Anda di halaman 1dari 8

IDENTIFIKASI JENIS HAMA DAN GULMA YANG DOMINAN PADA PERTANAMAN

BAWANG DAUN Allium fistulosum L.


(Studi Kasus di Kecamatan Tomohon Kota Tomohon)

L. A.Taulu, D. Mamesah dan A. Polakitan


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara

Abstrak

Identifikasi jenis hama dan gulma yang dominan pada pertanaman bawang daun
Allium fistulosum L, dikajian di Desa Kakaskasen III Kecamatan Tomohon pada bulan Januari
2010. Kajian bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi jenis-jenis hama dan gulma
yang berasosiasi dengan pertanaman bawang daun. Penelitian ini dilaksanakan dengan
metode survey pada areal pertanaman bawang daun milik petani. Pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat serta pengambilan sampel dengan
memakai frame dengan ukuran 1 x 1m yang kemudian diulang sebanyak tiga kali.
Pengambilan sampel serangga dilakukan menggunakan net serangga sebanyak 10 kali
ayunan. Gulma dan serangga hama yang terkoleksi diidentifikasi menggunakan kunci
determinasi tanaman dan serangga yang tersedia. Hasil kajian menunjukan terdapat tujuh
jenis gulma yang berasosiasi dengan bawang daun antara lain Paspalum conjugatum Berg.,
Cyperus sp., Cynodon dactylon (L.) Pers. Ageratum conyzoides L., Amaranthus viridis Linn.,
Borreria alata L., dan Galingsoga parviflora Cav. Sedangkan hama yang berasosiasi dengan
tanamann bawang daun antara lain Spodoptera litura, Spodoptera exigua, Agrotis ipsilon,
dan Thrips tabaci. Serangga predator yang dominan adalah dari ordo Coccinellidae dan
Paederus fuscipes. Pengetahuan tentang biologis gulma dan bio-ekologi dari serangga hama
akan sangat menentukan dalam pengambilan keputusan pengendalian yang akan dilakukan.

Kata kunci: Bawang daun, identifikasi, serangga hama, gulma.

Pendahuluan

Bawang daun (Allium fistolosum L.) merupakan komoditas sayuran daun, bahan
bumbu dapur dan pencampur makanan yang populer di seluruh dunia serta sangat
diperlukan oleh masyarakat dari pedesaan sampai perkotaan. Di Indonesia tanaman ini
sudah ditanam sejak lama bersamaan dengan lintas perdagangan jenis sayuran komersial.
Daerah pusat penyebaran bawang daun semula terkonsentrasi di dataran tinggi
(pegunungan) yang berhawa sejuk seperti di Cipanas, Pacet (Cianjur), Lembang (Bandung),
dan Malang (Jawa Timur).
Pada tahun 1991, luas areal panen bawang daun nasional mencapai 26.534 hektar
atau mencapai urutan ke- 13 dari 18 jenis sayuran komersial yang dibudidayakan dan
dihasilkan di Indonesia. Sedangkan pada tahun 2002 di Indonesia produksi bawang daun
telah mencapai 772.128 ton dengan luas panen 88.392 ha dan produktivitas 8.73 ton/ha.
Pada tahun 2005 di Sulawesi Utara tercatat luas panen bawang daun sekitar 2.587 ha
dengan produksi 30.537 ton atau meningkat 20% dari tahun sebelumnya. (Anonim 2006).

