RAWIT
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya,
tugas makalah mata kuliah Pendidikan Biologi yang membahas tentang penggunaan
pupuk NPK pertumbuhan cabai rawit dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai, dan serta informasi dari media massa
yang berhubungan dengan tanaman cabai..Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun
demi kesempurnaannya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk
pembaca. https://www.youtube.com/watch?v=IdhR_HvaN5Q&feature=youtu.be
Kelompok VII
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian......................................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................................4
A. Pertumbuhan Cabai Rawit..........................................................................................4
B. Indikator Pertumbuhan Cabai Rawit..........................................................................5
C. Pengertian Pupuk NPK Pada Cabai Rawit...............................................................6
D. Penggunaan Pupuk NPK Pada Cabai Rawit............................................................12
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................................14
A. Waktu dan tempat percobaan...................................................................................14
B. Bahan dan alat percobaan...........................................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................15
A. Tempat Pemilihan Lokasi dan Persiapan Lahan.........................................................15
BAB V PENUTUPAN........................................................................................................19
A. KESIMPULAN........................................................................................................19
B. SARAN.....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................21
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Hasil makalah ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi petani yang ingin
membudidayakan cabai rawit dengan pengaruh pupuk NPK yang tepat. Selain itu, juga
dapat menambah pengetahuan dalam bidang ilmu teknologi produksi tanaman cabai rawit.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
8
bahan utama dari pembuatan pupuk cair, daun gamal tersebut sebagai EM4 (bakteri
fermentasi) digunakan sebagai bantuan dari penguraian pupuk , karena pada dasarnya EM4
(bakteri fermentasi) mengandung berbagai jenis bakteri pengurai, yang berfungsi untuk
menbantu penguraian atau pelapukan bahan- bahan tersebut. Daun gamal
tersebut,digunakan sebagai bantuan dari penguraian bahan , karena pada dasarnya Daun
gamal mengandung berbagai jenis bakteri pengurai, yang berfungsi untuk menbantu
penguraian dan penyuburan tanaman, karena daun gamal mengandung unsur Nitrogen yang
sangat tinggi sebesar 3,15 % per 1 ons nya.
Sudah sejak lama para petani-petani kecil menggunakan cara pembuatan pupuk
seperti ini menggunakan daun gamal. Contohnya para petani di Pegunungan Enrekang
Sulawesi Selatan, untuk penyuburan tanaman sayuran. Gamal (Gliricidia sepium) adalah
nama sejenis perdu dari kerabat polong-polongan (suku Fabaceae alias Leguminosae).
Sering digunakan sebagai pagar hidup atau peneduh, perdu atau pohon kecil ini
merupakan salah satu jenis leguminosa multiguna yang terpenting setelah lamtoro
(Leucaena leucocephala).[1] Nama-nama lainnya adalah kerside, gliriside (kolokial),
sliridia, liriksidia, sirida (Jw.); cebreng (Su.); kh’è: no:yz, kh’è: fàlangx (Laos (Sino-
Tibetan)); bunga Jepun (Mly.); kakawate (Filipina); madre de cacao (Portugis); mata
raton (Honduras); dan gliricidia, Nicaraguan coffee shade (Ingg.). Kandungan umum
yang terdapat pada daun gamal berupa protein 25,7 % dan Nitrogen 70%.
Pengunaan pupuk cair daun gamal sangat baik digunakan bagi tanaman yang
sementara dalam masa pertumbuhan vegetatif, umunya tanaman yang mengalami fase
tersebut pada saat tanaman masih kecil (Pracaya,2007) . Dan daun gamal mengandung
kandungan protein kasar (PK) berkisar 20,28%-25,53% dan TDN (nutrisi tercerna)
sebesar 58,45%-69,73% ( hasil pengujian BPMSP Bekasi 2019). Bagaimana cara
pengolahan daun Gamal? Untuk langkah pertama, kamu perlu menghaluskan terlebih
dahulu semua bahan yang dibutuhkan.
Daun gamal dan kulit pisang bisa dialuskan dengan cara dipotong halus-halus,
kemudian diblender bersama tiga liter air cucian beras. Sedangkan batang pohon pisang
perlu diiris-iris, kemudian ditumbuk. Campurkan semua bahan Dalam sebuah wadah
yang besar seperti ember, masukkan semua bahan menjadi satu, lalu aduk-aduk sampai
merata.
