Menyetujui,
Asisten
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………....3
II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................4
A. Tanaman Kedelai.........................................................................................................4
B. Rhizobakteri.................................................................................................................6
C. Asosiasi Rhizobakteri pada Tanaman...........................................................................8
D. Tanaman Padi...............................................................................................................9
E. Hipotesis....................................................................................................................10
III. TATA CARA PENELITIAN.....................................................................................11
A. Rencana Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................11
B. Bahan dan Alat Penelitian..........................................................................................11
C. Metode Percobaan......................................................................................................11
D. Cara Penelitian...........................................................................................................12
E. Parameter Pengamatan...............................................................................................17
F. Analisis Data..............................................................................................................18
G. Jadwal Kegiatan.........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................20
LAMPIRAN...........................................................................................................................22
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan yang penting setelah padi
karena banyak dibutuhkan dalam berbagai hal terutama untuk bahan pangan. Kedelai
memilki kandungan protein nabati yang rendah kolesterol sehingga banyak diminati
oleh masyarakat Indonesia. Di Indonesia permintaan kedelai terus meningkat akan
tetapi produktivitas kedelai masih rendah. Konsumsi kedelai yang terus meningkat
pesat setiap tahunnya, juga sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan
gizi yang ditandai oleh meningkatnya konsumsi per kapita kedelai sebesar 5,55%.
Sebagian besar produksi kedelai diolah menjadi bahan pangan yang siap dikonsumsi
oleh masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti tempe, tahu,
kecap dan kripik tempe. Sekitar 115.000 pengusaha tahu dan tempeanggota Koperasi
Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (KOPTI) adalah konsumen terbesar kedelai.
Mereka membutuhkan 1,2 juta ton kedelai pertahun, atau lebih dari separuh dari total
kebutuhan nasional sebanyak 2,2 jutaton per tahun. Pabrik kecap, perusahaan pakan
ternak, dan industri makanan minuman berada di urutan berikutnya sebagai
konsumen kedelai (Adetama, 2011). Menurut Badan Pusat Statistika (2011),
produktivitas kedelai di Indonesia sebesar 1,37 ton per hektar dan produksi kedelai
setiap tahunnya hanya menutupi permintaan kedelai sebesar 40% sedangkan 60%
ditutupi oleh impor.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh Rhizobakteri terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman
kedelai ?
2. Berapakah dosis inokulum Rhizobakteri dari perakaran padi yang tepat untuk
pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai.
3
C. Tujuan Penelitian
A. Tanaman Kedelai
sembilan benang sari yang membentuk tabung benang sari. Bila bunga masih kuncup,
kedudukan kepala sari berada di bawah kepala putik, tetapi pada saat kepala sari
menjelang pecah tangkai sari memanjang sehingga kepala sari menyentuh kepala
putik yang menyebabkan terjadi pada saat bunga masih tertutup menjelang mekar
(Kasno dkk., 1992).
Kedelai tumbuh baik pada dataran rendah dari 1 hingga 600 m diatas
permukaan laut, curah hujan antara 150-200 mm/bulan, suhu antara 30-150C pada
berbagai jenis tanah yang drainasenya baik (Kasno dkk., 1992). Iklim kering lebih
cocok untuk tanaman kedelai dibandingkan dengan iklim lembab (Sudarni, 2011).
Tekstur tanahnya lempung berpasir dan liat, struktur gembur, pH nya diantara
5,5- 7, untuk optimal 6,8. (Direktorat Jendral Tanaman Pangan, 2011). Kedelai yang
ditanam pada tanah yang mengandung kapur dan tanah bekas ditanami padi akan
lebih memuaskan hasilnya. Disini kedelai dapat tumbuh dengan mudah, karena
struktur tanah masih baik dan tidak membutuhkan pemupukan awal (Aak, 1989).
Budidaya pada tanaman kedelai dilakukan dalam berbagai tahap antara lain
penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, penyiangan, dan pengendalian hama pada
tanaman kedelai. Kebutuhan pupuk untuk lahan kering masam, dosis pupuk yang
diberikan 75 kg Urea +100 kg SP36 + 100 kg KCl/ha . Tanaman kedelai dapat
tumbuh di daerah dataran rendah hingga daerah dengan ketinggian 1200 mdpl. Pada
budidaya tanaman kedelai pH yang cocok berkisar 6,0 – 7,0 . Jika ph tanah kurang
dari 6,0 maka dilakukan pengapuran dengan dolomit atau kapur bakar (Aak, 1989).
