DAFTAR ISI........................................................................................... i
DAFTAR TABEL................................................................................... ii
PENDAHULUAN................................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................... 1
Tujuan ........................................................................................... 2
HASIL .................................................................................................... 4
KESIMPULAN....................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 8
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
Latar Belakang
Cabai rawit (Capsicum annum L.) merupakan salah satu sayuran unggulan
yang bernilai ekonomi tinggi. Cabai rawit merupakan sayuran yang
keberadaannya tidak dapat ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari. Biasanya, cabai rawit digunakan sebagai bahan bumbu
dapur, bahan utama industri saus, industri bubuk cabai, industri mie instan,
sampai industri farmasi.
Cabai rawit akan bertumbuh dan berproduksi dengan baik apabila ditanam
pada lingkungan yang optimum, baik iklim maupun tanah tempat tumbuhnya.
Menurut Hanafi (2010) tanah yang baik untuk cabe rawit adalah gembur, subur,
porous, dan banyak mengandung humus atau bahan organik.
Untuk pertumbuhannya diperlukan bahan kimia yang berguna untuk
mempercepat pertumbuhan. Biasanya dilakukan dengan pupuk. Pupuk biasanya
terdiri dari pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk
yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia seperti pupuk kandang,
pupuk hijau dan kompos baik yang berbentuk cair maupun padat. Pupuk organik
berfungsi memperbaiki kesuburan tanah kimia, fisik dan biologis tanah (Pranata,
2004). Pupuk anorganik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari
alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Dapat
dikatakan bahwa pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat penting
dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman, dalam arti produk
pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi
kesehatan manusia sehingga aman dikonsumsi.
Sebaliknya petani hampir melupakan peranan pupuk organik karena
responnya yang lambat dalam meningkatkan hasil. Samekto (2006) mengatakan
pupuk organik tidak menimbulkan efek buruk bagi kesehatan karena bahan
dasarnya alamiah, sehingga mudah diserap secara menyeluruh oleh tanaman.
Cabai merah banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia karena cabai merah
memiliki harga jual yang cukup tinggi serta permintaan terhadap cabai merah
cenderung meningkat tiap tahunnya.
Budidaya cabai merah akan dihadapkan dengan berbagai masalah
diantaranya teknis budidaya, ketersediaan hara dalam tanah, serangan hama dan
penyakit. Maka dari itu perlu dukungan teknologi budidaya intensif baik itu
terkait dengan pemupukan, proses pengolahan lahan, pemeliharaan, maupun
penerapan-penerapan teknologi tepat guna dalam proses budidayanya.
Tanaman cabai memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai untuk
mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang optimal. Peningkatan suhu tahunan
akibat pemanasan global berpengaruh pada pertumbuhan dan produktivitas
tanaman. Pada musim kemarau, peningkatan suhu menyebabkan suhu tanah
tinggi, kelembaban tanah rendah dan mengakibatkan kehilangan air melalui
penguapan, sehingga pertumbuhan tanaman cabai kurang optimal.
Salah satu teknik budidaya untuk meningkatkan produksi cabai yaitu dengan
memodifikasi iklim mikro di sekitar tanaman. Salah satu teknik modifikasi iklim
mikro adalah dengan menggunakan mulsa. Penggunaan mulsa bertujuan untuk
mencegah kehilangan air dari tanah sehingga kehilangan air dapat dikurangi
dengan memelihara temperatur dan kelembapan tanah (Mulyatri, 2003).
Pemupukan merupakan sebuah proses pemberian suplemen terhadap tanah
untuk meningkatkan aktivitas mikroba yang memperbaiki sifat fisik tanah. Pupuk
memiliki dua bagian yaitu pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk organik
adalah zat yang dibutuhkan tanaman dan dapat langsung diserap oleh tanaman
(Silahoy, 2008).
Tujuan Praktikum
3
Alat
Adapun alat- alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah polybag dan
cangkul.
Praktikum ini dilaksanakan pada Rabu, 31 Agustus 2022 pada pukul 13.30
WITA. Bertempat di Laboratorium Fitopatologi Jurusan Hama dan Penyakit
Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur Kerja
Hasil
No Gambar Keterangan
1.
2.
KESIMPULAN
7
Simson, P.M & F. Firmansyah. 2009. Pengaruh Umur Pindah Tanam Bibit
dan Populasi Tanaman terhadap Hasil dan Kualitas Cabai
(Capsicum annum L.) yang Ditanam dalam Naungan Kasa di
Dataran Medium. Jurnal Agrikultura. 20 (3) 216-224.
Suriadikarta, R. 2006. Petunjuk Tenis Budidaya Tanaman Cabai. Jakarta.
Sutrisno, L. 2009. Bertanam Cabai di Lahan dan Pot. Penebar Swadaya.
Jakarta.