Anda di halaman 1dari 27

PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN

“Analisis Bisnis Hidroponik Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L)


Hubungannya Dengan Iklim”
Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Praktikum Agroklimatologi dengan dosen
pengampu M. Dodi Rusli, SP dan Enceng Sobari, SP., MP

Disusun oleh :

Kelompok 4
Agroteknologi II A

Andi Muhfi Zadi (1157060008)


Depi Ipadoh (1157060015)
Fhandan Bhagaskara (1157060025)
Gina Amaliah (1157060031)
Hana Fitriani (1157060032)

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2016
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2

BAB IPENDAHULUAN ...................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 4

1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................................ 5

1.3 Manfaat Praktikum .......................................................................................... 5

BAB IIMETODE PRAKTIKUM .......................................................................... 6

2.1 Tempat dan Waktu .......................................................................................... 6

2.2 Alat dan Bahan ................................................................................................ 6

2.3 Langkah-langkah Praktikum ....................................................................... 6

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 7

3.1 Hasil Pengamatan ............................................................................................ 7

3.2 Pembahasan ................................................................................................... 11

3.2.1 Pengaruh Cuaca atau Iklim Terhadap Tanaman........................................... 11

3.2.1.1 Pertumbuhan Tanaman Pakcoy ............................................................... 11

3.2.1.2 Ketahanan Tanaman Pakcoy .................................................................... 12

3.2.1.3 Jumlah Populasi Tanaman Pakcoy ........................................................... 13

3.2.1.4 Umur Tanaman Pakcoy............................................................................ 13

3.2.2 Pengaruh Iklim Terhadap Hasil Produksi Tanaman Pakcoy ........................ 14

3.2.2.1 Peningkatan Hasil .................................................................................... 14

3.2.2.2 Penurunan Hasil ....................................................................................... 14

3.2.3 Pemeliharaan Di Kondisi Iklim Yang Berbeda ............................................ 15

3.2.3.1 Pemupukan ............................................................................................ 15


3.2.3.2 Pengendalian ........................................................................................... 15

3.2.3.3 Perawatan ................................................................................................ 15

3.2.4 Kualitas Hasil Produksi Tanaman Pakcoy ................................................... 16

3.2.4.1 Grade ...................................................................................................... 16

3.2.4.2 Kondisi Fisik ........................................................................................... 16

3.2.4.3 Harga Jual................................................................................................ 17

BAB IV ............................................................................................................... 19

PENUTUP .......................................................................................................... 19

4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 20

LAMPIRAN ........................................................................................................ 21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting bagi keseluruhan sektor
ekonomi yaitu sebagai sumber penghasilan bahan kebutuhan pokok, sandang dan
papan, menyediakan lapangan kerja bagi sebagian besar pendudukdan memberikan
sumbangan terhadap pendapatan nasional. Pada saat ini ada cara lain dalam
mengembangkan hasil pertanian, yaitu dengan cara bercocok tanam secara
hidroponik.
Hidroponik merupan budidaya pertanian tanpa media tanah. Mengingat
kebutuhan masyarakat akan sayuran sangat tinggi, maka perlu dilakukan usaha
peningkatan produksi. Salah satunya melalui usaha hortikultura yang meliputi
budidaya sayur-sayuran dengan berbagai sistem, baik itu secara konvensional
maupun hidroponik.Sistem bercocok tanam secara hidroponik ini dapat
memanfaatkan lahan yang sempit. Hasil yang didapatkan akanmemiliki kualitas yang
lebih baik dibandingkan sayuran konvensional namun biaya yang diperlukan tinggi.
Oleh karena itu, segmen pasar yang dituju umumnya yaitu kalangan ekonomi
menengah ke atas.Dengan kualitas yang tinggi dan segmen pasar yang khusus
tersebut, sayuran hidroponik dapat dijual dengan harga premium atau harga yang jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan harga pasar.Sayuran hidroponik yang diproduksi
dipasarkan ke supermarket, swalayan, hotel, dan restoran.Jenis sayuran hidroponik
yang dipasarkan biasanya merupakan sayuran yang memiliki nilai jual tinggi (high
value).
1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah untuk :

1. Mengetahui pengaruh iklim terhadap tanaman pakcoy.


2. Mengetahui pengaruh iklim terhadap hasil produksi tanaman pakcoy.
3. Mengetahui pemeliharaan dikondisi iklim yang berbeda.
4. Mengetahui kualitas hasil produksi tanaman pakcoy.