236 Prosiding Seminar Nasional BPTP Papua, 2010


Meningkatnya luas areal tanam dan produksi tanaman bawang daun karena permintaan
meningkat juga komoditas ini memiliki prospek pemasaran yang sangat baik dan dapat
meningkatkan pendapatan petani.
Dalam usahatani bawang daun ditemukan berbagai kendala yang merupakan faktor
pembatas produksi seperti serangan hama dan penyakit tanaman,serta gulma. Gulma adalah
tumbuhan yang tidak dikehendaki berada di pertanaman yang dibudidayakan karena
merupakan pesaing bagi tanaman yang dibudidayakan sehingga dapat menurunkan hasil
tanaman yang dibudidayakan (Sastroutomo, 1990; Rijn, 2000). Gulma merupakan tumbuhan
yang mudah tumbuh dan pada setiap tempat yang berbeda-beda, mulai dari tempat yang
miskin nutrisi sampai kaya nutrisi. Sifat inilah yang membedakan gulma dengan tanaman
yang dibudidayakan. Kemampuan gulma menggandakan regenerasi besar sekali khususnya
gulma perennial. Gulma perennial dapat menyebar dengan cara vegetatif. Luasnya
penyebaran karena daun dapat dimodifikasikan, demikian pula pada bagian-bagian lain,
inilah yang memungkinkan gulma unggul dalam persaingan dengan tanaman budidaya.
Disamping itu gulma dapat membentuk biji dalam jumlah yang banyak, yang memungkinkan
gulma cepat berkembang biak (Moenandar, 1988).
Serangga hama merupakan organisme yang mengganggu dan merusak tanaman
apabila tidak dikendalikan. Serangga hama sering memanfaatkan gulma baik yang berada di
antara pertanaman yang dibududayakan maupun yang terdapat disekitarnya. Kehilangan
hasil produk-produk pertanian yang diakibatkan oleh gangguan OPT terutama gulma dan
serangan hama jika tidak dilakukan tindakan pengendalian terutama pada tanaman bawang
daun berdasarkan pengalaman petani bisa mencapai 65% atau bahkan sampai gagal panen.
Tetapi di lain pihak gulma sering digunakan oleh serangga musuh alami baik parasitoid
maupun predator sebagai inang alternative (Laba 2001). Oleh karena itu dalam
mengendalikan kedua organime pengganggu tanaman ini harus dipertimbangkan secara
matang agar musuh alami tidak terganggu. Agar pengendalian tepat sasaran dan efektif
maka identifikasi jenis gulma dan hama perlu dilakukan. Tujuan kajian ini adalah untuk
mengetahui dan mengidentifikasi jenis-jenis gulma yang ada dipertanaman bawang daun
serta mengetahui jenis hama yang berasosiasi dengan gulma dan pertanaman bawang daun.

Metodologi

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2010 yang berlokasi di Desa
Kakaskasen III Kota Tomohon. Pengambilan contoh dan pengamatan gulma dilakukan
dengan metode survey pada hamparan pertanaman bawang daun milik petani. Pengambilan
Prosiding Seminar Nasional BPTP Papua, 2010 237
data dilakukan dengan metode kuadrat yaitu dengan pengamatan plot sampel tanaman
dilapangan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan frame yang berukuran 1 x
1 m, meletakannya secara acak dan diulang sebanyak 3 kali. Sedangkan untuk pengambilan
sampel serangga hama dilakukan dengan metode penyapuan menggunakan net serangga
sebanyak 10 ayunan pada hamparan tanaman bawang daun. Gulma contoh dan serangga
hama yang diperoleh kemudian dipisah-pisahkan untuk kemudian diidentifikasi. Identifikasi
dilakukan dengan menggunakan kunci determinasi tanaman dan serangga dan mencocokan
dengan gambar atau deskripsi-deskripsi yang ada.

Hasil dan Pembahasan

Jenis-jenis serangga yang berasosiasi dengan tanaman bawang daun

Hasil pengamatan menunjukan terdapat beberapa spesies serangga hama yang


berasosiasi dengan bawang daun. Jenis serangga hama tersebut adalah Spodoptera litura,
Spodoptera exigua, Agrotis ipsilon dan Thrips tabaci (Tabel 1). Hama-hama ini merusak
tanaman terutama pada bagian daunnya.

