Anda di halaman 1dari 16

Pengaruh Komposisi Media Dan Nutrisi Hidroponik Terhadap Pertumbuhan Dan

Hasil Selada Hijau (Lactuca sativa Var.L)

Rika Agustina
150310089

Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian ,Universitas Malikussaleh


Jl. Cot Teungku Nie Reuleut Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara

ABSTRAK
Selada adalah sayuran yang paling banyak digemari masyarakat, akan tetapi
ditengah pesatnya pertumbuhan penduduk berbanding lurus dengan kepadatan penduduk
sehingga jumlah produksi dan kualitas selada menurun, oleh sebab itu perlu adanya
konservasi terhadap budidaya selada dengan mengutamakan produksi dan kualitas selada.
Demi mencapai hal tersebut dibutuhkan peran dari pemberian pupuk hidroponik dan
media tanamnya sebagai salah satu jawaban dari permasalahan tersebut. Oleh sebab itu
perlu dilakukan penelitian mengenai budidaya tanaman selada secara hidroponik dengan
berbagai jenis nutrisi dan media tanam. Penelitian dilaksanakan di Agro Wisata
Hidroponik, Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe pada bulan April
sampai Juni 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media
dan nutrisi hidroponik terhadap pertmbuhan dan hasil selada hijau (Lacuca sativa Var.L).
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode percobaan dengan rancangan acak
lengkap (RAL) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah pemberian nutrisi tanaman (N)
yang terdiri dari 6 taraf yatiu N1 (6 ml AB Mix/ L), N2 (6 ml POC/L), N3 (6 ml Gandasil
D/ L), N4 (3 ml AB Mix dan 3 ml POC/L), N5 (3 ml AB Mix dan 3 ml Gandasil D/L)
dan N6 (3ml POC dan 3 ml Gandasil D/L). Faktor kedua penggunaan media tanam (M)
terdiri dari 2 taraf yaitu M1 (media rockwool) dan M2 (media pecahan batu bata). Hasil
penelitian menunjukkan komposisi nutrisi dan media tanam berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil selada hijau. Serta menunjukkan adanya pengaruh interaksi
terhadap bobot segar daun.

Kata kunci: AB Mix, POC NASA, Gandasil D, Rockwool, Selada

ABSTRACT

The research conduct to hydroponic cultivation of lettuce plants with hydroponic


media and nutrient composition to the growth and yield of lettuce. The research
conducted at the Agro Wisata Hidroponik Meuria Paloh Muara Satu Subdistrict
Lhokseumawe city. The activities started in April untill June 2019. This study aimed was
determine the influence ofmedia and nutrient composition to the growth and yield of
lattuce (Lactuca sativa Var. L). This study used a Completely Randomized Design
(CRD) factorial with 2 factors and 4 replications. The first factoris the provision of
Nutrient (N) with 6 levels is: N1(6 ml AB Mix/ L), N2 (6 ml POC/L), N3 (6 ml Gandasil
D/ L), N4 (3 ml AB Mix and 3 ml POC/L), N5 (3 ml AB Mix and 3 ml Gandasil D/L)
dan N6 (3 ml POC and 3 ml Gandasil D/L). The second factor is the uses of planting
media (M) with 2 M1 (rockwool) dan M2 (brick fragments). The result of this research
showed that nutrients compotition and media hydroponics that treatment N4 and N5 give

102
the better result of plant growth and yield mean while on the other hand and there is an
interaction of fresh leaf weight.

Keywords: AB Mix, POC NASA, Gandasil D, Rockwool, Lettuce

1. PENDAHULUAN Malikussaleh. Penelitian dilaksanakan


pada bulan April sampai Juni 2019.
1.1. Latar Belakang
Bahan dan Alat
Permintaan terhadap komoditas
hortikultura terutama sayuran terus Bahan yang digunakan adalah; air,
meningkat seiring dengan meningkatnya rockwool, pecahan batu bata, AB Mix,
kesejahteraan dan jumlah penduduk baik Pupuk Organik Cair, pupuk daun
secara kualitas maupun kuantitas. Gandasil D, benih selada hijau.
Namun di lain pihak, pengembangan Sedangkan alat yang digunakan adalah;
komoditas sayuran dihadapkan pada botol air mineral ukuran 1000 ml, kain
semakin sempitnya lahan pertanian yang flanel, TDS meter, meteran/penggaris,
subur. Sistem pertanian konvensional timbangan analitik, chlorophyl meter,
tidak cukup efektif untuk dapat cutter, gelas ukur plastik 1000 ml dan
menghasilkan tanaman sayuran 5000 ml.
berkualitas, mengingat kondisi alam di Rancangan Penelitian
Indonesia yang kurang menguntungkan Penelitian dilakukan dengan
seperti curah hujan yang tinggi diikuti menggunakan metode Rancangan Acak
dengan suhu dan kelembaban udara juga Lengkap (RAL) Faktorial 2 faktor
tinggi sepanjang tahun. Selain hal-hal dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama
tersebut, meningkatnya jumlah penduduk adalah pemberian nutrisi tanaman (N),
menyebabkan ketersediaan lahan dan faktor kedua penggunaan media
pertanian semakin sempit karena tanam (M).
digunakan untuk perumahan dan Faktor pertama, pemberian nutrisi
perluasan perkotaan. (N) terdiri dari 6 taraf:
Selada dapat tumbuh di daerah N1 : Pemberian nutrisi AB Mix 6 ml/
dingin maupun tropis. Pemasaran selada liter air (3 ml Mix A dan 3 ml
meningkat seiring dengan pertumbuhan Mix B)
ekonomi dan jumlah penduduk N2 : Pemberian nutrisi POC 6 ml/ liter
(Cahyono, 2014). Salah satu cara untuk air
mendapatkan produksi selada terbaik di N3 : Pemberian Gandasil D 6 ml/ liter
tengah pesatnya pertumbuhan perkotaan air
diikuti oleh sempitnya lahan pertanian N4 : Pemberian nutrisi campuran 3 ml
yaitu dapat menggunakan teknologi AB Mix dan 3 ml POC
hidroponik secara sederhana. N5 : Pemberian nutrisi campuran 3 ml
AB Mix dan 3 ml Gandasil D
BAHAN DAN METODE N6 : Pemberian nutrisi campuran 3 ml
Waktu dan Tempat Penelitian POC dan 3 ml Gandasil D
Penelitian ini dilaksanakan di Agro
Wisata Hidroponik, Meuria Paloh, Faktor kedua, penggunaan media
Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe tanam sebanyak 2 taraf yaitu:
dan Laboratorium Agroekoteknologi M1 : Media rockwool
Fakultas Pertanian Universitas M2 : Media Pecahan batu bata