2. Batang pisang
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasaberdaun
9
besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musaacuminata, M. balbisiana, dan
M. paradisiaca) menghasilkan buah konsumsiyang dinamakan sama. Buah ini tersusun
dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir.
Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan
mineral, terutama kalium. Tanaman pisang merupakan tumbuhan berbatang basah yang
besar, biasanya mempunyai batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun.
Kedudukan tanaman pisang diklasifikasikan seperti pada tabel:
Batang pisang merupakan salah satu komponen penting pada pohon pisang.
Batang pisang atau yang sering disebut gedebog sebenarnya bukan batangmelainkan
batang semu yang terdiri dari pelepah yang berlapis menjulangmenguat dari bawah
keatas sehingga dapat menopang daun dan buah pisang . Batang pisang mengandung
lebih dari 80% air dan memiliki kandungan selulosadan glukosa yang tinggi sehingga
sering dimanfaatkan masyarakat sebagai pakanternak dan sebagai media tanam untuk
tanaman lain.
Selain itu, di dalam gedebog pisang terkandung getah yang menyimpan banyak
maanfaat, yang salah satunya digunakan di dalam dunia medis. Batang pisang banyak
dimanfaatkan masyarakat, terutama bagian yang mengandung serat. Setelah dikelupas
tiap lembar sering dimanfaatkan sebagai pembungkus untuk bibit tanaman sayuran, dan
setelah dikeringkan digunakan untuk tali pada pengolahan tembakau, dan dapat pula
digunakan untuk kompos.
Menurut (Building Material and Technology Promotion Council). Batang pisang
bisa menjadi sumber hara bagi tanaman karena mengandung beberapa unsur penting
seperti nitrogen fosfor dan kalium. Ketiga nutrisi tersebut merupakan unsur hara yang
sangat penting
10
untuk pertumbuhan tanaman.
Batang pisang mengandung kalsium sebesar 16%, kadar kalium sebesar 23% dan
kadar fosfor sebesar 32% (Suprihatin,2011) per 1 kg. Limbah tanaman pisang seperti
batang dan daun memiliki banyak kandungan fosfor yang baik untuk pertumbuhan
tanaman. Pupuk kompos berbahan batang pisang dapat memberikan masukan hara makro
maupun mikro.
Kandungan batang pisang yang mengandung fosfor yang berfungsi sebagai
pertumbuhan akar, mempercepat pembuangan dan pemasakan buah. Menggunakan
batang pisang sebagai kompos juga akan membuat mikroorganisme di dalam tanah
seperti cacing bisa berkembang dengan baik. Sehingga bisa meningkatkan kualitas tanah.
Pupuk organik yang berbahan batang pisang sangat berguna untuk memberikan
sumber nutrisi bagi pertumbuhan tanaman (Suprihatin,2011). Kandungan zat zat mineral
yang terdapat dalam batang pisang banyak ragamnya. Susunan kimia batang pohon
pisang seperti ; Air 92,5%, Protein 0,35%, Karbohidrat 4,4%, Zat Fosfor 135 mgr per
100 gr batang, Zat kalium 213 mgr per 100 gr batang, Zat kalsium 122 mgr per 100 gr
batang ( Rismunandar, 1989 dalam Suprihatin 2011).
3. Kulit Pisang
Kulit pisang menjadi sumber organik yang baik untuk memberikan nutrisi pada
tanaman. Cara termudah menggunakan kulit pisang sebagai pupuk yaitu dengan
menempatkannya di atas tanah di sekitar tanaman. Kulit pisang akan diuraikan oleh
beberapa mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
Kulit pisang juga bisa dicacah atau diiris menjadi potongan-potongan kecil
kemudian dicampur dengan pupuk yang biasa kita gunakan. Kita juga bisa menggali
sedikit tanah di sekitar tanaman, kemudian taruh kulit pisang ke dalam lubang galian
tersebut, lantas tutup kembali dengan tanah. Mengubur kulit pisang ke dalam tanah akan
mempercepat proses penguraian sehingga nutrisi dari kulit pisang akan lebih mudah
diserap akar. Karena berdaging dan lembab, kulit pisang juga dapat digunakan sebagai
humus. Kulit pisang bisa menahan air dengan efisien. Kita dapat menempatkan kulit
pisang ke dalam kantong plastik dan membuat lubang kecil pada kantong plastik tersebut.
Kantong ini bisa ditempatkan dimana kita biasa menempatkan persediaan humus. Tidak
perlu khawatir bila kulit pisang mulai hancur atau membusuk, kita bisa selalu
menambahkan kulit pisang segar ke dalam kantong plastik tersebut.
