Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN


“PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN JERUK”

Disusun oleh:
Nama : Harun Al Rasyid (E1K020030)
Shift : Shift II
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Mimi Sutrawati., S.P., M.Si
2. Dr. Ir. Hendri Bustamam., MS
Coass : 1. Wirtha Dwi Junia Zai (E1K019015)
2. Selta Fiona (E1K018021)

LABORATORIUM PROTEKSI TANAMAN


JURUSAN PERLINDUNGAN TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jeruk merupakan buah yang sangat digemari masyarakat Indonesia, dengan rasa yang
segar, dan mengandung vitamin C. Buah jeruk ada berbagai macam jenis, yang paling
terkenal dan diminati adalah jeruk keprok dan jeruk manis. Jeruk yang saat ini dikembangkan
di Indonesia terdiri dari beberapa jenis diantaranya jeruk manis dan sitrun yang berasal dari
Asia Timur selain itu jeruk nipis, jeruk purut, jeruk bali yang berasal dari Asia Tenggara
(Endarto & Martini, 2016).
Jeruk memiliki daya jual dan nilai ekonomis yang tinggi sehingga di Indonesia
tanaman ini sudah sekitar banyak dikembangkan, maka pemerintah tidak hanya mengarahkan
pengelolaan jeruk bagi petani kecil tetapi juga mengorientasikan kepada pola pengembangan
industri jeruk yang komprehensip termasuk dalam tanaman tahunan (BPTP Kaltim, 2011).
Produksi buah jeruk di Indonesia pada tahun 2012, 2013, dan 2014 secara berturut-turut
sebesar 1.498, 1548, dan 1.785 juta ton. Angka ini menunjukan terjadinya peningkatan
produksi dari tahun 2012 hingga 2014 secara berturut-turut sebesar 50.000 dan 236.000 ton
(BPS, 2015).
Upaya peningkatan produksi tidak terlepas dari masalah pada akhir-akhir ini muncul
masalah organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman jeruk (Kusdiana, 2017).
Sering kali produksi jeruk siam mengalami penurunan, hal ini disebabkan penyakit
yang menyerang tanaman tersebut. Penyakit-penyakit tersebut menyerang pada bagian daun,
sehingga menyebabkan bercak pada daun jeruk siam tersebut, daun yang terserang berwarna
kuning atau coklat. Dengan berbagai penyakit yang menyerang jeruk siam maka diperlukan
sebuah sistem yang dapat membantu mengenali atau mengidentifikasi jenis penyakit secara
otomatis. Identifikasi penyakit pada tumbuhan banyak membantu para ahli maupun peneliti di
bidang pertanian maupun perkebunan. Identifikasi tumbuhan berdasarkan oleh pengamatan
pada bagian tumbuhan itu sendiri yaitu akar, batang, daun, buah dan tunas. Informasi yang
paling akurat mengenai identifikasi tumbuhan terletak pada daunnya, dimana bagian tersebut
terdapat berbagai karakteristik yang mewakili tumbuhan tersebut, di antaranya adalah bentuk,
warna dan tekstur (Setiyorini, 2017).

1.2 Tujuan
Mengetahui penyakit dan gejala yang ditimbulkan tanaman jeruk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu jenis jeruk yang dikembangkan di Provinsi Bengkulu adalah jeruk Rimau
Gerga Lebong. Jeruk tersebut merupakan komoditas unggulan Kabupaten Lebong karena
mempunyai keunggulan kompetitif, yaitu buahnya berwarna kuning-oren, berbuah sepanjang
tahun, ukuran buah besar 200-350 gram dan kadar sari buah tinggi (Sommervile, 2003).
Dirjen hortikultura mulai tahun 2011 telah menetapkan jeruk Rimau Gerga Lebong ini
sebagai prioritas nasional, untuk dikembangkan dari yang sekarang baru sekitar 6 ha menjadi
kawasan agribisnis hortikultura/jeruk dilahan tidur seluas 6000 ha lima tahun mendatang.
Beberapa penyakit yang biasanya ditemukan pada buah jeruk yang menyebabkan
kerusakan pada buah, penurunan produksi dan mutu hasil adalah penyakit kudis oleh
Sphaceloma fawcetti Jenkins, kanker jeruk oleh Xanthomonas campestris pv. citri (Hasse)
Dye, busuk buah Nematospora oleh jamur Nematospora coryli Pegl, busuk buah Antraknosa
oleh Colletotrichum sp, busuk buah Aspergillus oleh Aspergillus sp, penyakit kering buah
oleh Alternaria sp (Semangun, 1989). Disamping itu, ditemukan pula penyakit busuk cokelat
oleh Phytophthora sp, penyakit busuk mengapas oleh Sclerotium sclerotiorum (Lib), penyakit
busuk Fusarium oleh F.moniliforme (Sheldon) Snyd dan Hands dan F. oxysporum (Schlecht)
Snyd dan Hans, dan penyakit busuk kelabu oleh Botrytis cinerea Pers. Ex Fr.
Mikroorganisme-mikroorganisme yang menginfeksi lewat luka adalah Rhizopus sp yang
dikenal dengan nama busuk rhizopus, Penicillium digitatum dan Penicillium italicum yang
dikenal sebagai grey dan blue molds pada buah jeruk (Martoredjo, 2009).
Beberapa tanaman sering terserang penyakit embun jelaga. Gejala tanaman yang
terserang embun jelaga awalnya ditandai dengan adanya bercak putih pada daun bagian
bawah. Bercak putih itu berkembang cepat dan membentuk lapisan kehitaman dan lengket di
permukaan daun. Bercak putih tersebut merupakan jamur penyebab embun jelaga (Pusluhtan
Kementan, 2019). 
Embun jelaga menutupi permukaan atas daun jeruk. Miselium jamur ini hanya
terdapat pada permukaan daun jeruk dan tidak masuk ke dalam jaringan daun. Dalam
pertumbuhannya jamur hanya memakan embun madu pada daun. Daun jeruk yang terserang
embun jelaga dilapisi oleh lapisan tipis berwarna hitam yang berada pada permukaan atas atau
bawah daun (Anggraeni al, 2000). Selaput tipis pada permukaan daun terbentuk dari hifa yang
menjalin dan menenun. Pada musim kering lapisan tersebut dapat dikelupas oleh tangan atau
terkelupas sendiri. Selaput tersebut juga dapat pecah menjadi bagian kecil yang terhembus
angin dan beterbangan kemana biak pada musim kemarau, sedangka berkurang karena embun
madunya tidak banyak. Tanaman dibawah naungan intensitas serangannya cenderung lebih
besar. Selain menyerang pada bagian daun, embun jelaga juga dapat menyerang pada bagian
buah. Biasanya buah yang terserang embun jelaga akan berukuran lebih kecil dan mengalami
keterlambatan dalam pematangan. Gejala tersebut banyak terjadi pada pohon jeruk yang
dijumpai kutu-kutu tanaman yang dapat megeluarkan embun madu.
BAB III
METEDOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam prakktikum kali ini adalah
1) Gelas Objek
2) Gelas Penutup
3) Lampu Spritus
4) Mikroskop
5) Carter
6) Gunting
7) Alat tulis kuliah (ATK)
8) Jarum
9) Kaca preparat
10) Kamera handphone
11) Bagian tanaman pisang yang terserang berbagai penyakit
3.2. Cara Kerja
Cara kerja yang di perlukan dalam praktikum ini adalah
1. Mengamati bagian-bagian tanaman yang sakit, buat gambar dan deskripsi
penyakit
2. Mengkorek bagian tanaman yangg sakit dengan menggunakan pisau scalpel atau
silet bertangkai, pindahkan ke atas gelas objek. Tetesi dengan air steril,
kemudian lekapkan dengan gelas penutup.
3. Mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100-400 X
4. Memfoto hasil pengamatan yang di dapat menggunakan kamera handphone
5. Membuat gambar dan deskripsinya pada LKP
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar hama Keterangan :


Copnodium Sp. Pada tanaman jeruk
mikrikroskopis pada daun jeruk.