103
Berdasarkan perlakuan di atas Parameter pengamatan yang
maka didapatkan 12 kombinasi diamati pada penlitian ini adalah sebagai
perlakuan dengan percobaan diulang berikut:
sebanyak 4 kali ulangan sehingga
didapatkan 48 kali percobaan. 1. Tinggi tanaman (cm), diukur mulai
dari permukaan tanah sampai ujung
Prosedur Kerja daun tertinggi.
Media tanam yang digunakan 2. Jumlah daun, menghitung jumlah
dalam penelitian ini adalah rockwool dan daun yang telah membuka penuh
pecahan batu bata. Batu bata setelah tiap tanaman.
dicuci dan dipotong kecil-kecil 3. Jumlah klorofil, jumlah klorofil
kemudian dimasukkan ke dalam wadah diukur dengan menggunakan alat
pembibitan begitu pula dengan Chlorophyl meter.
rockwool. Mempersiapkan botol air 4. Panjang akar (cm), panjang akar
mineral ukuran 1000 ml sebagai wadah diukur mulai dari leher akar sampai
penanaman hidroponik nantinya. Botol ujung akar tanaman pada saat panen.
air mineral tersebut dibagi menjadi dua 5. Bobot segar daun (g), bobot segar
bagian. Kedua bagian tersebut nantinya daun dihitung dengan menimbang
disatukan dengan posisi bagian atas daun bagian konsumsi dengan
botol terbalik sehingga membentuk timbangan analitik
seperti corong, pada bagian tutup botol 6. Bobot segar akar (g), ditimbang
dilubangi dan dipasangkan kain flanel dengan timbangan analitik.
yang berfungsi sebagai sumbu.
Kemudian dimasukkan media tanam 7. Bobot segar tanaman (g),
berupa rockwool dan pecahan batu bata menimbang tanaman secara utuh
ke dalam masing-masing wadah sesuai segera setalah panen sebelum
dengan perlakuan. tanaman layu dengan satuan gram
Proses penyemaian dilakukan (g).
dengan meletakkan benih selada pada
rockwool yang ditempatkan dalam tray
penyemaian. Kemudian diberi pelindung
agar benih terhindar dari cahaya
matahari sehingga hal ini dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
membantu pertumbuhan akar.
Setelah satu minggu dalam HASIL
persemaian selada mulai diberikan
nutrisi masing-masing sebanyak 200 Budidaya tanaman selada hijau
ppm. Nutrisi diberikan sampai 15 hari (Lactuca sativa Var.L) secara hidroponik
setelah semai (HSS). sistem wick dengan kombinasi perlakuan
Pemberian nutrisi atau pemberian nutrisi dan media tanam
pemupukan dilakukan setiap semiggu rockwool dan pecahan batu bata tidak
sekali pada pagi hari dengan memberikan interaksi yang berbeda
menggunakan nutrisi AB Mix, Pupuk nyata terhadap pertumbuhan dan hasil
Organik Cair (POC) dan Gandasil D selada hijau. Seperti yang telah
yang sudah dilarutkan sesuai dengan dilampirkan dalam Tabel 3, dari 7
masing-masing perlakuan parameter yang diamati hanya pada
Perawatan yang dilakukan Berat Segar Daun yang memberikan
meliputi penggantian larutan nutrisi hasil berbeda nyata sedangkan yang
untuk menjaga ketersediaan nutrisi dan lainnya tidak menunjukkan adanya
kestabilan kepekatan air larutan. interaksi secara nyata.

104
Tabel 3. Hasil Sidik Ragam ANOVA Pengaruh Komposisi Media dan Nutrisi
Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada Hijau (Lactuca
sativa Var.L).
Faktor Interaksi
Pengamatan KK (%)
N M KxI
Tinggi Tanaman 7,15** 0,29tn 0,85tn 0,01
** * tn
Jumlah Daun 19,66 6,90 1,52 0,61
Jumlah Klorofil 8,26** 0,07tn 0,91tn 0,74
* tn tn
Panjang Akar 2,48 0,00016 0,73 7,35
Bobot Segar Daun 26,18** 14,00** 3,42* 0,44
** * tn
Bobot Segar Akar 8,63 6,72 1,20 0,58
Berat Segar Tanaman 6,13** 5,01* 1,34tn 0,57
Keterangan: N: Pemberian nutrisi; M: Penggunaan media tanam; KK: Koreksi keragaman
*: Berbeda Nyata; **: Berbeda sangat nyata; tn: tidak berbeda nyata.
Pemberian nutrisi memberikan hasil pengamatan Tinggi Tanaman,
yang berbeda pada setiap parameter Jumlah Klorofil, dan Panjang Akar
pengamatan. Pada pengamatan tidak memberikan pengaruh yang
Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, berbeda secara signifikan terhadap
Jumlah Klorofil, Bobot Segar Daun, pertumbuhan dan hasil selada hijau.
Bobot Segar Akar dan Bobot Segar
Tanaman memberikan hasil yang Tinggi Tanaman
berbeda sangat nyata. Sedangkan Hasil sidik ragam
pada Panjang Akar pemberian nutrisi menunjukkan pemberian nutrisi
berpengaruh berbeda nyata terhadap memberikan pengaruh berbeda
pertumbuhan dan hasil selada hijau. sangat nyata terhadap tinggi tanaman
Penggunaan media tanam selada hijau pada minggu pertama,
rockwool dan pecahan batu bata juga kedua dan ketiga. Sedangkan
memberikan pengaruh yang berbeda penggunaan media tidak memberikan
pada setiap parameter yang diamati, pengarauh terhadap pertumbuhan
tiga dari tujuh parameter yang tinggi tanaman selada hijau.
diamati memberikan hasil yang Penggunaan kombinasi perlakuan
berbeda nyata yaitu; Jumlah Daun, juga tidak memberikan respon yang
Bobot Segar Akar, dan Bobot Segar berbeda nyata terhadap tinggi
Tanaman, sedangkan pada Bobot tanaman selada. Pengaruh pemberian
Segar Daun menunjukkan hasil nutrisi dapat kita lihat pada Tabel 4.
berbeda sangat nyata. Namun pada
Tabel 4. Rata-rata Tinggi Tanaman Selada Hijau (Lactuca sativa Var.L)
1 mspt 2 mspt 3 mspt
Perlakuan
-----cm-----
N1 (6 ml AB Mix) 3,94 b 11,69b 17,57ab
c d
N2 (6 ml POC) 3,06 7,50 11,44c
b c
N3 (6 ml Gandasil D) 3,75 9,13 14,82bc
N4 (3 ml AB Mix dan 3 ml POC) 4,75a 13,25a 22,13a
a ab
N5 (3 ml AB Mix dan 3 ml Gandasil D) 4,75 12,85 20,82a
N6 (3 ml POC dan 3 ml Gandasil D) 3,38c 9,50c 14,51cd
DMRT 0,05
M1 (Rockwool) 3,81a 11,55a 17,21a
a a
M2 (Pecahan Batu Bata) 4,06 9,75 16,54a
DMRT 0,05

