Anda di halaman 1dari 14

PENGENALAN HAMA TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA, DAN

PERKEBUNAN DI LAPANGAN
(Laporan Praktikum Pengendalian Hama Tanaman)

Oleh

Agsi Aji Ade Sadewo


1654121022
Kelompok 7

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Serangan hama dan penyakit yang ada pada tanaman budidaya dapat mengurangi
produktivitas hasil dari tanaman tersebut. Hama tersebut dapat diatasi dengan
menggunakan pestisida, insektisida, maupun fungisida, namun biasanya penanganan
ini dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan.Hama adalah penyebab suatu
kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat dengan panca indera (mata). Hama
tersebut dapat berupa binatang, dan dapat merusak tanaman secara langsung maupun
secara tidak langsung.

Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk melanjutkan kehidupannya di


muka bumi. Sebagai salah satu kebutuhan primer manusia disamping sandang dan
papan, kebutuhan akan pangan menjadi penting untuk diperhatikan. Namun pada
tanaman pangan ini ada beberapa serangga pengganggu yang dapat merugikan petani
jika hama tersebut menyerang tanaman pangan.

Hortikultura merupakan budidaya tanaman setahun atau semusim seperti tanaman


sayuran, tanaman buah dan tanaman hias.Sedangkan Perkebunan merupakan
budidaya tanaman tahunan yang dapat dipanen berkali-kali seperti cengkeh, jeruk dan
sebagainya.

Tanaman perkebunan dapat hidup bertahun-tahun sehingga dapat terus memberi


penghasilan yang dapat membantu meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan para
petani.Akan tetapi tidak jarang dalam tiap kegiatan pembudidayaannya, seringkali
berhadapan dengan berbagai macam kendala diantaranya adalah serangan hama.
Hama tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan merupakan hama yang
menyerang tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan baik secara kualitas
maupun kuantitas, sehingga menimbulkan kerugian ekonomis bagi manusia. Gejala
serangan yang disebabkan hama tanaman pangan yaitu dapat merugikan secara
eksternal maupum internal. Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan untuk
mengetahui hama dan gejala yang ditimbulkan di lapangan pada tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan.

Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.


1. Mengetahui jenis-jenis hama tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan di
Laboratorium Terpadu FP Unila.
2. Mengetahui gejala serangan yang ditimbulkan hama pada pangan, hortikultura, dan
perkebunan di Laboratorium Terpadu FP Unila.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Hama merupakan suatu organisme yang mengganggu tanaman,merusak tanaman dan


menimbulkan kerugian secara ekonomi,membuat produksi suatu tanaman berkurang
dan dapat juga menimbulkan kematian pada tanaman,serangga hama mempunyai
bagian tubuh yang utama yaitu caput, abdomen ,dan thorax.Serangga hama
merupakan organisme yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan
mengakibatkan kerusakan dan kerugian ekonomi. Hama dari jenis serangga dan
penyakit merupakan kendala yang dihadapi oleh setiap para petani yang selalu
mengganggu perkembangan tanaman budidaya dan hasil produksi pertanian. Hama
dan penyakit tersebut merusak bagian suatu tanaman, sehingga tanaman akan layu
dan bahkan mati (Harianto, 2009).

Menurut Fatimah (2008), akibat dari serangan hama, maka akan terjadi susut
kuantitatif, susut kualitatif dan susut daya tumbuh. Susut kuantitatif adalah turunnya
bobot atau volume bahan karena sebagian atau seluruhnya dimakan oleh hama. Susut
kualitatif adalah turunnya mutu secara langsung akibat dari adanya serangan hama,
misalnya bahan yang tercampur oleh bangkai, kotoran serangga atau bulu tikus dan
peningkatan jumlah butir gabah yang rusak. Susut daya tumbuh adalah susut yang
terjadi karena bagian lembaga yang sangat kaya nutrisi dimakan oleh hama yang
menyebabkan biji tidak mampu berkecambah. Secara ekonomi, kerugian akibat
serangan hama adalah turunnya harga jual komoditas bahan pangan (biji-bijian).
Kerugian akibat serangan hama dari segi ekologi atau lingkungan adalah adanya
ledakan populasi serangga yang tidak terkontrol.
Mengenal kerusakan pada tanaman yang disebabkan oleh berbagai pengganggu akan
sangat membantu dalam diagnosis. Diagnosis merupakan proses yang sangat penting.
Hasil diagnosis akan menentukan keberhasilan suatu pengelolaan penyakit tanaman.
Kegagalan suatu diagnosis akan menyebabkan kegagalan dalam tahap pengendalian.
Ganguan merupakan suatu proses interaksi anatara berbagai factor yang
mempengaruhi. Hasil proses interaksi tersebut dapat dilihat dengan adanya kerusakan
pada tanaman, Karena tanaman yang terganggu oleh pengganggu tertentu sering
menunjukkan kerusakan akan tertentu pula. Beberapa jenis hama tidak hanya
memakan bagian tubuh tanaman tetapi juga mengeluarkan substansi tertentu yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Beberapa jenis hama yang lain akan
meninggalkan bebas aktivitas yang khas (Anonim, 2011).

