Anda di halaman 1dari 29

A.

Latar Belakang Masalah


Indonesia dikenal sebagai Negara Agraris sehingga tidak sedikit
penduduknya bekerja sebagai petani. Sekitar sebanyak 38 juta penduduk
atau 48 % dari jumlah penduduk Indonesia bekerja pada sektor pertanian
dengan rata-rata kepemilikan lahan seluas 0,34 ha (Budiasa, 2011). Di Bali
khususnya, lahan pertanian masih bisa ditemui di berbagai wilayah.
Mayoritas hasil pertaniannya adalah padi. Akan tetapi kebutuhan pasar akan
komuditi pertanian ataupun hortikultura lain tentu sangat dibutuhkan. Guna
memenuhi permintaan pasar, berbagai jenis komuditi pertanian dan
perkebuan pun mulai dikembangkan, mulai dari berbagai jenis sayuran,
buah dan berbagi jenis bunga. Di Bali, mayoritas penduduknya memeluk
Agama Hindu. Dalam Agama Hindu, dikenal lima jenis persembahan sarana
persembahyangan yaitu terdiri dari api, bunga, buah, daun dan air. Tidak
heran jika komoditi pasar seperti buah dan Bunga sangat dibutuhkan di
pangsa pasar di Bali. Salah satu jenis Bunga yang cukup diminati adalah
bunga Impatiens balsamina atau yang lebih dikenal dengan bunga pacar air.
Bunga yang memiliki macam-macam warna ini memang diminati di Bali
sebagai sarana persembahyang ataupun sebagai sarana pelengkap
pembuatan sesajen dalam Agama Hindu khususnya di Bali. Jadi, jika
agrobisnis di bidang ini dinilai cukup menguntungkan guna mendapatkan
profit atau laba. Dengan banyaknya masyarakat Hindu di Bali, tentu
permintaan akan bunga pasti terus meningkat. Ini berarti hortikultura bunga
pacar air tentu tidak akan mengalami kerugian yang tidak terlalu signifikan.

Pacar air (Impatiens balsamina) adalah tanaman yang berasal


dari Asia Selatan dan Asia Tenggara namun telah diperkenalkan
ke Amerika pada abad ke-19. Tanaman ini adalah tanaman tahunan atau dua
tahunan dan memiliki bunga yang berwarna putih, merah, ungu, atau merah
jambu. Bentuk bunganya menyerupai bunga anggrek yang kecil. Tinggi
tanaman ini bisa mencapai satu meter dengan batangnya yang tebal namun
tidak mengayu dan daunnya yang bergerigi tepinya. Tanaman ini sangat
disukai lebah dan serangga lain yang membantu penyerbukannya.
Walaupun demikian, tanaman ini tidak dapat hidup di lingkungan yang
kering. Berbagai bagian tanaman ini biasa digunakan sebagai obat
tradisional. Pacar air dapat hidup tanpa akar sebab batangnya bisa
menghisap air, tetapi apabila akarnya dihilangkan, maka pacar air harus
ditaruh di gelas penuh air atau yang lainnya.

Dilihat dari peluang bisnis, kehidupan mayoritas masyarakat Bali


beragama Hindu tidak dapat lepas dari konsumsi bunga sebagai salah satu
sarana wajib persembahyangan setiap harinya. Tingginya konsumsi bunga
di Bali diimbangi juga oleh minat produksinya. Bunga pacar air merupakan
salah satu jenis bunga yang banyak digunakan. Fenomena ini menjadi alasan
petani di beberapa daerah di Bali mengusahakan sebagian bahkan seluruh
lahan tani yang digarapnya untuk mengusahakan tanaman bunga pacar air
guna memenuhi kebutuhan dan mendapat pasar setiap hari bagi produknya.
Keberadaan musim tanam bunga pacar air dapat dilihat pada musim hujan
maupun kemarau. Kegiatan usahatani bunga pacar air dilakukan sepanjang
musim dengan alasan masa panen dapat dilakukan setiap hari selama dua
bulan terus menerus mulai dari bulan kedua setelah penanaman, sehingga
pendapatan dapat diperoleh dari hasil penjualan setiap harinya juga. Dilihat
dari penggunaan bunga yang juga setiap hari, kebutuhan akan Bunga pacar
air ini pun terus meningkat. Hal ini tentunya mempengaruhi harga bunga
dipasaran yang bisa menembus harga Rp 45.000/kg.

Pasar yang relatif selalu ada menjadikan komoditas ini sebagai


primadona bagi petani. Perbedaan kondisi pada musim hujan dan kemarau
mempengaruhi besar kecilnya produksi serta peneriman yang diperoleh oleh
petani bunga pacar air, selain itu perbedaan musim juga memberi tingkat
risiko yang berbeda (Suharyanto dan Arya. 2015). Selain itu, pupuk juga
mempengaruhi keberhasilan menanam pacar air. Penggunaan pupuk
organik dalam memanfaatkan barang sekitar atau bahkan yang sudah
menjadi limbah sekitar masyarakat tentunya sangat diperlukan dalam jaman
sekarang yang limbah jarang dimanfaatkan. Tentunya yang organik akan
memberikan dampak yang baik jika dilihat dari kesehatan tanah dan
kesehatan hasil pertanian.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
1. Kebutuhan pasar khususnya di Bali akan bunga pacar air setiap harinya
dalam jumlah yang banyak.
2. Dalam memenuhi kebutuhan pasar dan untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dalam proses budidaya, pupuk anorganik masih menjadi solusi
utama.
3. Kurangnya pemanfaatan limbah rumah tangga dalam pembuatan pupuk
organik.

C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini permasalahan yang diteliti dibatasi pada masalah yang
berkaitan dengan hortikultura bunga pacar air menggunakan pupuk organik
cair dari limbah cucian besar dan batang pisang, dilihat dari pertumbuhan
bunga pacar air. Pembatasan terhadap masalah tersebut diakibatkan oleh
terbatasnya waktu, biaya dan kemampuan dalam melakukan penelitian.

D. Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dibuat rumusan masalah
penelitian sebagai berikut.
1. Apakah penggunaan pupuk organik cair berupa limbah air cucian beras dan
batang pohon pisang meningkat pertumbuhan bunga pacar air dilihat dari
tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, diameter batang dan berat basah
tanaman?
2. Apakah penggunaan pupuk organik cair berupa limbah air cucian beras dan
batang pohon pisang meningkat pertumbuhan bunga pacar air dilihat dari
bunga yang dihasilkan?

E. Tujuan Penelitian
Menyimak latar belakang masalah tersebut, tujuan yang diharapkan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui penggunaan pupuk organik cair berupa limbah air cucian beras
dan batang pohon pisang meningkat pertumbuhan bunga pacar air dilihat
dari tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, diameter batang dan berat
basah tanaman.
2. Mengetahui penggunaan pupuk organik cair berupa limbah air cucian beras
dan batang pohon pisang meningkat pertumbuhan bunga pacar air dilihat
dari bunga yang dihasilkan.

F. Manfaat Hasil Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan
praktis sebagai berikut.
1. Manfaat teoritis yang diharapkan dari hasil penelitian adalah sebagai
berikut.
a. Sebagai acuan dalam bidang hortikultura dalam pengembangan pupuk
untuk tanaman.
b. Sebagai acuan dalam pengembangan pupuk organik dari limbah rumah
tangga.
c. Sebagai acuan pertimbangan peneliti untuk melakukan penelitian yang
sejenis.
2. Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian adalah sebagai
berikut.
a. Bagi pemerintah dapat dimanfaatkan sebagai bentuk pengembangan
dalam bidang hortikultura.
b. Bagi pihak masyarakat dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan
pemanfaatan limbah dapur sebagai pupuk organik.