105
Keterangan: Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama menunjukkan berbeda
tidak nyata

Minggu pertama, pengaruh selada hijau, sedangkan pemberian 6


pemberian nutrisi 3 ml AB Mix dan ml POC tidak memberikan respon
3 ml POC (N4) tidak berbeda nyata yang baik terhadap pertumbuhan
dengan pemberian 3 ml AB Mix dan tinggi tanaman selada hijau.
3 ml Gandasil D dimana keduanya Sedangkan penggunaan
sama-sama menghasilkan tinggi media, baik pada minggu pertama
tanaman 4,75 cm, akan tetapi sangat sampai minggu ketiga pengamatan
berbeda nyata dengan pemberian 6 tidak memberikan pengaruh yang
ml POC (N2) dimana perlakuan berbeda nyata terhadap tinggi
tersebut menghasilkan tinggi paling tanaman. Meskipun begitu pada
rendah yaitu 3,06 cm. Pengaruh minggu pertama penggunaan media
tertinggi pada minggu kedua juga pecahan batu bata merupakan hasil
terdapat pada perlakuan N4 yaitu terbaik bagi pertumbbuhan tinggi
dengan tinggi 13,25 cm yang berbeda tanaman, sedangkan pada minggu
sangat nyata dengan N2 yang kedua dan ketiga, media rockwool
menghasilkan tanaman selada paling menghasilkan tinggi tanaman selada
pendek yaitu hanya mencapai 7,50 terbaik dibandingkan pecahan batu
cm. bata.
Berdasarkan Tabel 4 Jumlah Daun
diketahui bahwa pada minggu ketiga Pemberian nutrisi dan
N4 juga menjadi perlakuan terbaik penggunaan media tanam
dengan tinggi tanaman mencapai memberikan pengaruh berbeda
22,13 cm sedangkan yang paling sangat nyata terhadap jumlah daun
pendek yaitu perlakuan N2 yang pada minggu pertama sampai minggu
menghasilkan 11,44 cm. Maka dari ketiga. Sedangkan interaksinya
itu dapat disimpulkan pemberian 3 hanya terjadi pada minggu pertama
ml AB Mix dan 3 ml POC pengamatan. Rata-Rata Jumlah Daun
merupakan campuran nutrisi terbaik Selada Hijau dapat dilihat pada Tabel
bagi pertumbuhan tinggi tanaman 5.

Tabel 5. Rata-rata Jumlah Daun Selada Hijau (Lactuca sativa Var L)


1 mspt 2 mspt 3 mspt
Perlakuan
-----helai-----
N1 (6 ml AB Mix) 3,63b 7,13a 8,50ab
N2 (6 ml POC) 2,88c 3,38b 4,25d
c
N3 (6 ml Gandasil D) 3,00 3,50b 5,63cd
ab
N4 (3 ml AB Mix dan 3 ml POC) 4,13 4,38b 9,63a
N5 (3 ml AB Mix dan 3 ml Gandasil D) 4,88 b 6,88a 10,00a
bc
N6 (3 ml POC dan 3 ml Gandasil D) 3,38 6,20a 6,38bc
DMRT 0,05
M1 (Rockwool) 3,96a 6,50a 7,83a
M2 (Pecahan Batu Bata) 3,33b 4,50b 6,96b
DMRT 0,05
Keterangan: Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama menunjukkan berbeda
tidak nyata

106
Jumlah daun pada minggu yaitu 10 helai dan yang paling sedikit
pertama yang paling banyak adalah pada N2 4,25 helai daun.
pada perlakuan N5 yaitu pemberian 3 Penggunaan media pada
ml AB Mix dan 3 ml Gandasil D minggu kedua sampai minggu ketiga
yaitu 4,88 helai sedangkan yang menunjukkan pengaruh yang berbeda
terendah terdapat pada N2 pemberian nyata dan dari hasil penelitian
6 ml POC. Sedangkan pada minggu tersebut penggunaan media rockwool
kedua jumlah daun yang paling merupakan pilihan terbaik dengan
banyak terdapat pada pemberian hasil yang lebih baik dibandingkan
nutrisi 6 ml AB Mix dan yang paling pecahan batu bata. Pengaruh
rendah pada 6 ml POC. Pada minggu interaksi yang diberikan oleh
ketiga jumlah daun yang paling masing-masing perlakuan dapat
banyak di jumpai pada perlakuan 3 dilihat pada Tabel 6.
ml AB Mix dan 3 ml Gandasil D
Tabel 6. Tabel Interaksi Pertumbuhan Jumlah Daun 1 minggu setelah pindah
tanam (mspt)

Helaian
M1 M2
Perlakuan
(Media Rockwool) (Media Pecahan
Batu bata)
N1 (6 ml AB Mix) 3,50d 3,75a
N2 (6 ml POC) 2,75e 3,00c
N3 (6 ml Gandasil D) 3,25d 2,75c
N4 (3 ml AB Mix dan 3 ml POC) 4,75b 3,50ab
N5 (3 ml AB Mix dan 3 ml Gandasil D) 6,50a 3,25b
N6 (3 ml POC dan 3 ml Gandasil D) 3,00de 3,75a
Keterangan: Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata

Konsentrasi 3 ml AB Mix dan yaitu pemberian nutrisi 3 ml


3 ml Gandasil D dengan media AB Mix dan 3 ml POC, sama halnya
tanam hidroponik rockwool dengan pemberian 3 ml AB Mix dan
memberikan pengaruh terbaik 3 ml Gandasil D. Sedangkan jumlah
terhadap jumlah daun tanaman selada klorofil paling sedikit terdapat pada
hijau yaitu 6,50 helai daun, pemberian 6 ml POC tanpa
sedangkan yang paling rendah yaitu campuran nutrisi lainnya.
pemberian nutrisi 6 ml Gandasil D Penggunaan media tanam tidak
dan media batu bata (N3M2) yang memberikan pengaruh yang berbeda
tidak berbeda nyata dengan nyata terhadap jumlah klorofil
pemberian 6 ml POCdengan media tanaman selada, dimana keduanya
rockwool (N2M1) dengan nilai 2,75 memiliki jumlah nilai yang hampir
helai. sama yaitu 4,29 media rockwool dan
4,22 media batu bata. Jumlah rata-
Jumlah Klorofil rata klorofil dan alat menghitung
Jumlah klorofil tanaman jumlah klorofil dapat dilihat dalam
selada hijau paling tinggi yaitu 4,92 tabel 7.

107
Tabel 7. Rata-rata Jumlah Klorofil Tanaman Selada Hijau.
Perlakuan ----CCI---
N1 (6 ml AB Mix) 4,81a
N2 (6 ml POC) 2,71c
N3 (6 ml Gandasil D) 4,30ab
N4 (3 ml AB Mix dan 3 ml POC) 4,92a
N5 (3 ml AB Mix dan 3 ml Gandasil D) 4,92a
N6 (3 ml POC dan 3 ml Gandasil D) 3,86b
DMRT 0,05
M1 (Rockwool) 4,29a
M2 (Pecahan Batu Bata) 4,22a
DMRT 0,05
Keterangan: Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama menunjukkan berbeda
tidak nyata

Panjang Akar menghasilkan akar terpanjang yaitu


Berdasarkan uji sidik ragam 23,69 cm, sedangkan akar tependek
menunjukkan pemberian nutrisi 16,25 cm terdapat pada pemberian
memberikan pengaruh beda nyata campuran nutrisi 3 ml AB Mix dan 3
terhadap panjang akar, sedangkan ml Gandasil D. Meskipun begitu N1
penggunaan media tanam tidak tidak berbeda nyata dengan
memberikan perbedaan yang nyata perlakuan N4. Rata-rata panjang akar
terhadap panjang akar. Pemberian dapat dilihat dalam Tabel 8.
nutrisi 6 ml AB Mix (N1)

Tabel 8. Rata-rata Panjang Akar Tanaman Selada Hijau


Akar
Perlakuan
-----cm-----
N1 (6 ml AB Mix) 23,69a
N2 (6 ml POC) 19,75ab
N3 (6 ml Gandasil D) 18,63b
N4 (3 ml AB Mix dan 3 ml POC) 23,13a
N5 (3 ml AB Mix dan 3 ml Gandasil D) 16,25b
N6 (3 ml POC dan 3 ml Gandasil D) 18,50b
¤ DMRT 0,05
M1 (Rockwool) 19,63a
M2 (Pecahan Batu Bata) 19,64a
DMRT 0,05
Keterangan: Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama menunjukkan berbeda
tidak nyata

Penggunaan media (19,63 cm) terhadap pertumbuhan


rockwool dan batu bata tidak panjang akar.
memberikan hasil yang berbeda Berat Segar Daun
nyata. Meskipun penggunaan batu Berdasarkan hasil uji sidik
bata unggul (19,64 cm) namun tidak ragam DMRT 5% terdapat pengaruh
dapat dikatakan media batu bata beda nyata terhadap pemberian
lebih baik dibandingkan rockwool nutrisi dan penggunaan media serta

108
ditemukan juga interaksi yang Daun Selada Hijau dapat dilihat
berbeda nyata. Rata-rata Berat Segar dalam Tabel 9.

Tabel 9. Rata-rata Berat Segar Daun Selada Hijau


Helaian
Perlakuan
-----g-----
N1 (6 ml AB Mix) 12,96b
N2 (6 ml POC) 1,89c
N3 (6 ml Gandasil D) 3,37c
N4 (3 ml AB Mix dan 3 ml POC) 20,24a
N5 (3 ml AB Mix dan 3 ml Gandasil D) 18,22a
N6 (3 ml POC dan 3 ml Gandasil D) 4,41c
DMRT 0,05
M1 (Rockwool) 12,72a
M2 (Pecahan Batu Bata) 7,69b
DMRT 0,05
Keterangan: Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata

Penggunaan media rockwool pemberian nutrisi 3 ml AB Mix dan


menghasilkan Bobot Segar Daun 3 ml Gandasil D yang menghasilkan
paling baik yaitu 12,72 g sedangkan Bobot Segar Daun 18,22 g.
media batu bata 7,69 g. Hasil uji Sedangkan pemberian 6 ml POC
lanjut sidik ragam DMRT 5% menghasilkan Bobot Segar Daun
diketahui adanya interaksi terhadap paling ringan yaitu 1,89 g yang tidak
kombinasi perlakuan yang diberikan. berbeda nyata dengan perlakuan N3
Pemberian nutrisi 3 ml AB Mix dan dan N6. Deskripsi Bobot Segar Daun
3 ml POC menghasilkan bobot segar dapat dilihat pada Gambar 3 dan
daun paling baik yaitu 20,24 g yang pengaruh interaksi dapat dilihat pada
tidak berbeda nyata dengan Tabel 10.

