Anda di halaman 1dari 12

PINDAH TANAM UNTUK PRAKTIKUM

(Laporan Praktikum Virologi Pertanian)

DWINA ALIF’ ATIA


2110517320009
KELOMPOK 2

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVEERSITAS LAMBUNG MAMNGKURAT
BANJARBARU
2022
DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR ISI........................................................................................... i

DAFTAR TABEL................................................................................... ii

PENDAHULUAN................................................................................... 1

Latar Belakang............................................................................... 1
Tujuan ........................................................................................... 2

BAHAN DAN METODE....................................................................... 3

Alat dan Bahan............................................................................... 3


Alat....................................................................................... 3
Bahan.................................................................................... 3
Waktu dan Tempat ........................................................................ 3
Prosedur Kerja............................................................................... 3

HASIL .................................................................................................... 4

KESIMPULAN....................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 8
DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Pemindahan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum annum L.) ............ 4


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cabai rawit (Capsicum annum L.) merupakan salah satu sayuran unggulan
yang bernilai ekonomi tinggi. Cabai rawit merupakan sayuran yang
keberadaannya tidak dapat ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari. Biasanya, cabai rawit digunakan sebagai bahan bumbu
dapur, bahan utama industri saus, industri bubuk cabai, industri mie instan,
sampai industri farmasi.
Cabai rawit akan bertumbuh dan berproduksi dengan baik apabila ditanam
pada lingkungan yang optimum, baik iklim maupun tanah tempat tumbuhnya.
Menurut Hanafi (2010) tanah yang baik untuk cabe rawit adalah gembur, subur,
porous, dan banyak mengandung humus atau bahan organik.
Untuk pertumbuhannya diperlukan bahan kimia yang berguna untuk
mempercepat pertumbuhan. Biasanya dilakukan dengan pupuk. Pupuk biasanya
terdiri dari pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk
yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia seperti pupuk kandang,
pupuk hijau dan kompos baik yang berbentuk cair maupun padat. Pupuk organik
berfungsi memperbaiki kesuburan tanah kimia, fisik dan biologis tanah (Pranata,
2004). Pupuk anorganik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari
alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Dapat
dikatakan bahwa pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat penting
dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman, dalam arti produk
pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi
kesehatan manusia sehingga aman dikonsumsi.
Sebaliknya petani hampir melupakan peranan pupuk organik karena
responnya yang lambat dalam meningkatkan hasil. Samekto (2006) mengatakan
pupuk organik tidak menimbulkan efek buruk bagi kesehatan karena bahan
dasarnya alamiah, sehingga mudah diserap secara menyeluruh oleh tanaman.
Cabai merah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia karena cabai merah
memiliki harga jual yang cukup tinggi serta permintaan terhadap cabai merah
cenderung meningkat tiap tahunnya.
Budidaya cabai merah akan dihadapkan dengan berbagai masalah
diantaranya teknis budidaya, ketersediaan hara dalam tanah, serangan hama dan
penyakit. Maka dari itu perlu dukungan teknologi budidaya intensif baik itu
terkait dengan pemupukan, proses pengolahan lahan, pemeliharaan, maupun
penerapan-penerapan teknologi tepat guna dalam proses budidayanya.
Tanaman cabai memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai untuk
mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang optimal. Peningkatan suhu tahunan
akibat pemanasan global berpengaruh pada pertumbuhan dan produktivitas
tanaman. Pada musim kemarau, peningkatan suhu menyebabkan suhu tanah
tinggi, kelembaban tanah rendah dan mengakibatkan kehilangan air melalui
penguapan, sehingga pertumbuhan tanaman cabai kurang optimal.
Salah satu teknik budidaya untuk meningkatkan produksi cabai yaitu dengan
memodifikasi iklim mikro di sekitar tanaman. Salah satu teknik modifikasi iklim
mikro adalah dengan menggunakan mulsa. Penggunaan mulsa bertujuan untuk
mencegah kehilangan air dari tanah sehingga kehilangan air dapat dikurangi
dengan memelihara temperatur dan kelembapan tanah (Mulyatri, 2003).
Pemupukan merupakan sebuah proses pemberian suplemen terhadap tanah
untuk meningkatkan aktivitas mikroba yang memperbaiki sifat fisik tanah. Pupuk
memiliki dua bagian yaitu pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk organik
adalah zat yang dibutuhkan tanaman dan dapat langsung diserap oleh tanaman
(Silahoy, 2008).

Tujuan Praktikum
3

Tujuan dari praktikum ini agar praktikan dapat mengetahui bagaimana


cara memindah tanaman dari tempat persemaian kedalam polybag.
BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan


Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanah,


polybag, dan semaian cabai.

Alat

Adapun alat- alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah polybag dan
cangkul.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada Rabu, 31 Agustus 2022 pada pukul 13.30
WITA. Bertempat di Laboratorium Fitopatologi Jurusan Hama dan Penyakit
Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja

1. Mengambil tanah dan mencampurkannya.


2. Memasukan tanah ke dalam polybag.
3. Memindahkan tanaman ke dalam polybag.
4. Melakukan penyiraman dan pemeliharaan secara teratur untuk menjaga
tanaman agar tetap hidup.
HASIL

Hasil

Adapun hasil dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:


Tabel. 1 Pemindahan tanaman cabai (Capsicum annum L.)

No Gambar Keterangan
1.

Penyiapan bibit tanaman


cabai dan polybag.

2.

Pengambilan tanah dengan


menggunakan cangkul, tanah
yang terdapat dilahan dipilih lalu
di lakukan pengambilan bagian
tanah dicampur dan dihancurkan
agar tidak menggumpal.
5

Memasukan tanah ke dalam


polybag, tanah dimasukan
kedalam polybag hingga penuh
dan untuk bagian atasnya dilipat
1-2cm sebanyal 1-2 lipatann agar
memudahkan pemindahan
tanaman.

Menyiapkan semaian bibit


cabai.
Pindahkan tanaman
cabakedalam polybag dengan
pelan pelan agar tidak sampai
merusak perakarannya.

Setelah smua tanaman


cabai sudah di pindah tanamkan
kedalam polybag, polybag di
pindah kerumah kaca agar
tanaman terhindar dari haman dan
juga penyakit pemeliharaan
tanaman juga dilakukan dengan
penyiraman rutin sebanyak 2 kali
sehari di pagi dan sore hari.

KESIMPULAN
7

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Pindah tanam dilakukan pada saat tanaman cabai sudah siap pindah tanam,
sekitar 3-4 minggu masa dari masa semai.
2. Media Tanah yang di gunakan perlu dilakukan pengemburan agar tidak
menggumpal dan ada ruang untuk perakaran tanaman.
3. Saat pemindahan tanaman harus hati-hati dalam pemindahan tanaman agar
tidak mati.
4. Pemeliharaan tanaman harus dilakukakan secara teratur agar tanaman tetap
hidup sehat dan besar.
DAFTAR PUSTAKA

Simson, P.M & F. Firmansyah. 2009. Pengaruh Umur Pindah Tanam Bibit
dan Populasi Tanaman terhadap Hasil dan Kualitas Cabai
(Capsicum annum L.) yang Ditanam dalam Naungan Kasa di
Dataran Medium. Jurnal Agrikultura. 20 (3) 216-224.
Suriadikarta, R. 2006. Petunjuk Tenis Budidaya Tanaman Cabai. Jakarta.
Sutrisno, L. 2009. Bertanam Cabai di Lahan dan Pot. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Tjionger, M. 2009. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada


Pemindahan Tanaman. Departemen Pertanian. Jambi.

Anda mungkin juga menyukai