TANAMANAN
PAPER
Oleh :
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
September, 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengantar
Jeruk siam merupakan salah satu dari sekian banyak spesies jeruk yang
sudah dikenal dan dibudiayakan secara luas. Jeruk siam merupakan anggota
dari kelompok jeruk keprok yang memiliki nama ilmiah Citrus nobilis. Secara
sistematis klasifikasi jeruk siam adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rutales
Family : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus nobilis sin. Citrus reticulata
(Deptan, 2012)
Memiliki nama jeruk siam karena jeruk ini berasal dari Siam
(Thailand). Sampai saat ini, belum ada data resmi mengenai kapan dan di mana
jeruk siam pertama kali di datangkan di Indonesia. Akan tetapi, ada daerah
yang mempunyai catatan yang cukup tentang kisah awal masuknya jeruk siam
di wilayahnya, seperti di Kalimantan Barat.
Macam-macam jeruk siam tersebut tidak jauh berbeda satu dengan
lainnya. Perbedaannya biasanya dalam hal warna kulit, keharuman dan rasa
yang sedikit berbeda. Perbedaan ini biasanya timbul karena berbeda daerah
penanamannya. Tempat penanaman yang berbeda tentunya mempunyai
karakteristik faktor alam yang berbeda sehingga berpengaruh terhadap
karakteristik buahnya.
2. Kasus
Pak Kholik mempunyai kebun seluas 2000 m2 yang ditanami dengan
tanaman Jeruk Siam. Dia baru pertama kali mengusahakan Jeruk Siam. Pada
saat tanaman berumur 4 tahun,buah kurang, rontok, daun kaku ada bercak
hitam, ada yang daunnya kena kupu kecil-kecil warnanya putih. Pak Kholik
menduga tanamannya terserang penyakit, namun tidak tahu penyakit apa,
penyebabnya apa, dan bagaimana cara pengendaliannya. Dia khawatir tanaman
jeruknya akan hancur. Pupus sudah harapannya bisa menikmati keuntungan
sebagaimana yang pernah dibacanya dalam suatu majalah. Pak Kholik
membutuhkan bantuan anda untuk menjelaskan apa yang terjadi dengan kebun
Jeruknya dan bagaimana solusinya.
3. Rumusan Masalah
1. Apa OPT yang menyerang kebun Jeruk Pak Kholik ?
2. Bagaimana gejala serta tanda yang terdapat pada buah yang terkena OPT?
3. Bagaimana cara mengendalikan OPT?
4. Tujuan
1. Dapat mengetahui berbagai macam OPT yang menyerang kebun pak
Kholik.
2. Dapat mengetahui penyebaran, gejala, dan tanda tanaman yang terserang
OPT.
3. Mengetahui cara mengendalikan dan mencegah OPT.
BAB II
ANALISIS
A. Hama Kupu Putih (Peloncat Flatid Putih)
Hama kupu putih pada jeruk siam ini diketahui berasal dari kelompok
peloncat tumbuhan (planthopper) flatid warna putih (famili Flatidae, ordo
(Hemiptera)). Dari kenampakan serangga maka kupu putih yang menyerang
sangat mirip dengan spesies flatid putih Anormenis chloris. Jenis-jenis
serangga flatid jarang dilaporkan menyebabkan kerusakan ekonomis pada
tanaman budidaya. Nilai kehadiran serangga kupu putih (flatid putih) ini
menjadi penting karena waktu serangan terjadi pada musim kemarau yang
panjang. Serangan serangga flatid putih ini dapat meningkatkan resiko mati
pucuk muda selama musim kemarau. (Ameilia, 2008).
2. Penyakit Antraknosa
Penyakit antraknosa pada tanaman jeruk telah lama dipelajari, para
peneliti, di India dilaporkan sejak tahun 1933, penyakit ditemukan pada
tanaman jeruk di seluruh daerah di negara India (Reddy dan Murti, 1985).
Menurut Burnett, 1972. Penyakit antraknosa yang dahulu dikenal disebabkan
oleh Gloeosporioides limetticolum Clausen.
Jamur dapat menyerang buah, daun, ranting dan tunas (buah muda),
secara cepat menutupi buah, pengaruhnya bervariasi mulai dari bercak halus
kecil, sampai bercak mendalam, muncul kanker. Ciri khas bercak daun tampak
cokelat muda melingkar sampai lonjong berkembang pada daun. Sebagaimana
bercak dewasa, pusat bercak sering jatuh memberikan kenampakan seperti
lobang tembak. Daun yang terinfeksi berat kemungkinan tampak kurang
menarik (Burnett, 1972).