G. Kajian Teori
1. Pertumbuhan Tanaman
a. Berat Basah Tanaman
Berat segar tanaman merupakan berat kesuluruhan tanaman
setelah panen dan sebelum tanaman mengalami layu akibat
kehilangan air. Berat segar tanaman merupakan parameter untuk
mengetahui biomasa dari pertumbuhan tanaman tomat.Biomassa
tanaman merupakan suatu ukuran hasil dari pertumbuhan tanaman
yang di hasilkan dari reaksi – reaksi biokimia yang diawali dari
penyusunan sel – sel yang akan membentuk jaringan kemudian akan
membangun organ hingga pada akhirnya membentuk tubuh
tanaman. Menurut Syukur Makmur Sitompul dan Bambang Guritno
(1995) menyatakan bahwa biomassa tanaman meliputi semua bahan
tanaman yang, secara kasar, berasal dari hasil fotosintesis, serapan
unsur hara dan air yang diolah melalui proses biosintesis.
Pengukuran berat segar tanaman dilakukan dengan menimbang
keseluruhan bagian tanaman setelah panen.
b. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter yang
digunakan untuk mengetahui pertumbuhan vegetatif tanaman.
Proses pertumbuhan tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu diantaranya lingkungan, fisiologis dan genetika
tanaman. Menurut Syukur Makmur Sitompul dan Bambang Guritno
(1995) menyatakan bahwa tinggi tanaman merupakan ukuran
tanaman yang sering diamati baik sebagai indicator pertumbuhan
maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur
pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan
c. Jumlah Daun
Daun merupakan organ yang penting bagi tanaman dimana
daun mempunyai organ yang dapat mensintesis makanan untuk
kebutuhan tanaman maupun sebagai cadangan makanan. Proses
yang terjadi diantaranya proses fotosintesis dimana dalam
pengolahannya menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi
selain itu juga di dalam bagian daun terdapat klorofil yang akan
berinteraksi dalam proses fotosintesis. Semakin banyak daun maka
akan semakin banyak proses fotosintesis dan akan semakin banyak
makanan yang diproduksi
d. Lebar Daun
Daun merupakan organ fotosintesis utama dalam tubuh
tanaman, yang merupakan tempat terjadinya proses perubahan
energi cahaya menjadi energy kimia dan tempat produksi
karbohidrat (glukosa) yang diwujudkan dalam bentuk bahan kering.
Dalam analisis pertumbuhan tanaman, perkembangan daun menjadi
perhatian utama. Berbagai ukuran dapat digunakan, seperti
pengukuran indeks luas daun (ILD), nisbah luas daun (NLD) dan
nisbah berat daun (NBD) pada waktu tertentu. Perubahan-perubahan
selama pertumbuhan mencerminkan perubahan bagian yang aktif
berfotosintesis. Menurut Gardner et al (1991), Luas daun adalah
hasil kali antara panjang daun, lebar daun dan konstanta daun.
Indeks luas daun dapat digunakan untuk menggambarkan tentang
kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman. Permukaan
daun yang semakin luas diharapkan mengandung klorofil lebih
banyak. Indeks luas daun merupakan hasil bersih asimilasi persatuan
luas daun dan waktu. Luas daun tidak konstan terhadap waktu, tetapi
mengalami penurunan denga bertambahnya umur tanaman
Indeks luas daun merupakan gambaran tentang rasio
permukaan daun terhadap luas tanah yang ditempati tumbuh oleh
tanaman. Laju pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh laju asimilasi
bersih dan indeks luas daun. Laju asimilasi bersih yang tinggi dan
indek s luas daun daun yang optimum meningkatkan pertumbuhan
tanaman (Gardner et al, 1991).
Menurut Januwati, M. (1992), Daun merupakan salah satu
organ tanaman yang paling penting. Daun merupakan tempat
berlangsungnya proses fotosintesis untuk menyusun bahan kering
tanaman. Luas daun termasuk parameter yang penting untuk
mempelajari fisiologi dan agronomi dalam kaitannya dengan
pertumbuhan tanaman. Terdapat banyak metode untuk mengukur
luas daun tanaman. Metode yang banyak digunakan adalah dengan
menggunakan leaf area meter, planimeter, gravimetri, fotografi, dan
masih ada beberapa metode yang lain. Metode lain yang dapat
digunakan dan tidak merusak tanaman adalah melalui pendekatan
matematika.
Menurut Haryanti, S. (2010), Faktor yang penting untuk
diperhatikan dalam mengukur luas daun adalah ketepatan hasil
pengukuran dan kecepatan pengukuran. Masing-masing faktor
tersebut memiliki kepentingan sendiri dalam penggunaannya,
seperti pada pengukuran laju fotosintesis dan proses metabolisme
lain tentunya ketepatan pengukuran yang diperlukan. Untuk
pengukuran indek luas daun tentunya kecepatan pengukuran yang
diperlukan. Namun demikian ketepatan dan kecepatan pengukuran
sangat tergantung pada alat dan cara atau teknik pengukuran
Menurut Setyanti (2013), terdapat beberapa cara untuk
menentukan luas daun yaitu :
a. Metode Kertas Milimeter
Metode ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan
menggambar untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat
diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun relatif
sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar pada
kertas milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan
meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti.
Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat
dalam pola daun. Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu
yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif
lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah
sampel banyak.
b. Gravimetri
Metode ini menggunakan timbangan dan alat pengering
daun (oven). Pada prinsipnya luas daun ditaksir melalui
perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan pertama
dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada
sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika
daun kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya
sudah diketahui. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan
perbandingan berat replika daun dengan berat total kertas.
c. Planimeter
Planimeter merupakan suatu alat yang sering digunakan
untuk mengukur suatu luasan dengan bentuk yang tidak teratur
dan berukuran besar seperti peta. Alat ini dapat digunakan untuk
mengukur luas daun apabila bentuk daun tidak terlalu rumit.
Jika daun banyak dan berukuran kecil, metode ini kurang praktis
karena membutuhkan banyak waktu. Suatu hal yang perlu
diingat dalam penggunaan planimeter adalah bahwa pergeseran
alat yang searah dengan jarum jam merupakan faktor yang
menentukan tingkat ketelitian pengukuran. Ini sering menjadi
masalah pada pengukuran daun secara langsung karena
pinggiran daun yang tidak dapat dibuat rata dengan tempat
pengukuran sekalipun permukaan tempat pengukuran telah
dibuat rata dan halus.
d. Metode Panjang Kali Lebar
Metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur,
luas daun dapat ditaksir dengan mengukur panjang dan lebar
daun.
e. Metode Fotografi
Metode ini sangat jarang digunakan. Dengan metode ini,
daun-daun tanaman ditempatkan pada suatu bidang datar yang
berwarna terang (putih) dipotret bersama-sama dengan suatu
penampang atau lempengan (segi empat) yang telah diketahui
luasnya. Luas hasil foto daun dan lempengan acuan dapat
kemudian diukur dengan salah satu metode yang sesuai
sebagaimana diuraikan diatas seperti planimeter. Luas daun
kemudian dapat ditaksir kemudian berdasarkan perbandingan
luas hasil foto seluruh daun dengan luas lempengan acuan
tersebut. Pengukuran luas daun dapat dilakukan dengan
memetik daun maupun tanpa memetik daun. Bilamana
pengukuran harus dilakukan dengan cara memetik daun
bersangkutan, maka tanaman mengalami kerusakan daun.
Daun-daun tersebut kemudian diukur dengan
menggunakan alat Leaf Area Meter (LAM) ataupun Metode
Timbang. Sebaliknya pengukuran dengan tanpa memetik daun,
maka tanaman akan tetap tumbuh baik karena daun-daun tidak
berkurang atau bahkan habis terpetik. Pengukuran daun dengan
tidak memetik daun dapat dilakukan dengan menggunakan
persamaan atau rumus.
e. Diameter Batang
Diameter adalah sebuah dimensi dasar dari sebuah lingkaran.
Diameter batang didefinisikan sebagai panjang garis antara dua buah
titik pada lingkaran disekeliling batang yang melalui titik pusat
(sumbu) batang. Diameter batang merupakan garis lurus yang
menghubungkan dua titik di tepi batang dan melalui sumbu batang.
Lingkaran batang merupakan garis busur yang melingkari batang
(Enge, 2011).
Batang yang memiliki nama latin caulis, merupakan salah
satu organ tubuh tumbuhan yang tergolong cormophyta (tumbuhan
yang dengan nyata memperlihatkan diferesiansi dalam tiga bagian
pokok, yaitu akar, batang, dan daun). Batang merupakan bagian
tumbuhan yang amat penting, dan mengingat tempat serta
kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan
dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya, batang merupakan
tempat tumbuhnya organ tubuh tumbuhan yang lain seperti tangkai,
buah, daun, dan bunga.
Bentuk batang berkaitan dengan perubahan diameter batang
karena perubahan tinggi pengukuran. Bentuk batang dapat pula
didefinisikan sebagai perbandingan atau rasio antara volume batang
yang sebenarnya dengan volume silinder yang memiliki tinggi atau
panjang sama. Sedangkan volume batang yaitu ukuran isi atau
kapasitas benda padat yang diekpresikan dalam pangkat tiga seperti
m3, cubic feet atau ukuran kering/cair seperti buskel, gallons dan
liter (Wahjudiono, 1998).
Tiap batang pohon terdiri dari berbagai bentuk yang
berlainan, sehingga bila ditentukan volumenya secara langsung akan
diperoleh hasil volume yang kurang memuaskan. Untuk mengatasi
hal ini, maka penentuannya dilakukan perseksi, dimana batang
dipotong menjadi beberapa seksi serta tiap seksi diukur volumenya.
Penjumlahan volume dari tiap seksi nantinya akan menghasilkan
volume aktual batang.