1.3 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari hasil praktikum ini diharapkan dapat menjadi informasi
dan gambaran bagi produsen sayuran hidroponik khususnya untuk mengambil
keputusan dalam perencanaan dan pelaksanaan produksi agar memperoleh usaha
yang efisien dan menguntungkan.Manfaat bagi praktikan yaitu untuk melatih
kemampuan analisis serta latihan di dalam menerapkan ilmu-ilmu yang telah
dipelajari.
BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Sekretariat Kelompok Wanita Tani (KWT),


Kampung Pamubusan RT. 02 RW.04, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cibiru,
Kabupaten Bandung.Dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Selasa, 05 April 2016
Pukul : 13.45 WIB s.d selesai.

2.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah :


1. Buku
2. Pensil / Pulpen
3. Alat perekam
4. Camera
5. Laptop

2.3 Langkah-langkah Praktikum

1. Tentukan lokasi yang akan dijadikan tempat observasi.


2. Persiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber
3. Pelaksaan observasi
4. Pengumpulan data observasi
5. Diskusi hasil dari observasi
6. Penyusunan laporan
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

NO Pertanyaan Hasil
1. Bagaimana pengaruh Berdasarkan observasi lapangan yang telah
iklim terhadap tanaman dilakukan, narasumber mengatakan bahwa dalam
dari sisi pertumbuhan? budidaya yang dilakukan, curah hujan mengambil
peran yang penting dalam pertumbuhan tanaman
pakcoy dengan media hidroponik, dalam
penuturannya narasumber mengungkapkan bahwa
ketika intensitas hujan semakin besar, pertumbuhan
tanaman akan semakin terganggu dikarenakan, hujan
dapat melarutkan senyawa nutrisi bagi tanaman,
karena itu hujan dalam intensitas yang besar dapat
menganggu pertumbuhan tanaman. Selain itu, suhu
juga sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman
pakcoy, ketika suhu tinggi tanaman pakcoy akan
mengalami transpirasi yang berlebihan dan cairan
nutrisi pun akan mengalami evaporasi sehingga
dibutuhkan nutrisi yang lebih banyak dalam
perawatannya, hal ini berbanding lurus dengan laju
radiasi matahari yang dapat mempengaruhi evaporasi
dan transpirasi pada tanaman.
2. Bagaimana pengaruh Beradasarkan hasil penuturan narasumber, ketahanan
iklim terhadap tanaman tanaman pakcoy sangat dipengaruhi oleh keadaan
dari sisi ketahanan lingkungan dan cuaca. Karena pembudidayaan tidak
tanaman? menggunakan pestisida, maka pembudidaya selalu
mengontrol pertumbuhan tanaman dan
menghilangkan hama yang menganggu. Hama
seringkali muncul berupa lumut atau jamur yang
tumbuh ketika keadaan lembab, sehingga untuk
menyiasatinya pembudidaya sangat mengontrol dan
menjaga tanamannya. Selain itu, intensitas radiasi
yang cukup besar juga dapat mengganggu arah
pertumbuhan tanaman, dikarenakan hormon auksin
tanaman yang rusak akibat panas matahari yang
berlebihan, untuk menyiasatinya diberikan atap
transparan diatas pipa hidroponik, sehingga panas
yang diterima tumbuhan lebih efektif dan optimal.
3. Bagaimana pengaruh Pada dasarnya sehubungan pembudidayaan yang
iklim terhadap tanaman dilakukan adalah hidroponik, maka jumlah tanaman
dari sisi jumlah yang dihasilkan akan sesuai dengan jumlah lubang
populasi tanaman pipa yang telah dibuat sebelumnya, pada dasarnya
pakcoy itu sendiri? dikarenakan pembudidayaan yang dilakukan adalah
hidroponik, maka faktor yang mempunyai peran
penting yaitu pemberian nutrisi pada tanaman
tersebut. Namun jika dikaji lebih lanjut curah hujan
yang berlebihan sangat mengganggu pertumbuhan
yang terjadi, ini bisa terjadi karena pemilik komunitas
tidak menggunakan Green House. Oleh karena itu
nutrisi yang berada dalam pipa, akan menjadi mudah
larut dan unsur essensialnya akan dilarutkan oleh air.