A. B.
Gambar 3. A. Alat menghitung bobot segar daun; B. Daun selada hijau

109
Tabel 10. Tabel Interaksi Pengaruh Pemberian Nutrisi dan Penggunan Media
Tanam Terhadap Bobot Segar Daun

Helaian
M1 M2
Perlakuan
(Media Rockwool) (Media Pecahan
Batu bata)
------------g-------------
N1 (6 ml AB Mix) 12,65c 13,27ab
d
N2 (6 ml POC) 2,50 1,29c
d
N3 (6 ml Gandasil D) 4,39 2,36c
a
N4 (3 ml AB Mix dan 3 ml POC) 26,70 13,75a
a
N5 (3 ml AB Mix dan 3 ml Gandasil D) 24,11 12,56b
cd
N6 (3 ml POC dan 3 ml Gandasil D) 5,92 2,90c
Keterangan: Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama menunjukkan berbeda
tidak nyata

Hasil analisis DMRT Berat Segar Akar


terhadap interaksi yang terjadi, Berdasarkan hasil uji sidik
kombinasi perlakuan terbaik terdapat ragam DMRT 5% diketahui bahwa
pada perlakuan N4M1 yaitu pemberian nutrisi dan penggunaan
pemberian 3 ml AB Mix dan 3 ml media tanam memberikan pengaruh
POC dengan media tanam batu bata berbeda sangat nyata terhadap berat
menghasilkan bobot segar daun segar akar. Hasil analisis rata-rata
26,70 g, sedangkan perlakuan paling Berat Segar Akar dapat dilihat dalam
buruk yaitu N2M2 dengan bobot Tabel 11.
1,29 g.

Tabel 11. Rata-rata Berat Segar Akar Selada Hijau


Berat Segar Akar
Perlakuan
-----g-----
N1 (6 ml AB Mix) 5,80b
N2 (6 ml POC) 2,80d
N3 (6 ml Gandasil D) 4,19bc
N4 (3 ml AB Mix dan 3 ml POC) 7,45ab
N5 (3 ml AB Mix dan 3 ml Gandasil D) 8,10a
N6 (3 ml POC dan 3 ml Gandasil D) 3,66cd
DMRT 0,05
M1 (Rockwool) 4,56b
M2 (Pecahan Batu Bata) 6,11a
DMRT 0,05
Keterangan: Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama menunjukkan berbeda
tidak nyata

Pemberian campuran nutrisi pemberian 3 ml AB Mix dan 3 ml


sebanyak 3 ml AB Mix dan 3 ml POC 7,45 g. Kedua perlakuan
Gandasil D memberikan berat segar tersebut merupakan perlakuan
akar paling baik yaitu 8,10 g yang terbaik untuk menambah bobot segar
tidak berbeda nyata dengan akar, dan perlakuan yang

110
menghasilkan Bobot Segar Akar nutrisi dan penggunan media tanam
paling ringan yaitu pemberian 6 ml memberikan hasil yang berbeda
POC tanpa campuran nutrisi lainnya nyata terhadap Berat Segar Tanaman.
dengan bobot 2,80 g akar. Media Namun terhadap kombinasi
batu bata menghasilkan bobot akar keduanya tidak ditemukan akan
sebesar 6,11 g lebih baik dibanding adanya interaksi yang berbeda nyata
rockwool yang menghasilkan berat terhadap Berat Segar Tanaman. Rata-
segar akar sebanyak 4,56 g. rata Berat Segar Tanaman dapat
dilihat dalam Tabel 12 dan data
Berat Segar Tanaman penimbangan Berat Segar Tanaman
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat dalam Gambar 5.
yang telah dilakukan, pemberian

Tabel 12. Rata-rata Berat Tanaman Selada Hijau


Helaian
Perlakuan
-----g-----
N1 (6 ml AB Mix) 24,15ab
N2 (6 ml POC) 5,96c
N3 (6 ml Gandasil D) 8,49bc
N4 (3 ml AB Mix dan 3 ml POC) 34,11a
N5 (3 ml AB Mix dan 3 ml Gandasil D) 36,67a
N6 (3 ml POC dan 3 ml Gandasil D) 10,92b
DMRT 0,05
M1 (Rockwool) 25,02a
M2 (Pecahan Batu Bata) 15,08b
DMRT 0,05
Keterangan: Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama menunjukkan berbeda
tidak nyata

Gambar 5. Berat Segar Tanaman Selada


Tanaman selada yang perlakuan yang menghasilkan Berat
menghasilkan bobot paling berat Segar Tanaman paling ringan yaitu
terdapat pada perlakuan N5 yaitu 5,96 g. Berat segar tanaman meliputi
pemberian 3 ml AB Mix dan 3 ml berat keseluruhan bagian tanaman
Gandasil D yaitu 36,67 g, perlakuan selada. Penggunaan media tanam
ini tidak berbeda nyata dengan N4 rockwool memberikan hasil selada
yaitu campuran nutrisi 3 ml AB Mix dengan bobot paling baik yaitu 25,02
dan 3 ml POC sebesar 34,11 g. g sedangkan batu bata menghasilkan
Pemberian 6 ml POC merupakan bobot 15,08 g.

111
nyata terhadap tinggi tanaman.
PEMBAHASAN Menurut Muhaddiansyah et al.
Tinggi Tanaman (2016) unsur hara yang terkandung
Berdasarkan hasil penelitian di dalam pupuk organik cair tersebut
diketahui bahwa pemberian 3 ml AB tidak dapat menggantikan hara yang
Mix dan 3 ml POC memberikan terkandung di dalam pupuk AB Mix.
pengaruh terbaik terhadap tinggi Penggunaan media tanam,
tanaman pada minggu pertama yaitu pengunaan rockwool maupun batu
4,75 cm dan tidak berbeda nyata bata tidak memberikan hasil yang
dengan pemberian 3 ml AB Mix dan berbeda nyata. Meski begitu
3 ml Gandasil D. Pada minggu kedua berdasarkan hasil rata-rata tinggi
pemberian 3 ml AB Mix dan 3 ml tanaman peggunaan media tanam
POC memberikan hasil terbaik pada rockwool memberikan hasil terbaik
tinggi tanaman selada yaitu 13,25 terhadap tinggi tanaman. Hasil
cm, sedangkan pada minggu ketiga penelitian Saroh (2016) penggunaan
pengamatan perlakuan yang sama media tanam rockwool pada
juga memberikan hasil terbaik hidroponik sistem wick merupakan
terhadap tinggi tanama selada yaitu media tanam yang paling
sebesar 22,13 cm. Penelitian yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
dilakukan oleh Muhadiansyah et al. dan hasil produksi tanaman selada.
(2016) kombinasi pemberian pupuk
AB Mix 150 ml dan POC 125 ml Jumlah Daun
tinggi tanaman pada 30 HST Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan rerata tinggi tanaman diketahui bahwa terdapat pengaruh
sebesar 26,50 cm. interaksi yang berbeda sangat nyata
Tinggi tanaman paling rendah terhadap jumlah daun pada minggu
pada minggu pertama pengamatan pertama. Merujuk pada tabel
terdapat pada pemberian 6 ml POC interaksi (Tabel 6) diketahui bahwa
yaitu sebesar 3,06 cm, pada minggu penggunaan kombinasi perlakuan
kedua juga terdapat pada pemberian N5M1 yaitu pemberian 3 ml AB Mix
6 ml POC yaitu sebesar 7,50 cm dan dan 3 ml Gandasil D dengan media
11,44 cm pada minggu ketiga. Rerata rockwool memberikan hasil terbaik
tinggi tanaman yang rendah terdapat pada rata-rata jumlah daun yaitu
pada perlakuan P5 yaitu komposisi sebanyak 6,50 helai daun. Jumlah
pupuk AB Mix 0 ml dengan POC daun yang tinggi disebabkan oleh
100 ml dengan tinggi tanaman unsur hara nitrogen yang terkandung
sebesar 12.50 cm (Muhaddiansyah et di dalam larutan nutrisi, karena
al., 2016). nitrogen adalah komponen utama
Pemberian nutrisi dengan dari berbagai substansi penting
berbagai konsentrasi memberikan didalam pembentukan daun tanaman.
pengaruh yang berbeda-beda Nitrogen juga dibutuhkan untuk
terhadap tinggi tanaman. Pemberian membentuk senyawa penting seperti
nutrisi AB Mix memberikan klorofil, asam nukleat, dan enzim
pengaruh yang signifikan terhadap (Novizan, 2001).
tinggi tanaman. Sebaliknya Berdasarkan hasil penelitian
pemberian pupuk organik cair (POC) pada minggu pertama, kedua dan
tanpa penambahan nutrisi lain tidak ketiga pengamatan rata-rata jumlah
memberikan pengaruh yang berbeda daun terbanyak terdapat pada

112
pemberian 3 ml AB Mix dan 3 ml organik cair juga mengandung unsur
Gandasil D yaitu sebanyak 4,88 helai hara mikro yang berfungsi sebagai
daun, 6,88 helai daun pada minggu katalisator dalam proses sintesis
kedua, dan 10 helai daun pada protein dan pembentukan klorofil.
minggu ketiga. Jumlah daun paling Jumlah klorofil paling sedikit
sedikit terdapat pada minggu pertama terdapat pada pemberian 6 ml POC
2,88 helai daun, kedua 3,38 helai dan yaitu hanya mencapai 2,71. Jumlah
ketiga 4,25 helai daun terdapat pada klorofil dipengaruhi oleh jumlah
pemberian 6 ml POC (N2). Serupa daun, semakin banyak jumlah daun
dengan penelitian yang dilakukan maka semakin besar jumlah
oleh Muhaddiansyah et al. (2013) klorofilnya. Seperti yang
Pemberian 0% AB Mix dan 100% dikemukakan Furoidah (2018)
POC menghasilkan jumlah daun semakin banyak jumlah daun pada
selada paling sedikit yaitu 5,67 helai tanaman akan berpengaruh terhadap
daun. Dapat dilihat perbedaan antara kandungan klorofilnya, dimana
pemberian nutrisi yang klorofil dalam daun berperan sebagai
menggunakan campuran AB Mix dan penyerapan cahaya untuk
tanpa AB Mix. Tanaman selada yang melangsungkan proses fotosintesis.
tidak dicampuri nutrisi AB Mix Apabila kandungan klorofil dalam
cenderung lebih sedikit jumlah daun cukup tersedia maka
daunnya. Menurut Muhaddiansyah et fotosintesis yang dihasilkan semakin
al. (2016) hal ini diduga karena meningkat. Luas daun dan jumlah
perlakuan tanpa pupuk AB Mix klorofil yang tinggi akan
mengalami kekurangan unsur hara menyebabkan proses fotosintesis
mikro yaitu Zn, Mo, Fe, Mn, Co, dan berjalan dengan baik. Semakin
B. Kekurangan unsur hara Zn, Mo, banyak jumlah daun maka hasil
Fe, Mn, Co dan B dapat fotosintesis tinggi sehingga tanaman
mempengaruhi pertumbuhan tumbuh dengan baik (Ekawati et al.,
vegetatif tanaman khususnya jumlah 2006 ).
daun (Supari, 1999). Perwitasari et al. (2012)
Penggunaan media tanam berpendapat bahwa pemberian nutrisi
rockwool memberikan pengaruh berpengaruh nyata terhadap jumlah
terbaik terhadap jumlah dan selada klorofil. Penambahan tinggi tanaman
pada minggu pertama, kedua dan secara langsung dapat meningkatkan
ketiga pegamatan. Menurut Saroh et jumlah daun yang mengandung
al. (2016) penggunaa n media tanam pigmen klorofil yang berfungsi
rockwool dengan konsentrasi larutan menyerap cahaya untuk digunakan
nutrisi 10 ml/ liter air paling dalam proses fotosintesis untuk
berpengaruh pada tinggi tanaman. menghasilkan glukosa dan oksigen.
Jumlah Klorofil Panjang Akar
Berdasarkan hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan
jumlah klorofil terbanyak yaitu pemberian nutrisi 6 ml AB Mix
sebesar 4,92 terdapat pada pemberian memberikan pengaruh akar paling
nutrisi 3 ml AB Mix dan 3 ml POC. panjang yaitu 23,69 cm. Penelitian
Pupuk organik cair selain yang dilakukan Muhadiansyah et al.
mengandung unsur nitrogen yang (2016) memberikan hasil yang
berfungsi menyusun semua protein, serupa dimana pemberian 50% AB
asam amino dan klorofil, pupuk

113
Mix dan 50% POC memberikan Serupa dengan penelitian yang
pengaruh paling tinggi terhadap dilakukan Muhddiansyah et al.
panjang akar yakni sebesar 29,33 cm. (2016) pemberian 50% AB Mix dan
Sedangkan pengggunaan media tidak 50% POC menghasilkan bobot segar
memberikan hasil yang berbeda dau terbaik yakni 50,83 g sedangkan
nyata. Akar yang pendek dapat hasil terendah adalah pemberian 0%
menghambat pertumbuhan tanaman, AB Mix dan 100% POC. Hal
sehingga akar tidak dapat menyerap tersebut terjadi karena hara yang
hara yang terkandung dalam nutrisi terkandung di dalam pupuk organik
tersebut secara optimal cair tidak dapat menunjang
Muhadiansyah et al., (2016). pertumbuhan akar yang baik
Sistem perakaran biasanya sebagaimana telah dijelaskan bahwa
dikendalikan oleh sifat genetis akar yang pendek dapat menghambat
tanamannya, menurut Harjadi (2008) pertumbuhan tanaman, sehingga akar
umumnya tanaman dengan akar tidak dapat menyerap hara yang
serabut berakar dangkal sedangkan terkandung dalam nutrisi tersebut
tanaman yang berakar tunggang secara optimal (Muhadiansyah et al.,
berakar dalam. Tanaman selada 2016).
memiliki akar tunggang yang lebih Penggunaan media tanam
toleran terhadap kekeringan. Pada terbaik yaitu pengguaan media
hidroponik sistem wick pengaruh rockwool dengan bobot segar daun
sumbu dan media sangat 12,72 g. Rockwool memiliki daya
mempengaruhi pertumbuhan akar, serap tinggi dan mampu menyimpan
semakin cepat sumbu menyerap air hara lebih baik sehingga hal ini
maka ketersediaan unsur hara yang mempengaruhi bobot segar daun
dibutuhkan tanaman tersedia dengan selada. Selain itu dalam penelitan ini
cukup Kusumah et al. (2016). juga ditemukan adanya ineraksi yang
berbeda nyata terhadap pertambahan
Berat Segar Daun bobot segar daun. Hara yang
Daun merupakan bagian terkandung dalam nutrisi mampu
paling penting dimana daun diserap dengan baik oleh rockwool.
merupakan bagian konsumtif selada. Kombinasi perlakuan terbaik
Oleh sebab itu berat segar daun terdapat pada perlakuan N4M1 yaitu
menjadi hal utama yang perlu pemberian 3 ml AB Mix dan 3 ml
diperhatikan. Berat segar daun POC dengan pengunaan media tanam
dipengaruhi oleh jumlah daun. rockwool. Sedangkan hasil terendah
Semakin banyak daun selada maka dimiliki oleh perlakuan N2M2 (6 ml
semakin besar bobot segar daunnya. POC dan media batu bata). Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari penggunaan POC
menunjukkan adanya pengaruh yang sebagai nutrisi sangat rendah, hal ini
berbeda nyata terhadap pemberian disebabkan pupuk organik cair tidak
nutrisi dan penggunaan media tanam dapat dijadikan sebagai pupuk primer
terhadap bobot segar daun. dalam kegiatan hidroponik,
Berat segar daun tertinggi dikarenakan dari hasil pengamatan
terdapat pada pemberian 3 ml AB tinggi tanaman, jumlah daun,
Mix dan 3 ml POC yaitu sebesar panjang akar, dan volume pada saat
20,24 g dan yang paling redah panen memiliki hasil yang sangat
terdapat pada pemberian 6 ml POC. rendah (Muhadiansyah et al., 2016).

114
primer yang pendek, yang dapat
Berat Segar Akar mengakibatkan akar tersebut tidak
Pemberian nutrisi dan dapat menyerap hara secara optimal
penggunaan media tanam (Muhadiansayah, 2016).
memberikan pengaruh yang berbeda
sangat nyata terhadap berat segar Berat Segar Tanaman
akar. Pemberian 3 ml AB Mix dan 3 Terdapat pengaruh yang
ml Gandasil D memberikan hasil berbeda nyata terhadap berat segar
terbaik terhadap penambahan berat tanaman pada pemberian nutrisi dan
segar akar dimana berat 8,10 g akar. penggunaan media tanam, namun
Sedangkan pemberian 3 ml POC tidak ditemukan adanya interaksi
menghasikan berat segar akar paling yang berbeda nyata terhadap bobot
ringan yaitu 2,80 g akar. Penelitian segar tanaman. Pemberian 3 ml AB
yang dilakukan Muhadiansyah et al. Mix dan 3 ml Gandasil D
(2016) menyatakan Bobot basah akar memberikan hasil terbaik pada berat
yang tinggi terdapat pada perlakuan segar tanaman yaitu sebesar 36,67 g
nutrisi 75% AB Mix dan 25% POC dan berat segar terendah tanaman
dengan rerata sebesar 22.70 g dan sebesar 5,96 g terdapat pada
bobot basah akar yang rendah pemberian 6 ml POC. Pemberian
terdapat pada perlakuan nutrisi P5 nutrisi POC sebagai nutrisi utama
dengan rerata sebesar 7.78 g di 30 dalam hidroponik menghasilkan
HST. Menurut Fariudin et al. (2012) berat segar tanaman yang rendah
Selada hijau mempunyai rasio tajuk- Muhadiansyah et al. (2016)
akar yang lebih besar daripada selada mengatakan pemberian POC 100%
merah. menghasilkan berat segar tanaman
Penggunaan media rockwool paling rendah yaitu sebesar 12 g.
memberikan hasil terbaik terhadap Berdasarkan hasil penelitian
bobot segar akar yaitu sebesar 6,11 g. diketahui bahwa penggunaan media
Porositas rockwool lebih tinggi rockwool menghasilkan berat segar
daripada media tanam artifisial tanaman terbaik yaitu mencapai
(media tanam buatan) lainnya dan 25,02 g. Menurut Mecham (2006)
juga dapat menahan air 92% dari berat segar berkaitan dengan jumlah
volumenya sehingga air tersedia air yang terkandung dalam tubuh
dengan baik untuk pertumbuhan tanaman, guna air dalam tubuh
tanaman. Namun air dibebaskan oleh tanaman yaitu untuk proses
rockwool dengan cepat pula sehingga fotosintesis.
aerasi perakaran tetap optimum.
Tanaman yang memiliki KESIMPULAN DAN SARAN
bobot akar terberat menghasilkan Kesimpulan
bobot total tanaman yang terberat Berdasarkan hasil penelitian
juga, karena akar tanaman selada yang telah dilaksanakan maka dapat
tersebut menyerap unsur hara yang disimpulkan sebagai berikut:
berupa zat cair secara optimal. Selain 1. Pemberian konsentrasi 3 ml AB
itu, akar selada dapat memungkinkan Mix dan 3 ml Gandasil D serta 3
akar menyerap hara secara optimal ml AB Mix dan 3 ml POC
melalui akar primernya. Bobot akar memberikan pengaruh bebeda
yang ringan dapat dikarenakan sangat nyata terhadap
tanaman tersebut memiliki akar

