MAKANAN I
OLEH
FAKULTAS PERTANIAN
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Teknologi
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada dosen pengampu mata kuliah kami meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
Hal
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
ii
III. PENUTUP ................................................................................................. 1
III.1Kesimpulan .......................................................................................... 1
III.2Saran .................................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
Hal
Bunga dan Buah Rontok, Jumlah Buah Panen dan Produksi Buah per
Pohon.......................................................................................................23
iv
DAFTAR GAMBAR
Hal
25
v
I. PENDAHULUAN
pupuk padat dan pupuk cair baik baik itu pupuk anorganik atau maupun
pupuk organik. Pupuk anorganik adalah pupuk yang sengaja dibuat oleh
dan kotoran hewan. Pupuk organik merupakan pupuk yang ramah terhadap
lingkungan dan juga manusia. Jenis pupuk organik yang banyak dikenal
dengan sifat fisik tanah, sifat kimia tanah, dan sifat biologi tanah.
dengan kebutuhan tanaman dari sumber air kepada sebidang lahan untuk
1
2
tahunan?
II. PEMBAHASAN
II.1 Pemupukan
3
4
cara larikan.
merusak tanaman.
Pupuk cair adalah pupuk yang berbentuk bahan cair, berupa konsentrat atau
penyiraman. Contoh pupuk cair adalah Kosarin, Pupuk Amonia Cair, Pupuk
Organik Cair.
Pupuk padat adalah pupuk yang berbentuk bahan padat seperti bentuk
berikan atau ditaburkan di media tanam. Contoh pupuk padat adalah humus,
Tahap pertama adalah menyimpan pupuk di zona perakaran dan tersedia bagi
5
untuk jenis tanaman tertentu. Setelah kalibrasi uji tanah dan manajemen
tanah atau pemupukan tanaman. Dalam sub bab ini akan dibahas filosofi yan
di dalam tanah.
Build-Up and Maintenance. Flosofi ini telah diaplikasikan sejak tahun 1940
meningkatkan hasil nilai indeks analisis tanah, akan tetapi peningkatan hara
dan pada tanah dengan tekstur lembut. Filosofi ini merupakan salah satu dati
tiga filosofi yang lebih didasarkan pada memupuk tanah daripada memupuk
hara bagi tanaman ditambah hara yang dapat meningkatkan hasil nilai indeks
pada analisis tanah. Asumsi yang digunakan adalah bahwa pupuk yang
ditambah akan tetap berada pada zona perakaran dan tidak akan hilang karena
pencucian dan aliran permukaan. Saat hasil analisi tanah didapat, pupuk perlu
ditambahkan sedikit lebih tinggi daripada titik kritis (beberapa pupuk untuk
tanamn dan beberapa untuk mempertahankan level hara tersebut pada nilai
hasil analisiss tanah). Filosofi ini membuat petani jarang mengurang jumlah
pupuk yang diaplikasikan. Di area yang mempunyai curah hujan yang tinggi,
tanah yang ringan pupuk akan mudah hilang dari tanah. Oleh karena itu
filosofi ini akan meningkatkan biaya pupuk, biasanya tidak diikuti oleh
bahwa jumlah kation dalam partikel tanah dan partikel organik (KTK) dapat
mempertahankan rasio ion yang ideal, petani harus juga memupuk tanah
pada filosofi ini secara salah diasumsikan bahwa tanaman akan tumbuh baik
pada rasio tertentu. Pada dareah dengan jenis tanah yang mempunyai KTK
rendah dimana tanah tidak akan mampu menyuplai hara yang cukup, filosofi
ini kurang cocok. Sama seperti filosofi bulit up maintaine, filosofi basic
cation ratio ini akan meningkatkan biaya pemupukan dan meninkatkan resiko
terhadap lingkungan.
tanaman harus diberikan dari sumber pupuk. Tanah hanya dapat memegang
larutan hara akan tetapi jumlah hara yang dapat ditahan dalam zona perakaran
hara dari pupuk, hal ini kan berpotensi kelebihan pupuk bagi tanaman yang
Crop Nutrient Requirement (CNR). Asumsi yang dibuat dalam filosofi ini
biasanya pada unsur P, Ca, Mg, S, hara mikro dan kadang kadang K),
kontribusi dari tanah dapat diketahui dari uji kalibrasi tanah, tambahan hara
yang tidak dapat dipenuhi oleh tanah akan ditambahkan menggunakan pupuk.