Tabel 1. Jenis serangga yang teridentifikasi berasosiasi dengan tanaman bawang daun.
No Nama Serangga Status
1. Spodoptera litura Hama
2. Spodoptera exigua Hama
3. Agrotis ipsilon Hama
4. Thrips tabaci Hama
5. Coccinellidae Predator
6. Paederus fuscipes Predator

Keberadaan serangga hama ini terkihat dari gejala serangan yang ditimbulkan pada
bagian tanaman yang terserang. Hama Spodoptera sp. gejala serangannya terlihat pada
daun yang puti terang seperti.bercahaya kalau kena matahari karena permukaan daunya
sudak dimakan larva. Instra awal. Serangan oleh larva dewasa (instra 3 atau 4) maka daun
akan berlobang-lobang tidak beraturan.
Hama Agrotis sp. merupakan hama yang aktif pada malam hari. Pada siang hari
biasanya hama ini bersembunyi dalam tanah. Hama menyerang tanaman dengan cara
memotong bagian bawah batang sehingga tanaman roboh. Hama Thrips sp. merupakan
hama yang mengisap cairan tanaman. Tanaman yang terserang akan kelihatan seperti
kecoklatan dan mengering karena sel-sel daunnya tidak ada cairan.

238 Prosiding Seminar Nasional BPTP Papua, 2010


Selain serangga hama teridentifikasi beberapa serangga predator yaitu dari ordo
Coccinelidae yaitu Manochilus sexmaculata dan Paederus fuscipes (Staphylinidae). Predator
ini merupakan predator generalis yang aktif mencari mangsa terutama mangsa berupa telur
serangga hama atau larva kecil (instar 1dan 2) (Taulu, 2001).

Jenis-jenis gulma yang berasosiasi dengan tanaman bawang daun

Hasil pengamatan di lapangan teridentifikasi 7 (tujuh) jenis gulma yang berasosiasi


dengan bawang daun. Ketujuh jenis gulma tersebut adalah Paspalum conjugatum Berg.,
Cyperus sp., Cynodon dactylon (L.) Pers. Ageratum conyzoides L., Amaranthus viridis Linn.,
Borreria alata L., Galingsoga parviflora Cav

Paspalum conjugatum Berg

Gulma Paspalum conjugatum (sourgrass) termasuk dalam famili Graminae. Dalam


bahasa daerah dikenal dengan sebutan rumput pahit, pahitan, dan jakut pahit.
Ciri-cirinya:
 Gulma tahunan, berumpun
 Habitat tumbuh ditempat terbuka
 Batang menjalar atau menanjak, dengan rimpang tunggal atau bercabang
hingga 75 cm, buku pangkal daun dan pelepah daun berwarna hijau
lembayung.
 Daun berbentuk garis atau lenset, permukaan dan pinggir daun berbulu, lidah
daun pendek.
 Berbunga, bulir umumnya becabang dua. Anak bulir bundar telur, pinggirnya
berbulu.
 Perkembanganya melalui biji.
 Tergolong dalam gulma rumput (grasses)

Cyperus Sp

Gulma termasuk dalam famili Cyperaceae dalam bahasa daerah dikenal dengan
sebutan jukut, pepayungan, sunduk welut. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut
umbrella plant, smaller flower umbrella plant.
Ciri-cirinya :
 Tumbuhan setahun, berumpun, tinggi 10 – 70 cm.
 Batang berbentuk segi tiga, agak lunak dan permukaannya licin.
Prosiding Seminar Nasional BPTP Papua, 2010 239
 Daun terdapat pada pangkal batang, umumnya lebih pendek dari pada batang,
lebar 2 – 8 cm.
 Karangan bunga terdapat dibagian ujung batang, anak bulir banyak dan rapat,
membentuk masa yang bulat. Anak bulir berukuran panjang 4 – 8 mm dan lebar 1
mm, karangan bunga dilindungi oleh 2 – 3 daun pelindung tyang disebut daun
pembalut.
 Buah berbentuk jorong, elip, warna coklat. Perkembangbiakannya melalui biji.

