Disusun oleh:
1. 1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui efektivitas dari pengaplikasian
isolat Bioa sengak dan kombinasi isolat Bioa Sengak + Tebat Monok dan mengamati tanda tanda
kumbang beras yang terinfeksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Hasil
No. Asal Konidia/ml U Jumlah kumbang mati per hari
isolat/desa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1. Bioa Sengak 1 0 0 19 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0
2 0 0 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 18 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
2. Bioa Sengak + 1 0 0 14 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tebat Monok 2 0 0 18 3 0 0 0 0 0 1 0 0 0
3 0 0 17 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
4.2 Pembahasan
Pada tabel hasil pengamatan terlihat bahwa setelah aplikasi B.bassiana pada hari
pertama antara isolat Bioa Sengak dan kombinasi isolat Bioa Sengak + Tebat Monok jumlah
kumbang beras yang mati disetiap ulangan sama. Miselium pada kumbang beras yang telah
mati muncul pada hari ke 7 dengan tingkat kematian lebih dari 80%.
Hal ini disebabkan karena B.bassiana membutuhkan waktu untuk dapat menginfeksi
dan mematikan serangga uji, karena konidia jamur yang menempel pada kutikula akan
terlebih dahulu berkecambah membentuk hifa sehingga baru dapat menembus kutikula. Hal
ini didukung oleh Ardiyati et al., (2015)
Serangga yang terinfeksi jamur B. bassiana ditandai dengan gejala fisiknya lemah,
kurang aktif, dan pada kutikula ditemui bercak hitam yang menunjukkan tempat penetrasi
jamur. Tubuh serangga selanjutnya mengalami perubahan warna menjadi coklat kehitaman
dan mengeras seperti mumi. Hifa cendawan B. bassiana yang berwarna putih akan tumbuh
pada tubuh serangga jika kondisi suhu dan kelembaban lingkungan sesuai. Mekanisme infeksi
B.bassiana memerlukan waktu untuk dapat menembus integumen hingga
menimbulkan infeksi dan kematian. Penetrasi berlangsung dalam waktu 12-24 jam dan hal
tersebut memiliki proses untuk masuk kedalam tubuh dengan keadaan lingkungan yang
mendukung (Simanjuntak, 2017).
oleh jamur entomopatogen pada serangga, diawali dengan menempelnya propagul jamur
pada tubuh serangga, lalu propagul berkecambah pada integumen, selanjutnya tabung
kecambah melakukan penetrasi masuk ke tubuh serangga.
Mekanisme penetrasi dimulai dengan pertumbuhan spora pada kutikula dan
selanjutnya hifa mengeluarkan enzim kitinase, lipase, dan protenase untuk menguraikan
kutikula serangga. Setelah melakukan penetrasi, hifa berkembang memasuki pembuluh
darah dan menghasilkan toksin seperti beauvericin, beauverolit, isoralit, dan asam aksalat
yang dapat menaikkan pH dan penggumpalan darah serta terhentinya peredaran darah. B.
bassian juga merusak haemocoel secara mekanis, seperti saluran pencernaan, otot sistem
saraf, dan sistem pernafasan. Semua proses tersebut menyebabkan mandul, lumpuh dan
kematian serangga yang terinfeksi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari data yang didapati yaitu B.bassiana memerlukan waktu
untuk dapat menembus integumen hingga menimbulkan infeksi dan kematian. Penetrasi
berlangsung dalam waktu 12-24 jam dan hal tersebut memiliki proses untuk masuk
kedalam tubuh dengan keadaan lingkungan yang mendukung. Pengaruh B.bassiana pada
setiap perlakuan mengalami kematian setelah pengamatan hari ke-7 kumbang beras yang
mati meningkat drastis daripada hari pertama dan kedua.
5.2 Saran
Semoga praktikum berikutnya praktikan lebih disiplin dalam mengikuti
praktikum serta lebih memperhatikan arahaan dari dosen maupun co-ass.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Luas Panen dan Produksi Padi Indonesia. BPS RI,
Jakarta.