CNR. Filosofi ini telah terbukti mampu meningkatkan hasil dan kualitas
Pengambilan contoh tanah harus dilakukan secara benar yang dapat mewakili
laboratorum uji tanah yang telah melakukan Uji Korelasi dan Uji Kalibrasi
analisis tanah pada lokasi yang akan ditanami sesuai dengan jenis tanah dan
jenis tanaman. Untuk menentukan tingkat kesuburan tanah hasil analisis tanah
dicocokan dengan Tabel Interpretasi hasil analisi tanah yang dikeluarkan oleh
laboratorium uji tanah tersebut. Contoh Tabel Interpretasi hasil analisi tanah
dilahan agar dapat mewakili kesuburan tanah seluruh lahan. Contoh tanah di
kirim ke laboratotium uji tanah yang telah melakukan Uji Korelasi dan
9
Kalibrasi tanaman tomat untuk jenis tanah yang sama dengan lahan petani.
40 ppm, pH tanah 6.6. Setelah dicocokkan dengan Tabel 1., ternyata lahan
mikro
Hasil (GY0) (t ha-1) 2.5 4,0 5,0
INS (sediaan asli N) (kg N ha-1) 30 50 70
IPS (sediaan asli P) (kg P ha-1) 10 15 20
IKS (sediaan asli K) (kg K ha-1) 50 75 100
analisis. Ada tiga konsep yang berbeda yang biasanya digunakan untuk dalam
11
Berdasarkan konsep nisbah kejenuhan kation, tanah yang ideal adalah tanah
5 % kalium, atau Nisbah Ca/Mg adalah 6.6; nisbah Ca/K adalah 13, and
nisbah Mg/K adalah 2.0. Di luar nisbah ini, magnesium atau kalium akan
diperkirakan akan diserap tanaman. Konsep ini tidak dapat diterapkan pada
tanah subur, yang kandungan haranya lebih dari cukup untuk produksi
optimum.
Konsep level kecukupan hara didasarkan pada kalibrasi antara hasil analisis
tidak ada respon terhadap produksi apabila pupuk diberikan saat tanah sudah
karena hanya diperlukan sedikit usaha untuk menjaga hara tanah di atas level
kecukupan.
Dalam analisis tanah, terutama untuk kebun buah, sampel tanah tidak hanya
dilakukan pada permukaan tanah, tetapi juga pada horison yang lebih dalam.
Hal ini perlu dilakukan mengingat penyebaran akar tanaman pohon biasanya
cukup dalam.
daun, contoh tanah diambil dari 15-20 pohon. Sampel tanah diambil
tanah yang diambil paling tidak 30 cm, atau diambil dua sampel, ialah
kantung plastik dan dapat dicampur dengan sample tanah lain yang
b. Analisis Laboratorium
amonium asetat netral, amonium asetat (pH = 4.8), Bray P1 dan P2,
berbeda. Karena itu, suatu kalibrasi dari hasil ekstraksi dengan cara
13
Tahapan kalibrasi adalah sebagai berikut : (1) analisis tanah dari zona
pada tanah, tanaman dan waktu yang berbeda. Dari data-data yang
tanaman. Pada saat ini hasil analisis tanaman merupakan metode yang
Durian merupakan tanaman asli dari kawasan Asia Tenggara yang beriklim
negara penghasil durian indonesia masih belum bisa mengelola dengan baik.
impor dari Thailand. Durian lokal dapat menjadi raja di negeri sendiri apabila
Kabupaten Malang dengan ketinggian tempat 669 - 672 mdpl dengan curah
15
Februari 2013. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jangka
sorong, alat tulis, kamera, timbangan analitik, pita ukur, penggaris dan label.
Sedangkan untuk bahan ialah menggunakan tanaman durian klon local Jingga
dan Arab serta pupuk NPK Mutiara. Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dengan aplikasi tanaman durian dan dosis pupuk
NPK (16:16:16). Perlakuan sebagai berikut: P1: Durian Jingga + Pupuk NPK
g/tanaman, P5: Durian Arab + Pupuk NPK 135 g/tanaman, P6 : Durian Arab
+ Pupuk NPK 180 g/tanaman. Dari aplikasi tanaman durian dan jumlah
pada dua jenis durian yaitu durian jingga dan arab. Pemberian pupuk sesuai
dosis perlakuan yaitu 90 g/tanaman, 135 g/tanaman dan 180 g/tanaman. Jenis
pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk anorganik NPK
(panjang, diameter batang, jumlah cabang primer dan jumlah daun), analisa
dengan urutan 30, 60 dan 90 HSP. Data yang diperoleh yakni data
pertambahan diuji dengan analisis uji F dengan taraf 5%, untuk mengetahui
panjang di banding dengan durian arab dengan dosis yang sama. Perbedaan
nyata juga terjadi pada pemberian dosis pupuk NPK 180 g/tanaman hasil
pupuk NPK dibandingkan dengan durian jingga hal ini di simpulkan bahwa
didapatkan hasil yang tidak berbeda nyata pada pertambahan antara durian
jingga dan durian arab. Komponen pertumbuhan yang juga sebagai parameter
yakni diameter batang, pemberian dosis yang berbeda pada masing masing
durian arab lebih tinggi di bandingkan durian jingga. Hal ini disebabkan
oleh karena itu pemberian dosis pupuk NPK yang sama memberikan hasil
lebih tinggi dibanding dengan durian arab. Menurut Marsono dan Sigit (2002)
panjang tunas. Hal ini dikarenakan didalam pupuk NPK terdapat unsur
vegetatif tanaman. Hal ini terbukti dengan prtumbuhan yang baik setelah
perlakuan pemberian pupuk NPK dengan berbagai dosis. Pada durian jingga
nyata dengan perlakuan yang sama pada durian arab. Hal ini terjadi juga pada
durian jingga dengan perlakuan dosis 90 g/tanaman dan 180 g/tanaman yang
sama pada durian arab. Pertambahan tertinggi pada durian arab tertinggi pada
populasi tanaman semakin tinggi kerapatan diantara daun dan semakin sedikit
kuanta cahaya yang sampai ke lapisan daun bawah (Sitompul dan Guritno,
1995). Pertambahan daun pada durian arab dengan perlakuan dosis pupuk
disbanding perlakuan dosis yang lain. Sedangkan pada durian jingga hasil
g/tanaman namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan dosis yang lain. Hal
ini dapat diartikan bahwa semakin banyak jumlah daun maka semakin besar.
luas daun yang dapat menyebabkan cahaya matahari yang diterima juga
semakin banyak. Hal ini sama dengan yang dikatakan Dwijoseputro (1983)
Analisa Tanah : Pada analisa unsur hara tanah yang dilakukan menunjukkan
bahwa terjadi perubahan pada kandungan unsur N,P dan K pada tanah. Hal
18
optimal.
Pada unsur N terlihat pada analisa tanah sebelum perlakuan dan sesudah
dalam tanah yang dapat di pakai oleh tanaman kapan saja karena sifat pupuk
NPK adalah slow release yang berarti dapat melepas unsur secara perlahan.
0,2: Rendah, 0,21 - 0,5: sedang 0,51 - 0,75: Tinggi, dan > 0,75:Sangat Tinggi.
unsur P sangat besar tersedia setelah perlakuan (Tabel 4.). Hal ini
besar sehingga kebutuhan tanaman untuk unsur P tidak terlalau banyak. Hal
masih tersimpan di dalam tanah, dan ketersediaan unsur ini dapat digunakan
oleh tanaman kapan saja saat tanaman membutuhkan asupan unsur hara lebih
sesudah perlakuan. Hal ini dapat dikatakan bahwa masing masing tanaman
berikan pada perlakuan cukup (Tabel 5), sehingga unsur yang tersimpan di
0,2 : Rendah, 0,3-0,5 : sedang 0,6 - 1: Tinggi, dan > 1 : Sangat Tinggi.
menunjukkan hasil yang meningkat. Pada durian arab dengan dosis pupuk
20
NPK 185 g/tan mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman
Kesimpulan
Pada variabel pertumbuhan yang diamati yaitu diameter batang dan jumlah
daun menunjukkan hasil yang berbeda pada dosis yang sama pada kedua
tanaman durian. Dosis yang paling tepat untuk durian jingga umur 3 - 4 tahun
dari rata rata hasil variabel pertumbuhan adalah dengan dosis pupuk NPK 135
g/tan. Dosis yang paling tepat untuk durian Arab umur 3 - 4 tahun dari rata-
rata hasil variable pertumbuhan adalah dengan dosis pupuk NPK 185
dilakukan setiap tahun atau pada saal awal dan akhir musim hujan agar
kebutuhan tanaman.
Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian 390 - 398 mdpl.
data.
Metode Penelitian
(RAK), terdiri atas lima taraf perlakuan dengan enam ulangan. Setiap taraf
dewasa (umur lebih kurang 20 tahun dan telah berbuah) yang relatif seragam
pada masing - masing percobaan. Dosis pupuk P terdiri atas lima taraf yaitu :
pertama pada saat dorman (belum berbunga), sebanyak 20% dari dosis yang
panjang dan lebar daun, produksi per pohon, bobot kulit buah, Total Asam
Tertitrasi (TAT) dan Total Padatan Terlarut (TPT). Serapan nutrisi tersebut
manggis yang lambat dengan waktu juvenil yang lama menyebabkan petani
Menjelang berbunga (awal musim hujan), sebanyak 60% dari dosis yang
Pengambilan dan Analisis Sampel Daun : Sampel daun diambil dari empat
sampel daun adalah sebagai beriku : sebelum aplikasi pupuk tahap pertama;
22
sebelum aplikasi pupuk tahap kedua; sebelum aplikasi pupuk tahap ketiga;
dengan produksi dan kualitas buah manggis, maka data hasil pengamatan
berdasarkan kandungan hara pada jaringan daun dan hasil relatif tanaman
kadar hara K daun pada setiap umur dan posisi daun (X) dengan hasil relatif
(%Y) dianalisis dengan korelasi linier sederhana. Data curah hujan dan hari
Bogor.
Kandungan Kalium pada daun Kandungan kalium pada jaringan daun diamati
Saat
hujan)
………………………….%...........................................
0 0,32 0,37 1,07 0.97
23
dibandingkan pada saat setelah panen, sedangkan pada saat memasuki fase
generatif yaitu pada Saat menjelang berbunga dan saat buah manggis
terminal. Hal ini menunjukkan kalium sangat dibutuhkan oleh tanaman saat
terjadi penurunan kandungan kalium pada saat setelah panen. Hal ini
disebabkan adanya alokasi kalium menuju jaringan bunga dan buah. Alokasi
tanaman yang diamati, yaitu jumlah bunga, jumlah bunga dan buah rontok,
jumlah buah panen dan produksi buah per pohon (Tabel 7).
Bunga dan Buah Rontok, Jumlah Buah Panen dan Produksi Buah per Pohon
Bunga Buah/po
& buah rontok panen
(g/tan) (bunga/po hon
(buah/pohon) (buah/pohon)
hon) (kg/phn)
0 106,33 28,33 78,00 6,10
400 129,67 33,33 96,33 11,52
800 136,83 32,00 104,83 12,45
1200 158,17 41,67 116,50 13,95
1600 161,67 43,50 118,17 14,75
Uji F ** * * **
Pola respon L L** L** L** L**
Keterangan: Uji F untuk melihat respon tanaman manggis terhadap
linier; * = nyata pada taraf uji 5%; ** = nyata pada taraf uji 1%; tn = tidak
nyata.
bunga dan buah rontok ini disebabkan terjadinya peningkatan jumlah bunga
dan buah yang terbentuk (fruit set) akibat pemupukan kalium. Secara
unsur lain terutama nitrogen dan fosfor dalam mendukung pertumbuhan dan
serta kondisi lingkungan seperti keadaan air tanah yang rendah serta
temperatur yang tinggi menjadi salah satu penyebab kerontokan bunga dan
diambil nilai hasil relatif sebesar 80%. Nilai threshold menunjukkan bahwa
dikatakan untuk mengetahui status hara pada tanaman manggis, daun terminal
trubus terakhir pada posisi manapun dapat digunakan sebagai sampel. Hal ini
Namun demikian, kondisi daun terminal manggis yang akan dijadikan sampel
untuk mengetahui status hara menjadi hal yang penting agar tidak terjadi
kesalahan didalam hasil analisis jaringan daun tersebut. Daun yang digunakan
harus dalam kondisi baik dan tidak cacat atau terserang hama dan penyakit.