115
pertumbuhan dan hasil selada Pertumbuhan Setek Sambang
hijau Colok (Aerva sanguinolenta
2. Penggunaan media rockwool Blume.). (Skripsi). Institut
merupakan media yang paling Pertanian Bogor. Bogor. 53
berpengaruh nyata terhadap hlm.
pertumbuhan dan hasil selada Bunt, A. C. 1988. Media and Mixes
hijau for Countainer Grown Plants.
3. Kombinasi perlakuan terbaik Unwin Hyman. London.
diberikan oleh perlakuan N4M1
yang memberikan pengaruh beda Cahyono B. Teknik dan Strategi
nyata terhadap berat segar daun. Budidaya Sawi Hijau.
Yogyakarta: Yayasan Pustaka
Saran Nusatama, 2003.
Budidaya hidroponik
membutuhkan perhatian lebih Cahyono, B. 2014. Teknik Budidaya
terhadap nutrisi yang diberikan, oleh dan Analisis Usaha Tani
sebab itu penggunaan 3 ml AB Mix Selada. CV. Aneka Ilmu.
dan 3 ml Gandasil D sangat baik Semarang. 114 hal.
untuk pertumbuhan tanaman selada,
akan tetapi penggunaan POC tanpa Fahmi ZI. 2013. Media tanam
campuran nutrisi lain lebih baik sebagai faktor eksternal yang
dihindari karena tidak memberikan mempengaruhi pertumbuhan
hasil yanng optimal terhadap tanaman. Balai besar
tanaman selada hijau. perbenihan dan proteksi
tanaman perkebunan
DAFTAR PUSTAKA Surabaya.
Agoes, S.. 1994. Aneka Jenis Media
Tanam dan Penggunaannya. Herfianti. Konsumsi Sayur
Penebar Swadaya. Jakarta. Masyarakat Indonesia Di
Bawah Rekomendasi FAO,
Agropatas. 2017. Pupuk AB Mix. 2015.Http://www.aseibssindo
http://taman- .org/index.php/component/co
berkebun.blogspot.co.id/2015 ntent/article/126 konsumsi-
/07/mengapa-pekatan-dan-b- sayur-masyarakat-indonesia-
dalam-ab-mix.html. diakses di-bawah-rekomendasi-
pada 20 Desember 2018. fao.html (diakses tanggal 19
Anjeliza RY, A Masniawati, Desember 2018)
Baharuddin dan MA Salam.
2013. Pertumbuhan dan Lingga, P. 2002. Hidroponik
Produksi Tanaman Sawi Bercocok Tanam tanpa
Hijau Brassica juncea L. Tanah. Penebar Swadaya,
Pada Berbagai Desain Depok.
Hidroponik. Makasar:
Universitas Hasanuddin. Lonardy, M.V., 2006. Respons
Tanaman Tomat
Aurum, M. 2005. Pengaruh Jenis (Lycopersicon esculentum
Media Tanam dan Pupuk Mill.) Terhadap Suplai
Kandang terhadap Senyawa Nitrogen Dari

116
Sumber Berbeda Pada Sistem menanam sayuran konsumsi
Hidroponik. ‘Skripsi” (Tidak populer diperkarangan. Lily
Dipublikasikan). Universitas publiser. Yogyakarta. 180
Tadulako, Palu. halaman
Mas’ud H. 2009. Sistem hidroponik Setyoadji D. Tanaman Hidroponik.
dengan nutrisi dan media Yogyakarta: Araska, 2015.
tanam berbeda terhadap
pertumbuhan dan hasil Siregar, Jureni., Triyono, Sugeng.,
selada. Media Litbang dan Suhandy, Diding. 2015.
Sulteng 2 (2): 131–136. Pengujian Beberapa Nutrisi
Hidroponik Pada Selada
Mardhiah, Nurhayati, dan Meina Y. (Lactuca sativa L.) Dengan
2011. Pengaruh Komposisi Teknologi Hidroponik Sistem
Hara dan Varietas terhadap Terapung (Thst)
Pertumbuhan dan Hasil Termodifikasi. Jurnal Teknik
Tanaman Tomat Pertanian Lampung. Vol. 4
(Lycopersicum esculentum No. 1: 65-72
Mill.) secara Hidroponik
Sistem Substrat. J. Hort. Soeseno, S. 1986. Bercocok Tanam
15(1): 32 –33. Secara Hidroponik. PT
Muhadiansyah. T. O, Setyono, Gramedia, Jakarta.
Adimihardja. S.A. 2016.
Efektivitas Pencampuran Sunardjono H. 2014. Bertanam 30
Pupuk Organik Cair Dalam Jenis Sayur. Jakarta: Penebar
Nutrisi Hidroponik Pada Swadaya.
Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Selada (Lactuca Surbakti, I. H. A., Lahay. R.R., dan
Sativa L.). Jurnal Agronida. 2 Irmansyah. T. 2015. Respons
(1): 2442-25421. Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Selada (Lactuca
Nazaruddin., 2003. Budidaya dan sativa L.) Terhadap
Pengaturan Panen Sayuran Pemberian Pupuk Organik
Dataran Rendah. Penebar Cair Urin Kambing Pada
Swadaya, Jakarta. Beberapa Jarak Tanam .
Novizan, L.B. 2007. Petunjuk Jurnal Agroekoteknologi.
Pemupukan yang Efektif. Vol. 4 No. 1: 1768-1776.
Agro Media Pustaka, Jakarta.
Susanto, R. 2002 penerapan
Rubatzky VE, Yamaguchi M. 1998. pertanian organik. Kansius.
Sayuran dunia 2 (prinsip Yogyakarta. 80 halaman
produksi dan gizi). Bandung.
ITB Press.

Sani B. Hidroponik. Jakarta: Penebar


Swadaya, 2015.

Saparinto, c. 2013 Gown youn own


vegetables-paduan praktis

117

Anda mungkin juga menyukai