BPS [Badan Pusat Statistik] 2018. Survei Sosial Ekonomi Nasional. [Online]
http://www.bps.go.id [Di akses 06 Desember 2018].
Desyanti, Hadi YS, Yusuf S, Santoso T. 2007. Keefektifan beberapa spesies cendawan
entomopatogen untuk mengendalikan rayap tanah Coptotermes gestroi WASMANN
(Isoptera: Rhinotermiditae) dengan metode kontak dan umpan. J. Ilmu dan Teknologi
Kayu Tropis. 5(2): 68-77.
Febrianti, S. Z., dan Suharto. 2019. Pengaruh Fosfin (PH3) Terhadap Mortalitas Hama
Gudang Sitophilus oryzae Pada Komoditas Gandum. Jurnal Bioindustri. 2(1): 274-
284.
Hardison., dan A. Pramana. 2020. Analisis Perubahan Kebijakan Ketahanan Pangan Beras di
Provinsi Riau. Jurnal Administrasi Politik dan Sosial. 1(2): 76-83.
Hasnah., Susanna., dan H. Sably. 2012. Keefektifan Jamur Jamur Beauveria bassiana Vuill
Terhadap Mortalitas Kepik Hijau Nezara viridula L. Pada Stadia Nimfa Dan Imago.
Jurnal Floratek. 7: 13 – 24.
Lee PC, Hou RF. 2003. Phatogenesis of Metarhizium anisopliae van anisopliae in the smaller
brown plant hopper Laodelphax striatelus. Chinese J. Entomol. (9):3-19.
Longstaff BC. 1981. Biology of the grain pest species of the genus Sitophilus (Coleoptera:
Curculionidae): a crirical review. Protection Ecology. 2: 82-130.
Lubis, M. (2016). Pengaruh Penambahan Nutrisi Terhadap Patogenitas Cendawan Beauveria
bassiana Pada Hypothenenus hampei Di Perkebunan Kopi Rakyat. Skripsi Digital
Repository Universitas Jember Learners.
Mandasari, L. F., R. Hasibuan., A. M. Hariri., dan Purnomo. 2015. Pengaruh Frekuensi
Aplikasi Isolat Jamur Entomopatogen Jamur Beauveria bassiana Terhadap Kutu daun
(Aphis glycines Matsumura) dan Organisme Non-Target Pada Pertanaman Kedelai.
Jurnal Agrotek Tropika. 3(3): 384-392.
Manueke, J., dan J. Pelealu. 2015. Ketertarikan Hama Sitophilus oryzae Pada Beras, Jagung
Pipilan Kacang Tanah, Kacang Kedelai, Dan Kopra. Jurnal Eugenia. 21(2): 70-79.
Phillips TW, Throne JE. 2010. Bio-rational approaches to managing stored product. Annual
Review of Entomology. 55:375-397.
Rizal, S., D. Mutiara., dan D. Agustina. 2019. Preferensi Konsumsi Kumbang Beras
(Sitophilus oryzae) Pada Beberapa Varietas Beras. Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. 16(2): 157- 165.
Sakul, E. H., J. S. S. Manoppo., D. Taroreh., R. I. F. Gerungan., dan S. Gugule. 2012.
Pengendalian Hama Kumbang Logong (Sitophylus oryzae L.) Dengan Menggunakan
Ekstrak Biji Pangi (Pangium edule Reinw.). Jurnal Eugenia. 18(3): 186-197.
Sopialena. 2018. Pengendalian Hayati Dengan Memberdayakan Potensi Mikroba.
Mulawarman University Press. Samarinda.
Wahyono TE, Tarrigan, N. 2007. Uji patogenisitas agen hayati Beauveria bassiana dan
Metarhizium anisopliae terhadap ulat serendang (Xystrocera festiva). Buletin Teknik
Pertanian. 12(1):22-29.
Wardati, I., & Erawati, D. N. (2015). Uji Formulasi Beauveria bassiana Isolat Lokal sebagai
Pengendali Hayati Hama Utama Kapas. Jurnal Ilmiah Inovasi, 15(1).