B. Rhizobakteri
D. Tanaman Padi
batang muda bagian bawah. Akar adventif tersebut menggantikan akar seminal.
Perakaran yang dalam dan tebal, sehat, mencengkeram tanah lebih luas serta kuat
menahan kerebahan memungkinkan penyerapan air dan hara lebih efisien terutama
pada saat pengisian gabah (Suardi 2002).
Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih,
dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki tahun-1 sekitar
1500–2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalahn 23 °C dan
tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0–1500 m dpl. Tanah
yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan
fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air
dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara 18–22 cm dengan pH antara 4–7 (Siswoputranto, 1976).
E. Hipotesis
Penelitian akan dilaksanakan pada April 2019 sampai bulan Mei 2019.
Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi dan Green House
Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah : Tabung reaksi, Petridish,
Gelas Ukur, , Desinfektan, Erlenmeyer, Mikropipet, Timbangan Analitik, Jarum Ose,
Drigalsky, Pinset, Pipet Ukur, Stopwatch, Shaker, Autoklaf, Mikroskop, Lampu
Bunsen, pH Stik, Label, Spidol, Polybag ukuran 3 kg.
C. Metode Percobaan
11
12
D. Cara Penelitian
1. Sterilisasi Alat
3. Peremajaan Rhizobakteri
Peremajaan bertujuan untuk mendapatkan bakteri yang aktif agar bakteri yang
akan digunakan ini optimal dalam berproduksi. Peremajaan ini menggunakan media
yang sama yakni, Nutrient Agar. Peremajaan dilakukan dengan cara mengambil 1 ose
dari kultur murni dan dimasukkan kedalam media NA miring yang baru, lalu
diinkubasi selama 48 jam.
4. Perbanyakan Rhizobakteri
2) Tidak ada koloni yang menutupi lebih dari setengah luas cawan (spreader)
perbandingan jumlah koloni dari pengenceran berturut – turut antara
pengenceran yang lebih besar dengan pengenceran sebelumnya. Jika sama
atau lebih kecil dari 2 maka hasilnya dirata – rata, dan jika lebih besar dari
2 maka yang dipakai adalah jumlah dari hasil pengenceran sebelumnya.
3) Jika ulangan telah memenuhi syarat maka hasilnya dirata – rata.
∑ KN 1+∑ KN 2+ … ..+ ∑ KN 5
DB (%) = x 100 %
∑BT
Keterangan :
DB = Daya Berkecambah
∑ KN 1 = Jumlah kecambah normal pada pengamatan hari pertama
∑ KN 2 = Jumlah kecambah normal pada pengamatan hari ke dua
∑ KN 5 = Jumlah kecambah normal pada pengamatan hari ke lima
∑ BT = Jumlah benih yang disemai
Persiapan media dilakukan dengan cara mengisi tiap polybag dengan tanah
regosol sebanyak 3 kg/polybag yang sudah diayak, kemudian diberi pupuk kandang
sebesar 28,846 gram/polybag
15
3. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan satu minggu sekali diwaktu sore hari,hal ini bertujuan
agar tanaman kedelai dapat menyerap air dengan maksimal.
b. Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan setiap saat ada tanaman lain (gulma) yang
tumbuh di polybag dengan cara pencabutan.
c. Pemupukan
d. Penyulaman
e. Pengendalian OPT
Pengendalian hama dan penyakit dengan cara mengambil hama yang ada pada
tanaman kedelai dan pengendalian dengan menghilangkan bagian tanaman yang
terserang penyakit. Namum, apabila serangan hama melewati ambang batas akan
dilakukan pengendalian hama secara kimiawi menggunakan pestisida. Beberapa
hama yang sering ada pada tanaman kedelai.
17
E. Parameter Pengamatan
Tinggi tanaman diukur dari bagian pangkal batang sampai ujung daun yang
tertinggi dengan cara daun tanaman di tungkupkan setiap 3 hari sekali. Dari
pengukuran tinggi tanaman ini menggunakan alat penggaris dengan satuan cm dan
alat tulis, pengamatannya dilakukan mulai dari penanaman sampai tanaman umur satu
bulan setelah tanam.
