C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini permasalahan yang diteliti dibatasi pada masalah yang
berkaitan dengan hortikultura bunga pacar air menggunakan pupuk organik
cair dari limbah cucian besar dan batang pisang, dilihat dari pertumbuhan
bunga pacar air. Pembatasan terhadap masalah tersebut diakibatkan oleh
terbatasnya waktu, biaya dan kemampuan dalam melakukan penelitian.
E. Tujuan Penelitian
Menyimak latar belakang masalah tersebut, tujuan yang diharapkan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui penggunaan pupuk organik cair berupa limbah air cucian beras
dan batang pohon pisang meningkat pertumbuhan bunga pacar air dilihat
dari tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, diameter batang dan berat
basah tanaman.
2. Mengetahui penggunaan pupuk organik cair berupa limbah air cucian beras
dan batang pohon pisang meningkat pertumbuhan bunga pacar air dilihat
dari bunga yang dihasilkan.
G. Kajian Teori
1. Pertumbuhan Tanaman
a. Berat Basah Tanaman
Berat segar tanaman merupakan berat kesuluruhan tanaman
setelah panen dan sebelum tanaman mengalami layu akibat
kehilangan air. Berat segar tanaman merupakan parameter untuk
mengetahui biomasa dari pertumbuhan tanaman tomat.Biomassa
tanaman merupakan suatu ukuran hasil dari pertumbuhan tanaman
yang di hasilkan dari reaksi – reaksi biokimia yang diawali dari
penyusunan sel – sel yang akan membentuk jaringan kemudian akan
membangun organ hingga pada akhirnya membentuk tubuh
tanaman. Menurut Syukur Makmur Sitompul dan Bambang Guritno
(1995) menyatakan bahwa biomassa tanaman meliputi semua bahan
tanaman yang, secara kasar, berasal dari hasil fotosintesis, serapan
unsur hara dan air yang diolah melalui proses biosintesis.
Pengukuran berat segar tanaman dilakukan dengan menimbang
keseluruhan bagian tanaman setelah panen.
b. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter yang
digunakan untuk mengetahui pertumbuhan vegetatif tanaman.
Proses pertumbuhan tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu diantaranya lingkungan, fisiologis dan genetika
tanaman. Menurut Syukur Makmur Sitompul dan Bambang Guritno
(1995) menyatakan bahwa tinggi tanaman merupakan ukuran
tanaman yang sering diamati baik sebagai indicator pertumbuhan
maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur
pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan
c. Jumlah Daun
Daun merupakan organ yang penting bagi tanaman dimana
daun mempunyai organ yang dapat mensintesis makanan untuk
kebutuhan tanaman maupun sebagai cadangan makanan. Proses
yang terjadi diantaranya proses fotosintesis dimana dalam
pengolahannya menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi
selain itu juga di dalam bagian daun terdapat klorofil yang akan
berinteraksi dalam proses fotosintesis. Semakin banyak daun maka
akan semakin banyak proses fotosintesis dan akan semakin banyak
makanan yang diproduksi
d. Lebar Daun
Daun merupakan organ fotosintesis utama dalam tubuh
tanaman, yang merupakan tempat terjadinya proses perubahan
energi cahaya menjadi energy kimia dan tempat produksi
karbohidrat (glukosa) yang diwujudkan dalam bentuk bahan kering.
Dalam analisis pertumbuhan tanaman, perkembangan daun menjadi
perhatian utama. Berbagai ukuran dapat digunakan, seperti
pengukuran indeks luas daun (ILD), nisbah luas daun (NLD) dan
nisbah berat daun (NBD) pada waktu tertentu. Perubahan-perubahan
selama pertumbuhan mencerminkan perubahan bagian yang aktif
berfotosintesis. Menurut Gardner et al (1991), Luas daun adalah
hasil kali antara panjang daun, lebar daun dan konstanta daun.