Menurut Pranata (1982), akibat dari serangan hama, maka akan terjadi susut
kuantitatif, susut kualitatif dan susut daya tumbuh. Susut kuantitatif adalah turunnya
bobot atau volume bahan karena sebagian atau seluruhnya dimakan oleh hama. Susut
kualitatif adalah turunnya mutu secara langsung akibat dari adanya serangan hama,
misalnya bahan yang tercampur oleh bangkai, kotoran serangga atau bulu tikus dan
peningkatan jumlah butir gabah yang rusak. Susut daya tumbuh adalah susut yang
terjadi karena bagian lembaga yang sangat kaya nutrisi dimakan oleh hama yang
menyebabkan biji tidak mampu berkecambah. Secara ekonomi, kerugian akibat
serangan hama adalah turunnya harga jual komoditas bahan pangan (biji-bijian).
Kerugian akibat serangan hama dari segi ekologi atau lingkungan adalah adanya
ledakan populasi serangga yang tidak terkontrol (Pracaya, 2007).

Kerusakan oleh serangga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kerusakan langsung
dan kerusakan tidak langsung.Kerusakan langsung terdiri dari konsumsi bahan yang
disimpan oleh serangga, kontaminasi oleh serangga dewasa, pupa, larva, telur, kulit
telur, dan bagian tubuhnya, serta kerusakan wadah bahan yang disimpan. Kerusakan
tidak langsung antara lain adalah timbulnya panas akibat metabolisme serta
berkembangnya kapang dan mikroba-mikroba lainnya (Williams, 2004).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Mei 2018 pada pukul 15.00-17.00
WIB, di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat tulis, buku, dan kamera.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini lahan tanaman pangan,


hortikultura, dan perkebunan.

3.3 Prosedur Kerja

Langkah- langkah yang dilakukan pada praktikum ini yaitu


1. Praktikan datang ke Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung.
2. Dilakukan pengamatan setiap kelompok dan dicatat hama serta musuh alami
pada tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan yang ada di Laboratorium
Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
3. Setiap kelompok dibantu oleh asisten dosen dalam pencatatan tersebut.
4. Dibuat laporan secara individu oleh praktikan menurut kelompoknya masing-
masing.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut.


No. Foto Keterangan
1. Nama hama : Walang Sangit
Gejala : menghisap malai, sehingga bulir
padi hampa

2. Nama hama : Ulat Penggulung daun pisang


Gejala : Daun menggulung dan terdapat
bekas lilin dari ulat, di dalam
gulungan terdapat ulat yang telah
menjadi pupa

3. Nama hama : Belalang Kembara


Gejala : : robekan pada daun.
4. Nama hama : Belalang Kayu
Gejala : daun terlihat dicabik-cabik tidak
teratur

5. Nama hama : Kumbang Koksi


Gejala : permukaan daun tidak rata, ada
lubang dan warna kuning, layu.

6. Nama hama :Thrips


Gejala : permukaan bawah daun berwarna
keperak – perakan mengkilat,
keriting dan keriput

7. Nama hama :Ulat Grayak


Gejala :.. Gejala:lobang pada buah. Buah
yang dilubangi terinfeksi
sehingga buah menjadi busuk
lunak.

8. Nama hama : Kutu Tanaman pada Tebu


Gejala : menguning bahkan menimbulkan
kematian dan kekerdilan
9. Nama hama : Kutu Putih
Gejala : daun kerdil dan menguning ,
gugur dan keriput.

4.2 Pembahasan

Tanaman Pangan

Tanaman jagung, daun tanaman ini diserang oleh Belalang kembra dan kayu. Gejala
yang ditimbulkan yaitu daun terlihat dicabik-cabik tidak teratur dan ada robekan pada
daun karena aktivitas makan belalang kayu dan kembara. Pengendalian Kultur
Teknis, Lakukan pembersihan lahan dari gulma atau tanaman pengganggu secara
berkala, Pengendalian Mekanis, Gunakan perangkap kuning, yang terbuat dari papan
atau plastik lembaran berukuran 15 x 15 cm. Pengendalian Biologis, Upaya
pengendalian ini menitik beratkan pada pemanfaatan musuh alami (Pracaya, 2004).
Tanaman padi diserang oleh Walang Sangit. Gejalanya menghisap malai, sehingga
bulir padi hampa cara pengendalian membersihkan gulma di pematang, pertanaman,
dan di sekeliling tanaman padi, Menggunakan bahan kimia (Decis, Regent, BPMC)
bila populasi sudah mencapai ambang ekonomi 10 ekor/20rpn.