4. Bagaimana pengaruh Tanaman pakcoy akan dipanen ketika umurnya telah


iklim terhadap tanaman sampai 30-45 hari. Menurut narasumber, faktor iklim
dari sisi umur tanaman tidak terlalu berpengaruh terhadap umur tanaman
pakcoy? pada pembudidayaan hidroponk, dikarenakan ketika
cuaca baik maupun buruk, pakcoy akan tetap dipanen
namun sangat kecil kemungkinan pakcoy gagal
dikarenakan pengaruh cuaca, pakcoy justru akan
lebih rentan terhadap serangan hama karena tanaman
tidak diberikan pestisida.

5. Bagaimana pengaruh Berdasarkan penuturan sebelumnya bahwa cuaca


iklim terhadap hasil tidak terlalu mengambil andil besar terhadap
produksi dari sisi pertumbuhan pakcoy, yang mengambil peran penuh
peningkatan hasil dalam pertumbuhan pakcoy adalah air dan nutrisi
tanaman pakcoy? yang mengalir dalam pipa, sedangkan cuaca atau
iklim hanya sebagai faktor penunjang pertumbuhan.

6. Bagaimana pengaruh Berdasarkan hasil observasi, bahwa cuaca kurang


iklim terhadap hasil memberikan efek pada pertumbuhan pakcoy dengan
produksi dari sisi media tanam hidroponik, pakcoy justru telah terjamin
penurunan hasil kesuburannya dengan adanya senyawa nutrisi yang
tanaman pakcoy? dilarutkan dalam air, sehingga faktor kesuburan tanah
tidak menjadi faktor utama dalam media tanam.

7. Bagaimana Pembudidayaan hidroponik tidak menggunakan


pemeliharaan dikondisi pupuk dalam pengolahannya, namun dengan media
iklim yang berbeda dari nutrisi sebagai unsur essensial yang dibutuhkan.
segi pemupukan yang
dilakukan?
8. Bagaimana Perawatan dilakukan dengan cara penggantian nutrisi
pemeliharaan dikondisi seminggu sekali bila dalam keadaaan intensitas hujan
iklim yang berbeda dari yang normal, sedangkan ketika curah hujan cukup
segi pengendalian yang tinggi maka pemberan nutrisi akan lebih diintenskan
dilakukan? lagi yaitu dua hari sekali.
9. Bagaimana Kualitas yang dihasilkan dari komoditi pakcoy
pemeliharaan dikondisi dengan media hidroponik cukup baik dan segar, hal
iklim yang berbeda dari ini disebabkan pembudidaya tidak memberikan
segi perawatan yang pestisida terhadap tanaman, sehingga tanaman
dilakukan? dibiarkan untuk tumbuh secara normal dan hanya
dilakukan pengawasan dan pemberantasan jika
sekiranya terdapat hama penganggu yang muncul,
pemberian nutrisi yang intensif juga memberikan
dampak yang sangat bermanfaat bagi tanaman, dan
dapat mempercepat laju pertumbuhan tanaman.

10. Bagaimana kualitas Grade tanaman yang baik menunjukkan hasil yang
hasil produksi dari segi baik pula, dikarenakan ketika grade tanaman cukup
kualitas tanaman baik menandakan komoditi pakcoy yang dihasilkan
pakcoy? pun cukup baik, terlihat dari warna daun yang hijau
cerah, tidak terdapat lubang pada daun, dan
teksturnya yang cukup lembut menandakan bahwa
kondisi fisik komoditi yang dihasilkan cukup baik.
Kondisi fisik juga sangat dipengaruhi oleh pola
evaporasi dan transpirasi dari radiasi matahari yang
dapat menyebabkan kehilangan banyak air dan
hormonauksin menjadi terhambat.

