap infeksi menghambat sintesis klorofil. Koloni bakteri
hawar bakteri. Infeksi pada polong berupa bercak kecil, yangmembentuk lendir mengisi ruang tersebut
kebasahan, kemudian bercak menyatu sehingga menjadi sehingga bercak terlihat kebasahan 5-7hari setelah
besar. Infeksi lanjut menyebabkan bercak menyelubungi infeksi. Hujan dan angin akan memperparah
seluruh permukaan polong, dan kulit polong menjadi kejadian penyakit.
cokelat gelap atau hitam. Biji terinfeksi menjadi
berkerut dan berubah warna.
2. Bakteri Pustul
Penyebab dan gejala penyakit:

Penyakit disebabkan oleh


Xanthomonas axonopodis. Gejala terlihat
pada permukaan atas dan bawah daun,
ditandai dengan bercak kecil berwarna hijau
pucat, pada bagian tengah membentuk bisul
berwarna coklat Bercak tidak beraturan
berukuran kecil hingga besar. Kumpulan
bercak yang menjadi satu menyebabkan
daun nekrotik (mengering) dan mudah robek
terutama pada saat tertiup angin. Infeksi
berat menyebabkan daun gugur.
Perkembangan penyakit:
Cuaca hangat dengan suhu 26,7-33,3 o
C, dan hujan mendukung perkembangan
penyakit. Tanaman inang Patogen bertahan
hidup pada sisa-sisa tanamansakit.
Penyebaran patogen terutama melalui angin
dan tetesan air. Patogen menginfeksi
tanaman melalui lubang alami dan luka
Penyakit Akibat Virus

Mosaik kedelai (Soybean mosaic virus)


Penyebab dan gejala penyakit:

Penyakit disebabkan oleh partikel virus SMV. Gejala yang muncul tergantung pada
strain virus, varietas kedelai, umur tanaman, dan lingkungan tumbuh. Ciri khas infeksi SMV
berupa daun agak kaku, tulang daun berwarna hijau tua dan kekuningan di sekitar tulang daun,
kerdil, daun keriting, dan daun melengkung ke bawah (malformasi). Beberapastrain SMV
mengakibatkan gejala nekrosis pada daun. Pada beberapa varietas kedelai, infeksi SMV
menyebabkan gejala belang coklat pada kulit biji. Penularan ke tanaman sehat melalui perantara
vektor virus yang berupa serangga dari kelompok aphid secara non persisten (virus bertahan
hidup di dalam tubuh serangga hanya dalam waktu singkat dan segera ditularkan ke tanaman lain
setelah vektor mengisap cairan tanaman).
4. Kerdil kedelai (Soybean stunt virus)
2. Belang samar kacang tunggak (Cowpea
Gejala penyakit:
mild mottle virus)
Gejala penyakit mirip Katai Kedelai
Gejala penyakit:
(SDV); yaitu tanaman kerdil, daun mengecil,
Infeksi virus CMMV menghasilkan dan mosaik pada daun. Tanaman yang
gejala yang bervariasi tergantung strain
terinfeksi menghasilkan polong dengan biji
virus dan varietas kedelai. Gejala umum
yang kecil disertai belang. Penularan virus.
pada daun yaitu belang, mosaik, dan
Virus kerdil disebarkan oleh serangga dari
belang samar (mild mottle), daun
kelompok aphid, seperti A. crassivora, A.
mengecil, permukaan daun tidak rata,
glycines, Aulacarthum solani, dan M. persicae.
keriting dengan gambaran Virus juga ditularkan melalui biji yang
mosaic.Penularan virus: Virus CMMV
terinfeksi.
disebarkan oleh hama kutu kebul
(Bemisiatabaci).
Penyakit Akibat Nematoda
3. Katai kedelai (Soybean dwarf virus) Puru akar
Gejala penyakit: Penyebab dan gejala penyakit: Nematoda
Daun berubah warna menjadi mosaik
penyebab puru akar kedelai di Indonesia ada
dan berkeriput, helai daun mengecil,
menggulung, menguning dan agak kaku. tiga spesies, yaitu M. incognita,,dan M.
Pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil arenaria.Tanaman yang terinfeksi nematoda
(dwarf) dengan ruas batang memendek dicirikan oleh daun menguning nekrotik,
.Bentuk polong yang terinfeksi virus katai tanaman layu, dan tampak kerdil. Gejala yang
tidak normal, pendek, dan agak melengkung. paling khas adalah pada akar terdapat puru
(gall) dengan berbagai bentuk dan ukuran.
IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT UTAMA PADA TANAMAN KACANG HIJAU
(Vigna radiata .L)
merupakan komoditas pangan yang sangat penting di Indonesia, kacang hijau memiliki
umur pendek sehingga waktu panennya lebih cepat daripada tanaman kacang-kacangan
lainnya. Kacang hijau termasuk tanaman yang cukup banyak dibudidayakan di Indonesia
setelahtanaman kedelai dan kacang-kacangan (Handika et all, 2016).
Purnomo dan Hartono (2005) menyatakan klasifikasi ilmiah tanaman kacang hijau adalah
sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyldonae
Ordo : Rosales
Keluarga : Leguminosae
Genus : Vigna
Species : Vigna radiata.L.
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman tropis, di mana tanaman kacang hijau
menghendaki suasana panas selama masa hidupnya. Tanaman kacang hijau dapat tumbuh dengan
baik pada daerah dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian tempat mencapai 500
mdpl.
HAMA UTAMA PADA TANAMAN KACANG HIJAU
1. Hama Gudang
Hama ini menyerang ketika tanaman kacang hijau telah melewati proses panen dan disimpan di dalam
gudang. Ciri yang dapat kita jumpai pada hama gudang ialah ukuran tubuhnya yang relatif kecil, serta
berwarna coklat kehitaman. Hama ini secara khusus akan menyerang biji kacang hijau yang telah disimpan
di gudang, apabila tidak segera dikendalikan, maka jumpah produksi dari hasil panen kita akan menurun
drastis. Untuk menghindari hama gudang ini, langkah yang harus kita lakukan adalah dengan menyimpan biji
kacang hijau ke dalam wadah yang tertutup rapat atau hampa udara, sehingga meminimalisir masuknya hama
ini.
2. Kumbang Tanah Kuning 3. Kepik Polong