Indeks luas daun dapat digunakan untuk menggambarkan tentang
kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman. Permukaan
daun yang semakin luas diharapkan mengandung klorofil lebih
banyak. Indeks luas daun merupakan hasil bersih asimilasi persatuan
luas daun dan waktu. Luas daun tidak konstan terhadap waktu, tetapi
mengalami penurunan denga bertambahnya umur tanaman
Indeks luas daun merupakan gambaran tentang rasio
permukaan daun terhadap luas tanah yang ditempati tumbuh oleh
tanaman. Laju pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh laju asimilasi
bersih dan indeks luas daun. Laju asimilasi bersih yang tinggi dan
indek s luas daun daun yang optimum meningkatkan pertumbuhan
tanaman (Gardner et al, 1991).
Menurut Januwati, M. (1992), Daun merupakan salah satu
organ tanaman yang paling penting. Daun merupakan tempat
berlangsungnya proses fotosintesis untuk menyusun bahan kering
tanaman. Luas daun termasuk parameter yang penting untuk
mempelajari fisiologi dan agronomi dalam kaitannya dengan
pertumbuhan tanaman. Terdapat banyak metode untuk mengukur
luas daun tanaman. Metode yang banyak digunakan adalah dengan
menggunakan leaf area meter, planimeter, gravimetri, fotografi, dan
masih ada beberapa metode yang lain. Metode lain yang dapat
digunakan dan tidak merusak tanaman adalah melalui pendekatan
matematika.
Menurut Haryanti, S. (2010), Faktor yang penting untuk
diperhatikan dalam mengukur luas daun adalah ketepatan hasil
pengukuran dan kecepatan pengukuran. Masing-masing faktor
tersebut memiliki kepentingan sendiri dalam penggunaannya,
seperti pada pengukuran laju fotosintesis dan proses metabolisme
lain tentunya ketepatan pengukuran yang diperlukan. Untuk
pengukuran indek luas daun tentunya kecepatan pengukuran yang
diperlukan. Namun demikian ketepatan dan kecepatan pengukuran
sangat tergantung pada alat dan cara atau teknik pengukuran
Menurut Setyanti (2013), terdapat beberapa cara untuk
menentukan luas daun yaitu :
a. Metode Kertas Milimeter
Metode ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan
menggambar untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat
diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun relatif
sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar pada
kertas milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan
meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti.
Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat
dalam pola daun. Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu
yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif
lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah
sampel banyak.
b. Gravimetri
Metode ini menggunakan timbangan dan alat pengering
daun (oven). Pada prinsipnya luas daun ditaksir melalui
perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan pertama
dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada
sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika
daun kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya
sudah diketahui. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan
perbandingan berat replika daun dengan berat total kertas.
c. Planimeter
Planimeter merupakan suatu alat yang sering digunakan
untuk mengukur suatu luasan dengan bentuk yang tidak teratur
dan berukuran besar seperti peta. Alat ini dapat digunakan untuk
mengukur luas daun apabila bentuk daun tidak terlalu rumit.
Jika daun banyak dan berukuran kecil, metode ini kurang praktis
karena membutuhkan banyak waktu. Suatu hal yang perlu
diingat dalam penggunaan planimeter adalah bahwa pergeseran
alat yang searah dengan jarum jam merupakan faktor yang
menentukan tingkat ketelitian pengukuran. Ini sering menjadi
masalah pada pengukuran daun secara langsung karena
pinggiran daun yang tidak dapat dibuat rata dengan tempat
pengukuran sekalipun permukaan tempat pengukuran telah
dibuat rata dan halus.
d. Metode Panjang Kali Lebar
Metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur,
luas daun dapat ditaksir dengan mengukur panjang dan lebar
daun.
e. Metode Fotografi
Metode ini sangat jarang digunakan. Dengan metode ini,
daun-daun tanaman ditempatkan pada suatu bidang datar yang
berwarna terang (putih) dipotret bersama-sama dengan suatu
penampang atau lempengan (segi empat) yang telah diketahui
luasnya. Luas hasil foto daun dan lempengan acuan dapat
kemudian diukur dengan salah satu metode yang sesuai
sebagaimana diuraikan diatas seperti planimeter. Luas daun
kemudian dapat ditaksir kemudian berdasarkan perbandingan
luas hasil foto seluruh daun dengan luas lempengan acuan
tersebut. Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan
memetik daun maupun tanpa memetik daun. Bilamana
pengukuran harus dilakukan dengan cara memetik daun
bersangkutan, maka tanaman mengalami kerusakan daun.
Daun-daun tersebut kemudian diukur dengan
menggunakan alat Leaf Area Meter (LAM) ataupun Metode
Timbang. Sebaliknya pengukuran dengan tanpa memetik daun,
maka tanaman akan tetap tumbuh baik karena daun-daun tidak
berkurang atau bahkan habis terpetik. Pengukuran daun dengan
tidak memetik daun dapat dilakukan dengan menggunakan
persamaan atau rumus.
e. Diameter Batang
Diameter adalah sebuah dimensi dasar dari sebuah lingkaran.
Diameter batang didefinisikan sebagai panjang garis antara dua buah
titik pada lingkaran disekeliling batang yang melalui titik pusat
(sumbu) batang. Diameter batang merupakan garis lurus yang
menghubungkan dua titik di tepi batang dan melalui sumbu batang.
Lingkaran batang merupakan garis busur yang melingkari batang
(Enge, 2011).
Batang yang memiliki nama latin caulis, merupakan salah
satu organ tubuh tumbuhan yang tergolong cormophyta (tumbuhan
yang dengan nyata memperlihatkan diferesiansi dalam tiga bagian
pokok, yaitu akar, batang, dan daun). Batang merupakan bagian
tumbuhan yang amat penting, dan mengingat tempat serta
kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan
dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya, batang merupakan
tempat tumbuhnya organ tubuh tumbuhan yang lain seperti tangkai,
buah, daun, dan bunga.
Bentuk batang berkaitan dengan perubahan diameter batang
karena perubahan tinggi pengukuran. Bentuk batang dapat pula
didefinisikan sebagai perbandingan atau rasio antara volume batang
yang sebenarnya dengan volume silinder yang memiliki tinggi atau
panjang sama. Sedangkan volume batang yaitu ukuran isi atau
kapasitas benda padat yang diekpresikan dalam pangkat tiga seperti
m3, cubic feet atau ukuran kering/cair seperti buskel, gallons dan
liter (Wahjudiono, 1998).
Tiap batang pohon terdiri dari berbagai bentuk yang
berlainan, sehingga bila ditentukan volumenya secara langsung akan
diperoleh hasil volume yang kurang memuaskan. Untuk mengatasi
hal ini, maka penentuannya dilakukan perseksi, dimana batang
dipotong menjadi beberapa seksi serta tiap seksi diukur volumenya.
Penjumlahan volume dari tiap seksi nantinya akan menghasilkan
volume aktual batang.
Instrumental Input
Pupuk Organik Cair
Process Output
Raw Input
Pemberian pupuk Pertumbuhan
Tanaman Bunga Pacar Air
organik cair Tanaman Bunga
Pacar Air
Enviromental Input
Kondisi lingkungan budidaya
b. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian maka dirumuskan
hipotesis sebagai berikut.
1. Penggunaan pupuk organik cair berupa limbah air cucian beras dan
batang pohon pisang meningkat pertumbuhan bunga pacar air
dilihat dari warna daun, diameter batang dan berat basah tanaman.
2. Penggunaan pupuk organik cair berupa limbah air cucian beras dan
batang pohon pisang meningkat pertumbuhan bunga pacar air
dilihat dari bunga yang dihasilkan.