2. Pupuk Organik Cair


a. Pupuk Organik Cair Dari Tanaman
Pupuk organik merupakan pupuk yang berperan meningkatkan
aktifitas biologi, kimia, dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur
dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Saat ini sebagian besar petani
masih tergantung pada pupuk anorganik karena mengandung beberapa
unsur hara dalam jumlah yang banyak, padahal jika pupuk anorganik
digunakan secara terus-menerus akan menimbulkan dampak negatif
terhadap kondisi tanah (Indriani, 2004). Pupuk organik terdapat dalam
bentuk padat dan cair.
Kelebihan pupuk organik cair adalah unsur hara yang terdapat
didalamnya lebih mudah diserap tanaman (Murbandono, 1990).
Pemberian pupuk organik cair juga harus memperhatikan dosis yang
diaplikasikan terhadap tanaman. Mengakibatkan timbulnya gejala
kelayuan pada tanaman. (Rahmi dan Jumiati, 2007).
Jenis sampah organik yang bisa diolah menjadi pupuk organik cair
adalah sampah sayur baru, sisa sayuran basi, sisa nasi, air cucian beras,
sisa ikan, ayam, kulit telur, sampah buah seperti anggur, kulit jeruk,
apel, batang pohon pisang dan lain-lain (Hadisuwito, 2007).
Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus dari sampah organik yaitu
bahan organik basah seperti sisa buah dan sayuran. Selain mudah
terdekomposisi, bahan ini juga kaya akan hara yang dibutuhkan
tanaman. Semakin tinggi kandungan selulosa dari bahan organik, maka
proses penguraian akan semakin lama (Purwendro dan Nurhidayat,
2006).
Komposisi air beras selain 90% karbohidrat yang berupa pati, juga
mengandung vitamin, mineral dan protein, 80% protein beras di sebut
protein glutein. Kualitas protein glutein cenderung berupa zat lisin, lisin
sendiri merupakan asam amino essensial pembatas. Adapun penjelasan
air beras di beberapa literatur hanya mengandung karbohidrat dan pati,
tapi kalau menjabarkan 100% karbohidrat dalam jumlah tinggi akan
membentuk proses terbentuknya hormon tumbuh berupa auksin,
gibbereline, dan alanin. Ketiga jenis hormon tersebut bertugas
merangsang pertumbuhan pucuk daun, mengangkut makanan ke sel-sel
terpenting daun dan batang.
Dari struktur mikrobiologi, air beras juga punya keanekaragaman
bakteri antagonis, artinya bisa melawan bakteri jahat/patogen. Juga
dapat menginvasi sel telur hama kutu-kutuan menjadi pecah sebelum
waktunya. Tak ayal daun yang selalu diaplikasikan dengan air cucian
beras sebagai pupuk cair hayati cenderung sehat dan
subur. Bakteri Pseudomonas fluorescens adalah sejenis mikroba atau
mikroorganismeyang beradaptasi serta mengkloning dengan baik pada
sistem perakaran ( akar tanaman ) serta mempunyai keunggulan untuk
mensintesis metabolit untuk proses menghambat perkembangbiakan
patogen. Bakteri Pektolitik pektin adalah sejenis mikroba yang
mensintesis karbohidrat dan asam amino untuk menghasilkan hormon
tumbuh atau ZPT. Bakteri Xanthomonas maltophilia ini menginfeksi
sel hama embun tepung karna perkembangbiakan pesat di atas suhu 33
derajat celcius dan ketersediaan lisis dalam jumlah besar.
Untuk penggunaan hasil pupuk organik cair sebelum digunakan
disaring dan diencerkan terlebih dahulu. Gunakan saringan halus (kain)
untuk menyarik pupuk cair yang telah didiamkan selama 1 minggu.
Cairan tersebut digunakan untuk menyemprot tanaman dengan
perbandingan pengenceran kisaran 1 : 5 hingga 1 : 10. Dalam artian,
setiap 1 liter pupuk organic cair bisa diencerkan dengan 5 liter sampai
10 liter air.