11. Bagaimana kualitas Grade tanaman yang baik menunjukkan hasil yang
hasil produksi dari segi baik pula, dikarenakan ketika grade tanaman cukup
kondisi fisik tanaman baik menandakan komoditi pakcoy yang dihasilkan
pakcoy? pun cukup baik, terlihat dari warna daun yang hijau
cerah, tidak terdapat lubang pada daun, dan
teksturnya yang cukup lembut menandakan bahwa
kondisi fisik komoditi yang dihasilkan cukup baik.
Kondisi fisik juga sangat dipengaruhi oleh pola
evaporasi dan transpirasi dari radiasi matahari yang
dapat menyebabkan kehilangan banyak air dan
hormon auksin menjadi terhambat.

12. Bagaimana kualitas Narasumber mengatakan bahwa untuk harga jual


hasil produksi dari segi tanaman pakcoy dijual Rp. 6000,-/kg. Komoditi
harga tanaman pakcoy? pakcoy ini selanjutnya akan didistribusikan ke Griya,
Transmart, dan Supermarket lainnya sehingga harga
jual saat di Supermarket kemungkinan akan lebih
mahal.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Pengaruh Cuaca atau Iklim Terhadap Tanaman

3.2.1.1 Pertumbuhan Tanaman Pakcoy

Berdasarkan hasil observasi narasumber mengatakan bahwa dalam budidaya


yang dilakukan, curah hujan mengambil peran yang penting dalam pertumbuhan
tanaman pakcoy dengan media hidroponik, dikarnakana air baik berupa hujan
maupun dalam pipa sangat penting bagi tanaman karena berfungsi sebagai: (a) Bahan
baku (sumber hydrogen) dalam proses fotosintesis (b). Penyusun protoplasma (c)
Bahan atau media dalam proses transpirasi (d). Pelarut unsure hara dalam tanah dan
tubuh tanaman serta sebagai media translokasi unsur hara dari dalam tanah ke akar
untuk selanjutnya dikirim ke daun (Buckman and Brady, 1982).

Selain itu, suhu juga sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman pakcoy,
ketika suhu tinggi tanaman pakcoy akan mengalami transpirasi yang berlebihan dan
cairan nutrisi pun akan mengalami evaporasi. Suhu berpengaruh terhadap fisiologi
tumbuhan antara lain pembukaan stomata, laju transpirasi, laju penyerapan air dan
nutrisi, fotosintesis, dan respirasi. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan
menghambat proses pertumbuhan. Fotosintesis pada tumbuhan biasanya terjadi di
daun, batang, atau bagian lain tanaman.Suhu optimum (15°C hingga 30°C)
merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan (Kloepper, 1978).

Suhu minimum (± 10°C) merupakan suhu terendah di mana tumbuhan masih


dapat tumbuh.Suhu maksimum (30°C hingga 38°C) merupakan suhu tertinggi dimana
tumbuhan masih dapat tumbuh (Freeman, 1986).

Hal ini berbanding lurus dengan laju radiasi matahari yang dapat
mempengaruhi evaporasi dan transpirasi pada tanaman. Radiasi matahari merupakan
faktor utama diantara faktor iklim yang lain, tidak hanya sebagai sumber energi
primer tetapi juga karena berpengaruh terhadap keadaan faktor-faktor iklim yang lain
seperti suhu, kelembaban dan angin. Respon tanaman terhadap radiasi matahari pada
dasarnya dapat dibagi dalam tiga aspek, yaitu intensitas, kualitas dan fotoperiodisitas.
Ketiga aspek ini mempunyai pengaruh yang berbeda satu sama lain, demikian juga
keadaannya di alam. Intensitas radiasi matahari, adalah banyaknya energi yang
diterima oleh suatu tanaman per satuan luas dan persatuan waktu (Freeman, 1986).