Cercospora Sp. Pada tanaman jeruk Tampak gejala mikrikroskopis pada daun jeruk

Diaporthe Sp. Pada tanaman kakao Tampak gejala mikroskopis dari tanaman jeruk
4.2 Pembahasan
Embun jelaga menutupi permukaan atas daun jeruk. Miselium jamur ini hanya
terdapat pada permukaan daun jeruk dan tidak masuk ke dalam jaringan daun. Dalam
pertumbuhannya jamur hanya memakan embun madu pada daun. Daun jeruk yang terserang
embun jelaga dilapisi oleh lapisan tipis berwarna hitam yang berada pada permukaan atas atau
bawah daun (Anggraeni al, 2000). Selaput tipis pada permukaan daun terbentuk dari hifa yang
menjalin dan menenun. Pada musim kering lapisan tersebut dapat dikelupas oleh tangan atau
terkelupas sendiri. Selaput tersebut juga dapat pecah menjadi bagian kecil yang terhembus
angin dan beterbangan kemana biak pada musim kemarau, sedangka berkurang karena embun
madunya tidak banyak. Tanaman dibawah naungan intensitas serangannya cenderung lebih
besar. Selain menyerang pada bagian daun, embun jelaga juga dapat menyerang pada bagian
buah. Biasanya buah yang terserang embun jelaga akan berukuran lebih kecil dan mengalami
keterlambatan dalam pematangan. Gejala tersebut banyak terjadi pada pohon jeruk yang
dijumpai kutu-kutu tanaman yang dapat megeluarkan embun madu.
Jamur Capnodium citri melekat pada permukaan daun atau bagian tanaman lainnya.
Menurut Bassey (1979), miselium genus C.citri berwarna hitam dan berwarna gelap Menurut
Ningsing (2010) koloni jamur berbentuk bula kasar dan seperti kapas yang padat berwana
kehitaman, tepi koloni tidak rata dan permukaan bawah koloni berwarna hitam. Secara
mikroskopis jamur C.citri memiliki karakter yaitu hifa bersekat, berwarna gelap dengan
percabangan polipodial. Genus ini memiliki prithesium, konidia berbentuk oblong dan
bersekat.
Bercak putih tersebut merupakan jamur penyebab embun jelaga (Pusluhtan Kementan,
2019). Terdapat dua patogen penyebab penyakit embun jelaga, yaitu patogen Meliola sp. yang
menyebabkan kematian pada sel-sel jaringan tanaman dan Capnodium sp. yang hanya
menghambat pertumbuhan tanaman (Yuliah dkk., 2017).
Biasanya Cercospora sp biasanya memiliki miselium septa, tidak berwarna, gelap
ketika tua. Miselium membentuk massa sel berdinding tebal dengan bentuk seperti badan
buah, yang disebut acervuli. Biasanya acervuli ini berada dalam jaringan inang tepat di bawah
sel epidermis, jamur ini juga mempunyai konidia yang berbentuk pendek lonjong dan
berwarna sedangkan konidiofor pendek dan di antara keduanya dihasilkan seta mirip rambut
berwarna hitam (Lucas et al. 1985). Bercak antraknosa pada buah umumnya berwarna hitam
dengan marjin pucat. Daerah yang terkena akan melebar dan menjadi cekung dan bergabung
membentuk bercak yang besar. Pada proses pematangan buah, gejala ini membentuk bercak
kecil yang banyak dan berwarna gelap dan akan membentuk lingkaran yang membesar,
menyatu dan menjadi cekung. Meskipun penyakit ini biasanya muncul pada proses
pematangan buah, kadang-kadang akan terkena infeksi pada buah yang masih muda (Tasiwal,
2008).
Penyakit melanosa jeruk yang disebabkan oleh Diaporthe citri merupakan salah satu
penyakit jeruk utama (Hyun et al., 2013). Melanose tidak mempengaruhi kualitas daging buah
tetapi merusak permukaan kulit buah, menurunkan kualitas buah dan daya jual. Melanosa
pada pohon jeruk menginfeksi semua jaringan, termasuk daun, ranting, dan buah, dan
sebagian besar spesies jeruk rentan terhadapnya (Gopal et al., 2014).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil yang di dapatkan di lapangan dan di laboratorium dengan mengamati
dibawah mikroskop dan mengidantifikasi dengan buku identifikasi patogen cendawan yaitu,
Capnodium citri. Dengan gejala awalnya ditandai bercak putih pada bagian bawah daun,
Cercospora sp. Memiliki gejala terdapat totol pada daun, Dan Diaporthe citri. Dengan gejala
bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye.