b. Fungsi Pupuk Organik Cair Pada Tanaman


Pupuk cair memang berasal dari bahan sampah maupun limbah.
Biasanya mungkin sampah akan di angkut dengan tempah sampah
kemudian membuangnya pada tempat pembuangan akhir. Padahal cara
ini sebetulnya bisa menghadirkan berbagai macam masalah. Sehingga
cara yang paling efektif dalam menangani sampah bisa di lakukan
dengan mendaur ulang. Sampah non organik bisa didaur ulang menjadi
biji plastik. Sedangkan untuk sampah organik bisa diolah kembali
menjadi pupuk organik maupun pupuk kompos.
Ternyata daur ulang dari hasil sampah ini bukan hanya mampu
menyuburkan tanaman namun juga bisa menyehatkan lingkungan.
Penggunaan dari pupuk tersebut juga tidak akan meninggalkan residu
sehingga tanaman pun masih terbilang aman untuk dikonsumsi.
Diketahui bahwa penggunaan dari pupuk anorganik jika dilakukan
secara terus –menerus tentunya bisa mengakibatkan hal buruk pada
kondisi hara tanah. Pupuk tersebut bisa saja menyebabkan tanah
kekurangan hara.
Tanah yang terlalu sering di beri pupuk anorganik lama-kelamaan
pun bakalan menjadi semakin keras sehingga susah untuk di olah
bahkan juga bisa mengganggu suatu pertumbuhan tanaman.
Di sini pemanfaatan dari pupuk cair pun di butuhkan dengan tujuan
memperbaiki struktur tanah, mengurangi suatu ketergantungan lahan
pada pupuk anorganik sekaligus mampu meningkatkan suatu
permeabilitas tanah. Pastinya pemanfaatan dari pupuk cair pun bisa
membuat kondisi tanah semakin gembur dan mudah sekali dalam
menyerap air.
3. Kondisi Lingkungan
a. Intensitas cahaya
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah
intensitas cahaya. Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi
kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Bagi manusia dan hewan cahaya
matahari adalah penerangan dunia. Selain itu bagi tumbuhan khususnya
yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan
makanan. Makanan yang dihasilkan untuk menentukan ketersediaan energi
untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Cahaya diperlukan oleh
tanaman mulai dari proses perkecambahan biji sampai tanaman dewasa,
dengan demikian cahaya dapat menjadi faktor pembatas utama dalam semua
ekosistem.
Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek cahaya
terpenting sebagai faktor lingkungan, karena berperan sebagai tenaga
pengendali utama dari ekosistem. Intensitas cahaya ini sangat bervariasi
baik dalam ruang/spasial maupun dalam waktu atau temporal. Intensitas
cahaya terbesar terjadi di daerah tropika, terutama daerah kering (zona arid),
sedikit cahaya yang direfleksikan oleh awan. Di daerah garis lintang rendah,
cahaya matahari menembus atmosfer dan membentuk sudut besar dengan
permukaan bumi. Sehingga lapisan atmosfer yang tembus berada dalam
ketebalan minimum.
b. Kelembapan
Kelembaban udara berarti kandungan uap air di udara. Kelembaban
dibutuhkan oleh tanaman agar tubuhnya tidak cepat kering karena
penguapan. Kelembaban yang dibutuhkan tanaman berbeda-beda
tergantung pada jenisnya. Jika ingin mendapatkan produktifitas yang
optimal. Tanaman ada yang membutuhkan kelembaban tinggi dan ada juga
yang membutuhkan kelembaban rendah. Kelembaban udara berpengaruh
terhadap penguapan pada permukaan tanah dan penguapan pada daun.
Kelembaban udara akan berpengaruh terhadap laju penguapan atau
transpirasi. Jika kelembaban rendah, maka laju transpirasi meningkat dan
penyerapan air dan zat-zat mineral juga meningkat. Hal itu akan
meningkatkan ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Dan
sebaliknya jika kelembaban tinggi maka laju transpirasi rendah dan
penyerapan zat-zat nutrisi juga rendah. Hal ini akan mengurangi
ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman sehingga pertumbuhannya
akan terhambat. Sealin itu kelembaban yang tinggi akan menyebabkan
tumbuhnya jamur yang dapat merusak atau membusukkan akar tanaman.
Dan apabila kelembabannya rendah akan menyebabkan timbulnya hama
yang dapat merusak tanaman.
Untuk tanaman kelembaban harus seimbang dengan suhu, karena
apabila kelembaban tinggi maka proses-proses yang terjadi didalam tubuh
tanaman akan terganggu. Kelembaban udara memengaruhi pemanjangan sel
pada tanaman. Kondisi yang lembab menyebabkan banyak air yang diserap
tanaman dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi tersebut mendukung
aktivitas pemanjangan sael-sel. Sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum
sehingga ukuran tanaman semakin besar. Semakin lembab udara maka
pertumbuhan semakin cepat.
Kelembaban udara yang terlalu tinggi akan menyebabkan penyakit
semakin berkembang, penyakit akan menyebar secara luas bila kelembaban
udara lingkungan sesuai dengan kelembaban optimalnya. Penyakit akan
menyebar dengan bantuan hujan, dengan hujan maka bakteri penyebab
penyakit pada tanaman akan lebih mudah berpindah dari tanaman yang
sudah terinfeksi ke tanaman yang sehat sehingga tanaman yang sehat akan
terjangkit penyakit yang sama. Namun bila kelembaban rendah dalam artian
suhu tinggi maka penyebaran penyakit akan berkurang, tapi sebaliknya
hama akan berkembang. Kelembaban sangat berpengaruh terhadap hama
dan penyakit, jika kelembaban tinggi maka tingkat kenaikan penyakit juga
tinggi begitu pula dengan hama bila kelembaban rendah maka hama akan
berkembang dan menyebar. Kelembaban yang optimum juga akan
mendukung perkembangan tanaman yaitu dengan membantu berbagai
proses didalam tanaman.
c. Suhu Lingkungan
Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
perkembangan. Setiap jenis tanaman mempunyai batas suhu optimum,
optimum dan maksimum yang berbeda-beda untuk setiap tingkat
pertumbuhannya. Suhu udara merupakan faktor penting dalam menentukan
tempat dan waktu penanaman yang cocok, bhkan suhu udara dapat juga
sebagai faktor penentu dari pusat-pusat produksi tanaman. Suhu
mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting yaitu membuka dan
menutupnya stomata, sebagai transpirasi, penyerapan air dan nutrisi (unsur
hara), sebagai fotosintesis, sebagai respirasi, mempengaruhi kinerja enzim,
dan pembentukan primordial bunga. Peningkatan suhu sampai titik
optimum akan diikuti oleh peningkatan proses-proses tersebut dan setelah
melewati titik optimum proses tersebut mulai dihambat baik secara fisik
maupun kimia. Menurunnya aktivitas enzim, pada tanaman hortikultura
suhu merupakan faktor penting dalam pembentukan primordial bunga,
dimana dalam pembentukan bunga tanaman dibutuhkan suhu optimal yaitu
suhu yang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan primordial bunga.
Dimana dalam pembentukan bunga tanaman memerlukan suhu optimal
yaitu suhu yang dibutuhkan oleh tanaman dalam pembentukan primordial
bunga.
Batas atas suhu yang mematikan aktivitas sel-sel tanaman berkisar
dari 120º sampai 140º F tetapi nilai ini beragam sesuai dengan jenis tanaman
dan tingkat pertumbuhannya. Fluktuasi suhu dalam tanah akan berpengaruh
langsung terhadap aktivitas terhadap aktivitas pertanian terutama proses
perakaran tanaman didalam tanah. Apabila suhu tanah naik akan berakibat
berkurangnya kandungan air dalam tanah sehingga unsur hara sulit diserap
tanaman, sebaliknya jika suhu tanah rendah maka akan semakin
bertambahnya kandungan air dalam tanah, dimana sampai pada kondisi
ekstrim terjadi pengkristaan. Akibatnya aktivitas akar/respirasi semakin
rendah mengakibatkan translokasi dalam tubuh tanaman jadi lambat
sehingga proses distribusi unsur hara jadi lambat dan akhirnya pertumbuhan
tanaman jadi lambat. Demikian pula dengan suhu yang terlalu tinggi terjadi
aktivitas negative seperti terjadi pembongkaran/perusakan organ. Suhu
maksimal dan minimal berpengaruh terhadap hasil produksi.
d. Curah Hujan
Curah hujan merupakan unsur iklim penting dan menentukan neraca
air tanaman yang terlihat nyata pengaruhnya akibat anomaly iklim.
Sementara kejadian anomaly iklim di Indonesia telah terbukti dominan
mempengaruhi produksi pertanian dan ketahanan pangan. Curah hujan
sangat berpengaruh yang cukup signifikan terhadap produksi tanaman.
jumlah curah hujan secara keseluruhan sangat penting dalam menentukan
hasil tanaman.