3.2.1.2 Ketahanan Tanaman Pakcoy

Beradasarkan hasil penuturan narasumber, ketahanan tanaman pakcoy sangat


dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan cuaca. Karena pembudidayaan tidak
menggunakan pestisida, maka pembudidaya selalu mengontrol pertumbuhan tanaman
dan menghilangkan hama yang menganggu. Hama seringkali muncul berupa lumut
atau jamur yang tumbuh ketika keadaan lembab, sehingga untuk menyiasatinya
pembudidaya sangat mengontrol dan menjaga tanamannya.Selain itu, intensitas
radiasi yang cukup besar juga dapat mengganggu arah pertumbuhan tanaman,
dikarnakan hormon auksin tanaman yang rusak akibat panas matahari yang
berlebihan, untuk menyiasatinya diberikan atap transparan diatas pipa hidroponik,
sehingga panas yang diterima tumbuhan lebih efektif dan optimal.
Pada kondisi tanaman terserang hama penyakit, perlu dilaksanakan
pengendalian dengan menerapkan system pengendalian hama terpadi (PHT) yaitu
dilakukan dengan beberapa cara pengendalian yang kompatible, sehingga cara
pengendalian menggunakan kimia merupakan alternatif terakhir.

Salah satu upaya peningkatan pengetahuan dan pemahaman pemeliharaan


tanaman dilaksanakan pelatihan kepada para petani dan sebagai kelengkapan disusun
materi pemeliharaan tanaman yang diharapkan dapat menjadi panduan bagi para
petani untuk melaksanakan pengembangan tanaman di lapangan (Buckman,1982).

3.2.1.3 Jumlah Populasi Tanaman Pakcoy

Pada dasarnya sehubungan pembudidayaan yang dilakukan adalah


hidroponik, maka jumlah tanaman yang dihasilkan akan sesuai dengan jumlah lubang
pipa yang telah dibuat sebelumnya, pada dasarnya dikarenakan pembudidayaan yang
dilakukan adalah hidroponik, maka faktor yang mempunyai peran penting yaitu
pemberian nutrisi pada tanaman tersebut.

Namun jika dikaji lebih lanjut curah hujan yang berlebihan sangat mengganggu
pertumbuhan yang terjadi, karena nutrisi yang berada dalam pipa, akan menjadi
mudah larut dan unsur essensialnya akan dilarutkan oleh air. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa jumlah poulasi tanaman akan mengindkasikan lingkungan yang baik
(Freeman, 1986).

3.2.1.4 Umur Tanaman Pakcoy

Tanaman pakcoy akan dipanen ketika umurnya telah sampai 30-45 hari.
Menurut narasumber, faktor iklim tidak terlalu berpengaruh terhadap umur tanaman
pada pembudidayaan hidroponk, dikarenakan ketika cuaca baik maupun buruk,
pakcoy akan tetap dipanen namun sangat kecil kemungkinan pakcoy gagal
dikarenakan pengaruh cuaca, pakcoy justru akan lebih rentan terhadap serangan hama
karena tanaman tidak diberikan pestisida. Sesuai dengan penuturan Prof. Fukoka
(1978) bahwa tanaman yang dibiarkan tumbuh tanpa pestisida kimia dan pupuk kimia
menyebabkan tanaman tersebut lebih kuat dalm sistem pengakaran dan lebih tahan
lama (Fukuoka, 1978).

3.2.2 Pengaruh Iklim Terhadap Hasil Produksi Tanaman Pakcoy

3.2.2.1 Peningkatan Hasil

Berdasarkan penuturan narasumber bahwa cuaca tidak terlalu mengambil


andil besar terhadap pertumbuhan pakcoy, yang mengambil peran penuh dalam
pertumbuhan pakcoy adalah air dan nutrisi yang mengalir dalam pipa, sedangkan
cuaca atau iklim hanya sebagai faktor penunjang pertumbuhan. Penerapan hidroponik
pada tanaman sayuran, akan mengakibatkan peran curah hujan hanya sebatas
penunjang dalam pertumbuhan pakcoy (Kloepper dan Schroth, 1978).