Serangan hama ini sering ditandai dengan Sekilas tampilan kepik polong
lubang-lubnag pada daun, keping biji, serta menyerupai walang sangait, namun yang
batang tanaman kacang hijau yang masih muda. menjadi ciri khasnya adalah adanya warna
Lubang-lubang tersebut sebagai indikasi adanya kuning yang memanjang pada tiap sisi kanan kiri
gigitan dari hama kumbang kuning. Cara yang tubuhnya. Gejala serangan hama ini dapat dilihat
tepat untuk mengatasi serangan hama ini adalah dari kulit buah kacang hijau yang berbercak
dengan langkah penyemprotan insektisida atau coklat hingga kehitaman akibat cairan polong
dapat pula dilakukan dengan menghadirkan yang terhisap oleh hama kepik ini. Untuk
predator dari hama kumbang tanah kuning ini mengendalikan populasi kepik hijau pada lahan
seperti laba-laba. pertanian kita, langkah yang dapat dilakukan
adalah dengan menyemprotkan insektisida
sesuai dosis dan anjuran, serta menerapakan
sistem rotasi tanaman, atau dapat pula
melaksanakan teknik tanam serempak.
PENYAKIT UTAMA PADA TANAMAN KACANG HIJAU
(Vigna radiata)
1. Penyakit Kudis (Scab)

a. Penyebab PenyakitPenyakit kudis disebabkan oleh cendawan Elsinoe glycines Jenkins atau Elsinoe
iwatae.
b. Gejala Serangan Serangan penyakit kudis
menyebabkan timbulnya bercak kecil berwarna cokelat pada permukaan bawah daun, yang kemudian
menjalar ke tangkai daun dan batang. Pada serangan berat, biji akan menjadi keriput.

2. Embun Tepung (Powdery Mildew)

a.Penyebab PenyakitPenyakit embun tepung ini disebabkan oleh cendawan Oidium sp.
b.Gejala SeranganSerangan penyakit embun tepung menyebabkan permukaan daun, batang, dan polong
buah tertutup tepung yang berwarna putih. Pada serangan berat, daun akan menjadi kering dan mati.
PENGENDALIAN TERPADU TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT PADA
TANAMANAN KACANG TANAH, KACANG KEDELAI DAN KACANG HIJAU

Pendekatan Pengendalian Hama dan Penyakit


Pengendalian hama pada tanaman kacang t berlandaskan strategi penerapan Pengendalian
Hama Terpadu (PHT). PHT menurut Untung (1993, 2006), dan Marwoto et al. (1990) adalah suatu
cara pendekatan atau cara pengendalian hama dan penyakit yang didasarkan pada pertimbangan
ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan ekosistem yang berwawasan lingkungan
yang berkelanjutan. Strategi PHT adalah mendukung secara kompatibel semua teknik atau metode
pengendalian hama dan penyakit didasarkan pada asas ekologi dan ekonomi. Prinsip operasional
yang digunakan dalam PHT adalah:

1. budidaya tanaman sehat. Tanaman yang sehat mempunyai ketahanan ekologi yang tinggi terhadap
gangguan hama dan penyakit. Untuk itu penggunaan paket teknologi produksi dalam praktek
agronomis yang dilaksanakan harus diarahkan kepada terwujudnya tanaman yang sehat.
2. pelestarian musuh alami. Musuh alami (parasit, predator, dan patogen serangga)merupakan faktor
pengendali hama/penyakit penting yang perlu dilestarikan dan dikelola agar mampu berperan secara
maksimum dalam pengaturan populasi hama di lapang.
3. pemantauan ekosistem secara terpadu. Pemantauan a.Subsistem pemantauan atau monitoring
ekosistem pertanaman yang intensif secara rutin berfungsi untuk selalu memantau keadaan
oleh petani merupakan dasar analisis ekosistem agro-ekosistem yang dikelola melalui kegiatan
untuk pengambilan keputusan dan melakukan pengamatan rutin, baik terhadap komponen
tindakan yang diperlukan. biotik (tanaman, intensitas kerusakan,
4. petani sebagai ahli PHT. Petani sebagai pengambil populasi hama dan penyakit, populasi musuh
keputusan dan ketrampilan dalam menganalisis alami, keadaan gulma, dan lain-lain) maupun
ekosistem serta mampu menetapkan keputusan komponen abiotik (curah hujan, suhu, air,
pengendalian hama secara tepat sesuai dengan dasar angin, dan lain-lain).
PHT.
b.Subsistem pengambilan keputusan atau
Analisis Ekosistem sebagai Dasar Pengendalian decision making berfungsi untuk menentukan
Hama keputusan pengelolaan hama yang tepat yang
Pada sistem PHT, pengambilan keputusan didasarkan pada analisis data hasil
didasarkan atas analisis ekosistem. Analisis pemantauan yang secara rutin diterima dari
ekosistem yang telah ditetapkan dan berfungsi subsistem pemantauan. Pengambilan
terdiri dari 3 subsistem, yaitu: pemantauan, keputusan didasarkan pada model dan
pengambilan keputusan dan tindakan dengan alur teknologi pengelolaan hama yang dikuasai
informasi sebagai berikut oleh dan tersedia bagi si pengambil
keputusan.
pengendalian alami disebut juga
c. Subsistem program tindakan atau action
program mempunyai fungsi untuk segera sebagai keseimbangan alami (balance of
melaksanakan keputusan dan rekomendasi nature) yaitu penjagaan jumlah populasi
yang dibuat oleh subsistem pengambilan suatu organisme dalam kisaran batas atas
keputusan dalam bentuk tindakan dan batas bawah tertentu sebagai hasil
pengendalian atau pengelolaan hama pada tindakan pengelolaan lingkungan
unit lahan atau lingkungan pertanian yang keseluruhan baik lingkungan biotik maupun
dikelola. Tindakan tersebut dapat dilakukan
abiotik. Sampai tingkatan tertentu
oleh petani perorangan atau secara kelompok.
pengendalian alami tentu berpengaruh
Komponen Pengendalian. terhadap semua jenis organisme. Pengertian
Berikut disampaikan komponen- ini menekankan bahwa populasi hama
komponen pengendalian hama/penyakit yang dalam kurun waktu tertentu dan pada
dapat dipadukan dalam penerapan PHT pada kombinasi komponenkomponen ekosistem
tanaman kacang –Kacangan: tertentu berada pada suatu keadaan
keseimbangan yang dinamik.
1. pengendalian alami dengan mengurangi
2. Pengendalian fisik dan mekanik yang bertujuan
tindakan-tindakan yang dapat merugikan atau
untuk mengurangi populasi hama/ penyakit,
mematikan perkembangan musuh alami.
mengganggu aktivitas fisiologis hama yang
Menurut Huffaker et al (1971).
normal, serta mengubah lingkungan fisik menjadi
kurang sesuai bagi kehidupan dan perkembangan
hama.
Pengendalian dengan cara bercocok tanam. b. Penanaman benih sehat yang berdaya tumbuh
sebagian besar teknik pegendalian hama secara baik, benih yang sehat akan tumbuh menjadi
budidaya dapat dikelompokkan menjadi empat tanaman. Tanaman yang sehat mempunyai
sesuai dengan sasaran yang akan dicapai yaitu: 1) ketahanan ekologi yang tinggi terhadap gangguan
Mengurangi kesesuaian ekosistem, 2) mengganggu hama dan .penyakit.
kontinuitas penyediaan penyediaan keperluan hidup c. Pergiliran tanaman untuk memutus siklus hidup
hama, 3) mengalihkan populasi hama menjauhi hama: Pergiliran tanaman tujuannya memutus
tanaman, dan 4) mengurangi dampak kerusakan kesinambungan penyediaan makanan bagi hama
tanaman. Pengelolaan ekosistem melalui usaha di suatu tempat, yaitu dengan tidak menanam
bercocok tanam, bertujuan untuk membuat suatu jenis tanaman yang sama dari musim ke
lingkungan tanaman menjadi kurang sesuai bagi musim berikutnya.
kehidupan dan pembiakan atau pertumbuhan d. Sanitasi membersihkan sisa-sisa tanaman atau
serangga hama dan penyakit serta mendorong tanaman lain yang dapat dipakai sebagai inang
berfungsinya agensia pengendali hayati. Beberapa oleh hama.
teknik bercocok tanam yang dapat menjadi e. Penetapan masa tanam, diusahakan dalam satu
komponen PHT antara lain sebagai berikut: hamparan dapat tanam serempak atau selisih
a. Penanaman verietas tahan. Tanaman yang tahan waktu tanam tidak boleh lebih dari 10 hari.
adalah tanaman yang menderita kerusakan yang f. Penanaman tanaman perangkap (trap) atau
lebih sedikit bila dibandingkan dengan tanaman penolak (reppelen) dengan tujuan hama akan
varietas lain dalam keadaan tingkat populasi hama lebih tertarik pada tanaman perangkap.
yang sama dan pada keadaan lingkungan yang sama g. Pengairan model sprinkler telah banyak
dimanfaatkan untuk mengendalikan hama.
KESIMPULAN
Hama merupakan salah satu kendala dalam peningkatan hasil kacang tanah karena
dapat menyebabkan kehilangan hasil dapat mencapai 80% bahkan puso apabila tidak
dikendalikan. Usaha pengendalian hama pada tanaman kacang tanah berlandaskan strategi
penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), didasarkan pada pertimbangan ekologi
dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan ekosistem yang berwawasan lingkungan
yang berkelanjutan.
Penyakit pada tumbuhan umumnya disebabkan oleh mikroorganisme berupa
virus, bakteri dan jamur. Tumbuhan yang terserang penyakit akan mengalami hambatan
dalam pertumbuhan dan perkembangannya, bahkan terkadang terdapat pula yang
mengalami pertumbuhan tidak normal. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah suatu
konsepsi atau cara berpikir mengenai pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) dengan pendekatan ekologi yang bersifat multidisiplin untuk mengelola populasi
hama dan penyakit dengan memanfaatkan beragam taktik pengendalian yang kompatibel
dalam suatu kesatuan koordinasi pengelolaan.
DEMIKIANLAH HASIL PERSENTASI SAYA, SAYA MENYADARI
BAHWASANYA MATERI YANG SAYA BERIKAN MASIH JAUH DARI KATA
SEMPURNA UNTUK ITU SAYA MENGHARAPKAN KRTIK SERTA SARAN YANG
MEMBANGUN , ATAS PERHATIAN-NYA SAYA UCAPKAN TERIMA KASIH
BANYAK…

Anda mungkin juga menyukai