4. Deskripsi Tanaman Pacar Air


a. Klasifikasi Tanaman Bunga Pacar Air
Tumbuhan pacar air menurut Cronquist,(1981:834) dan
Phuphathanaphong, 1999:92.
Kingdom :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo :Ericales
Famili :Balsaminaceae
Genus :Impatiens
Spesies :Impatiens balsamina
Nama daerah : Garden balsem dan garden balsamina (Inggris),
balsamine des jardins (Prancis), Banga pacar (Brunei), bungar pecar
(sengkurong Kedayan Malay), Pacar air (Indonesia), pacar banyu
(Java), paru inai (Minangkabau), dan bungatabo, inai ayer, laka kecil
(Malasyia), Kamantigi, solonga (Philiphina), Dau dalet (Myanmar)
dan Thian dok, thian baan, thian suan (Thailand),
(Phuphathanaphong, 1999:92).
Pacar air merupakan tanaman herba berakar tunggang, berbatang
basah, tegak, lunak, bulat, bercabang – cabang sederhana, dengan
buku- buku yang membengkak, warna hijau kekuningan, tidak berbulu
atau berbulu halus saat muda. Pacar air biasanya di tanam sebagai
tanaman hias dengan tinggi 30-80 cm. Arah tumbuhnya tegak dan
percabangannya monopodial. Pacar air mempunyai daun tunggal,
tersusun spiral dan bertangkai pendek, tetapi yang berada dibagian
bawah batang sering kali berhadapan, berbentuk lanset sampai jorong
sempit, berukuran 3-10 cm x 1,5-3 cm, pangkalnya berbentuk pasak,
ujungnya lancip, pinggirnya bergerigi, tidak berbulu dan warnanya
hijau muda
Bunganya 1-3 keluar dari ketiak daun, bunga bewarna cerah ada
beberapa macam warna seperti merah, jingga, ungu, putih. Ukuranya
bervariasi, panjangnya sampai 3,5 cm, daun kelopaknya 3 helai, yang
terbawah terbesar dan mirip daun mahkota, berbentuk corong dan
bertaji; daun mahkotanya 5, tampaknya seperti 3, yang paling atas
bebas dan ujungnya bermukro panjang, yang 4 lainya berdekatan
berpasangan; benang sarinya 5, menjadi satu pada pertengahan ke atas;
bakal buahnya di atas. Buahnya bertipe kapsula berdaging dengan 4-5
katup, jika merekah meledak, berbentuk gelendong lebar, berukuran
12-20 mm x 6-8 mm (Phuphathanaphong, 1999:92-93).

b. Budidaya Tanaman Bunga Pacar Air


Bunga pacar air (Impatiens balsamina Linn)adalah salah satu jenis
bunga yang dapat tumbuh di berbagai jenis lahan. Bunga pacar air ini
memiliki daun lancip, tidak terlalu lebar dan bergerigi. Tanaman bunga
ini biasanya membentuk kumpulan bunga pada bagian ketiak yang
nantinya akan berubah menjadi buah yang berisi biji untuk berkembang
biak. Dilihat sekilas, bentuk buah bunga pacar air ini mirip dengan
pepaya namun berkulit tipis dan tidak terdapat daging buah melainkan
biji saja. Pacara air ini biasanya digunakan untuk kutek atau pewarna
kuku karena apabila diusapkan ke kuku, daunnya digosokkan ke kuku
maka kuku akan berwarna jingga atau oranye karena zat warna
daunnya.
a. Pembibitan Bunga Pacar Air
Bibit bunga pacar air dapat diperoleh dari biji buahnya. Buah
yang akan dijadikan bibit adalah buah yang mulus tanpa cacat fisik
dengan ciri buahnya besar, berwarna kuning kehijauan, matang di
pohon, belum pecah dan berasal daru pohon yang memiliki bunga
lebat. Buah tersebut lalu dipetik dan keringkan hingga pecah
sendiri. Pilihlah biji yang berwarna cokelat dan buang yang
berwarna putih. Jemur lagi hingga biji kering sempurna kemudian
simpan di tempat yang kering.
b. Persiapan dan Penanaman Bunga Pacar Air
Pertama, buatlah media tanam berupa campuran arang
sekam, tanah berpasir, dan kompos/pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1:1. Selanjutnya siapkan pot atau polybag tanam.
Pot yang dapat digunakan minimal berukuran 5-10 cm. Pastikan
pot atau polybag memiliki sistem drainase yang baik sehingga
tanaman tidak membusuk. Sesuaikan pula dengan peletakannya,
Apabila diletakkan di meja atau tempat penting, usahakan beri
penampungan air dibawahnya agar tidak membasahi tempat
peletakan. Jika sermua sudah siap, selanjutnya taburkan biji diatas
media tanam lalu tutup dengan tanah tipis saja dan beri sedikit air
agar kelembabannya terjaga.
c. Perawatan Bunga Pacar Air
Lakukan penyiraman secara rutin selama 1 minggu masa
tanam. Setelah berkecambah dan tanaman telah berumur 3-4 mingu
beri pupuk kandang/kompos dengan dosis 1 sdm/tanaman/pot.
Ulangi pemupukan tersebut setelah umur 2 bulan, setelah itu
hentikan pemupukan. Apabila tanaman biasa diletakkan di tempat
teduh atau ruangan maka sesekali pot diletakkan diluar agar terkena
sinar matahari sehingga dapat tumbuh subur.

Dalam budidaya bunga pacar air perlu memperhatikan


berbagai aspek, diantaranya jarak tanam, pemupukan, sampai
dengan waktu tanam yang berpengaruh pada keberlanjutan daripada
budidaya pacar air.

Bukan tanpa alasan, waktu tanam akan mempengaruhi


keberlanjutan daripada budidaya pacar, jika melihat dari umur
tanaman pacar air yang hanya 3-4 bulan dan usia siap berbunga pada
usia 4 minggu maka perlu adanya penanaman tanaman bunga pacar
air baru pada lahan yang baru di usia pacar air yang ke 2 bulan demi
keberanjutan produksi bunga pacar air.

c. Manfaat Tanaman Bunga Pacar Air


Jika di desa, pacar air sering digunakan sebagai pacar kuku
(pewarna kuku) alami yang bisa memberikan warna kemerahan yang
alami pada kuku yang tentunya akan sangat bermanfaat untuk
kecantikan, cara penggunaannya cukup mudah, karena daun pacar
air hanya perlu di tumbuk sampai halus, kemudian hasil tumbukan
daun di tempelkan pada kuku dan tunggu beberapa saat sampai
warna menempel di kuku.
Namun agaknya seiring dengan perkembangan zaman, pewarnaan
kuku menggunakan daun pacar air sudah jarang sekali di jumpai,
bahkan mungkin sudah tidak ada, karena terganti dengan bahan
pacar air yang lebih modern dengan berbagai pilihan warna yang
beragam, sehingga sekarang ini daun pacar air seringkali hanya di
gunakan untuk mainan anak-anak.
Tanaman yang seringkali di buat mainan oleh anak-anak ini
ternyata kaya akan khasiat dan manfaat, diantaranya adalah bisa
bermanfaat sebagai obat untuk haid yang tidak teratur, obat kanker
dan juga bisa bermanfaat untuk perawatan dan kecantikan. Cara
pengobatan haid yang tidak teratur yang digunakan untuk
pengobatan haid yang tidak teratur adalah bunga pacar air yang baru
dipetik (masih segar) sebanyak 6 gr, daun jung rahab sebanyak 4 gr,
temu putih 6 gr, kemudian cuci semua bahan sampai bersih dan rebus
menggunakan air sebanyak 100 ml, tunggu sampai mendidih dan
minum air rebusan 1x sehari, tentunya tunggu air sampai dingin
sebelum diminum.
Manfaat tanaman bunga pacar air selain digunakan untuk
kecantikan, dan pengobatan. Tanaman ini merupakan tanaman hias
yang banyak di budidayakan di Bali. Hal ini karena bunga pacar air
umum digunakan sebagai bahan perlengkapan persembahyangan bagi
umat Hindu (disebut ’canang’). Kebutuhan akan bunga pacar air cukup
besar di Bali, karena bunga ini tidak hanya digunakan untuk
persembahyangan hari-hari besar umat Hindu, tetapi juga untuk
persembahyangan sehari-hari. Bunga pacar air memiliki warna yang
bervariasi yang menambah keindahan ’canang’. Tetapi bunga ini cukup
tipis serta mudah layu dan busuk. Oleh karena itu usaha pemuliaan
tanaman untuk menghasilkan kualitas bunga pacar air perlu dilakukan.