3. Gugur Prematur
Dalam berkebun kadangkali ditemui keadaan buah yang belum masak
bahkan bisa dibilang masih kecil namun sudah gugur dari pohon. Keadaan ini
disebut penyakit buah gugur prematur. Penyakit ini disebabkan oleh jamur
Fusarium sp., Colletotrichum sp., dan Alternaria sp. Bagian yang diserang
jamur tersebut adalah buah dan bunga. Gejala penyakit terlihat dua-empat
minggu sebelum panen ( Sukri & Rakhmad. 2016 )
Berdasarkan gejala di lapangan diduga buah jeruk terinfeksi penyakit
busuk Alternaria yang disebabkan oleh jamur Alternaria sp. Menurut (Elfina
et. al. 2011) penyakit yang disebabkan oleh Alternaria sp pada buah gejalanya
bercak kecil berwarna gelap yang akhirnya meluas dan terdapat titik hitam di
atas kulit. Buah yang terserang akan mengalami kerontokan. Kadang kadang
gejala penyakit ini hampir sama dengan gejala antraknosa. Gugur prematur
juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Rontok bunga/bakal buah karena faktor fisik
Pada saat musim penghujan dengan curah hujan yang tinggi seperti saat
ini bisa menjadi penyebab utama rontoknya bunga tanaman buah anda. Dalam
kondisi basah, benang sari lengket satu sama lain karena terikat oleh air,
sehingga tidak bisa bertemu dan membuahi kepala putik. Sebaliknya di musim
kemarau, suhu panas yang ekstrim disertai dengan pengaruh kelembaban yang
rendah di siang hari, juga dapat menjadi faktor penyebab rontoknya
bunga/bakal buah. Untuk mengatasi rontok karena faktor fisik dapat
menggunakan plastik penutup pada kuntum bunga.
2. Penyakit Antraknosa
Pengendalian penyakit antraknos pada tanaman jeruk siam dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu :
Kultur teknis
1) Penggunan bibit yang bukan berasal dari cangkokan.
2) Menjaga agar tanaman pada kondisi optimum dengan memperbaiki
kondisi tanah (drainase dan kesuburan tanah yang baik).
3) Sanitasi terhadap bagian atau sisa-sisa tanaman yang dapat menjadi
sumber infeksi, kemudian dibakar.
b. Kimiawi
1) Penggunaan fungisida yang efektif sesuai dengan anjuran.
3. Solusi Pada Gugur prematur
Menurut (Indonesia Bertanam, 2017) ada empat langkah pencegahan
secara organik supaya tanaman jeruk terhindah dari gugur prematur yaitu :
1. Pada saat pengolahan lahan dianjurkan penaburan jamur Trichoderma di
lubang tanam. Jamur Trichoderma ini secara alami akan melindungi perakaran
tanaman jeruk serta melawan jamur-jamur patogen pembawa penyakit.
2. Tanaman jeruk umur 3 bulan setelah tanam, dianjurkan kembali
menaburkan jamur Trichoderma ke lubang tanam. ataupun juga bisa dengan
cara penyemprotan Trichoderma cair ke tanaman jeruk.
3. Tanaman jeruk umur 12 bulan setelah tanam, dianjurkan kembali
menaburkan jamur Trichoderma ke lubang tanam. ataupun juga bisa dengan
cara penyemprotan Trichoderma cair ke tanaman jeruk.
4. Tanaman jeruk umur lebih 1 tahun dianjurkan penaburan Trichoderma
setiap 6 bulan sekali.
Agung, Rahmadsyah., Riana. 2015. Seluk Beluk Penyakit Tristeza Bagi Jeruk.
http://jitunews.com/read/18072/seluk-beluk-penyakit-tristeza-bagi-
jeruk#ixzz4sf5YaxlA/. Diakses pada tanggal 14 September 2017).
Ameilia, Z.,S., 2008. Hama-hama Dominan Jati (Tectonae grandis L.f). USU
eRepository. Medan.
Anggraeni I., Hama, Penyakit dan Gulma Hutan Tanaman. Bogor: Pusat Litbang
Peningkatan Produktivitas Hutan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan Kementrian Kehutanan, 2010.
Arif Meftah Hidayat. 2013. Pengenalan Buah Jeruk Siam.
http://www.anakagronomy.com/2013/05/pengenalan-buah-jeruk-siam-
citrus.html.Diakses pada 15 September 2017 pukul 11.16
Dwiastuti ME & Triwiratno, A 1994a.’ Identifikasi strain lemah virus triteza jeruk
(CTV) di Jatim, menunjang program imunisasi jeruk’, Prosiding Seminar
Regional I PFI, vol. IV, no. 3, hlm. 56-8.
Dwiastuti, ME & Triwiratno, A 1994b, ‘Uji filterisasi isolat lemah CTV dengan
tanaman indikator filter’, Prosiding Simposium Hortikultura Nasional,
Malang, 1994, hlm 529- 34.
Dwiastuti, ME & Triwiratno, A. 2014 Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah
Subtropika Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/gejala-dan-pengendalian-penyakit-
tristeza-pada-jeruk/ Diakses pada tanggal 14 September 2017.
Dwiastuti, ME 1989, ‘Penampakan gejala penyakit tristeza isolat kuat dan lemah
dengan cantuman pada jeruk nipis’, Prosiding PFI, 1989, Denpasar, hlm.
268-9.