Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ILMU TANAH

“UNSUR HARA TANAMAN TOMAT”

Disusun oleh:

Ningsi (122001033)

Marlan (122001003)

Siska (122001004)

Arya (122001005)

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN AGRIBISNIS

UNUFERSETAS MUHAMADIYAH BUTON

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayatnya sehingga kami dapat menyeesaikan makalah
yang berjudul “”pada mata kuliah ILMU TANAH tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penukisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah ILMU TANAH selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang cara mengetahui bagaimana unsur-unsur hara
pada tanaman di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, kami mengucapkan terimakasi kepada bapak yayan


selaku dosen mata kuliah ILMU TANAH yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahun dan wawasan sesuai dengan bidang study
yang kami tekuni ini.

Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami
butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

BAUBAU, 22 OKTOBER 2023


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. RUMUSAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN UNSUR HARA TOMAT


B. MENGETAHUI TAKARAN BAHAN ORGANIK YANG
MENGHASILKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI YANG BAIK
UNTUK TANAMAN TOMAT.
C. MENGETAHUI TAKARAN TANAMAN PUPUK NPK (16:16:16)
YANG MENGHASILKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI YANG
BAIK UNTUK TANAMAN TOMAT.
D. MENGETAU PENGARUH SINERGI ANTARA TAKARAN BAHAN
ORGANIK DAN PUPUK NPK TERHARAP PERTUMBUHAN
TANAMAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Unsur hara adalah sumber nutrisi atau makanan yang dibutuhkan oleh
tanaman, seperti makhluk hidup lainnya, tanaman juga memerlukan nutrisi yang
lengkap dalam kelangsungan pertumbuhannya. Ketersediaan unsur hara sangat
menentukan kualitas tanaman, yang meliputi pertumbuhan, perkembangan dan
produktifitas tanaman. Sebenarnya, unsur hara sudah tersedia di alam baik di
udara, tanah maupun di air.

Kandungan unsur hara pada air perlu diketahui untuk melihat seberapa
besar unsur hara yang terkandung didalamnya. Dengan demikian air tersebut
diketahui kualitasnya sehingga dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan
hidup manusia, salah satunya adalah untuk keperluan tanaman di bidang
pertanian. Kebutuhan air atau irigasi sangat dibutuhkan oleh tanaman dibidang
pertanian bahkan air bagi tanaman merupakan komponen utama, sehingga kualitas
suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh kualitas air yang mengalir melalui aliran
sungai menuju bendungan untuk kemudian dialirkan pada lahan-lahan pertanian.

Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju
air menuju waduk, danau, atau tempat rekreasi. Sering kali bendungan juga
digunakan untuk mengalirkan air kesebuah pembangkit listrik tenaga air.
Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang
air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Di Provinsi
Gorontalo terdapat banyak Bendungan atau dam yang terletak di setiap kabupaten,
diantaranya adalah bendungan Alale dan bendungan Lomaya yang terletak di
Kabupaten Bone Bolango serta Bendungan Alopohu yang terletak di Kabupaten
Gorontalo.

B. TUJUAN

1. pengertian unsur hara tomat


2. Mengetahui takaran bahan organik yang menghasilkan pertumbuhan dan
produksi yang baik untuk tanaman tomat.

3. Mengetahui takaran pupuk NPK (16:16:16) yang menghasilkan pertumbuhan


dan produksi yang baik untuk tanaman tomat.

4. Mengetahui pengaruh sinergi antara takaran bahan organik dan pupuk NPK
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.

C. RUMUSAN MASALAH

1. mengetahui pengertian unsur hara tomat

2. Berapa takaran bahan organik yang akan menghasilkan pertumbuhan dan


produksi yang baik untuk tanaman tomat ?

3. Berapa takaran pupuk NPK (16:16:16) yang akan menghasilkan pertumbuhan


dan produksi yang baik untuk tanaman tomat ?

4. Apakah pengaruh antara takaran bahan organik dan pupuk NPK (16:16:16)
yang berbeda dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman tomat ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN UNSUR HARA TOMAT

Sebagai salah satu tanaman hortikultura yang populer dibudidayakan,


keberhasilan panen tanaman tomat ditentukan oleh pemberian nutrisi.
Pembudidaya harus memahami kebutuhan nutrisi untuk tomat pada setiap
fasenya.