Cynodon dactylon (L.) Pers

Gulma Cynonon dactylon (Bermuda grass) merupakan golongan gulma rumput


(grasses) dan termasuk dalam famili Graminae. Dalam bahasa daerah dikenal dengan
sebutan jukut kakawatan, jukut raket, suket griting, dan padang kawat.
Ciri-cirinya :
 Gulma tahunan, tumbuh menjalar dan rimpung, buluh berbunga tegak.
 Batang yang tua berongga, buluh samping panjang, ruas buluh berseling antara
yang panjang dan yang pendek.
 Tingginya dapat mencapai 40 cm.
 Daun seperti garis, berlilin, dengan bagian tepinya kasar sedang bagian ujungnya
runcing.
 Bunga bulir ganda terdiri atas dua sampai beberapa cabang, anal bulir berwarna
putih lembayung.

Ageratum conyzoides L.

Gulma Ageratum conyzoides (chuk weed) termasuk dalam famili Asteraceae. Dalam
bahasa daerah dikenal dengan sebutan babadotan, wedusan dan bandotan.
Ciri-cirinya:
 Gulma setahun
 Habitat tumbuh ditempat terbuka atau agak terlindung.
 Batang bulat, tegak berbulu,bercabang, berbuku dan bagian cabang muda
berbulu. Tinggi batang mencapai 90 cm.
 Daun berhadapan, bundar hingga segitiga telur, ujung lancip dan pinggirnya
bergerigi.

240 Prosiding Seminar Nasional BPTP Papua, 2010


 Karangan bungan berbentuk bongkol, mengelompok, berwarna putih sampai
keungguan, bunga tidak menonjol keluar, selaput pelindung gunduk atau
berbulu sedikit.
 Perkembangbiakannya melalui biji. Tergolong gulma berdaun lebar.

Amaranthus viridis Linn

Gulma Amaranthus viridis (amaranth) termasuk famili Amaranthaceae. Dalam


bahasa daerah dikenal dengan sebutan bayam-bayaman.
Ciri-cirinya :
 Gulma setahun.
 Batang bulat , tegak, berwarna hijau, dan tingginya 30 -60cm.
 Daun berselang seling, oval, memyempit kebagian ujungnya. Tangkai daun
panjangnya mencapai 2 – 5 cm.
 Bunga diketiak atau diujung atas batang, padat berwarna hijau.
 Perkembangbiakannya melalui biji. Tergolong gulma berdaun lebar.

Borreria alata L.

Borreria alata dalam bahasa daerah dikenal dengan ebutan gletak, goletrak, dan
dalam bahasa Inggris disebut garden weed.
Ciri-cirinya :
 Tumbuhan semusim
 Habitat tumbuh ditempat terbuka atau agak terlindung.
 Tinggi mencapai 75 cm.
 Batang segi empat bersayap, menjalar, atau agak tegak, bercabang mulai
pangkalnya.
 Daun berhadapan, jorong hingga bundar telur, pinggirnya rata, permukaan licin,
sering berwarna hijau kekuningan.
 Karangan bunga mengelompok diketiak daun, berwarna unggu muda.
 Buah berbentuk kapsul dengan 2 biji.
 Perkembangbiakan melalui biji.

Galinsoga parviflora Cav.