11
Pembuatan pupuk organik dari kulit pisang dapat dalam bentuk padat atau cair.
Kulit buah pisang mengandung unsur hara kalium dan fosfor lebih banyak dari
pada daging buah. Keberadaan kalium dan fosfor yang cukup tinggi dapat dimanfaatkan
menjadi pupuk. Selain mengandung Kalium dan Fosfor, kulit pisang juga mengandung
magnesium dan sulfur ( Rismunandar, 1989 dalam Suprihatin 2011 ).
Cara penggunaan Dengan memanfaatkan pupuk organik dari kulit pisang, para
petani akan mendapatkan berbagai manfaat yang beragam. Selain dapat memanfaatkan
limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai jual yang tinggi, kulit pisang
juga memiliki kandungan potasium yang sangat tinggi sehingga membantu dalam
membentuk bunga yang lebih besar dan cerah. Kandungan kalium pada kulit pisang
kering yaitu sekitar 42%.
Kalium merupakan salah satu unsur hara mikronutrient yang berfungsi untuk
meningkatkan pembungaan dan juga menguatkan perakaran tanaman. Selain itu, nutrisi
kulit pisang yang lain seperti magnesium dan fosfor juga berperan penting dalam
perkembangan tanaman. Kulit Pisang memiliki banyak kandungan zat dan manfaat bagi
tanaman apabila di daur ulang menjadi pupuk organik cair, misalnya karena kulit pisang
mengandung mengandung 42% kalium maka dapat memperkuat batang tanaman juga
dapat melawan penyakit serta menyuburkan bunga dan buah- buahan pada tanaman.
Pupuk kulit buah pisang adalah sumber potensial pupuk kalium dengan kadar K20 46-
57% basis kering. Kulit buah pisang mengandung 15% Kalium dan 12% Fosfor lebih
banyak dari daging buah. Keberadaan Kalium dan Fosfor yang cukup tinggi dapat
dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk.
Kulit pisang memiliki banyak kandungan seperti magnesium, sodium, fosfor, dan
sulfur yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Pembuatan pupuk organik
dengan bahan kulit pisang dapat menghasilkan pupuk padat maupun pupuk cair.
Berdasarkan analisis pada pupuk organik padat dan cair jika menggunakan kulit pisang
kepok seperti yang dilakukan oleh Nasution (2013) di Laboratorium Risetdan Teknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, maka diketahui bahwa kandungan
unsurhara yang terdapat di pupuk padat kulit pisang kepok yaitu, C-organik 6,19%; N-
total 1,34%; P2O50,05%; K2O 1,478%; C/N 4,62% dan pH 4,8 sedangkan pupuk cair
kulit pisang kepok yaitu, C-organik0,55%; N-total 0,18%; P2O5 0,043%; K2O 1,137%;
C/N 3,06% dan pH 4,5 %.
Bagaimana cara membuat pupuk dari kulit pisang? Kulit pisang dihaluskan dan
12
dimasukkan kedalam wadah. Selanjutnya larutan EM4 dicampurkan ke dalam kulit
pisang halus dan air yang telah bercampur dengan rata. Pupuk ini didiamkan selama 3-4
hari lamanya. Setelah itu pupuk pun dapat digunakan dengan diencerkan terlebih dahulu
yaitu 1 L air diencerkan dengan 5 L air tambahkan 4-6 kulit pisang ke dalam stoples
kapasitas 3 liter (atau kurangi kulit pisang dalam toples yang lebih kecil), lalu isi toples
dengan air. Tutupi dengan kain berongga atau penutup yang longgar dan biarkan selama
minimal 48 jam hingga
seminggu. Buang kulitnya, biarkan air di dalam toples.
Sirami dasar tanaman Anda dengan pupuk kulit pisang Anda. Anda dapat
memotong dan mengubur kulit pisang atau. Anda dapat menambahkannya ke tumpukan
kompos (Sakina Rakhma Diah Setiawan).
13
5. Pengaruh Pupuk NPK pada Kualitas Buah: Kualitas buah cabai rawit, termasuk
warna, rasa, dan kandungan nutrisi, dapat dipengaruhi oleh penggunaan pupuk
NPK. Analisis terhadap sifat organoleptik buah dapat membantu mengevaluasi
dampak pupuk terhadap kualitas hasil.