3.2.2.2 Penurunan Hasil

Berdasarkan hasil observasi, bahwa cuaca kurang memberikan efek pada


pertumbuhan pakcoy dengan media tanam hidroponik, pakcoy justru telah tejamin
kesuburannya dengan adanya senyawa nutrisi yang dilarutkan dalam air, sehingga
faktor kesuburan tanah tidak menjadi faktor utama dalam media tanam, selain itu
gangguan dari hama dan curah hujan yang tinggi, juga menurunkan hasil panen.
Kehilangan hasil di lapang dapat terjadi sebelum panen, sebagai akibat dari serangan
hama dan penyakit, cuaca yang tidak menguntungkan, atau karena saat panen yang
terlambat. Besarnya kehilangan hasil pada saat panen bervariasi tergantung pada jenis
tanaman, kondisi lahan dan cara panen. Apalagi pada sistem produksi pertanian yang
maju seperti hidroponik, dengan biaya produksi yang tinggi kehilangan hasil panen
sekecil apapun sebaiknya dihindari.Kehilangan hasil juga bisa terjadi pada waktu
pengangkutan hasil dari lapang ke tempat penjemuran atau penyimpanan (Kloepper
dan Schroth, 1978).

3.2.3 Pemeliharaan Di Kondisi Iklim Yang Berbeda

3.2.3.1 Pemupukan

Pembudidayaan hidroponik tidak menggunakan pupuk dalam pengolahannya,


namun dengan media nutrisi sebagai unsur essensial yang dibutuhkan.

3.2.3.2 Pengendalian

Pengendalian hama dilakukan dengan cara perlakuan manual dikarenakan


pembudidaya tidak memberikan pestisida pada tanamanya sehingga harus terus
diawasi mengenai perkembanagan gulma, lumut, siput, dan hewan lainnya. Sesuai
penuturan Black (1982)hama yang menyerang biji yang belum tumbuh dan tanaman
muda adalah semut (Dolichoderus sp.), siput (Helix pomatia), bekicot (Achatina
fulica), ulat tritip (Plutella maculipennis)dan ulat pucuk (Cydia leucostoma).
Sedangkan, penyakit adalah penyakit layu yang terjadi pada daunnya.Pencegahan dan
pemberantasan digunakan insektisida dan fungisida seperti Furadan 3 G, Antrocol,
Dithane, Hostathion dan lain-lain(Hanafiah, 2002).

3.2.3.3 Perawatan
Perawatan dilakukan dengan cara penggantian nutrisi seminggu sekali bila
dalam keadaaan intensitas hujan yang normal, sedangkan ketika curah hujan cukup
tinggi maka pemberian nutrisi akan lebih diintenskan lagi. Pengendalian gulma /
tumbuhan liar yang tumbuh di sekitar tanaman pokok bertujuan untuk menekan
pertumbuhanya sehingga tidak merugikan tanaman pokok.Karena gulma dapat
bersaing dalam pengambilan unsur hara, airdan sinar matahari disamping itu dapat
menjadi inang hama penyakit. Pada awal pertanaman, pengendalian gulma
merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan agar pertumbuhan tanaman tidak
terhambat (Hanafiah, 2002).

3.2.4 Kualitas Hasil Produksi Tanaman Pakcoy

3.2.4.1 Grade

Kualitas yang dihasilkan dari komoditi pakcoy dengan media hidroponik


cukup baik dan segar, hal ini disebabkan pembudidaya tidak memberikan pestisida
terhadap tanaman, sehingga tanaman dibiarkan untuk tumbuh secara normal dan
hanya dilakukan pengawasan dan pemberantasan jika sekiranya terdapat hama
penganggu yang muncul, pemberian nutrisi yang intensif juga memberikan dampak
yang sangat bermanfaat bagi tanaman, dan dapat mempercepat laju pertumbuhan
tanaman. Pada budidaya sayuran daun seperti bayam, kangkung, sawi, dll
sempurnanya fase vegetatif merupakan tujuan akhir budidayanya.Berbeda pada
budidaya tanaman pangan dan buah yang membutuhkan keseimbangan setiap fase
pertumbuhan, sehingga kualitas dan kuantitas hasil produksi dapat diraih (Smooth,
1971).