H. Metode Penelitian
a. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a) Alat dan Bahan Budidaya Tanaman Pacar Air
1. Cangkul
2. Sabit
3. Mulsa plastic
4. Tray semai
5. Biji bunga pacar air
6. Pupuk kandang (kotoran sapi)
7. Sekam padi
b. Metode Pelaksanaan
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan persiapan lahan dimulai dari pembersihan lahan,
pengukuran lahan, pengecekan kondisi lahan (penyerapan air, pH
tanah, jenis dan tekstur tanah).
b. Melakukan pengolahan lahan yang dimulai dengan pembersihan
lahan.
c. Melakukan penggemburan tanah dan mengeringkan lahan
sebelum melakukan pemupukan (3-4 hari) yang tergantung
keadaan cuaca.
d. Menyiapkan pupuk kandang (kotoran sapi) yang sudah kering
dan siap diaplikasikan dilahan dengan perbandingan 3:1.
e. Melakukan pemupukan awal dengan pupuk kandang yang
tanahnya digemburkan.
f. Mengeringkan lahan setelah pemupukan dengan pupuk kandang
untuk menghilangkan efek panas dari pupuk kandang (5-7 hari).
g. Dalam menunggu lahan kering dilanjutkan dengan menyiapkan
pupuk organic dan semai bibit.
h. Untuk pupuk organik cair. Langkah pembuatannya yaitu dengan
menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Botol yang
digunakan yaitu 1 botol besar dan 1 botol kecil yang tutupnya
dihubungkan dengan selang air kecil. Botol yang lebih besar diisi
dengan campuran pupuk organik cair dan botol yang kecil diisi
dengan air bersih Untuk 2 liter air cucian beras dicampur dengan
bonggol pisang sebanyak 1 kg yang sudah dipotong kecil-kecil
dan ditambahnya gula merah cair sebanyak 0,2 kg. campuran
tersebut kemudian difermentasikan dalam botol yang sebelumnya
sudah dirangkai. Kemudia difermentasikan atau dibiarkan kurang
lebih selama 14 hari untuk siap digunakan.
i. Untuk semai bibit, disiapkan tray semai yang sudah diisi dengan
tanah yang dicampur dengan arang sekam untuk media semai.
Kemudian semai bibit dengan memberikan 1 biji bunga pacar air
di dalam lubang tray semai. Dilakukan penyiraman dan
diletakkan ditempat yang tidak terlalu kena sinar matahari.
j. Kembali ke pengolahan tanah setelah dilakukan pengeringan
yaitu dilakukan pembuatan bedengan. Dibuat dengan panjang
400 cm, lebar 80 cm, tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan yaitu
30 cm.
k. Melakukan pemasang mulsa plastic di bedengan dan
memyiapkan lubang tanam pada mulsa dengan jarang 30 cm antar
lubang tanam dan ada 2 baris lubang tanam pada tiap-tiap
bedengan.
l. Melakukan pemasangan paranet diatas bedengan untuk naungan
tanaman saat nanti dipindahkan.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pemindahan bibit ke bedengan dilakukan setelah ada 2 pasang
daun diatas kotiledon agar bibit siap untuk dipindahkan.
b. Dilakukan penyiraman dan perawatan tanaman setiap hari.
c. Pemupukan dengan pupuk organic cair pada minggu ke-2 setelah
penanaman. Untuk penggunaan pupuk organik cair tersebut
diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 liter pupuk organik
diencerkan dengan 5 liter air. Untuk dosis yang digunakan yaitu
untuk 1 tanaman diberi pupuk organik cair sebanyak 200 ml.
d. Setiap minggu (selama 4 minggu diambil) data tanaman yaitu
jumlah daun, warna daun, lebar daun, tinggi tanaman, diameter
tanaman.
e. Panen bunga diperkiran bisa dipanen saat 60 hari setelah tanam.
f. Panen bisa dilakukan 2 kali sehari atau 1 kali sehari tergantung
banyaknya hasil bunga.
g. Setelah semua data didapatkan, dilakukan pengolahan data dan
penyususnan laporan.
J. Daftar Rujukan