Termasuk gulma berdaun lebar (broad leaves). Didalam bahasa daerah dikenal
dengan sebutan mondreng, balakicut. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa ketujuh jenis
Prosiding Seminar Nasional BPTP Papua, 2010 241
gulma tersebut berdasarkan siklus hidupnya yang termasuk gulma tahunan adalah gulma
Paspalum conjugatum, dan Cynodon dactylon, gulma setahun yaitu Cyperus sp. Ageratum
conyzoides, dan Amaranthus viridis, sedangkan gulma semusim yaitu Borreria alata. Ketujuh
jenis gulma tersebut berkembangbiak dengan biji. Produksi bijinya sangat banyak bahkan
dapat menghasilkan biji lebih dari 40.000 biji dalam semusim. Menurut Moenandar (1988),
tanaman gulma dapat membentuk biji dalam jumlah yang banyak dan ini pulalah yang
memungkinkan gulma cepat perkembangbiaknya. Secara fisik gulma akan bersaing dengan
tanaman budidaya untuk kebutuhan ruang cahaya dan secara kimia untuk air, nutrisi, gas-
gas penting dalam peristiwa alelopati (Sastroutomo, 1990; Reijn, 2000)
Jenis-jenis gulma yang teridentifikasi berasosiasi dengan tanaman bawang daun ini
sangat dominan pertumbuhannya. Hal ini apabila tidak ditanggulangi maka akan
memberikan pengaruh negative terhadap pertumbuhan tanaman bawang daun. Gulma
dengan tanaman yang dibudidayakan mempunyai kebutuhan yang sama untuk pertumbuhan
dan perkembangannya. Persaingan terjadi bila unsur-unsur penunjang tumbuhan tersebut
tidak tersedia dalam jumlah yang cukup bagi keduanya. Kemampuan tanaman bersaing
dengan gulma dipengaruhi oleh spesies gulma, kepadatan gulma, saat dan lama persaingan,
cara budidaya dan varietas yang di tanam serta tingkat kesuburan tanah (Sastroutomo
1990).
Dengan kondisi hamparan pertanaman bawang daun dilahan petani terbuka ,
cahaya (sinar matahari) cukup, maka sangat memungkinkan untuk perkembangan gulma.
Karena biji gulma di lapangan yang biasanya dalam keadaan tidur, dengan adanya cahaya
yang cukup, kelembaban ada maka biji-biji gulma akan segera berkecambah dan
berkembang baik (Adkins 1997). Dengan diketahuinya jenis gulma yang berasosiasi dengan
bawang daun maka akan sangat memudahkan dalam mengambil langkah-langkah untuk
melakukan pengelolaan gulma yang baik teratur dan terencana, sehingga tindakan
pengendalian yang akan diambil betul-betul akan sangat efektif dan efisien. Pada prinsipnya
pengendalian gulma adalah usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan
melemahkan daya saing gulma. Pelaksanaan pengendalian gulma hendaknya didasari oleh
pengetahuan/informasi yang cukup mengenai gulma tersebut.

Kesimpulan

Teridentifikasi tujuh jenis gulma yang berasosiasi dengan tanaman bawang daun di
lapangan. Jenis gulma tersebut adalah Paspalum conjugatum Berg., Cyperus sp., Cynodon
dactylon (L.) Pers. Ageratum conyzoides L., Amaranthus viridis Linn., Borreria alata L.,
242 Prosiding Seminar Nasional BPTP Papua, 2010
Galingsoga parviflora Cav. Sedangkan serangga hama adalah Spodoptera litura, Spodoptera
exigua, Agrotis ipsilon, Thrips tabaci, serta jenis serangga predator yaitu Manochilus
sexmaculata dan Paderus fuscipes.
Pengetahuan tentang perilaku/bioekologi dari serangga hama dan biologis/ekologi
dari jenis gulma tersebut akan sangat menentukan dalam mengambil langlkah-langkah
dalam tindakan pengendalian, agar pengendalian yanga akan dilakukan akan memberikan
hasil sesuai yang diharapkan.

Daftar Pustaka

Adkins, S. 1977. Introductionto weed science. In Julien, M. and G. White (eds). Biological
Congrol of Weeds : theory and practical application. ACIAR. Australia.
Anonimous. 2006. Sulawesi Utara dalam angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi
Utara.
Laba I.N. 2001. Konservasi agens hayati organisme pengganggu tanaman. Program Pasca
Sarjana IPB.
Munandir. 1988. Ilmu gulma dalam system pertanian. PT. Raja Grafindo Persada .Jakarta.
Van Rijn P. J. 2000. Weed management in the humid and sub-humid tropics. Royal
Tropical Institute, Amsterdam, The Netherlands.
Sastroutomo S.S. 1990. Ekologi gulma. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Taulu, L.A. 2001. Kompleks artropoda predator penghuni tajuk kedelai dan peranannya
dengan perhatian utama pada Paederus fuscipes Curt. (Coleoptera:
Staphylinidae).

Lembar Tanya Jawab

Nama penanya :
Instansi :
Isi pertanyaan :
Jawaban :

Prosiding Seminar Nasional BPTP Papua, 2010 243

Anda mungkin juga menyukai