6. Pengaruh Lingkungan: Faktor lingkungan, seperti jenis tanah dan iklim, dapat
memengaruhi efektivitas pupuk NPK. Kondisi ini perlu diperhitungkan dalam
mengembangkan strategi penggunaan pupuk.
7. Penggunaan Pupuk NPK Bersama Pupuk Lain: Studi dapat dilakukan untuk
mengevaluasi apakah kombinasi pupuk NPK dengan pupuk lain, seperti pupuk
organik, dapat meningkatkan hasil pertumbuhan dan produksi cabai rawit.
8. Analisis Biaya dan Manfaat: Merinci biaya penggunaan pupuk NPK dan manfaat
yang dihasilkan dapat membantu petani membuat keputusan yang lebih
informasional dan ekonomis.
9. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan: Penting untuk terus memantau
pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit selama penggunaan pupuk
NPK. Hal ini dapat membantu mengidentifikasi perubahan yang perlu
disesuaikan.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
Pertumbuhan dan
perkembangan cabai
Pemupukan dan Penyiraman
Panen Cabai
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Nutrisi tambahan yang diperlukan oleh tanaman yaitu pupuk, pupuk yang sering
digunakan untuk bercocok tanam yaitu pupuk yang memiliki kandungan unsur Nitrogen(N),
Posfor(P), Kalium(K). Unsur-unsur tersebut memiliki peran yang berbeda-beda peranan
tersebut di diantaranya yaitu kandungan unsur N yang yang memiliki fungsi sebagai
pembentuk asam amino, asam nukleat, klorofil dan protein.
Klorofil pula memiliki berperan untuk berlangsungnya aktifitas fotosintesis yang akan
menghasilkan karbohidrat. Karbohidrat ini yang akan digunakan untuk berlangsungnya
proses respirasi agar menghasilkan energi berupa ATP, asam nukleat, protein dan membentuk
lipit, kemudian akan dimanfaatkan untuk pembentukan batang, jaringan baru dan akar.
Nitrogen yang diserap oleh tanaman juga dapat menambah ukuran dari tinggi batang,
ukuran batang dan juga banyaknya daun. Berkurang atau rendahnya kandungan unsur
nitrogen bisa dipengaruhi oleh mikroorganisme yang menggunakan nitrogen untuk
kelangsungan hidupnya atau perubahan bentuk nitrogen menjadi bentuk gas (Lestari dkk,
2011). penyebab lain yang mempengaruhi kualitas dari kandungan nitrogen itu sendiri
meliputi sifat dari bahan yang digunakan, mikrobia yang berkembang dan membantu
berlangsungnyaproses fermentasi tersebut, dan juga lama waktu untuk proses fermentasi
(Marlina, 2016).
Unsur hara N dan P memiliki peran dalam proses pembentukan daun dimana unsur
tersebut berperan penting untuk pembentukan jaringan atau sel-sel baru dan jaringan-jaringan
utama yang berperan sebagai penyusun senyawa organik pada tanaman. Apabila unsur N dan
P kurang atau tidak tercukupi bagi tanaman maka metabolisme tanaman akan terganggu dan
akan menyebabkan terhambatnya proses dari pembentukan daun. Fosfor hampir sama dengan
nitrogen, fosfor (P) merupakan salah satu kandungan yang penting untuk proses fotosintesis.
Dan juga berperan dalam pembentukan semua sel pada tumbuhan.
Fungsi fosfor (P) yaitu membantu mempercepat pertumbuhan akar semai, dan
membantu proses dari pertumbuhan tanaman dewasa dan meningkatkan kualitas produksi
biji-bijian(Sutedjo dan Kartasapoetra, 1991). Tinggi rendahnya kadar kandungan fosfor
dioengaruhi oleh sumber energi, Kandungan bahan baku pupuk cair organik dan jumlah
nitrogen yang tidak seimbang,yang tidak seimbang (Marlina, 2016). Sedangkan pada unsur
kalium (K) memiliki peran dalam proses fotosintesa, enzim, pengangkut hasil asimilasi dan
16
juga mineral.