Pengamatan berat basah tajuk ini dilakukan dengan cara menimbang berat
tanaman yang masih basah atau segar baru dicabut serta sudah dibersihkan dari sisa
tanah yang masih menempel di akar maupun tanamannya. Alat yang digunakan saat
pengamatannya yaitu menggunakan timbangan analitik dengan satuan gram.
Pengamatan ini dilakukan pada saat setelah selesai panen.
18
Pengamatan berat kering tajuk ini dilakukan dengan cara menimbang berat
kering tanaman yang sudah selesai dioven dan kemudian ditimbang dengan
menggunakan timbangan analitik, hingga berat konstan menggunakan satuan gram.
Pengamatan berat kering tajuk ini juga dilakukan setelah selesai panen.
Pengamatan berat segar akar dilakukan dengan cara menimbang berat akar
basa atau akar segar tanaman yang baru dicabut dan sudah dibersihkan dari sisa tanah
yang melekat, ditimbang menggunakan timbangan analitik dengan satuan gram.
Pengamatan berat segar akar dilakukan pada waktu selesai panen.
Pengamatan berat kering akar dilakukan dengan cara menimbang berat akar
yang telah dioven sebelumnya, kemudian setelah kering akar ditimbang
menggunakan timbangan analitik hingga berat konstan dengan satuan gram.
Pengamatan berat kering akar juga dilakukan pada saat setelah selesai panen.
F. Analisis Data
Hasil penelitian dari berbagai perlakuan disajikan dalam bentuk berupa grafik
dan histogram. Hasil dari pengamatan kuantitatif di analisis dengan menggunakan
sidik ragam atau Analysisi Of Varience (ANOVA) pada taraf α 5%. Apabila antar
perlakuan yang diujikan terdapat perbedaan nyata maka akan dilakukan uji lanjut
dengan menggunakan Duncan’s Range Test (DMRT).
Maret
April Mei PJ
Minggu
NO Uraian Kegiatan Minggu ke- Minggu ke-
ke-
4 1 2 3 4 5 1 2
Persiapan Alat dan
1 Riyan Aprilando
Bahan
2 Pembuatan Media Diah Aulia
Perbanyakan
3 Riyan Aprilando
Inokulum
4 Pembuatan Starter Moh Ridlwan
5 Formulasi Cair M Khoiruddin
6 Uji Perkecambahan Diah Aulia
Penyiapan Media
7 Moh Ridlwan
Tanam
8 Aplikasi Inokulum Diah Aulia
9 Penanaman Riyan Aprilando
Pemeliharaan dan
10 M Khoiruddin
Pengamatan
Panen/Pencabutan
11 Diah Aulia
Tanaman
Analisis dan
12 Penyusunan Laporan Moh Ridlwan
Projek
G. Jadwal Kegiatan
19
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad F, Ahmad I, Khan MS. 2005. Indoleacetic acid production by the indigenous
isolates of Azotobacter and fluorescent pseudomonad in the presence and
absence of tryptophan. Turk. J. Biol. 29:29-34.
Ashrafuzzaman M, Hossen FA, Ismail MR, Hoque MdA, Islam MZ, Shahidullah SM,
Meon S. 2009. Efficiency of plant growth-promoting Rhizobakteria (PGPR) for
the enhancement of rice growth. African Journal of Biotechnology 8 (7): 1247-
1252.
Kasno, A. dkk .. 1992. Risalah Basil Penelitian Tanaman Pangan. Balai Penelitian
Tanaman Pangan. Malang.
20
21
Rukmana, R. dan Yuniarsih, Y. 1996. Kedelai: Budidaya dan Pasca Panen. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Sundari, T. dan Atmojo, R.P. 2011. Bentuk Sel Epidermis, Tipe dan Indeks Stomata 5
Genotipe Kedelai pada Tingkat Naungan Berbeda. Jurnal Biologi Indonesia
7(1):67-79
Sutariati GAK. 2006. Perlakuan Benih dengan Agens Biokontrol untuk Pengendalian
Penyakit Antraknosa, Peningkatan Hasil dan Mutu Benih Cabai. Disertasi.
Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.