Tanaman Hortikultura

Tanaman pisang, daun tanaman ini diserang oleh ulat penggulung daun.Gejala yang
ditimbulkan yaitu daun menggulung dan terdapat bekas lilin dari ulat, di dalam
gulungan terdapat ulat yang telah menjadi pupa.. Pengendalian secara fisik dengan
menempelkan telur, ulat dan daun yang tergulung kemudian dilenyapkan.Cara teknis
: menyobek daun pisang muda agar ulat tidak bisa mengulung daun tersebut.Cara
kimia : menyemprotkan cairan insektisida beracun kontak maupun perut (Pracaya,
2004).

Thrips suka mengisap pucuk tunas dan bunga, sehingga daun mengeriting serta
bentuk buah menjadi abnormal dan berbercak cokelat. Pencegahannya dengan cara
(a) gunakan mulsa plastik hitam perak. (b) hindari menanam berdekatan dengan
tanaman mentimun yang lebih tua dan terserang penyakit.
Selain itu, hindari juga menanam berdekatan dengan tanaman sefamili lainnya,
seperti melon, semangka, dan waluh. Pemberantasannya melalui (a) jika serangan
banyak dilakukan oleh Thrips sp., lakukan penyemprotan insektisida yang tepat pada
sore hingga malam hari.
Tanaman Perekebunan

Umumnya serangan kutu tersebut diikuti dengan serangan jamur embun jelaga yang
dapat menutupi permukaan daun. Serangan berat dari hama ini dapat menurunkan
produksi gula sebesar 40%. Hama ini juga bersifat sebagai vektor/pembawa virus
penyakit garis kuning (sugarcane yellow leaf virus (SCYLV)).

Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara pengendalian hayati


menggunakan musuh alami seperti parasitoid dan predator. Pengendalian secara
kimiawi dilakukan pada saat populasi hama tinggi, menggunakan insektisida sistemik
berbahan aktif Malathion atau Dimethoate. Bahan tanaman yang akan ditanam harus
bebas dari kutu bulu putih.

Kutu kebul merupakan hama yang sangat merugikan dan umum di dunia pertanian. Ia
bisa menghancurkan tanaman dan menyebabkan transfer berbagai virus penyakit
yang mempengaruhi produktivitas tanaman dengan cara yang berbahaya.

Kerusakan umum pada tanaman meliputi: terserapnya nutrisi tanaman, rusaknya


daun, gugurnya daun. Beberapa kerusakan spesifik bisa terjadi pada tanaman inang
tertentu, seperti daun perak pada labu, kematangan tidak teratur pada kelengkeng
Beberapa pengendalian yang bisa membantu antara lain:
 Penggunaan musuh alami seperti empat spesies Eretmocerus (Eretmocerus sp,
Eretmocerus Mundus, Eretmocerus hayati, dan Eretmocerus emiratus)
 Pemanfaatan tanaman perangkap
 Pelepasan pengatur pertumbuhan serangga
 Pelaksanaan Light-Emitting Diode Dilengkapi CC perangkap (LED-CC).
 Penerapan insektisida organik
V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Hama tanaman pangan yaitu belalang kayu dan kembara pada tanaman jagung,
walang sangit pada tanaman padi
2. Hama tanaman hortikultura yaitu ulat penggulung daun, kumbang koksi pada
timun, thrips pada timun
3. Hama tanaman perkebunan yaitu kutu putih(kebul) pada tanaman kelengkeng dan
kutu tanaman pada tebu.
4. Gejala kerusakan tanaman berbeda-beda sesuai dengan jenis hama yang
menyerang.
5. Pengendalian hama dapat dilakukan secara mekanik, fisik, dan kimiawi.
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah. 2008. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian. Kanisius.Jogjakarta.

Harianto. 2009. Pengenalan dan Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman Kakao.


Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.Jember.

Pracaya.2004. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pracaya.2007.Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.

Williams. 2004. Hama dan Penyakit Tanaman. Panebar Swadaya. Jakarta

Anonim. 2011. Laporan Perlindungan Tanaman.


http://laporanpraktikumpertanian.blogspot.co.id/2011/04/laporan-dasar-
perlindungan-tanaman_5768.html. Diakses pada tanggal 26 Maret 2018 Pukul
05.00 WIB.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai