Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI POC BATANG

PISANG TERHADAP PEMBIBITAN TEBU (Saccharum officinarum L.)


Kartika Ada’1, Dr.Ir.Yusuf L.Limbongan,MP.2 , Ir. Adewidar Marano Pata’dungan, SP.MP.2
1
Alumni Mahasiswa Fakultas Pertanian UKI Toraja
2
Dosen Fakultas Pertanian UKI Toraja

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam dan
konsentrasi POC batang pisang terhadap pembibitan tebu. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan juni – agustus 2022, bertempat di lembang turunan, Kabupaten Tana Toraja, dengan
ketinggian tempat 850 m dpl dengan tipe iklim B(Schimidit ferguzon).
Penelitian ini menggunakan desain rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor
perlakuan dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah komposisi media tanam dengan 3
taraf yaitu Ma(tanah+kompos kotoran kambing 4:1), Mb(tanah+sekam bakar 1:1),
Mc(tanah+kompos kotoran kambing+sekam bakar 2:1:1) sedangkan faktor kedua adalah
konsentrasi POC batang pisang yang terdiri 4 faktor yaitu BO(tanpa perlakuan) B1(150 ml/l),
B2(300 ml/l) B3(450 ml/l).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media tanam dengan
konsentrasi POC batang pisang sangat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit
tanaman tebu, sebagaimana ditunjukkan pada parameter tinggi bibit, jumlah daun, jumlah
anakan diameter batang dan volume akar.

Kata kunci : Bibit tebu, komposisi media tanam, poc batang pisang.
PENDAHULUAN berkembang dengan baik (Leovici dalam
Susilo H, et al, 2018). Karena perbedaan sifat
Komoditas penting bahan baku pokok fisik dari media tanah dan sekam bakar,
produksi gula adalah tebu (Saccharum pencampuran kedua bahan diharapkan
officinarum L.). Tebu mempunyai menciptakan kondisi fisik yang baik pada
kemampuan fotosintesis paling efisien pertumbuhan tebu (Ningsih dalam Susilo H,
dibanding jenis tanaman lain. Tebu dapat et al., 2018). Penyebab kurangnya
mengonversikan 2% energi matahari menjadi ketersediaan gula di dalam negeri karena
biomassa. Seiring dengan pertambahan tingkat produktifitas tebu cenderung rendah.
kuantitas penduduk angka kebutuhan Hal tersebut dipengaruhi oleh penyediaan
tanaman ini meningkat karena sangat bibit, kualitas bibit dan varietas yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Tebu juga dapat digunakan. Kualitas bibit menjadi salah satu
digunakan sebagai obat tradisional. Selain itu aspek penentu berhasil atau tidaknya
banyak sektor industri lain yang budidaya tebu yang nantinya juga memiliki
memanfaatkan tebu sebagai bahan baku, pengaruh terhadap produksi.
seperti pada industry pangan dan farmasi. Memberikan POC batang pisang pada bibit
Sejalan dengan banyak produk yang tebu dalam suatu penelitian membuktikan
mengambil manfaat dari tebu sebagai bahan pertumbuhan yang lebih unggul daripada
baku, maka permintaan terhadap komoditas bibit tebu yang tidak diberi. Hal tersebut
akan terus bertambah. dikarenakan pertumbuhan tanaman
Banyak factor yang dapat memengaruhi memerlukan kandungan hara Nitrogen,
produksi gula, salah satu diantaranya Phosphor, Kalium, dan Kalsium yang
sekaligus sebagai factor penentu adalah terkandung di POC batang pisang.
pembibitan tebu. Semakin baik kualitas bibit Pernyataan tersebut sesuai dengan
tebu makan semakin tinggi keberhasilan pernyataan Efelina, dkk (2018), yang
dalam budidayanya sehingga dapat menyatakan sampah batang pisang
memberikan hasil rendemen tinggi yang berpotensi menjadi pupuk organik yang
memiliki pengaruh terhadap peningkatan mengandung unsur hara yang dibutuhkan
angka produksi gula. Untuk mendapatkan tanaman beserta beberapa senyawa lain
persentase hasil pembibitan yang tinggi seperti antrakuinon, saponin, dan flavonoid.
terdapat beberapa hal yang harus menjadi Memberikan POC dengan konsentrasi tinggi
perhatian saat pembibitan, seperti media berbanding lurus dengan tinggi tanaman.
tanam dan pemupukan. Harus Makin tinggi tingkat konsentrasi POC yang
memperhatikan komposisi media tanam yang diberikan, semakin tinggi pertumbuhan suatu
akan dipakai. Media tanam yang diterapkan tanaman. Hal tersebut dipengaruhi oleh unsur
berupa racikan tanah dan sekam bakar. N sebagai unsur makro yang sangat memiliki
Selain itu, pupuk yang digunakan adalah pengaruh merangsang pertumbuhan tinggi
POC dari batang pisang. Menurut Leovici tanaman tebu.
dalam Susilo H, sekam bakar yang Berdasarkan uraian di atas, perlu melakukan
dimanfaatkan sebagai campuran media studi lebih lanjut pada Pengaruh Komposisi
tanam dapat menjadi solusi untuk Media Tanam dan Konsentrasi POC Batang
menghindari pemadatan pada media Pisang Terhadap Pembibitan Tebu
sehingga nantinya akar dapat tumbuh dan (Saccharum officinarum L.).
Tujuan dan Kegunaan Penelitian Dari kedua faktor tersebut, maka di
dapatkan 12 kombinasi yaitu, MaB0,
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui MaB1,MaB02, MaB3, MbB0, MbB1, MbB2,
pengaruh komposisi media tanam terhadap MbB3, McB0, McB1, McB2, McB3. Setiap
perkembangan bibit tebu, untuk mengetahui kombinasi perlakuan terdiri dari 2 tanaman
pengaruh konsentrasi POC batang pisang sehingga kuantitas keseluruhan adalah 72
pada pertumbuhan pembibitan tebu dan tanaman.
untuk mengetahui interaksi terbaik antara
komposisi media tanam dan POC batang Variabel Pengamatan
pisang dalam pertumbuhan pembibitan tebu.
Penelitian ini dilakukan sebagai sumber Variabel yang diamati meliputi :
informasi baru untuk masyarakat dalam
budidaya tebu serta sebagai pembanding 1. Pengukuran ketinggian bibit (cm)
penelitian lebih lanjut. dari pangkal batang (leher akar) di
permukaan tanah hingga titik
Metode Penelitian tumbuh. Ketinggian diamati mulai
usia 2 mst dan dilakukan tiap 2
Waktu Dan Tempat minggu sekali hingga pembongkaran
bibit.
Studi dilaksanakan pada Juni – Agustus 2022. 2. Kuantitas daun (dalam angka),
Tempat pelaksanaan berada di Lembang Turunan dihitung mulai usia 4 mst satu kali
Sangalla’, Kecamatan Sangalla Induk, kabupaten setiap 2 minggu hingga
Tana Toraja. Di ketinggian 850 meter diatas pembongkaran bibit.
permukaan laut dengan tipe iklim B (Scmidt 3. Pengukuran diameter batang
Ferguson). menggunakan jangka sorong
Bahan Dan Alat dilakukan sesudah pembongkaran
Bahan yang dipakai berupa: bibit tebu, batang
bibit pada area batang sekitar 2 cm
pisang, tanah, kotoran tenak kambing, sekam
dari pangkal stek.
bakar, gula pasir, air kelapa, air biasa dan EM4.
Alat yang digunakan meliputi : sekop, bambu,
4. Kuantitas anakan, dihitung mulai
timba, parang, meter, gergaji, cangkul, ember, pada pengamatan usia 6 mst dan 8
tong besar, saringan, gelas ukur, timbangan, mst.
oven, kamera handpone serta alat tulis. 5. Volume akar, diukur dengan
mengukur pertambahan volume air
Metode Penelitian dalam gelas ukur yang berisi air serta
Menggunakan Rancangan Acak Kelompok akar. (48 jam untuk mendapatkan
(RAK) dengan 2 faktor. Faktor pertama kering konstan).
adalah komposisi media tanam dengan 3
taraf, yaitu:
Ma = tanah + kompos kotoran kambing
(4:1)
Mb = tanah + sekam bakar (1:1)
Mc = tanah + kompos kotoran kambing +
sekam bakar (2:1:1)
Faktor kedua merupakan konsentrasi POC
batang pisang dengan 4 taraf, yaitu:
B0 = kontrol (tanpa perlakuan)
B1 = 150 ml/l
B2 = 300 ml/l
B3 = 450 ml/l
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Ketinggian Tanaman Di Usia 2 MST
Pada tabel lampiran 1 disajikan hasil dan pupuk organik cair batang pisang
pengamatan tinggi tanaman usia 2 mst memiliki pengaruh secara nyata terhadap
beserta sidik ragamnya. Data membuktikan ketinggian tanaman.
bahwa perlakuan pemberian media tanam
Tabel 01. Ketinggian Tanaman pada Usia 2 MST (cm)
NP
Ma Mb Mc Rerata BNJb0,05
B0 14,27 15,97 16,33 15,52 v
B1 14,60 16,33 16,77 15,90 v 1,41
B2 15,03 16,73 17,17 16,31 v
B3 16,83 18,57 19,00 18,13 w
Rerata 15,18 P 16,90 q 17,32 q
NP BNJ 0.05 1,47 3,69
Keterangan : Nilai rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (p, q,
r)dan kolom (v, w, x, y), dan interaksi (A, B, C …..) tidak
memiliki perbedaan nyata pada taraf uji BNJ 0,05.

Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap dengan perlakuan Ma (tanah + kompos
ketinggian tanaman pada usia 2 mst pada kotoran kambing ).
tabel 01 membuktikan perlakuan media Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap
tanam Mc (tanah + kompos kotoran kambing ketinggian tanaman pada usia 2 mst pada
+ sekam bakar) memberikan hasil pengaruh tabel 01 membuktikan jika memberikan POC
terbaik terhadap tinggi tanaman pada usia 2 batang pisang dengan konsentrasi 450 ml / l
mst (17,32), yang tidak memiliki perbedaan air memberikan hasil terbaik pada tinggi
nyata dengan perlakuan Mb ( tanah + sekam tanaman di usia 2 mst (18,13), yang memiliki
bakar) tetapi memiliki perbedaan nyata perbedaan nyata dengan perlakuan lainnya
(B0, B1 dan B2).
2. Tinggi Tanaman Pada Usia 4 MST
Pada tabel lampiran 2 disajikan hasil dan pupuk organik cair batang pisang
pengamatan tinggi tanaman usia 4 mst memiliki efek nyata terhadap ketinggian
beserta sidik ragamnya. Data membuktikan tanaman.
bahwa perlakuan pemberian media tanam
Tabel 02. Ketinggian Tanaman pada Usia 4 MST (cm)
Ma Mb Mc Rerata NPBNJb0,05
B0 61,13 65,13 70,00 65,42 v
v
B1 62,27 66,33 71,17 66,59 w 1,84
w
B2 63,00 66,93 71,90 67,28 x
B3 64,47 68,53 73,37 68,79 x
Rerata 62,72 p 66,73 q 71,61 r
NP BNJ 0.05 1,92 4,82
Keterangan : Nilai rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (p, q,
r)dan kolom (v, w, x, y), dan interaksi (A, B, C …..) tidak
memiliki perbedaan nyata pada taraf uji BNJ 0,05.

Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap perbedaan nyata dengan perlakuan lainnya
ketinggian tanaman pada usia 4 mst di tabel ( Mb dan Mc).
02 membuktikan perlakuan media tanam Mc Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap
(tanah + kompos kotoran kambing + sekam ketinggian tanaman di usia 4 mst pada tabel
bakar) memberikan hasil efek yang sangat 02 membuktikan bahwa memberikan POC
terlihat terhadap tinggi tanaman pada usia 4 batang pisang dengan konsentrasi 450 ml/l
mst (71,61), yang memiliki perbedaan nyata (B3) memberikan hasil terbaik terhadap
dengan perlakuan lainnya ( Ma dan Mb ) ketinggian tanaman pada usia 4 mst (68,79),
dan pada perlakuan Ma ( tanah + kompos yang memiliki perbedaan nyata dengan
kotoran kambing ) memberikan hasil tinggi perlakuan lainnya (B0, B1 dan B2).
tanaman terendah (62,72) yang memiliki

3. Ketinggian Tanaman Pada Usia 6 MST

Pada tabel lampiran 3 disajikan hasil dan pupuk organik cair batang pisang
pengamatan tinggi tanaman usia 6 mst memiliki efek nyata terhadap ketinggian
beserta sidik ragamnya. Data membuktikan tanaman.
bahwa perlakuan pemberian media tanam
Tabel 03. Ketinggian Tanaman pada Usia 6 MST (cm)
Ma Mb Mc Rerata NPBNJb0,05
B0 72,13 75,37 78,13 75,21 v
B1 72,87 76,07 78,87 75,93 w 0,71
B2 75,30 78,50 81,27 78,36 x
B3 76,00 79,23 82,00 79,08 y
Rerata 74,08 p 77,29 q 80,07 r
NP BNJ 0.05 0,74 1,86
Keterangan : Nilai rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (p, q,
r)dan kolom (v, w, x, y), dan interaksi (A, B, C …..) tidak
memiliki perbedaan nyata pada taraf uji BNJ 0,05.

Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap mst (80,07), yang memiliki perbedaan nyata
ketinggian tanaman di usia 6 mst pada tabel dengan perlakuan lainnya ( Ma dan Mb )
03 membuktikan perlakuan media tanam Mc dan pada perlakuan Ma ( tanah + kompos
(tanah + kompos kotoran kambing + sekam kotoran kambing ) memberikan hasil tinggi
bakar) memberikan hasil efek yang sangat tanaman terendah (74,08) yang memiliki
terlihat terhadap tinggi tanaman pada usia 6
perbedaan yang terlihat dengan perlakuan batang pisang dengan konsentrasi 450 ml / l
lainnya ( Mb dan Mc). (B3) memberikan hasil efek terbaik terhadap
Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap ketinggian tanaman pada usia 6 mst (79,08),
ketinggian tanaman di usia 6 mst pada tabel yang memiliki perbedaan nyata dengan
03 membuktikan bahwa memberikan POC perlakuan lainnya (B0, B1 dan B2).

4. Ketinggian Tanaman Pada Usia 8 MST

Pada tabel lampiran 04 disajikan hasil dan pupuk organik cair batang pisang
pengamatan tinggi tanaman usia 8 mst memiliki efek secara nyata terhadap
beserta sidik ragamnya. Data membuktikan ketinggian tanaman.
bahwa perlakuan pemberian media tanam
Tabel 04. Tinggi Tanaman pada Usia 8 MST
Ma Mb Mc Rerata NPBNJb0,05
B0 90,00 90,97 93,00 91,32 v
B1 90,23 91,27 93,27 91,59 v 0,80
B2 92,07 93,03 95,03 93,38 w
B3 93,03 94,03 96,07 94,38 x
Rerata 91,33 p 92,33 q 94,34 r
NP BNJ 0.05 0,83 2,09
Nilai rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (p, q,
Keterangan :
r)dan kolom (v, w, x, y), dan interaksi (A, B, C …..) tidak
memiliki perbedaan nyata pada taraf uji BNJ 0,05.

Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap
ketinggian tanaman di usia 8 mst pada tabel tinggi tanaman pada usia 8 mst pada tabel 04
04 membuktikan perlakuan media tanam Mc membuktikan bahwa memberikan POC
(tanah + kompos kotoran kambing + sekam batang pisang dengan konsentrasi 450 ml / l
bakar) memberikan hasil efek yang sangat (B3) memberikan hasil pengaruh terbaik
terlihat terhadap tinggi tanaman pada usia 8 terhadap tinggi tanaman pada usia 8 mst
mst (94,34), yang memiliki perbedaan nyata (94,38), yang memiliki perbedaan nyata
dengan perlakuan lainnya ( Ma dan Mb ) dengan perlakuan lainnya (B0, B1 dan B2).
dan pada perlakuan Ma ( tanah + kompos Sedangkan pada perlakuan B0 (tanpa
kotoran kambing ) memberikan hasil tinggi perlakuan) memberikan hasil tinggi tanaman
tanaman terendah (91,33) yang memiliki terendah yang tidak memiliki perbedaan
perbedaan jelas dengan perlakuan lainnya nyata dengan perlakuan B1 ( 150 ml / l air )
( Mb dan Mc). tetapi memiliki perbedaan yang jelas dengan
perlakuan B2 dan B3.

5. Ketinggian Tanaman Pada Usia 10 MST

Pada tabel lampiran 05 disajikan hasil dan pupuk organik cair batang pisang
pengamatan tinggi tanaman usia 10 mst memiliki efek jelas terhadap ketinggian
beserta sidik ragamnya. Data membuktikan tanaman.
bahwa perlakuan pemberian media tanam
Tabel 05. Tinggi Tanaman pada Usia 10 MST (cm)
Ma Mb Mc Rerata NPBNJb0,05
B0 123,07 130,43 131,93 128,48 v
B1 124,20 131,40 133,07 129,56 v 1,11
B2 125,33 132,53 134,23 130,70 w
B3 127,88 134,87 136,57 133,11 x
Rerata 125,12 p 132,31 q 133,95 r
NP BNJ 0.05 1,15 2,90
Nilai rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (p, q, r)dan
Keterangan :
kolom (v, w, x, y), dan interaksi (A, B, C …..) tidak memiliki
perbedaan nyata pada taraf uji BNJ 0,05.

Hasil uji BNJ taraf 0,05 pada tinggi tanaman Hasil uji BNJ taraf 0,05 pada
pada usia 10 mst pada tabel 05 membuktikan ketinggian tanaman di usia 10 mst pada tabel
bahwa perlakuan media tanam Mc (tanah + 05 membuktikan bahwa memberikan POC
kompos kotoran kambing + sekam bakar) batang pisang berkonsentrasi 450 ml / l (B3)
memberikan hasil efek yang sangat jelas memberikan hasil terbaik terhadap
terhadap ketinggian tanaman di usia 10 mst ketinggian tanaman pada usia 10 mst
(133,95), yang memiliki perbedaan nyata (133,11), yang memiliki perbedaan jelas
dengan perlakuan lainnya ( Ma dan Mb ) dengan perlakuan lainnya (B0, B1 dan B2).
dan pada perlakuan Ma ( tanah + kompos Sedangkan pada perlakuan B0 (tanpa
kotoran kambing ) memberikan hasil tinggi perlakuan) memberikan hasil tinggi tanaman
tanaman terendah (125,12) yang memiliki terendah (128,48 ) yang tidak memiliki
perbedaan jelas dengan perlakuan lainnya perbedaan nyata dengan perlakuan B1 ( 150
( Mb dan Mc). ml / l air ) tetapi memiliki perbedaan yang
terlihat dengan perlakuan B2 dan B3.
6. Tinggi Tanaman Pada Usia 12 MST

Pada tabel lampiran 06 disajikan hasil dan pupuk organik cair batang pisang
pengamatan tinggi tanaman usia 12 mst memiliki efek nyata terhadap ketinggian
beserta sidik ragamnya. Data membuktikan tanaman.
bahwa perlakuan pemberian media tanam
Tabel 06. Tinggi Tanaman pada Usia 12 MST ( cm)
Ma Mb Mc Rerata NPBNJb0,05
B0 157,53 159,83 160,90 159,42 v
B1 158,73 161,07 162,17 160,66 w 0,71
B2 159,80 162,17 163,23 161,73 x
B3 160,50 162,83 163,90 162,41 x
Rerata 159,14 p 161,48 q 162,55 r
NP BNJ 0.05 0,74 1,85
Keterangan : Nilai rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (p, q, r)dan
kolom (v, w, x, y), dan interaksi (A, B, C …..) tidak memiliki
perbedaan nyata pada taraf uji BNJ 0,05.

Hasil uji BNJ taraf 0,05 pada tinggi (159,14) yang memiliki perbedaan jelas
tanaman di usia 12 mst pada tabel 06 dengan perlakuan lainnya ( Mb dan Mc).
membuktikan perlakuan media tanam Mc Hasil uji BNJ taraf 0,05 pada
(tanah + kompos kotoran kambing + sekam ketinggian tanaman di usia 12 mst pada tabel
bakar) memberikan hasil pengaruh yang 06 membuktikan bahwa memberikan POC
sangat terlihat terhadap tinggi tanaman di batang pisang berkonsentrasi 450 ml / l
usia 12 mst (162,55), yang memiliki ( B3 ) memberikan hasil terbaik terhadap
perbedaan nyata dengan perlakuan lainnya ketinggian tanaman pada usia 12 mst
( Ma dan Mb ) dan pada perlakuan Ma (162,41), yang tidak memiliki perbedaan
( tanah + kompos kotoran kambing ) nyata dengan perlakuan B2 ( 300 ml / l air )
memberikan hasil tinggi tanaman terendah tetapi memiliki perbedaan nyata dengan
perlakuan B0 dan B1 ( 150 ml / l air ).