Selain itu waktu antara pengambilan daun dan analisis daun haruslah sekecil
Kesimpulan
yang terbaik adalah pada hasil optimum (80%) yaitu pemberian pupuk K
sebesar 1532 g K20 per pohon manggis per tahun. Nilai threshold pada
II.4 Irigasi
Bagi tanaman, air merupakan faktor penyusun utama bagi tubuh tanaman.
bahan baku proses fotosintesis, air bertindak pula sebagai pelarut, reagensia pada
bermacam - macam reaksi dan sebagai pemelihara turgor tanaman (Leopold dan
Kriedemann, 2003).
Kelebihan penyerapan air pada tanaman diatasi dengan cara membuka stomata
Karena adanya kebutuhan air yang tinggi dan pentingnya air, tumbuhan
memerlukan sumber air yang tetap untuk tumbuh dan berkembang. Setiap kali air
produktivitasnya (Gardner et al., 1991). Air dapat bergerak dari tanah melalui akar
dan batang, kemudian ke tempat transpirasi hanya jika terdapat aliran yang
kontinu di seluruh alur. Di samping kolom air yang kontinu dalam xylem,
tanaman juga membutuhkan air secara kontinu dalam kapiler tanah dan apoplas
Karena adanya kebutuhan air yang tinggi dan pentingnya air, tumbuhan
memerlukan sumber air yang tetap untuk tumbuh dan berkembang. Setiap kali air
produktivitasnya (Gardner et al., 1991). Air dapat bergerak dari tanah melalui akar
dan batang, kemudian ke tempat transpirasi hanya jika terdapat aliran yang
kontinu di seluruh alur. Di samping kolom air yang kontinu dalam xylem,
tanaman juga membutuhkan air secara kontinu dalam kapiler tanah dan apoplas
dari akar dan daun. Kemampuan tanaman untuk menggunakan air secara efisien
dan menghindarkan pengaruh yang merusakkan dari stres air tergantung atas
tahap perkembangan. Tanaman sangat sensitif terhadap stres air pada permulaan
pertumbuhan vegetatifnya, fenomena ini meliputi luas daun yang sangat besar
yang dicapai oleh tanaman pada akhir perkembangan vegetatifnya, adanya diversi
hasil fotosintesis dari akar - akar hingga buah yang berkembang pada awal
pembungaan dan pada Gramineae, disrupsi berat yang bersifat temporer pada
lalu mengangkut hasil dari fotosintesis dari bagian daun keseluruh bagian
tanaman.
29
c. Menjadi alat transportasi untuk proses pemindahan zat hara. Bahan yang
d. Menjadi zat pelarut bagi zat hara yang diperlukan. Zat hara yang terdapat
bagian tanaman.
pada periode tertentu yang dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat tumbuh dan
ditambah penguapan. Oleh karena itu, kebutuhan air pada tanaman disebut juga
pertumbuhan pada tanaman yang harus dipengaruhi oleh air irigasi antara lain
jenis tanaman, radiasi surya, sistem irigasi, lamanya pertumbuhan, hujan dan
faktor tanah. Kebutuhan air pada tanaman biasanya dinyatakan dalam satuan
a. Iklim : cerah dan panas maka tanaman membutuhkan lebih banyak air
tanah, karakteristik kapiler tanah, jeluk muka air tanah, warna tanah, tipe,
sudah mulai berbunga atau mulai menanam biji - bijian. Ketika tanaman
sudah dewasa kebutuhan air mereka paling tinggi. Inilah yang disebut
air tanaman selama tahap awal diperkirakan mencapai 50% kebutuhan air
berkembang sempurna.
tanaman yang siklus hidupnya hanya beberapa bulan, dari awal ketika
31
sepanjang tahun dan dapat diambil panennya tanpa awal batasan waktu.
Tetapi tentu saja panen tersebut bisa dilakukan setelah masuk usia panen.
A. Kesimpulan
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18
19