3.2.4.2 Kondisi Fisik

Grade tanaman yang baik menunjukkan hasil yang baik pula, dikarenakan
ketika grade buah cukup baik menandakan komoditi pakcoy yang dihasilkan pun
cukup baik, terlihat dari warna daun yang hijau cerah, tidak terdapat lubang pada
daun, dan teksturnya yang cukup lembut menandakan bahwa kondisi fisik komoditi
yang dihasilkan cukup baik.Kondisi fisik juga sangat dipengaruhi oleh pola evaporasi
dan transpirasi dari radiasi matahari yang dapat menyebabkan kehilangan banyak air
dan hormone auksin menjadi terhambat.Lamanya penyinaran, respirasi, evaporasi,
komposisi kimia, penampakan luar, struktur anatomi, pembusukan, mutu rasa,
perilaku dan sifat-sifat pascapanen lainnya, sebagian mencerminkan cara
pembudidayaan dan keadaan lingkungan sebelumnya yang berpengaruh terhadap
hasil (Smooth, 1971).
3.2.4.3 Harga Jual

Narasumber mengatakan bahwa pakcoy tersebut dijual Rp. 6000/kg kepada


para pengepul. Komoditi pakcoy ini selanjutnya akan didistribusikan ke Griya,
Transmart, dan supermarket lainnya sehingga harga jual menjadi satu ikat mencapai
Rp. 12000,-saat di supermarket kemungkinan akan lebih mahal.

Berdasarkan buku konsep pemasaran budidaya pertanian, ada tiga cara


penetapan harga jual produk pertanian yaitu:

1. Sesuai dengan harga yang berlaku tawar-menawar dan borongan.

2. Pemasaran sesuai dengan harga yang berlaku

3. Tergantung pada penawaran serta permintaan yang mengikuti mekanisme


pasar.

Penetapan harga melalui tawar-menawar lebih bersifat kekeluargaan, jika sudah


tercapai kesepakatan antara penjual dan pembeli maka transaksi akan terlaksana.
Sedangkan praktek pemasaran dengan cara borongan biasanya terjadi karena keadaan
dari sisi keuangan petani yang cenderung masih lemah. Cara ini biasanya dilakukan
melalui pedagang perantara.Awalnya pedagang perantara ini membeli produk dengan
jalan memberikan uang muka kepada petani. Hal ini dilakukan sebagai jaminan
terhadap produk yang diingini pedagang bersangkutan, sehingga petani tidak
berkesempatan untuk menjualnya kepada pedagang lain (Syahza, 2007).

Harga produksi hasil pertanian cenderung mengalami fluktuasi karena tergantung dari
perubahan yang terjadi pada besarnya permintaan dan penawaran.Naik turunnya
harga dapat terjadi dalam jangka pendek (per hari, minggu atau bulan) dan dapat pula
terjadi dalam jangka panjang.Untuk komoditas pertanian yang cepat rusak seperti
sayur-sayuran dan buah-buahan pengaruh perubahan permintaan pasar kadang-
kadang sangat jelas sekali sehingga harga yang berlaku berubah dengan cepat. Hal ini
dapat diamati perubahan harga pasar yang berbeda pada pagi, siang dan sore hari.
Perbedaan harga jual yang paling signifikan adalah biasanya pada saat musim produk
melimpah ruah atau saat musim panen besar harga rendah, sebaliknya pada saat tidak
musim dan jumlahnya cenderung sedikit maka harga meningkat drastis. Keadaan
tersebut menyebabkan petani sulit dalam melakukan perencanaan produksi, begitu
juga dengan pedagang sulit dalam memperkirakan permintaan (Syahza, 2007).

Oleh karena itu adanya informasi tentang pasar yang tepat dapat mengurangi resiko
usaha sehingga pedagang dapat beroperasi dengan bidang pemasaran yang rendah
dan serta dapat memberikan keuntungan bagi pedagang itu sendiri, produsen dan
konsumen.Keterbatasan informasi pasar terkait dengan letak lokasi usaha tani yang
terpencil, pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data yang masih kurang
dan lain sebagainya.Selain itu adanya pendidikan formal masyarakat khususnya bagi
kaum petani yang sampai saat ini masih sangat rendah menyebabkan kemampuan
untuk mencerna atau menganalisis sumber informasi masih sangat terbatas.Kondisi
tersebut menyebabkan usaha tani dilakukan tanpa melalui perencanaan yang
matang.Begitu pula pedagang tidak mengetahui kondisi pasar dengan baik, terutama
kondisi makro (Syahza, 2007).
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Menurut Ibu Euis Wangsih (Ketua RW.4 Desa Cibru Wetan), faktor utama dalam
pengembangan hidroponik, adalah pemberian nutrisi pada pipa penyalur,
sedangkan cuaca mengambil peran penunjang terhadap pertumbuhan hidropoik.
2. Pembudidaya tidak melakukan pemberian pestisida, dikarenakan pembudidaya
berprinsip bahwa tanaman yang dibiarkan tumbuh tanpa pestisida akan tumbuh
lebih baik, meskipun harus diadakan pengontrolan rutin terhadap hama ataupun
gulma.
3. Panen pakcoy dilakukan setelah interval waktu 30-45 hari sejak penanaman awal.
4. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan pakcoy adalah dijual Rp. 6000,- /kg
dan kemudian didistribusikan ke Griya, Transmart, dan jenis Supermarket
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

 Buckman and Brady. 1982. “Growth of Plants and Cultivte”. River NJ :


California
 Blackman, Fransisco. 1982. “Harvest of The Vegetabale Plant”. Mc-Graw-
Hill: New York
 Freeman, Jhon. 1986. “Orchard and Soil Nutrition”. Academic File: New
York
 Fukuoka, Tanakiri. 1978. Growth in Dry Soil . Sogoro Edu : Sizuoka
 Hanafiah, 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Eduka : Jakarta
 Kloepper dan Schroth, 1978. Pottasium Effect and Soil Nutrition”.Wall-
Science : Californa
 Smooth , Shwanzky 1971 . The Impact Of Fertilization. DC-Research:
Washington DC
 Syahza, Saputra. 2007 . Pembudidayaan Sayuran dan Buah. PT: Sumber Tani
: Malang
LAMPIRAN

Ini adalah nama komunitas yang kami kunjungi

Foto bersama Muhfi, ibu Euis (pemilik sekaligus ketua KWT) dan salah seorang
anggota KWT beserta anaknya
Foto bersama Fhandan, ibu Euis (pemilik sekaligus ketua KWT) dan salah seorang
anggota KWT beserta anaknya

Inilah ibu Euis sedang memberikan penjelasan dan jawaban-jawaban yang kami
tanyakan.
Kami sedang mendengarkan penjelasan dari jawaban ibu Euis

Kami sedang berdiskusi persoalan yang terkait


Kami terjun ke lapangan untuk melakukan observasi dan ibu Euis memberikan
penjelasan

Depi dan Gina sedang merumuskan beberapa pertanyaan


Ibu Euis, Muhfi, Depi dan Hana sedang mendengarkan arahan dan penjelasan tentang
tanaman Pakcoy

Depi, Hana, Ibu Euis, Gina dan Muhfi berfoto bersama-sama untuk perpisahan dan
kenang-kenangan
Kami groupie bersama ibu Euis untuk kenang-kenangan

Fhandan, Muhfi dan Hana sedang memarkirkn kendaraannya untuk persiapan pulang
ke kampus
Ibu Euis masuk Koran berkat tanaman yang dimilikinya yakni Budidaya Pakcoy
Hidroponik

Anda mungkin juga menyukai