ILMU TANAH
Disusun oleh:
Ningsi (122001033)
Marlan (122001003)
Siska (122001004)
Arya (122001005)
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGRIBISNIS
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat allah SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayatnya sehingga kami dapat menyeesaikan makalah
yang berjudul “”pada mata kuliah ILMU TANAH tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penukisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah ILMU TANAH selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang cara mengetahui bagaimana unsur-unsur hara
pada tanaman di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami
butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. RUMUSAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Unsur hara adalah sumber nutrisi atau makanan yang dibutuhkan oleh
tanaman, seperti makhluk hidup lainnya, tanaman juga memerlukan nutrisi yang
lengkap dalam kelangsungan pertumbuhannya. Ketersediaan unsur hara sangat
menentukan kualitas tanaman, yang meliputi pertumbuhan, perkembangan dan
produktifitas tanaman. Sebenarnya, unsur hara sudah tersedia di alam baik di
udara, tanah maupun di air.
Kandungan unsur hara pada air perlu diketahui untuk melihat seberapa
besar unsur hara yang terkandung didalamnya. Dengan demikian air tersebut
diketahui kualitasnya sehingga dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan
hidup manusia, salah satunya adalah untuk keperluan tanaman di bidang
pertanian. Kebutuhan air atau irigasi sangat dibutuhkan oleh tanaman dibidang
pertanian bahkan air bagi tanaman merupakan komponen utama, sehingga kualitas
suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh kualitas air yang mengalir melalui aliran
sungai menuju bendungan untuk kemudian dialirkan pada lahan-lahan pertanian.
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju
air menuju waduk, danau, atau tempat rekreasi. Sering kali bendungan juga
digunakan untuk mengalirkan air kesebuah pembangkit listrik tenaga air.
Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang
air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Di Provinsi
Gorontalo terdapat banyak Bendungan atau dam yang terletak di setiap kabupaten,
diantaranya adalah bendungan Alale dan bendungan Lomaya yang terletak di
Kabupaten Bone Bolango serta Bendungan Alopohu yang terletak di Kabupaten
Gorontalo.
B. TUJUAN
4. Mengetahui pengaruh sinergi antara takaran bahan organik dan pupuk NPK
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.
C. RUMUSAN MASALAH
4. Apakah pengaruh antara takaran bahan organik dan pupuk NPK (16:16:16)
yang berbeda dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman tomat ?
BAB II
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui takaran bahan organik yang
menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang baik untuk tanaman tomat, (2)
mengetahui takaran pupuk NPK (16:16:16) yang menghasilkan pertumbuhan dan
produksi yang baik untuk tanaman tomat, (3) mengetahui kombinasi bahan
organik dan pupuk NPK yang akan menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang
baik untuk tanaman tomat.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui takaran bahan organik yang
menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang baik untuk tanaman tomat, (2)
mengetahui takaran pupuk NPK (16:16:16) yang menghasilkan pertumbuhan dan
produksi yang baik untuk tanaman tomat, (3) mengetahui kombinasi bahan
organik dan pupuk NPK yang akan menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang
baik untuk tanaman tomat.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong
Tataan Kabupaten Pesawaran bulan Mei sampai September 2011. Perlakuan
dalam penelitian ini disusun secara faktorial (5x3) dalam Rancangan Kelompok
Teracak Sempurna. Pengkelompokkan berdasarkan tinggi tanaman, kelompok
pertama memiliki tinggi tanaman < 15 cm, kelompok kedua 18-20 cm, dan
kelompok ketiga 15-18 cm. Faktor pertama adalah bahan organik (kompos
serasah daun) dan faktor kedua adalah NPK (16:16:16). Bahan organik terdiri atas
lima takaran yaitu 0 kg/tanaman (b0), 0,5 kg/tanaman (b1), 1,0 kg/tanaman (b2),
1,5 kg/tanaman (b3), 2,0 kg/tanaman (b4). Sedangkan, pupuk NPK (16:16:16)
terdiri atas tiga takaran yaitu 5 g/tanaman (n1), 10 g/tanaman (n2), 15 g/tanaman
(n3). Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji homogenitas ragam antar
perlakuan dengan uji Barlet dan aditivitas data di perbedaan nilat tengah
perlakuan ditentukan dengan uji Tukey. Apabila kedua asumsi ini terpenuhi, maka
dilakukan analisis ragam uji BNT pada taraf α = 5 %.
2. untuk mendapatkan jenis dan dosis pupuk organik cocok untuk tanaman tomat.
Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari 2013 sampai Juni 2013. Tempat
penelitian di Desa Kota Bangun III, Kota Bangun Kabupaten, Kabupaten Kutai
Kartanegara. Ini digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3x3
faktorial dan 5 ulangan. Faktor pertama adalah jenis pupuk organik (K), terdiri
dari 3 sub faktor: kotoran ayam (k1), kotoran sapi (k2) dan trikoderma pupuk
(k3). Dan faktor kedua adalah Pupuk Organik Perawatan Dosis (D), terdiri dari 3
sub faktor: d1 = 10 ton pupuk organik / ha (50 g per polybag), d2 = dosis pupuk
organik 20 ton per hektar (100 g per polibeg ), dan d3 = 30 ton pupuk organik per
hektar (150 g per polybag). Perlakuan jenis pupuk organik (K) berpengaruh sangat
signifikan terhadap umur tinggi tanaman dari 4 minggu dan 8 minggu setelah
tanam, umur tanaman saat berbunga, jumlah buah per tanaman. Tidak
berpengaruh pada tinggi tanaman antara 2 minggu dan 6 minggu setelah tanam.
Hasilnya potongan terberat pada jenis pengobatan pupuk trikoderma (k3) dengan
berat 3,75 kg per tanaman, ditemukan paling ringan dalam perawatan kotoran
ayam (k1), adalah 3.40 kg per tanaman. Dosis pengobatan pupuk organik (D)
adalah sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 4 minggu dan 8 minggu setelah
tanam, jumlah buah per tanaman dan bobot buah per tanaman. Tidak berpengaruh
pada tinggi tanaman antara 2 minggu dan 6 minggu setelah tanam dan umur
tanaman saat berbunga. Hasil potongan terberat yang terkandung dalam
pengobatan pupuk dari 30 ton hektar (d3) dengan berat 3,64 kg per tanaman,
sedangkan yang paling ringan yang terkandung dalam pengobatan pupuk dari 10
ton per hektar (k1), adalah 3.45 kg / tanaman. Interaksi perlakuan (KXD)
berpengaruh signifikan terhadap jumlah buah tanaman dan bobot buah per
tanaman. Tidak signifikan pada usia 2 minggu, 4 minggu usia, usia 6 minggu dan
8 minggu setelah tanam usia dan umur tanaman saat berbunga. Hasilnya potongan
terberat pada jenis pengobatan pupuk trikoderma (k3) dan 30 ton pupuk organik /
ha, adalah 3.88 kg per tanaman. Sementara hasilnya potongan ringan jenis
pengobatan kotoran ayam (k1) dan dosis pupuk 10 ton per hektar (d1), adalah
3.19 kg per tanaman.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN