BUAHAN
OLEH :
p
enyakit pokkah boeng
Pe
nyakit daun menguning pepaya
-Hama kutu daun jeruk
3.2. Pembahasan
A. Penyakit Busuk Hati Pada Nanas
Gejala awal serangan penyakit busuk hati terdapat pada pangkal daun
berupa perubahan warna menjadi kuning atau coklat akibat gejala nekrotik pada
pangkal daun. Bila daun dicabut mudah terlepas dari tanaman. Pangkal daun yang
sudah berwarna coklat menjadi busuk dan berbau tidak sedap, sehingga tanaman
menjadi mati. Pada beberapa jenis tanaman gejala yang ditimbulkan oleh
Phytophthora sp. dimulai dari pangkal batang atau daun. Seperti pada tanaman
kacang hijau, gejala serangan Phytophthora sp. berupa gejala hawar pada pangkal
batang, kadang-kadang pada ujung batang, tanaman menjadi layu dan mati.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophthora spp yang dapat berkembang
secara cepat pada kondisi tanah yang basah danlembab. (Hardiningsih, 2011).
a. Gejala Serangan
Umumnya, gejala serangan kutu bulu putih tebu (C. lanigera) diikuti
dengan serangan jamur embun jelaga yang dapat menutupi permukaan daun.
Serangan berat dari hama ini dapat menurunkan produksi gula sebesar 40%. Hama
ini juga bersifat sebagai vektor atau pembawa virus penyakit garis
kuning/sugarcane yellow leaf virus (SCYLV).
b. Pengendalian
Bioekologi Secara umum kutu berukuran antara 1-6 mm, tubuh lunak, berbentuk
seperti buah per, mobilitas rendah dan hidup secara berkoloni. Perkembangan
optimum terjadi pada saat tanaman bertunas. Satu generasi berlangsung selama 6-
8 hari pada suhu 25°C dan 3 minggu pada suhu 15°C (#balitjestro). Bentuk kutu
kadang bersayap, kadang tidak bersayap. Pada daerah tropis yang perbedaan
musimnya kurang tegas, kutu ini tinggal pada inangnya sebagai betina yang
vivipar partenogenesis. Kutu dewasa biasanya berpindah tempat untuk
menghasilkan individu dan membentuk koloni baru. upaya pengendalian yang
dapat kita lakukan adalah dengan melakukan monitoring, diutamakan pada tunas-
tunas muda dan memusnahkan bagian yang terserang. Pengaturan jarak tanam di
awal penanaman juga penting dipertimbangkan karena berpengaruh terhadap
perkembangan dan penyebaran hama ini. Selain itu, kita juga dapat menggunakan
predator contohnya dari famili Coccinellidae sp. (kumbang koksi predator). Untuk
pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida
berbahan aktif Dimethoate, Alfametrin, Abamektin dan Sipermetrin dengan cara
penyemprotan terbatas pada tunas-tunas yang terserang dan apabila serangan
parah dapat dikendalikan dengan Imidaklopind.
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Sebaiknya pada saat mengamati hama dan penyakit dilapangan, mahasiswa
didampingi oleh asisten praktikum agar tidak terjadi kekeliruan.
DAFTAR PUSTAKA
Friska Rahayu Lestari, Jayanti Yusmah Sari, ST, M.Kom, Sutardi, S.Kom., M.T.
Ika Purwanti,Ningrum Purnama, S.Kom., M.Cs.,2018,.Deteksi penyakit
tanaman jeruk siam berdasarkan citra daun menggunakan segmentasi
warna RGB-HSV.Seminar NasionalTeknologi Terapan Berbasis
Kearifan Lokal (SNT2BKL), ISSBN : 978-602-71928-1-2
Ganestya Indina Sari, Luqman Qurata Aini, Abdul Latief Abadi. 2014.Pengaruh
pemberian kompos terhadap perkembangan penyakit busuk hati
(Phytophthora sp.) pada tanaman nanas (Ananas comosus). Jurnal HPT
Volume 2 Nomor 4.