5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya praktikkan memiliki komunikasi yang lebih intenst
dengan coass agar praktikum berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, I., M. Suharti dan Asmaliyah. 2000. Inventarisasi, Identifikasi dan Presentase
Serangan Hama dan Penyakit di Aeral Bekas Alang-alang di Nanga Pinoh, Kalimantan
Barat. Bul. Pen. Hutan (For. Res. Bull).
Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan Indonesia.
https://www.bps.go.id/ Diakses pada April 2019.
Bessey, E.A. 1979. Morphology dan Taxonomy Of Fungi. Edisi ke 3. Vikas Publishing House
PVT LTD. New Delhi.
Endarto. O & Martini, E. (2016). Pedoman Budidaya Jeruk Sehat. Balai Penelitian Tanaman
Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro). Bogor. World Agroforestry Centre.
Gopal, K., Lakshmi, ML, Sarada, G., Nagalakshmi, T., Sankar, TG, Gopi, V. dan Ramana,
KTV 2014. Citrus melanose ( Diaporthe citri Wolf): ulasan. Int. J.Curr. Mikrobiol.
Aplikasi Sains. 3:113-124.
Hyun, J.-W., Ko, S.-W., Kim, D.-H., Han, S.-G., Kim, K.-S., Kwon, H.-M. dan Lim, H.-C.
2005. Penggunaan fungisida tembaga yang efektif untuk pengendalian penyakit jeruk
yang ramah lingkungan. Res. Menanam Dis. 11:115-121 (dalam bahasa Korea)
Kusdiana, B. D. P. 2017. Hama dan penyakit jeruk (Citrus Spp.) di desa Situsari dan
Karangsari Kecamatan Karang pawitan Kabupaten Garut.
Lucas GB ; CL Campbell ; LT Lucas. 1985. Introduction to Plant Disease Identification and
Management. Van Nostrand Reinhold. New York. Hal 202, 204.
Martoredjo, T. 2009. Ilmu Penyakit Pascapanen. Bumi Aksara. Jakarta.
Ningsih, R., Mukarlina dan L. Riza. 2012. Isolasi dan Identifikasi Jamur Dari Organ Bergejala
Sakit Pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis var. microcarpa). Fakultas MIPA
Universitas Tanjungpura.
Semangun, H, 1989. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Idonesia, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta. 850 hal.
Setiyorini, A., & Sari, J. Y. (2017). Perbaikan Kualitas Citra Untuk Klasifikasi Daun
Menggunakan Metode Fuzzy K-Nearest Neighbor. Jurnal ULTIMATICS, 9(2), 129–
135. https://doi.org/10.31937/ti.v9i2.688
Sommervile. (2003). Rekayasa Perangkat Lunak. Edisi 6, diterjemahkan olehHanum Y.
Jakarta: Erlangga.
Tasiwal V. 2008. Studies on Anthracnose – a Postharvest Disease of Papaya. Department of
Plant Pathology College of Agriculture, Dharwad University of Agricultural Sciences,
Dharwad-580 005.
Yuliah, Ari Fiani, dan Liliek Haryjanto. 2017. STATUS KESEHATAN TEGAKAN
KONSERVASI EX SITU CENDANA (Santalum album Linn.) UMUR 11 TAHUN
DI KHDTK WATUSIPAT, GUNUNG KIDUL. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai