Oleh :
I MADE WIDIANA
(1813041035)
Marigold (Tagetes erecta L.) atau yang dikenal dengan bunga gemitir atau gumitir di Bali,
bunga kenikir di Jawa, bunga tahi kotok di Jawa Barat merupakan tanaman hias yang bukan
asli dari Indonesia melainkan berasal dari Amerika Tengah tepatnya dari Meksiko. Tanamam
gumitir merupakan tanaman perdu dengan bentuk daun lancip bergerigi, kecil-kecil berwarna
kehijauan. Bunga Marigold atau gemitir merupakan salah satu jenis bunga yang mempunyai
prospek yang cukup baik di daerah Bali. Bunga Gemitir tidak lepas dari kegiatan agama Hindu
di Bali, setiap banten atau sesajen selalu menggunakan bunga ini sebagai salah satu sarana
upakaranya, sehingga permintaan bunga gemitir ini sangat banyak dibutuhkan, terutamanya saat
– saat mendekati hari suci agama hindu, walaupun harganya naik drastik, masyarakat masih tetep
menyerbu bunga ini. Banyaknya permintaan bunga gemitir ini membuat para petani dan
masyarakat berlomba – lomba menanam bunga mitir disawah maupun di kebun mereka, hal ini
dikarenakan bunga gemitir (Tagetes erecta L.) ini merupakan tumbuhan sebagai salah satu
tanaman yang kuat atau tahan banting, umumnya Bunga gemitir dapat tumbuh pada tanah dengan
pH netral (6,5-7) di daerah yang panas, cukup sinar matahari, dan drainase yang baik (Surya natha,
2017).
Dalam budidaya tamanan gemitir ini banyak masyarakat dan petani kurang mengetahui
bagaimana cara budidaya bunga gemitir ini, agar menghasilkan bunga gemitir yang sesuai
dengan harapan seperti diameter bunga yang besar, banyak tangkai bunga yang dihasil dalam
satu pohon, sering kali para petani mengalami kegagalan panen seperti bunga yang dihasilkan
tidak sesuai dengan harapan seperti kecil dan tidak mekar dengan sempurna, selain itu juga
sering terjadi kegagalan di pertengahan pertumbuhan tanaman bunga gemitir seperti daun dan
batang yang menguning, diserang hama, dan akar yang membusuk, sehingga para petani
menggunakan pupuk – pupuk maupun pestisida – pestisida anorganik yang terbuat dari bahan –
bahan kimia, walaupun menggunakan bahan – bahan kimia tersebut tidak menjamin seratus
persen akan mendapatkan hasil panen yang baik, hal ini dikarena bahan – bahan kimia yang
digunakan sering berlebihan dengan tujuan mempercepat panen, namun disisi hal – hal yang
dilakukan tersebut dapat membahayakan tanaman maupun lingkungan sekitar tempat budi daya
tersebut. Bagi tanaman apabila diberikan pupuk atau pestisida anorganik secara berlebihan
membuat tanaman menjadi layu bahkan mati, hal ini dikarenakan batas toleransi bahan kimia
terebut sudah melewati batas, sedangkan untuk lingkungan sekitar dapat menurunkan tingkat
kesuburan tanah dengan naiknya derajat keasaman atau yang dikenal dengan pH alami tanah,
selain itu apabila pupuk dan pestisida kimia tersebut masuk kedala air tanah dapat mencemari air
tersebut dan jika hanyut terbawa aliran sungai maka dapat menyebabkan aliran sungai terebut
banyak ditumbuhi oleh ganggang yang dapat menutup permukaan sungai sehingga dapat
mengganggu kehidupan didalamnya, hal ini sesuai dengan Rahmawaty (2019) ang menyebutkan
bahwa penggunakan pupuk kimia dalam jumlah berlebihan justru akan menyebabkan tanaman
mudah layu dan membangun konsentrasi garam beracun dalam tanah, sehingga terjadi
ketidakseimbangan kimia tanah , mengancam kelangsungan hidup mikroorganisme tanah, dan
mrngubah pH alami tanah yang akan mengakibatkan penyerapan unsure hara tertentu menjadi
terhambat.
Adapun cara untuk mengatasi permasalah diatas, yaitu dapat mengganti pupuk anorganik
menjadi pupuk organik, seperti pupuk organik cair (POC) batang pisang. Berdasarkan penelitian
dari Budiyani at al. (2016), tentang pemanfaatan limbah batang pisang dan urin sapi sebagai bahan
pembuatan pupuk organik cair. Kandungan yang dihasilkan meliputi unsur N (Nitrogen) dan P
(Phospor) masing-masing 0,02 %, dan 511,30 mg/kg dengan perlakuan terbaik pada penambahan
air rendaman limbah batang pisang 100 ml dan proses fermentasi yang dilakukan selama 2 minggu.
Oleh karena itu, POC batang pisang tidak kalah dengan pupuk anorganik, selain ituk POC batng
pisang ini dapat dikombinasikan dengan sabut kelapa untuk menambah kandungan unsur hara yaitu
kalium (K), sehingga akan tercipta pupuk majemuk NPK yang merupakan unsur makro yang
dibutuhkan oleh tanaman, dalam penelitian ini dilakukan pemberian pupuk organik cair batang
pisang dengan variasi konsentrasi untuk mengetahui konsentrasi berapakah yang ideal untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga gemitir (Tagetes erecta L.).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah – masalah yang dapat diidentifikasi yaitu :
Pada penelitian ini, permasalah yang diteliti dibatasi pada pemberian pupuk organic cair batang
pisang ( Musa sp ) dengan konsentrasi berbeda untuk mengetahui pertumbuhandan
perkembangan ideal tanaman gemitir ( Tagetes erecta var Rona )
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh pemberian POC batang pisang dengan konsentrasi berbeda
terhadap pertumbuhan tanaman gemitir ?
2. Apakah terdapat pengaruh pemberian POC batang pisang dengan konsentrasi berbeda
terhadap perkembangan tanaman gemitir ?
3. Berapakah konsentrasi pemberian POC batang pisang yang terbaik untuk menghasilkan
bunga gemitir yang ideal ?
E. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini yaitu
1. Untuk Mengetahui pengaruh pemberian POC batang pisang dengan konsentrasi berbeda
terhadap pertumbuhan tanaman gemitir.
2. Untuk Mengetahui pengaruh pemberian POC batang pisang dengan konsentrasi berbeda
terhadap perkembangan tanaman gemitir.
3. Untuk Mengetahui konsentrasi pemberian POC batang pisang yang terbaik untuk
menghasilkan bunga gemitir yang sesuai harapan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat praktis
1. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan mahasiswa untuk menerapkan
ilmu yang telah diperoleh, terutamanya tentang hortikultura pembudidayaan tanaman
gemitir
2. Bagi Petani
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam tata cara membudidayakan
tanaman gemitir agar dapat menghasilkan bunga yang sesuai harapan.
3. Bagi Institusi
Hasil Penelitian ini dapat menjadi salah satu tambahan ilmu, media pembelajaran,
sumber informai, wacana kepustakaan terkait hortikultura pembudidayaan tanaman
gemitir
b. Manfaat Teoritis
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang
biologi khususnya yang berkaitan dengan hortikultura tanaman berbunga.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk melakukan penelitian yang
berkaitan dengan hortikultura tanaman berbunga.
G. Tinjauan Pustaka
1. Pupuk Organik Cair
a. Pengertian Pupuk Organik Cair
Pupuk organik cair adalah larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan organik
atau alami yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan
unsur haranya lebih dari satu unsur. Unsur-unsur itu terdiri dari Nitrogen (N), fosfor (F),
dan kalium (K), nitrogen digunakan untuk pertumbuhan tunas, batang dan daun. Fosfor
digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar, buah dan biji. Sementara kalium
digunakan untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan
penyakit. Pupuk organik cair mempunyai banyak kelebihan diantaranya, pupuk tersebut
mengandung zat tertentu seperti mikrooganisme yang jarang terdapat dalam pupuk
organik padat dalam bentuk kering. Pengolahan sampah organik menjadi pupuk cair yang
dilakukan dengan cara fermentasi dimana dilakukan dengan keadaan tidak membutuhkan
oksigen atau anaerob. Prinsip dari fermentasi anarob ini adalah bahan limbah organik
dihancurkan oleh mikroba dalam kisaran temperatur dan kondisi tertentu yaitu fermentasi
anaerob.
b. Pupuk Organik Cair Batang Pisang
Batang pisang merupakan salah satu limbah pohon pisang setelah panen. Batang
pisang merupakn bahan organik yang berpotensi sebagai bahan baku pupuk organik, hal
ini dikarenakan dalam batang pisang terdapat unsur-unsur penting yang dibutuhkan
tanaman seperti nitrogen (N), fospor (P), dan kalium (K). Fungsi nitrogen ialah untuk
merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun. Sedangkan fungsi fospor untuk
memperpanjang akar, sehingga batang akan menjadi kuat, serta fungsi dari kalium adalah
untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman (Ernawati, 2016). Komposisi unsurnya dan
menemukan bahwa batang pisang mengandung unsur makro pada kisaran 1,00 hingga
1,12% N, 0,50 hingga 0,71% P, 2,39 hingga 20,2% K dan hara mikro dalam kisaran 259
hingga 323,2 mg / kg Fe, 47,3 hingga 241,3 mg / kg Mn, 10,1 hingga 107,4 mg / kg Zn
dan 13,4 hingga 83,6 mg / kg Cu.
Selain bahan utama batang pisang, juga dapat dicampur dengan sabut kelapa
untuk menambah kandungan nutrisi pada pupuk cair. Sabut kelapa merupakan salah satu
limbah dari tanaman kelapa. Sabut kelapa mengandung unsure kalium yang tinggi yang
bermanfaat untuk meningkatkan proses fotosintesis, mengefisienkan penggunaan air,
mempertahankan turgor, membentuk batang yang lebih kuat, sebagai aktivator bermacam
sistem enzim, dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Selain Kalium,
menurut Waryanti (2016), komposisi kimia sabut kelapa terdiri atas selulosa, lignin,
pyroligneous acid, gas, arang, ter, dan tannin.
Proses pembuatan pupuk organic cair batang pisang dilakukan dengan fermentasi
3 bahan utama, yaitu sumber karbohidrat, sumber glukosa , dan sumber mikroorganisme,
bahan –bahan tersebut seperti batang pisang, sabut kelapa, air kelapa, gula dan EM4,
semua bahan dicampur dan difermentasi 1 – 2 minggu, fermentasi ini dilakukan secara
anaerob atau tanpa oksigen sehingga tempat untuk membuat pupuk organic cair ini harus
tertutup rapat. Pupuk Organik (POC) batang pisang berhasi dan siap digunakan apabila
sudah tercium bau asam atau bau tape pada cairan fermentasi.
3. Bunga Gemitir
Gambar 1 Bunga Gemitir RONA
(Sumber : benihpertiwi.co.id)
a. Klasifikasi
Bunga gemitir atau yang sering disebut kenikir atau Marygold merupakan salah
satu keluarga dari Asteraceae. Tanaman ini merupakan salah satu herba hias yang
biasa multifungsi, dapat digunakan sebagai tanaman pagar dan pembatas, sebagai
bunga potong untuk hiasan dan upacara keagamaan, bahkan dapat dimanfaatkan
untuk kesehatan.
Bunga Gemitir atau Marigold merupakan tanaman hortikultura herba hias, dalam
penelitian ini bibit yang digunakan yaitu bibit gemitir atau marigold hibrida F1 yang
merupakan persilangan MG 1207 x MG 1207 dengan varietas RONA
klasifikasi tanaman bunga gemitir adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua atau dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Tagetes
Spesies : Tagetes erecta. L
Varietas : Tagetes erecta var. Rona.
b. Morfologi
Adapun morfologi tanaman buunga gemitir ini yaitu :
1) Akar
Akar dari Tagetes erecta. L atau tanaman gemitir merupakan akar tunggang,
berwarna putih kekuningan. Jika ditinjau dari anatominya, pada akar bunga
gemitir biasa ditemukan rambut akar. Fungsinya adalah untuk membantu tanaman
mengambil air dan mineral dari tanah.
2) Batang
Batangnya tumbuh tegak dan bercabang-cabang. Warnanya adalah putih
kehijauan jika pucuknya masih muda dan hijau jika sudah dewasa. Tinggi
tanaman ini berkisar 30 cm hingga 120 cm. Pada sekujur batangnya, tumbuh daun
majemuk yang berujung runcing dan tepinya bergerigi. Lapisan terluarnya
merupakan epidermis batang.
3) Daun
Daun tunggal, berbagi menyirip menyerupai daun majemuk, tepi daun
bergerigi, ujung daun runcing. Bentuknya memanjang hingga lanset menyempit,
dengan bintik kelenjar bulat dekat tepinya, warnanya hijau.
4) Bunga
Bunganya merupakan bunga tunggal majemuk. Bunga ini berbentuk
cawan dengan tangkai yang panjang. Memiliki organ-organ bunga yang lengkap,
berupa putik dan benang sari pada tengah bunga, warnanya orange (RHS OR-Red
31 A)
5) Biji
Bentuk biji memanjang dengan warna hitam dan pangkal putih.
Bunga gemitir dapat tumbuh pada tanah dengan pH netral (6,5-7) di daerah yang
panas, cukup sinar matahari, dan drainase yang baik. Tanaman tumbuh tegak setinggi
0,6 – 1,3 meter, daun menyirip berwarna hijau gelap dengan tekstur yang bagus,
berakar tunjang, dan dapat berkembang biak dengan biji. Tanaman gemitir
mempunyai bunga berukuran 7,5 – 10 cm dengan susunan mahkota bunga rangkap,
warna cerah, yaitu kuning hingga jingga. Bunga berbentuk bonggol, tunggal atau
terkumpul dalam malai rata yang jarang, dan dikelilingi oleh daun pelindung (Surya
natha, 2017).
H. Penelitian Yang Relevan
Menurut Noorhasanah, (2011) menyatakan bahwa peranan POC batang pisang
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertambahan tinggi tanaman. Hal ini
dapat disebabkan karena pada perlakuan 650 ml, dosis yang diberikan tercukupi untuk
menyuplai berbagai unsur yang dibutuhkan bagi tanaman untuk proses pertumbuhan,
khususnya tinggi tanaman.
Menurut Suryanata (2017) dalam ejournal pendidikan biologi undiksha, perlakuan variasi
konsentrasi (0%, 15%, 20%, dan 25%) gedebong pisang, sabut kelapa, dan air kelapa
dengan Microbacter Alfaafa-11 menyebabkan perbedaan pertumbuhan terhadap tanaman
gemitir (Tagetes erecta L.) dan pertumbuhan tertinggi terdapat pada perlakuan campuran
dengan konsentrasi 25%
Menurut Asni (2019) dalam penelitiannya Unsur hara yang terlarut di dalam pupuk organik
cair batang pisang memberikan pengaruh terhadap umur berbunga tanaman terutama
unsur N untuk pembentukan dan pembelahan sel.
I. Kerangka Berpikir
Bunga gumitir merupakan salah satu bunga yang mempunyai prospek yang cukup baik di
daerah Bali, hal ini di karena bunga ini hampir setiap hari digunakan khususnya untuk
keperluan upacara keagamaan di Bali. Semakin banyaknya tuntutan kebutuhan bunga ini,
sehingga banyak masyarak umum menanam bunga ini, karena keterbatasan pengetahuan
yang dimiliki seperti perwatan dan konsentrasi pemupukan yang salah seperti penggunaan
pupuk kimia yang berlebihan sehingga sering kali panen yang dihasilkan tidak sesuai dengan
harapan dan dapat merusak lingkungan, melihat permasalahan tersebut dalam penelitian ini
solusi yang diberikan yaitu pemberian POC yang terbuat dari bahan dasar batang pisang (
Musa sp ) dengan konsentrasi berbeda ( 0%, 10%, 20%, 30%, 40%), yang dimana dalam
perawatnya dari biji/benih menggunakan pestisida alami yang terbuat dari kulit jeruk,
sehingga dengan demikian diharapkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga
gemitir sesuai dengan harapan dan menghasilkan panen yang tidak mengecewakan . Adapun
Kerangka berpikir dapat digambarkan pada gambar 2.
Instrumental input :
a. Penggaris/Metera
n
b. Gelas Ukur
Process : Output :
Enviromental input :
a. Suhu
b. Kelembaban
c. pH
d. Intensitas cahaya
Ket
: Diteliti
: Dikontrol
Variabel kontrol:
Kondisi lingkungan ( pH, suhu, kelembaban, intensitas pencahayaan,)
Gambar 3
. Bagan Hubungan antar Variabel
b) Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan, dilakukan beberapa tahapan yaitu :
- Penanaman Bibit ke Polybag
Ketika bibit tanaman sudah siap ditanam, maka selanjutnya masuk pada
tahapan penanaman bunga marigold. Langkah-langkahnya adalah melubangi
lubangi tanah dengan kedalaman minimal 15 cm, gunakan sekop atau alat
sejenisnya untuk membuat rongga dalam tanah. Pastikan terdapat celah agar
oksigen dapat menggapai akar tanaman. Singkirkan batu dan benda yang sekiranya
mengganggu pertumbuhan dari dalam akar. S ebisa mungkin tanam bibit gemitir
ditanam pada sore hari. Setelah menanam bibit gemitir pastikan langsung
menyiram bibit tersebut. Tujuannya adalah agar tidak layu karena kepanasan.
Tutup permukaan tanah dengan bahan organik seperti sekam setebal 2,5 hingga 5
cm saja. Hal ini akan menghindarkan gulma dan juga bisa membantu tanah agar
tetap lembap.
- Perawatan
Proses perawatan tanaman yang paling penting tentu saja bergantung
kepada proses pemupukan tanaman. Pemupukan menggunakan pupuk organic
cair harus diberikan satu minggu pasca tanam dan kemudian diberikan selama
satu minggu sekali pada saat pagi hari, hal ini dikarenakan, agar nutrisi atau
zat hara yang diberikan bisa digunakan untuk berfotosintesis. Sebaiknya
penyiraman gemitir di lakukan dari bawah. Karena jika menyiram air dari atas, hal
ini akan membuat daun dan bunga mudah busuk. Alat yang bisa menggunakan
botol atau gayung untuk menyiram. Jangan menggunakan selang dengan tekanan
tinggi, hal ini di karena kekuatan dari tekanan air dapat menyebabkan tanah bagian
atas terkikis.
Sama seperti tanaman lainnya, gemitir juga rentan terhadap serangan hama
terutamanya hama tungau dan ulat. Berikan sedikit semprotan peptisida kulit jeruk
untuk membantu menjauhkan dari serangan hama tanpa harus meracuni tanaman.
penyemprotan gemitir dengan menggunakan peptisida dapat dilakukan
berbarengan dengan ketika ingin memberikan pupuk kepada tanamanmu
tersebut yakni seminggu sekali. Apabila disekitar tanaman gemitir tumpuh
gulma atau rumput liar dapat dilakukan penyiangan yaitu membersikan guma
atau rumput liar dengan mencabutnya agar tidak menggangu tanaman gemitir.
Perawat yang dapat dilakukan selain peupukan, pemberian peptisida dan
penyiangan, juga dapat dilakukan Deadhead yang merupakan suatu proses
penghilangan bunga yang telah mati dari suatu tanaman. Hal ini dapat membuat
tanaman lebih cepat menghasilkan tumbuhan bunga baru. Untuk membuat
tanaman gemitir lebih padat, dapat dilakukan dengan memetik pertumbuhan baru
yang tidak di hendaki.
Berikan tiang penopang jika diperlukan, hal ini dikarenakan gemitir dapat
tumbuh tinggi dan ketika berbunga akan berat sehingga membutuhkan tiang untuk
dijadikan penopang batangnya. Cukup gunakan tiang dari bambu dengan ketinggian
60 cm serta ikat pada batang menggunakan tali.
- Panen
Bunga gemitir varietas RONA mulai berbunga sekitar 29 – 35 hari setelah
tabam sedangkan waktu panen gemitir varietas RONA adalah sekitar 44
hingga 50 hari setelah tanam. Untuk memastikan kualitas gemitir yang di
panen, dapat dilakukan pemanenan bunga gemitir di waktu pagi hari ataupun
sore hari ketika matahari tidak terlalu terik.
c) Pengambilan data
Melakukan pengumpulan data dengan ketentuan sebagai berikut :
- Untuk mengambil data pertumbuhan dilakukan dengan mengukur tinggi
tanaman dan diameter batang setiap seminggu sekali yang kemudian diolah
dengan SPSS, selain itu juga diukur pembentukan berbagai macam organ yang
dibedakan menjadi organ vegetatif yang berupa akar, batang , daun dan organ
generatif yang berupa bunga dan, biji yang kemudian akan diolah secara deskriptif.
d) Untuk mengambil data perkembangan yang dilakukan dengan mengamti
perubahan bentuk organ seperti transisi dari embrio ke bibit, perkecambahan,
perbungaan atau penuaan (senescene) yang kemudian diolah secara deskriptif.
Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan cara sebagai berikut.
1) Uji Deskriptif
Analisis deskriptif penelitian dilakukan dengan mencari rerata dan simpang baku
dari data yang diperoleh. Hasil analisis tersebut digunakan untuk mendeskripsikan
perbedaan rerata tinggi tanaman, banyak tidaknya bunga yang dihasilkan pada
setiap perlakuan.
2) Uji Prasyarat
Uji prasyarat yang digunakan pada penelitian adalah sebagai berikut.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak,
sehingga dapat dilanjutkan dengan uji selanjutnya. Uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Data berdistribusi normal jika
angka signifikansi yang dihasilkan > 0,05 dan sebaliknya jika angka
signifikansi diperoleh < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji kehomogenan data. Uji
homogenitas dilakukan dengan statistik Lavene Test. Data dikatakan berasal
dari populasi homogen apabila angka signifikansi yang diperoleh > 0,05
sedangkan jika angka signifikansi < 0,05 maka data tidak homogen.
c) Uji Hipotesis
Uji hipotesis dianalisis dengan One- Way Anova jika datanya berdistribusi
normal atau jika sebaliknya data tidak berdistribusi normal maka dianalisis
menggunakan uji Kruskal-Wallis pada taraf signifikansi 5%. Pengujian ini
berlaku apabila nilai signifikansi yang diperoleh ≥ 0,05 maka H0 diterima dan
H1 ditolak. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh setelah pemberian
perlakuan variasi pupuk organik cair dengan berbagai konsentrasi dalam
pertumbuhan dan perkembangan tanaman bunga gemitir. Sebaliknya, jika
taraf signifikansi yang diperoleh < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Hal ini berarti terdapat pengaruh pemberian perlakuan variasi pupuk organik
cair dengan berbagai konsentrasi dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman bunga gemitir.
Setelah diketahui adanya pengaruh perlakuan variasi pupuk organik cair
dengan berbagai konsentrasi dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman
bunga gemitir., selanjutnya dilakukan uji lanjut yaitu uji Beda Nyata Terkecil
(BNT).
d) Uji Lanjutan
Uji BNT merupakan uji lanjut dari One Way Anova menggunakan Post Hoc
Test dengan metode LSD (Least Significant Different) dengan bantuan SPSS
versi 21 for windows bertujuan untuk mengetahui perlakuan mana yang
memiliki perbedaan nyata atau perbedaan sangat nyata dalam pertumbuhan
dan perkembangan tanaman bunga gemitir,
Daftar Pustaka
Asni, W. Nurul. 2019. Pengaruh Pemberian POC Batang Pisang dan Berbagai Jenis Pupuk
Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pare (Momordica charantia
L.). Skripsi. Terdapat di repository.umsu,ac,id. Diakses pada 18 Februari 2021
Budiyani, NK. Soniari, NN. Sutari NWS. 2016.. Analisis Kualitas Larutan Mikroorganisme
Lokal (MOL) Bonggol Pisang. E-Jurnal Akroekoteknologi Tropika.Vol. 5, No. 1.
Terdapat di ojs.unud.ac.id. Diakses pada 18 Februari 2021
Ernwati, E. 2016. Pengaruh Pemberian Kompos Batang Pisang Kepok (Musa acuminata
halbissiana Colla) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena
L.) Dan Sumbangsihnya Pada Materi Pertumbuhan Dan Perkembangan Di SMA/MA
Kelas XII. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.. Universitas Islam Negeri Islam
Raden Fatah. Palembang.
Rahmawaty. 2019. Dampak Penggunaan Pupuk Urea Yang Berlebihan. Artikel. Terdapat di
cybex.pertanian.go.id. Diakses pada 19 Februari 2021
Purwati,, A D. 2017. Uji Kandungan N Dan P Pupuk Organik Cair Kombinasi Batang Pisang
Dan Sabut Kelapa Dengan Penambahan Kotoran Ayam Sebagai Bioaktivator. Publikasi
Ilmiah. Terdapat di eprints.ums.ac.id. Diakses pada 18 Februari 2021
Noorhasanah. 2011. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabe Rawit (Capsicum frutescens
Linn.) Varietas Cakra Hijau Terhadap Pemberian Abu Sekam Padi pada Tanah Rawa
Lebak.Agroscientiae. 9 (1): 1-5.
Surya Natha, I G. Setiawan, I G A N. Suryanti, I A P. 2017. Pemberian Variasi Konsentrasi
Campuran Gedebong Pisang, Sabut, Dan Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Gemitir ( Tagetes erecta L.) Dengan Microbacter Alfaafa-11 Sebagai Bioaktivator.
Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha Vol 4. No.2. Terdapat di ejournal.undiksha.ac.id.
Diakses pada 18 Februari 2021
Waryanti, Anik, Sudarno, dan Endro Sutrisno. 2013.Studi Pengaruh Penambahan Sabut Kelapa
Pada Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Air Cucian Ikan Terhadap Kualitas Unsur
Hara Makro (CPNK).Semarang : Program Studi Teknik Lingkungan FT UNDIP.