Pada fase vegetatif, tomat yang termasuk tanaman golongan Solanaceae


membutuhkan unsur Nitrogen yang lebih tinggi dari unsur lainnya. Nitrogen (N)
berfungsi sebagai komponen enzim serta protein yang berperan dalam
metabolisme tanaman. Dengan tercukupinya unsur hara esensial ini, maka kita
dapat mengoptimalkan tinggi tanaman.

Sementara pada fase generatif, tanaman tomat membutuhkan unsur hara


Kalium (K), Kalsium (Ca), dan Boron (B) lebih banyak dari unsur hara lainnya.
Tanaman tomat membutuhkan K untuk meningkatkan proses penyerapan hara
oleh akar tanaman dan menghasilkan lebih banyak fotosintat ke buah. Sehingga,
bobot buah meningkat.

Ca memiliki peranan penting dalam menjaga kualitas buah, menjaga


keutuhan sel, dan pertumbuhan buah. Jika kebutuhan nutrisi Ca tercukupi, maka
jumlah buah yang mengalami blossom end-rot atau BER (busuk pantat buah) akan
lebih sedikit dari jumlah buah normal. BER sendiri kelainan fisiologis pada
tanaman tomat akibat kekurangan Ca saat pembentukan buah.
Kepala Agronomis PT Meroke Tetap Jaya, Ermain, mengatakan
pemberian nutrisi harus dilakukan dengan tepat dan berimbang. Untuk kebutuhan
nutrisi ini, PT Meroke Tetap sebagai perusahaan pupuk nasional sudah membuat
rekomendasi pemupukan tomat pada setiap fase.
"Pada fase vegetatif, tanaman tomat dapat diberikan NPK Mutiara SPRINTER 20-
10-10 yang memiliki kandungan N lebih tinggi dan dikombinasikan dengan pupuk
Kalsium, yaitu pupuk KARATE PLUS BORONI," jelas Ermain.

Lanjut Ermain, penggunaan NPK Mutiara SPRINTER 20-10-10 adalah


pupuk pilihan yang tepat pada fase vegetatif. Kandungan Nitrat-Nitrogen dan
Amonium-Nitrogen akan memberikan respon pertumbuhan tanaman lebih cepat
untuk hasil panen lebih banyak.

B. Mengetahui takaran bahan organik yang menghasilkan


pertumbuhan dan produksi yang baik untuk tanaman tomat.

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas


pertanian unggulan yang dianggap memiliki prospek yang baik. Hal ini terkait
dengan semakin meningkatnya permintaan akan buah tomat. Untuk mengimbangi
tingginya permintaan tersebut, budidaya tomat harus dikembangkan. Peningkatan
budidaya yang harus diperhatikan yaitu pemberian pupuk yang tepat.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui takaran bahan organik yang
menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang baik untuk tanaman tomat, (2)
mengetahui takaran pupuk NPK (16:16:16) yang menghasilkan pertumbuhan dan
produksi yang baik untuk tanaman tomat, (3) mengetahui kombinasi bahan
organik dan pupuk NPK yang akan menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang
baik untuk tanaman tomat.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong


Tataan Kabupaten Pesawaran bulan Mei sampai September 2011. Perlakuan
dalam penelitian ini disusun secara faktorial (5x3) dalam Rancangan Kelompok
Teracak Sempurna. Pengkelompokkan berdasarkan tinggi tanaman, kelompok
pertama memiliki tinggi tanaman < 15 cm, kelompok kedua 18-20 cm, dan
kelompok ketiga 15-18 cm. Faktor pertama adalah bahan organik (kompos serasah
daun) dan faktor kedua adalah NPK (16:16:16). Bahan organik terdiri atas lima
takaran yaitu 0 kg/tanaman (b0), 0,5 kg/tanaman (b1), 1,0 kg/tanaman (b2), 1,5
kg/tanaman (b3), 2,0 kg/tanaman (b4). Sedangkan, pupuk NPK (16:16:16) terdiri
atas tiga takaran yaitu 5 g/tanaman (n1), 10 g/tanaman (n2), 15 g/tanaman (n3).
Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji homogenitas ragam antar perlakuan
dengan uji Barlet dan aditivitas data di perbedaan nilat tengah perlakuan
ditentukan dengan uji Tukey. Apabila kedua asumsi ini terpenuhi, maka dilakukan
analisis ragam uji BNT pada taraf α = 5 %.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bahan organik dengan


takaran 1,0 – 2,0 kg/tanaman dapat meningkatkan jumlah tandan dan jumlah
bunga tanaman tomat. Pemberian pupuk NPK dengan takaran 15 g/tanaman
menghasilkan jumlah bunga, jumlah buah per tanaman, jumlah buah per petak,
bobot buah per tanaman, dan diameter buah tomat lebih baik dibandingkan
dengan takaran 5 g/tanaman. Pemberian bahan organik dan pupuk NPK
memberikan pengaruh sinergi pada tinggi tanaman sedangkan pada variabel
pengamatan yang lain pengaruh sinergi tidak tampak secara nyata.

C. Mengetahui takaran pupuk NPK (16:16:16) yang menghasilkan


pertumbuhan dan produksi yang baik untuk tanaman tomat.

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas


pertanian unggulan yang dianggap memiliki prospek yang baik. Hal ini terkait
dengan semakin meningkatnya permintaan akan buah tomat. Untuk mengimbangi
tingginya permintaan tersebut, budidaya tomat harus dikembangkan. Peningkatan
budidaya yang harus diperhatikan yaitu pemberian pupuk yang tepat.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui takaran bahan organik yang
menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang baik untuk tanaman tomat, (2)
mengetahui takaran pupuk NPK (16:16:16) yang menghasilkan pertumbuhan dan
produksi yang baik untuk tanaman tomat, (3) mengetahui kombinasi bahan
organik dan pupuk NPK yang akan menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang
baik untuk tanaman tomat.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong
Tataan Kabupaten Pesawaran bulan Mei sampai September 2011. Perlakuan
dalam penelitian ini disusun secara faktorial (5x3) dalam Rancangan Kelompok
Teracak Sempurna. Pengkelompokkan berdasarkan tinggi tanaman, kelompok
pertama memiliki tinggi tanaman < 15 cm, kelompok kedua 18-20 cm, dan
kelompok ketiga 15-18 cm. Faktor pertama adalah bahan organik (kompos
serasah daun) dan faktor kedua adalah NPK (16:16:16). Bahan organik terdiri atas
lima takaran yaitu 0 kg/tanaman (b0), 0,5 kg/tanaman (b1), 1,0 kg/tanaman (b2),
1,5 kg/tanaman (b3), 2,0 kg/tanaman (b4). Sedangkan, pupuk NPK (16:16:16)
terdiri atas tiga takaran yaitu 5 g/tanaman (n1), 10 g/tanaman (n2), 15 g/tanaman
(n3). Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji homogenitas ragam antar
perlakuan dengan uji Barlet dan aditivitas data di perbedaan nilat tengah
perlakuan ditentukan dengan uji Tukey. Apabila kedua asumsi ini terpenuhi, maka
dilakukan analisis ragam uji BNT pada taraf α = 5 %.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bahan organik dengan


takaran 1,0 – 2,0 kg/tanaman dapat meningkatkan jumlah tandan dan jumlah
bunga tanaman tomat. Pemberian pupuk NPK dengan takaran 15 g/tanaman
menghasilkan jumlah bunga, jumlah buah per tanaman, jumlah buah per petak,
bobot buah per tanaman, dan diameter buah tomat lebih baik dibandingkan
dengan takaran 5 g/tanaman. Pemberian bahan organik dan pupuk NPK
memberikan pengaruh sinergi pada tinggi tanaman sedangkan pada variabel
pengamatan yang lain pengaruh sinergi tidak tampak secara nyata.

D. Mengetahui pengaruh antara takaran bahan organik dan pupuk


NPK terhadap pertumbuhan danproduksi tanaman tomat.

1. pengaruh jenis dan dosis pupuk organik yang berbeda,

2. untuk mendapatkan jenis dan dosis pupuk organik cocok untuk tanaman tomat.
Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari 2013 sampai Juni 2013. Tempat
penelitian di Desa Kota Bangun III, Kota Bangun Kabupaten, Kabupaten Kutai
Kartanegara. Ini digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3x3
faktorial dan 5 ulangan. Faktor pertama adalah jenis pupuk organik (K), terdiri
dari 3 sub faktor: kotoran ayam (k1), kotoran sapi (k2) dan trikoderma pupuk
(k3). Dan faktor kedua adalah Pupuk Organik Perawatan Dosis (D), terdiri dari 3
sub faktor: d1 = 10 ton pupuk organik / ha (50 g per polybag), d2 = dosis pupuk
organik 20 ton per hektar (100 g per polibeg ), dan d3 = 30 ton pupuk organik per
hektar (150 g per polybag). Perlakuan jenis pupuk organik (K) berpengaruh sangat
signifikan terhadap umur tinggi tanaman dari 4 minggu dan 8 minggu setelah
tanam, umur tanaman saat berbunga, jumlah buah per tanaman. Tidak
berpengaruh pada tinggi tanaman antara 2 minggu dan 6 minggu setelah tanam.
Hasilnya potongan terberat pada jenis pengobatan pupuk trikoderma (k3) dengan
berat 3,75 kg per tanaman, ditemukan paling ringan dalam perawatan kotoran
ayam (k1), adalah 3.40 kg per tanaman. Dosis pengobatan pupuk organik (D)
adalah sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 4 minggu dan 8 minggu setelah
tanam, jumlah buah per tanaman dan bobot buah per tanaman. Tidak berpengaruh
pada tinggi tanaman antara 2 minggu dan 6 minggu setelah tanam dan umur
tanaman saat berbunga. Hasil potongan terberat yang terkandung dalam
pengobatan pupuk dari 30 ton hektar (d3) dengan berat 3,64 kg per tanaman,
sedangkan yang paling ringan yang terkandung dalam pengobatan pupuk dari 10
ton per hektar (k1), adalah 3.45 kg / tanaman. Interaksi perlakuan (KXD)
berpengaruh signifikan terhadap jumlah buah tanaman dan bobot buah per
tanaman. Tidak signifikan pada usia 2 minggu, 4 minggu usia, usia 6 minggu dan
8 minggu setelah tanam usia dan umur tanaman saat berbunga. Hasilnya potongan
terberat pada jenis pengobatan pupuk trikoderma (k3) dan 30 ton pupuk organik /
ha, adalah 3.88 kg per tanaman. Sementara hasilnya potongan ringan jenis
pengobatan kotoran ayam (k1) dan dosis pupuk 10 ton per hektar (d1), adalah
3.19 kg per tanaman.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Tidak terjadi interaksi antara perlakuan dosis pupuk NPK dan


konsentrasi pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat
varietas Kaliurang.

2. Perlakuan dosis pupuk NPK dan pupuk organik cair menghasilkan


pertumbuhan tanaman tomat yang lebih baik daripada tanaman kontrol.

3. Perlakuan pupuk NPK dengan dosis 660 kg ha -1 menghasilkan hasil


yang lebih baik daripada perlakuan dosis 220 kg ha -1

4. Perlakuan konsentrasi pupuk organik cair menghasilkan pertumbuhan


dan hasil tanaman yang tidak berbeda nyata.

B. SARAN

Dari penelitian yang sudah dilakukan disarankan untuk budidaya tanaman


tomat dalam polibag sebaiknya menggunakan pupuk NPK dan pupuk organik
cair. Perlu dilakukan penelitian budidaya tanaman tomat di dalam polibag
menggunakan variasi ukuran polibag.
DAFTAR PUSTAKA

Andoko, A. 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya.


Jakarta 96 hlm.

Anggriawin, M. 2012. Kemampuan Isolat Bakteri Penghasil Antijamur


dalam Menghambat Beberapa Jenis Fusarium Pada Benih Tomat (Solanum
lycopersicum L.).

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Unversitas Sumatera


Utara. Anonim. 2014. Teknik Bercocok Tanam Tomat dalam Pot.
http://www.scribd.com/doc/ 237423821/5-Teknik-Bercocok-Tanam-Tomat-
Dalam-Pot. Diakses 22 September 2014

Anda mungkin juga menyukai