7. Kuantitas Daun Pada Usia 4 MST

Pada tabel lampiran 07 disajikan hasil dan pupuk organik cair batang pisang
pengamatan kuantitas helai daun usia 4 mst memiliki efek jelas pada kuantitas helai daun
beserta sidik ragamnya. Data membuktikan pada usia 4 mst.
bahwa perlakuan pemberian media tanam
Tabel 07.Kuantitas Daun pada Usia 4 MST(helai)
Ma Mb Mc Rerata NPBNJb0,05
B0 15,00 A 15,00 A 16,00 B 15,33 v
B1 15,00 A 16,00 B 16,00 B 15,67 w 0,19
B2 16,00 B 16,33 BC 17,00 C 16,44 x
B3 17,00 C 17,00 C 18,00 D 17,33 y
Rerata 15,75 p 16,08 q 16,75 r
NP BNJ 0.05 0,20 0,50
Keterangan : Nilai rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (p, q,
r)dan kolom (v, w, x, y), dan interaksi (A, B, C …..) tidak
memiliki perbedaan nyata pada taraf uji BNJ 0,05.

Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap terendah (15,75) yang memiliki perbedaan
kuantitas helaian daun pada usia 4 mst pada jelas dengan perlakuan lainnya ( Mb dan
tabel 07 membuktikan bahwa perlakuan Mc).
media tanam Mc (tanah + kompos kotoran Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap
kambing + sekam bakar) memberikan hasil kuantitas helaian daun di usia 4 mst pada
pengaruh yang sangat jelas terhadap tabel 07 membuktikan bahwa memberikan
kuantitas helaian daun di usia 4 mst (16,75), POC batang pisang berkonsentrasi 450 ml / l
yang memiliki perbedaan nyata dengan (B3) memberikan hasil yang sangat jelas
perlakuan lainnya ( Ma dan Mb ) dan pada terhadap kuantitas helaian daun pada usia 4
perlakuan Ma ( tanah + kompos kotoran mst (17,33), yang memiliki perbedaan jelas
kambing ) memberikan hasil tinggi tanaman dengan perlakuan lainnya.
Interaksi antara perlakuan media lain. Sedangkan pada perlakuan MaB0 yang
tanam Mc (tanah + kompos kotoran kambing memberikan hasil kuantitas helaian daun
+ sekam bakar) dengan pemberian pupuk terendah tidak memiliki perbedaan nyata
organik cair batang pisang pada konsentrasi dengan perlakuan MaB1 dan MbB0 yang
450 ml / l (B3) memberikan hasil lebih memiliki perbedaan nyata dengan perlakuan
baik terhadap kuantitas helaian daun pada lainnya.
usia 4 mst yang berbeda dengan perlakuan

8. Kuantitas Daun Pada Usia 6 MST

Pada tabel lampiran 08 disajikan hasil dan pupuk organik cair batang pisang
pengamatan kuantitas helai daun usia 6 mst memiliki efek jelas pada kuantitas helai daun
beserta sidik ragamnya. Data membuktikan pada usia 6 mst.
bahwa perlakuan pemberian media tanam
Tabel 08. Kuantitas Daun pada Usia 6 MST (helai)
Ma Mb Mc Rerata NPBNJb0,05
B0 23,00 23,67 24,00 23,56 v
B1 23,67 24,00 24,33 24,00 w 0,43
B2 24,00 24,67 25,00 24,56 x
B3 24,67 25,33 25,67 25,22 y
Rerata 23,83 p 24,42 q 24,75 q
NP BNJ 0.05 0,45 1,14
Keterangan : Nilai rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (p, q,
r)dan kolom (v, w, x, y), dan interaksi (A, B, C …..) tidak
memiliki perbedaan nyata pada taraf uji BNJ 0,05.

Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap ( tanah + sekam bakar ) yang memiliki
kuantitas helaian daun pada usia 6 mst pada perbedaan nyata dengan perlakuan Ma
tabel 08 membuktikan bahwa perlakuan Hasil uji BNJ taraf 0,05 pada
media tanam Mc (tanah + kompos kotoran kuantitas helaian daun usia 6 mst pada tabel
kambing + sekam bakar) memberikan hasil 08 membuktikan bahwa memberikan POC
pengaruh yang sangat nyata terhadap batang pisang berkonsentrasi 450 ml / l (B3)
kuantitas helaian daun terbanyak pada usia 6 memberikan hasil terbaik terhadap kuantitas
mst (24,75), yang tidak memiliki perbedaan helaian daun usia 6 mst (25,22) dibanding
nyata dengan perlakuan media tanam Mb dengan perlakuan lainnya.

9. Kuantitas Daun Pada Usia 8 MST

Pada tabel lampiran 09 disajikan hasil dan pupuk organik cair batang pisang
pengamatan kuantitas helai daun usia 8 mst memiliki efek jelas terhadap kuantitas helai
beserta sidik ragamnya. Data membuktikan daun pada usia 6 mst.
bahwa perlakuan pemberian media tanam
Tabel 09. Kuantitas Daun pada Usia 8 MST ( helai)
Ma Mb Mc Rerata NPBNJb0,05
B0 27,00 28,00 29,00 28,00 V
B1 29,33 30,33 30,67 30,11 W 1,44
W
B2 29,67 30,67 31,67 30,67 x
B3 30,67 31,67 32,00 31,44 X
Rerata 29,17 p 30,17 pq 30,83 q
NP BNJ 0.05 1,50 3,78
Nilai rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (p, q,
Keterangan :
r)dan kolom (v, w, x, y), dan interaksi (A, B, C …..) tidak
memiliki perbedaan nyata pada taraf uji BNJ 0,05.

Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap ( tanah + sekam bakar ) yang memiliki
kuantitas helaian daun pada usia 8 mst pada perbedaan nyata dengan perlakuan Ma.
tabel 09 membuktikan bahwa perlakuan Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap
media tanam Mc (tanah + kompos kotoran kuantitas helaian daun pada usia 8 mst pada
kambing + sekam bakar) memberikan hasil tabel 09 membuktikan bahwa memberikan
pengaruh yang sangat nyata terhadap POC batang pisang berkonsentrasi 450 ml / l
kuantitas helaian daun terbanyak pada usia 8 (B3) memberikan hasil terbaik terhadap
mst (30,83), yang tidak memiliki perbedaan kuantitas helaian daun usia 8 mst (31,44),
nyata dengan perlakuan media tanam Mb yang memiliki perbedaan nyata dengan
perlakuan lainnya, kecuali B2.
10. Diameter Batang 6 MST

Pada tabel lampiran 10 disajikan hasil dan pupuk organik cair batang pisang
pengamatan diameter pada batang usia 6 mst memiliki efek secara jelas pada diameter
beserta sidik ragamnya. Data membuktikan batang di usia 6 mst.
bahwa perlakuan pemberian media tanam
Tabel 10. Diameter Batang pada Usia 6 MST (cm)
Ma Mb Mc Rerata NPBNJb0,05
B0 7,67 8,57 9,87 8,70 w
B1 7,27 8,13 9,43 8,28 v 0,58
B2 7,87 8,80 10,10 8,92 w
B3 7,87 8,80 10,10 8,92 w
Rerata 7,67 p 8,58 q 9,88 R
NP BNJ 0.05 0,60 1,51
Nilai rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (p, q,
Keterangan :
r)dan kolom (v, w, x, y), dan interaksi (A, B, C …..) tidak
memiliki perbedaan nyata pada taraf uji BNJ 0,05.

Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap terhadap diameter batang terbesar di usia 6
diameter batang di usia 6 mst pada tabel 10 mst (9,88), yang memiliki perbedaan jelas
membuktikan perlakuan media tanam Mc dengan perlakuan lainnya.
(tanah + kompos kotoran kambing + sekam Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap
bakar) memberikan hasil yang sangat jelas diameter batang di usia 6 mst pada tabel 10
membuktikan bahwa memberikan POC (8,92 ), yang tidak memiliki perbedaan jelas
batang pisang berkonsentrasi 450 ml / l dengan perlakuan B2 dan B0 tapi memiliki
( B3 ) memberikan hasil pengaruh terbaik perbedaan jelas dengan perlakuan B1.
terhadap diameter batang pada usia 6 mst

11. Diameter Batang 8 MST

Pada tabel lampiran 11 disajikan hasil dan pupuk organik cair batang pisang
pengamatan diameter pada batang usia 8 mst memiliki efek secara jelas terhadap diameter
beserta sidik ragamnya. Data membuktikan batang di usia 8 mst.
bahwa perlakuan pemberian media tanam
Tabel 11. Diameter Batang pada Usia 8 MST
Ma Mb Mc Rerata NPBNJb0,05
B0 12,77 13,23 13,40 13,13 w
B1 13,50 13,50 13,67 13,56 w 0,35
B2 13,10 13,57 13,73 13,47 w
B3 13,47 13,93 14,10 13,83 v
Rerata 13,21 p 13,56 pq 13,73 q
NP BNJ 0.05 0,36 0,91
Nilai rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (p, q,
Keterangan :
r)dan kolom (v, w, x, y), dan interaksi (A, B, C …..) tidak
memiliki perbedaan nyata pada taraf uji BNJ 0,05.

Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap
diameter batang di usia 8 mst pada tabel 11 diameter batang di usia 8 mst pada tabel 11
membuktikan perlakuan media tanam Mc membuktikan bahwa memberikan POC
(tanah + kompos kotoran kambing + sekam batang pisang dengan konsentrasi 450 ml / l
bakar) memberikan hasil yang sangat jelas (B3) memberikan hasil pengaruh terbaik
terhadap diameter batang terbesar di usia 8 terhadap diameter batang pada usia 8 mst
mst (9,88), yang tidak memiliki perbedaan (13,83), yang memiliki perbedaan nyata
nyata dengan perlakuan Mb tetapi memiliki dengan perlakuan lainnya. Diameter batang
perbedaan nyata dengan perlakuan Ma. terkecil ditunjukkan pada perlakuan BO
Diameter batang terkecil ditunjukkan oleh ( tanpa perlakuan ) yang tidak memiliki
perlakuan Ma (tanah + kompos koyoran perbedaan jelas dengan perlakuan B1 dan
kambing ) yang tidak memiliki perbedaan B2, tapi memiliki perbedaan jelas dengan
jelas dengan perlakuan Mb, tapi memiliki B3.
perbedaan jelas dengan perlakuan Mc.

12. Kuantitas Anakan Pada Usia 6 MST

Pada tabel lampiran 12 disajikan hasil dan pupuk organik cair batang pisang
pengamatan kuantitas anakan di usia 6 mst memiliki efek yang jelas terhadap kuantitas
beserta sidik ragamnya. Data membuktikan anakan pada usia 6 mst.
bahwa perlakuan pemberian media tanam
Tabel 12. Kuantitas anakan pada usia 6 MST
Ma Mb Mc Rerata NPBNJb0,05
B0 6,67 A 7,33 A 8,33 AB 7,44 v
B
B1 15,00 D 8,33 AB 9,00 C 10,78 x 0,78
B2 8,00 AB 9,00 BC 10,00 C 9,00 w
B3 9,00 BC 9,33 BC 10,00 C 9,44 w
Rerata 9,67 q 8,50 p 9,33 q
NP BNJ 0.05 0,81 2,04
Nilai rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (p, q,
Keterangan :
r)dan kolom (v, w, x, y), dan interaksi (A, B, C …..) tidak
memiliki perbedaan nyata pada taraf uji BNJ 0,05.

Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap terendah ditunjukkan pada perlakuan B2
kuantitas anakan pada usia 6 mst pada tabel ( 300 ml / L air ) yang tidak memiliki
12 membuktikan bahwa perlakuan media perbedaan jelas dengan perlakuan B3, tapi
tanam Ma (tanah + kompos kotoran memiliki perbedaan jelas dengan B0 dan B1.
kambing) memberikan hasil pengaruh yang Interaksi antara perlakuan media
sangat nyata terhadap kuantitas anakan tanam Ma (tanah + kompos kotoran kambing
terbanyak pada usia 6 mst (9,67), yang tidak ) dengan memberikan pupuk organik cair
memiliki perbedaan nyata dengan perlakuan batang pisang pada konsentrasi 150 ml / L
Mc tetapi memiliki perbedaan nyata dengan air (B1) memberikan hasil lebih baik pada
perlakuan Mb. kuantitas anakan terbanyak pada usia 6 mst
Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap yang memiliki perbedaan nyata dengan
kuantitas anakan pada usia 6 mst pada tabel perlakuan lainnya. Sedangkan pada
12 membuktikan bahwa memberikan POC perlakuan MaB0 yang memberikan hasil
batang pisang berkonsentrasi 150 ml / l air kuantitas anakan terendah tidak memiliki
( B1 ) memberikan hasil terbaik terhadap perbedaan jelas dengan perlakuan MbB0,
kuantitas anakan terbanyak pada usia 6 mst tapi memiliki perbedaan jelas dengan
(10,78), yang memiliki perbedaan nyata perlakuan lainnya.
dengan perlakuan lainnya. Kuantitas anakan

13. Kuantitas Anakan Pada Usia 8 MST


Pada tabel lampiran 13 disajikan hasil dan pupuk organik cair batang pisang
pengamatan kuantitas anakan di usia 8 mst memiliki efek nyata terhadap kuantitas
beserta sidik ragamnya. Data membuktikan anakan pada usia 8 mst.
bahwa perlakuan pemberian media tanam

14. Volume Akar

Pada tabel lampiran 14 disajikan hasil pupuk organik cair batang pisang memiliki
pengamatan volume akar beserta sidik efek yang jelas terhadap besaran volume
ragamnya. Data membuktikan bahwa akar.
perlakuan pemberian media tanam dan
Tabel 14. Volume akar ( ml)
Ma Mb Mc Rerata NPBNJb0,05
B0 34,37 36,83 43,83 38,34 v
B1 39,00 41,43 48,50 42,98 w 1,68
B2 40,33 42,87 49,87 44,36 x
B3 40,33 42,87 49,87 44,36 x
Rerata 38,51 p 41,00 q 48,02 r
NP BNJ 0.05 1,75 4,41
Nilai rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (p, q,
Keterangan :
r)dan kolom (v, w, x, y), dan interaksi (A, B, C …..) tidak
memiliki perbedaan nyata pada taraf uji BNJ 0,05.

Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap Hasil uji BNJ taraf 0,05 terhadap
volume akar pada tabel 14 membuktikan volume akar pada tabel 14 membuktikan
perlakuan media tanam Mc (tanah + kompos bahwa memberikan POC batang pisang
kotoran kambing + sekam bakar ) berkonsentrasi 300 ml / l air ( B2 )
memberikan hasil yang sangat nyata memberikan efek terbaik terhadap volume
terhadap volume akar optimal (48,02), yang akar (44,36), yang tidak memiliki perbedaan
memiliki perbedaan jelas dengan perlakuan nyata dengan perlakuan B3 (450 ml/ L air)
Ma dan Mb. dan memiliki perbedaan nyata dengan
perlakuan B0 dan B1.

Pembahasan
1. Komposisi Media Tanam pisang terhadap pembibitan tebu. Media
Hasil analisis sidik ragam tanam adalah komponen pokok bercocok
membuktikan bahwa pada perlakuan media tanam karena selain memiliki fungsi sebagai
tanam memberikan hasil pengaruh yang jelas bidang tumbuh, media tanam juga berperan
pada semua variabel yang diamati sebagai penyuplai bahan-bahan makanan
diantaranya ketinggian tanaman ( 2, 4, 6, 8, bagi kehidupan dan pertumbuhan tanaman.
10 dan 12 mst), kuantitas daun, diameter Pemakaian media tanam secara tepat akan
batang, kuantitas anakan serta volume akar, menciptakan pertumbuhan tanaman yang
kecuali pada diameter batang pada usia 8 maksimal karena media tanam merupakan
mst. Keadaan ini mengindikasikan bahwa bidang tumbuh dan berkembangnya akar
kandungan hara yang ada di dalam perlakuan serta tempat absorbsi komponen hara dan air
media tanam direspon baik oleh tanaman, (Ponggele & Jayanti, 2015).
sehingga mendukung pertumbuhan tanaman Karakteristik media tanam memiliki
tebu. peran dalam tersedianya komponen hara, air
Hasil uji BNJ taraf 0,05 pada dan oksigen tanah yang nantinya berdampak
ketinggian tanaman pada usia 2, 4, 6, 8, 10, pada pertumbuhan dan hasil panen.
dan 12 mst membuktikan bahwa perlakuan Berdasarkan analisis ragam membuktikan
media tanam Mc (tanah + kompos kotoran bahwa kombinasi perlakuan media tanam
kambing + sekam bakar) memberikan hasil memberikan hasil yang signifikan terhadap
terbaik terhadap tinggi tanaman di usia ketinggiantanaman, kuantitas daun, diameter
tersebut. batang, kuantitas anakan dan volume akar.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk Pada parameter kuantitas daun
mempelajari hubungan antara media tanam perlakuan media tanam berupa tanah dan
dan konsentrasi pupuk organik cair batang kompos kotoran kambing dan sekam bakar
yang dicampur memberikan hasil yang menambah zat dan unsur makanan yang
cukup signifikan pada semua usia dibutuhkan oleh tanaman (Irwansyah, 2017).
pengamatan. Hal ini disebabkan karena Banyak hal yang dapat memengaruhi
nitrogen, fosfor dan kalium yang terkandung hasil pemupukan, yaitu konsentrasi, waktu,
dalam kotoran kambing lebih tinggi dan cara pengaplikasiannya. Varietas pupuk
dibandingkan dengan kotoran ternak yang dipakai harus cocok dengan yang
lainnya. Kandungan tersebut sangat penting dibutuhkan, sehingga harus tahu terlebih
perannya untuk merangsang pertumbuhan dahulu apa unsur dalam tanah yang kurang
tanaman. (Olivia, dkk. 2018). Menambahkan dan perlu ditambahkan. Konsentrasi, waktu,
arang sekam sebagai bahan organik media dan cara pengaplikasian harus akurat, dengan
tanam yang mempunyai kemampuan tinggi begitu tidak menimbulkan kerugian ataupun
sebagai penahan air dan memiliki porositas berdampak buruk untuk lingkungan
yang baik akan menguntungkan karena akan (Soepardidalam Irwansyah, 2017).
membantu perbaikan struktur tanah yang Beberapa perlakuan konsentrasi
rusak akibat aerasi dan drainase akan pupuk organik cair yang dicobakan pada
menjadi lebih baik (Hartati, dkk, 2019 tanaman tebu memberikan hasil output yang
dalam Hartati, dkk. 2021). cukup signifikan. Pada perlakuan B3 (450
Pada parameter diameter batang ml/L) memberikan hasil yang signifikan
perlakuan media tanam berupa pencampuran pada variabel pemantauan tinggi tanaman,
tanah dengan kompos kotoran kambing dan kuantitas daun, diameter batang dan volume
sekam bakar memberikan hasil pengaruh akar. Sedangkan untuk variabel pengamatan
yang cukup signifikan pada seluruh usia kuantitas anakan pengaruh yang signifikan
objek pengamatan. Menurut hasil analisis terdapat pada perlakuan B1 (150 ml/L).
yang telah dilakukan, pupuk kompos kotoran Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang
kambing mengandung komponen hara mengandung Nitrogen, Phosphor, dan
dengan N sebesar 2,5%, P sebesar 1,48%, Kalium (Ernawati, 2016:15 dalam Marina,
dan C organik sebesar 15,39%. Pemberian dkk). Terdapat unsur lain yang terkandung
bahan organik dapat mendukung pada POC, anatara lain Calsium, Sulfur, air,
pertumbuhan tanaman dan menambah sifat protein, dan kabrohidrat (Ibrahim, 2015:8
kimia tanah (Suarmaprasetya & Soemarno, dalam Marina, dkk). Selain itu, penelitian
2021). Alasan direkomendasikannya arang yang oleh Budiyani et al. (2016) dalam
sekam sebagai media tanam adalah ia Purwati (2017) menjukkan pupuk organik
memiliki beberapa kelebihan seperti cair dari rendaman batang pisang sejumlah
porositas yang besar, ringan, dan tidak kotor 100 ml dicampur dengan urin sapi
(Imbiri, dkk. 2021). memberikan hasil komponen hara nitrogen
2. Konsentrasi Pupuk Organik Cair 0,02 % dan phospor sebesar 511,30 mg/gr.
Batang Pisang Komponen hara yang terkandung terbukti
Pemberian pupuk dapat menambah bagus bagi tumbuh kembang tanaman.
pertumbuhan serta hasil panen. Hal tersebut Sejalan dengan penelitian Pribadi et al.
terjadi dikarenakan di dalam pupuk (2015) dalam Purwati (2017), yang
terkandung berbagai unsur yang dibutuhkan membuktikan bahwa pupuk yang berasal dari
tanaman. Fungsi dilakukannya pemupukan bahan organik seperti batang pisang dapat
adalah untuk menambahkan satu atau menambah pertumbuhan semai jabon
beberapa unsur yang dibutuhkan tanaman (Anthocephalus cadamba, Miq.) dengan
demi mempertahankan atau mendapatkan media gambut.
kesuburan tanah sehingga nantinya akan 3. Interaksi Antara Media Tanam dan
mendapatkan hasil tanaman yang baik. Konsentrasi POC Batang Pisang
Tujuan pemupukan adalah memberi unsur Pada parameter kuantitas anakan
hara/nutrisi bagi pertumbuhan dan perlakuan media tanam berupa tanah yang
dicampurkan bersama kompos kotoran
kambing dan sekam bakar menunjukkan daya topang tanah, pemberi energi untuk
hasil yang cukup signifikan pada usia mikroorganisme tanah dan sebagai sumber
pengamatan 6 MST sedangkan pada usia komponen hara. Pupuk kandang kambing
pengamatan yang lain memberikan hasil mengandung unsur N sebagai pendorong
hasil yang tidak signifikan (Grafik 7 dan 8). pertumbuhan daun yang bertugas untuk
Sifat yang tidak berdampak buruk pada fotosintesis. Aktivator enzim dasar dalam
tanah, mengandung banyak komponen hara reaksi fotosintesis serta respirasi dan sintesis
makro sekaligus mikro, dapat menambah protein juga pati yang diperankan oleh
daya tahan terhadap air, aktivitas kalium. Kandungan P yang tinggi dalam
mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar pupuk kandangan kambing berfungsi untuk
kation dan dapat membenahi struktur tanah penyusunan aenosin triphosphate (ATP)
dimiliki oleh pupuk kompos dari kotoran juga berperan langsung dalam proses
kambing. Di dalamnya terkandung kadar air penyimpanan dan pemindahan energi dalam
64%, bahan organik N (31%), P2O5 (0,7%) proses metabolism tanaman yang nantinya
dan K2O (0,4%), CaO (0,4%) dan C/N (20- akan memiliki pengaruh terhadap
25%) (Hendri dkk., 2020 dalam Fily, 2022). meningkatnya komponen hasil (Subhan et
Penambahan arang sekam yang memiliki al.,2005 dan Rizwan, 2008 dalam Dewi,
kemampuang untuk menahan air, memiliki 2016).
porositas yang baik dapat menguntungkan Terdapat interaksi pada parameter
tanaman karena ia akan membantu kuantitas daun usia 4 MST dan kuantitas
memperbaiki struktur tanah yang rusak anakan usia 6 MST, hal tersebut terjadi
akibat aerasi dan drainase yang juga akan dikarenakan efek yang berbeda pada
menjadi lebih baik (Hartati, dkk, 2019 pembibitan tebu terhadap komposisi media
dalam Hartati, dkk. 2021). Pupuk kandang tanam dan konsentrasi POC batang pisang
kambing mampu membenahi aerasi tanah, pada parameter kuantitas daun dan kuantitas
menambahkan kapabilitas tanah dalam anakan.
menahan komponen hara dan air, menambah
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Berlandaskan hasil studi yang sudah
diuraikan di atas, disimpulkan bahwa : Berdasarkan hasil studi, maka penulis
1. Pengaruh komposisi media tanam memiliki beberapa saran :
yang paling baik terhadap semua 1) Studi terkait pembibitan tebu
variabel pengamatan dalam sebaiknya dianjurkan menggunakan
pembibitan tebu adalah campuran komposisi media tanam yang berbeda
tanah, kompos kotoran kambing, dan konsentrasi POC batang pisang
serta sekam bakar (Mc). yang berbeda juga.
2. Pengaruh konsentrasi POC yang 2) Untuk memberikan hasil
paling baik terhadap variabel pertumbuhan tanaman tebu yang baik
pengamatan tinggi tanaman, kuantitas disarankan menggunakan campuran
daun, diameter batang dan volume tanah, kompos kotoran kambing dan
akar ialah perlakuan B3 (450 ml/L). sekam bakar (Mc).
Sedangkan untuk variabel
pengamatan kuantitas anakan
perlakuan B1 (150ml/L) memberikan
hasil hasil yang signifikan.
3. Interaksi terbaik antara antara
komposisi media tanam dan POC
batang pisang dalam pertumbuhan
pembibitan tebu hanya terdapat pada
variabel pengamatan kuantitas daun
usia 4 MST dan kuantitas anakan usia
6 MST

DAFTAR PUSTAKA Darat (Ipomoea reptans). Jurnal


Pendidikan Biologi, 10(1).
Dewi, W.W. 2016. Respon Dosis Pupuk
Kandang Kambing Terhadap Imbiri, K., A. Jannah., & A. Masnang. 2021.
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Respon Tanaman Pakcoy
Mentimun (Cucumis sativus L.) (Brassica rapa L.) Pada Beberapa
Varietas Hibrida. Jurnal Viabel Media Tumbuh Organik.
Pertanian, 10(2). Agrisintech, 2(1).
Fily, R.Z. 2022. Pengaruh Pemberian Arang Irwansyah. (2017). Pengaruh Pupuk Daun
Sekam Dan Pupuk Kotoran Gandasil D dan Media Tanam
Kambing Terhadap Pertumbuhan Terhadap Pertumbuhan Semai
Dan Produksi Tanaman Selada Gaharu (Aquilaria Malaccensis
(Lactuca sativa L.). Skripsi. Lamk.). Universitas Hasannuddin
Universitas Muhammadiyah Makasar.
Sumatera Utara.
Marina, E., L. Ftriani., & Y. Krisnawati.
Hartati., N. Azmin., C.Emi., Bakhtiar., M. Pengaruh Pupuk Organik Cair
Nasir., Fahruddin., & Andang. (Poc) Batang Pisang (Musa
2021. Pengaruh Penambahan paradisiaca L.) Terhadap
Arang Sekam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Pahit
Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Brassica juncea L.). Artikel
Olivia, G.M., B. Akbar., & M.A. Eting. Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata
2018. Pengaruh Pemberian Pupuk L.). J. Agroecotania
Kompos Dari Kotoran Kambing
Dan Daun Lamtoro Terhadap Badan Litbang Pertanian. 2017. Pembenihan
Pertumbuhan Tanaman Terung Tebu Bud Chip.
(Solanum melongena L.). Jurnal http://www.litbang.pertanian.go.id/be
Bios, 3(1). rita/one/2326/ diakses pada 20
Desember.
Ponggele, E. S., & Jayanti, K. D. (2015).
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Tebu
Bayam (Amaranthus Spinosus L) Indonesia. Diakses melalui
Pada Berbagai Jenis Media ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/
Tanam. Jurnal AgroPet, 12(2), gambar/file/statistik/2017/Tebu-
17–22. 2015- 2017.pdf. pada tanggal 05
febuari 2019.
Purwati, A.D. 2017. Uji Kandungan N Dan P
Pupuk Organik Cair Kombinasi
Briliyana, Y.M., Wiwin, S.D.Y., dan
Batang Pisang Dan Sabut Kelapa
Karuniawan, P.W. 2017. Pengaruh
Dengan Penambahan Kotoran
Berbagai Media Tanam Terhadap
Ayam Sebagai Bioaktivator.
Pembibitan Bud Chip Tanaman Tebu
Skripsi. Universitas
(Saccharum Officinarum L.) Varietas
Muhammadiyah Surakarta.
Bl. Jurnal Produksi TanamanVol. 5
Suamarprasetya, R.a., & Soemarno. 2021. No. 2.
Pengaruh Kompos Kotoran
Kambing Terhadap Kandungan Cunino, I. I., & Taolin, R. I. 2018. Pengaruh
Karbon Dan Fosfor Tanah Dari Takaran Arang Sekam Padi dan
Kebun Kopi Bangelan. Jurnal Bokashi Cair terhadap Pertumbuhan
Tanah dan Sumberdaya Lahan, dan Hasil Mentimun (Cucumis
8(2): 505-514. sativus L.). Savana Cendana, 3(02),
24 28.
Andika Cahaya dan Dody Adi Nugroho.
2009. Pembuatan Kompos dengan Direktorat Jendral Perkebunan Kementerian
Menggunakan Limbah Padat Organik Pertanian Republik Indonesia. 2020.
(Sampah Sayuran dan Ampas Tebu). Statistik Perkebunan Unggulan
Naskah Publikasi. Semarang. Nasional 2019-2021. Sekretariat
Universitas Diponegoro. Direktorat Jenderal Perkebunan.
Halaman 835-849.
Aseptyo Ronggo Fajar, 2013. Pemanfaatan
Ampas Tebu Dan Ampas Teh Efelina. V., Purwanti, E., Dampang, S., dan
Sebagai Media Tanam Terhadap Rahmadewi, R. 2018. Sosialisasi
Pertumbuhan Tanaman Cabai Merah pembuatan pupuk organik cair dari
Keriting (Capsicum annum L.) batang pohon pisang di Desa
Ditinjau Dari Intensitas Penyiraman Mulyajaya Kecamatan Teluk Jambe
Air Teh. (Universitas) Timur Kabupaten Kerawang.
Muhammadiyah Surakarta. Prosiding Seminar Pengabdian
kepada Masyarakat (Senadimas)
Azhari Rindi, N. Soverda dan Y. Alia, 2018. (357- 359). Surakarta: Universitas
Pengaruh Pupuk Kompos Ampas Slamet Riyadi.
Tebu Terhadap Pertumbuhan Dan
Ernawati, E. 2016. Pengaruh Pemberian
Kompos Batang Pisang Kepok (Musa Kusumawati A. 2015. Analisa Karakteristik
accuminata balbissiana Colla) Pupuk Kompos Berbahan Batang
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pisang. Seminar Nasional Universitas
TerungUngu (Solanum melongena PGRI Yogyakarta
L.) dan Sumbangsihnya Pada Materi
Pertumbuhan dan Perkembangan di Leovici, H. 2018. Pemanfaatan Blotong
SMA/MA Kelas XII. Skripsi. Pada Budidaya Tebu (Saccharum
Universitas Islam Negeri Raden officinarum L.) Di Lahan Kering.
Fatah Palembang, Palembang. Makalah Dalam: Seminar UmumDi
Fakultas Pertanian Universitas
Alnguda Firokhman, Agus S., Dan Setyono Gadjah Mada.
Y.T. 2016. Kajian Umur Kepras Dan
Dosis Pupuk Kandang kambing Nurindah dan Titik, Y. 2018. Strategi
Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Pengelolaan Serangga Hama Dan
Tanaman Tebu (Saccharum Penyakit Tebu Dalam Menghadapi
officinarum L.). jurusan Budidaya Perubahan Iklim. Jurnal Buletin
Pertanian Fakultas Pertanian. Tanaman Tembakau. Vol. 10 (1) :
Universitas Brawijaya. Malang 39-53

Hartatik, W. Dan Widowati, L.R. 2006. Priono, S.D. 2013. Pengaruh Komposisi
Pupuk Kandang, Pupuk Organik dan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan
Pupuk Hayati. Bogor: Balai Besar Stek Batang Tanaman Ara (Ficus
Penelitian dan Pengembangan carica L.). skripsi. Fakultas
Sumber Daya Lahan Pertanian. Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Ibrahim. 2015. Pembuatan Pupuk Kompos Pusat Penelitian dan Pengembangan


Dari Limbah Batang Pisang (Musa Perkebunan, 2012. Budidaya dan
paradisiaca L.) dan Pupuk Kotoran Pacsa Panen Tebu.
Sapi dengan Effective http://perekbunan.litbang.pertanian.g
Mikroorganisme (EM4). Diakses dari o.id
http://docobook.com/queue/pembua-
tan-pupuk-kompos-dari limbah- Putri, A., Sudiarso, D., & Islami, T. (2013).
batang-pisang.html Pengaruh komposisi media tanam
pada teknik budchip tebu (Saccharum
Kasdi Subagyono. 2019. Respons Bibit officinarum L.). Skripsi, Universitas
Budchips Tanaman Tebu Brawijaya
(Saccharumofficinarum L.) Terhadap
Berbagai Komposisi Media Tanam. Septiani, D. 2012. Pengaruh Pemberian
https://ppnp.e-journal.id Arang Sekam Padi Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Kementrian Pertanian. (2019). Arang sekam Cabai Rawit (Capsicum frutescens).
merupakan media tanam yang baik. Politeknik Negeri Lampung.
Lampung.
Khairunnisa. (2020). Pengaruh
komposisi media tanam dan Sigit S.T.P dan R. Nopiyanto, “Pengaruh Zat
pemberian arang sekam terhadap Pengatur Tumbuh Alami dari Ekstrak
pertumbuhan semaigmelina. Skripsi Tauge Terhadap Pertumbuhan
Fakultas Kehutanan Universitas Pembibitan Budchip Tebu
Hasanuddin. (Saccharum Officinarum L.) Varietas
Bululawang (BI),” Jurnal Ilmu-Ilmu
Pertanian, 2020

Suhesti, E., 2018. Upaya Peningkatan


Kualitas Benih Tebu (Saccharum
Officinarum L.) Melalui Metode
Single Bud Planting Sebagai Bahan
Tanam Kebun Benih. Universitas
Brawijaya Malang.Vol. 1 No. 2

Supriyanto dan F. Fiona. 2010. Pemanfaatan


Arang Sekam Untuk Memperbaiki
Pertumbuhan Semai Jabon
(Anthocephalus cadamba (Roxb.)
Miq) Pada Media Subsoil. J.
Silvikultur Tropika, Vol. 01 (01): 24-
28

Yanto, Nyoman N., Ansyori, dan Damsir.


2021. Pengaruh Konsentrasi Pupuk
Organik Cair Batang Pisang
Terhadap Pertumbuhan Setek Tebu
Metode Bud Chip. Sekolah Tinggi
Perkebunan Lampung

Yulianingsih, A.P., Husni, T.S., dan


Setyono, Y.T. 2015. Pengaruh
Komposisi Media Tanam Dan
Ukuran Bibit Pada Pertumbuhan
Pembibitan Tebu (CL.). jurnal
Produksi Tanaman. Volume 3,
Nomor 5.

Anda mungkin juga menyukai