Air juga dapat membantu tanaman untuk meningkatkan daya tahan atau kekebalan
terhadap penyakit (Susi dkk, 2018). Rasio organik karbon dan nitrogen (C/N Rasio) menjadi
salah satu faktor yang sangat penting untuk kesimbangan unsur hara total. Rasio C/N
merupakan bahan organik yang bandingannya antara banyaknya kandungan dari unsur
karbon (C) terhadap banyaknya kandungan dari unsur nitrogen (N) yang terdapat dalam suatu
bahan organik. Aktivitas hidupnya mikroorganisme dipengaruhi oleh kandungan unsur
karbon dan juga unsur nitrogen, tingginya rasio C/N akan mengakibatkan kurangnya aktivitas
hidup mikroorganisme, kompos yang akan di degradasi oleh mikroorganisme memerlukan
beberapa siklus sehingga waktu yang diperlukan lama untuk vermikomposting dan mutu
yang dihasilkan lebih rendah, rasio C/N terlalu rendah dan kelebihan nitrogen yang tidak
digunakan mikroorganisme tidak bisa diasimilasi kemudian akan hilang melalui volatisasi
sebagai amoniak atau terdenitrifikasi (Djuarnani, 2005).
b) Persiapan Lahan:
17
1. Pembersihan Lahan: Bersihkan lahan dari gulma dan sisa tanaman
4. Pemasangan Sistem Irigasi: Pasang sistem irigasi yang efisien untuk memastikan
penyediaan air yang konsisten.
18
5. Pengendalian Hama dan Penyakit: Lakukan pengendalian hama dan
penyakit sebelum tanam, termasuk perlakuan tanah jika diperlukan.
19
BAB V
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Penggunaan pupuk NPK pada pertumbuhan cabai rawitmemiliki dampak positif
yang signifikan. Dengan menyediakan nutrisi esensial seperti nitrogen, fosfor, dan
kalium, pupuk NPK mendukung pertumbuhan vegetatif, perkembangan akar,
pembungaan, dan produksi buah. Dosis, konsentrasi, dan waktu pemberian pupuk NPK
yang tepat sangat penting untuk memaksimalkan hasil pertumbuhan dan kualitas buah.
Meskipun efektif, pemantauan terus- menerus diperlukan untuk mengadaptasi strategi
pemupukan sesuai dengan kebutuhan tanaman cabai rawit dan kondisi lingkungan.
Seiring dengan itu, analisis biaya dan manfaat dapat membantu petani membuat
keputusan yang bijaksana dalam mengoptimalkan produksi cabai rawit secara ekonomis.
B. SARAN
Untuk penggunaan pupuk NPK pada pertumbuhan cabai rawit yang efektif:
1. Lakukan Analisis Tanah Sebelum memberikan pupuk, lakukan analisis tanah untuk
mengetahui kebutuhan nutrisi tanaman cabai rawit dan dosis pupuk yang sesuai.
2. Pilih Pupuk NPK yang Tepat Pilih formulasi pupuk NPK yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman cabai rawit pada fase pertumbuhan tertentu.
3. Terapkan Dosis yang Optimal Terapkan dosis pupuk NPK sesuai dengan
rekomendasi dan perhatikan fase pertumbuhan tanaman untuk penyesuaian dosis
yang tepat.
4. Pemberian Pupuk Bertahap Berikan pupuk NPK secara bertahap sesuai dengan
siklus pertumbuhan tanaman, dengan fokus pada fase vegetatif dan generatif.
5. Perhatikan Waktu Pemberian Pupuk NPK sebaiknya diberikan pada waktu yang
tepat dalam siklus pertumbuhan tanaman, seperti sebelum musim hujan atau pada
awal musim tanam.
20
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, R., & Juanda, B. R. (2022). Pengaruh Varietas Dan Dosis Pupuk Npk Mutiara
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Cabai Rawit Hibrida. Prosiding Seminar
Nasional Pertanian, 111–124.
https://www.ejurnalunsam.id/index.php/psn/article/view/4810%0Ahttps://
www.ejurnaluns am.id/index.php/psn/article/download/4810/3033
Habibi, I., & Elfarisna, E. (2018). Efisiensi Pemberian Pupuk Organik Cair Untuk
Mengurangi Penggunaan Npk Terhadap Tanaman Cabai Rawit Besar. Prosiding
SEMNASTAN, November 2016, 163–172.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastan/article/view/2271
Wulandari, A., Hendarto, K., Andalasari, T. D., & Widagdo, S. (2018). PENGARUH
DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP
PERTUMBUHAN BIBIT
CABAI KERITING (Capsicum annuum L.). Jurnal Agrotek Tropika, 6(1), 8–
14. https://doi.org/10.23960/jat.v6i1.2526
https://www.youtube.com/watch?v=IdhR_HvaN5Q&feature=youtu.be
21