5. Deskripsi Kebun Percobaan Jurusan Biologi Undiksha


Kebun percobaan Jurusan Biologi Undiksha terletak di lingkungan
Laboratorium Jurusan Biologi Undiksha khusunya di areal Glasshouse
(Rumah Kaca) Jurusan Biologi. Di areal kebun percobaan ini juga terdapat
rumah kompos, kebun tanaman langka dan rumah kaca. Rumah
kaca (disebut juga rumah hijau dan rumah tanaman) adalah
sebuah bangunan di mana tanaman dibudidayakan. Sebuah rumah kaca
terbuat dari gelas atau plastik. Tempat ini menjadi panas karena radiasi
elektromagnetik yang datang dari matahari memanaskan tumbuhan, tanah,
dan barang lainnya di dalam bangunan ini.
Khusus kebun percobaan Jurusan Biologi terletak di areal (didepan
glasshouse) yang merupakan lahan yang dapat digunakan untuk kegiatan
hortikultura. Merupakan lahan yang sudah dimanfaatan untuk kegiatan
perkuliahan ataupun untuk penelitian dibidang hortikultura, fisiologi
tumbuhan dan penelitian lain yang terkait dengan tumbuhan.
6. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya yang dinilai relevan dengan penelitian ini dapat diuraikan
kajiannya sebagai berikut.
- Tanaman pacar air dapat digunakan untuk obat topikal yang mempunyai
efek antifruritik yang dapat mengobati beberapa tipe dari dermatitis.
Telah dilaporkan juga tanaman tersebut digunakan sebagai
antianafilaksis, antihistamin, antiplatelet,. Senyawa aktif utama dari
tanaman pacar air adalah 1,4-naftokuinon (balsakuinon) (Oku dan
kyoko 2002).
- Dari penelitian terdahulu telah dilaporkan bahwa tanaman ini telah
berhasil mengisolasi Skopoletin dari daun pacar air. Namun sejauh ini
belum ada laporan tentang aktivitas biologis, dalam hal ini sifat
antimikroba dan senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas
tersebut, dimana pada uji pendahuluan ekstrak metanol dari daun pacar
air menghambat pertumbuhan bakteri uji Staphylococus aureus. Dari uji
pendahuluan metabolit sekundernya daun pacar air mengandung
kumarin, flavonoid, kuinon, saponin dan steroid, diduga salah satu dari
senyawa tersebutlah yang bertanggung jawab terhadap aktivitas anti
bakteri ekstrak daun pacar air.
- Pupuk Organik Cair
Air cucian beras memiliki kandungan zat yang berdampak baik
untuk tanaman, dan ada kandungan bakteri serta vitamin dan mineral di
cairan yang bermanfaat. Air cucian beras sudah bertahun-tahun
dianggap sebagai POC (Pupuk Organik Cair) di Indonesia. Pada air
cucian beras terdapat zat pati dengan kandungan karbohidrat sejumlah
85 sampai 90%. Sedangkan bakteri Pseudomonas flurescens yang
terdapat di dalam cairan akan beradaptasi dan melipatganda di sistem
perakaran, juga melakukan sistem metabolit yang berfungsi sebagai
proses menghambat perkembangbiakkan patogen dan meningkatkan
daya tahan tanaman.
Limbah air cucian beras merupakan hasil buangan yang berasal dari
suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga)
yang tidak memiliki nilai ekonomis lagi, air cucian beras mengandung
banyak nutrisi yang terlarut didalamnya diantaranya adalah 80%
vitamin B1, 70% vitamin B3, 90% vitamin B6, 50% mangan, 50%
fosfor, 60% zat besi (Nurhasanah, 2011). Vitamin B1 memiliki
keuntungan menstimulasi pertumbuhan akar atau mengurangi syok
transplantasi pada tanaman. Menurut periset dari Advanced Nutrienf,
penambahan suplemen vitamin B, termasuk dari air cucian beras,
memproduksi tanaman yang lebih kuat dengan hasil yang lebih tinggi,
dibandingkan dengan yang tak mendapatkan penambahan suplemen.
Air cucian beras merupakan limbah yang berasal dari proses
pembersihan beras yang akan dimasak. Limbah cair ini biasanya
dibuang percuma, pdahal kandungan senyawa orgnaik dan mineral yang
dimiliki sangat beragam. Kandungannya antara lain karbohidrat,
nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfur, besi dan vitamin B1 (G.M
dkk, 2012). Pemberian air limbah ini dapat meningkatkan pertumbuhan
dan berat kering tanaman pacar air (Ratnadi dkk, 2014).

7. Kerangka Berpikir dan Hipotesis


a. Kerangka Berpikir
Kehidupan mayoritas masyarakat Bali beragama Hindu tidak dapat
lepas dari konsumsi bunga sebagai salah satu sarana wajib
persembahyangan setiap harinya. Tingginya konsumsi bunga di Bali
diimbangi juga oleh minat produksinya. Bunga pacar air merupakan salah
satu jenis bunga yang banyak digunakan.
Fenomena ini menjadi alasan petani di beberapa daerah di Bali
mengusahakan sebagian bahkan seluruh lahan tani yang digarapnya untuk
mengusahakan tanaman bunga pacar air guna memenuhi kebutuhan dan
mendapat pasar setiap hari bagi produknya. Keberadaan musim tanam
bunga pacar air dapat dilihat pada musim hujan maupun kemarau. Kegiatan
usahatani bunga pacar air dilakukan sepanjang musim dengan alasan masa
panen dapat dilakukan setiap hari selama dua bulan terus menerus mulai
dari bulan kedua setelah penanaman, sehingga pendapatan dapat diperoleh
dari hasil penjualan setiap harinya juga. Dilihat dari penggunaan bunga
yang juga setiap hari, kebutuhan akan Bunga pacar air ini pun terus
meningkat. Hal ini tentunya mempengaruhi harga bunga dipasaran yang
bisa menembus harga Rp 45.000/kg.
Selain itu, pupuk juga mempengaruhi keberhasilan menanam pacar
air. Penggunaan pupuk organik dalam memanfaatkan barang sekitar atau
bahkan yang sudah menjadi limbah sekitar masyarakat tentunya sangat
diperlukan dalam jaman sekarang yang limbah jarang dimanfaatkan.
Tentunya yang organik akan memberikan dampak yang baik jika dilihat
dari kesehatan tanah dan kesehatan hasil pertanian.

Instrumental Input
Pupuk Organik Cair

Process Output
Raw Input
Pemberian pupuk Pertumbuhan
Tanaman Bunga Pacar Air
organik cair Tanaman Bunga
Pacar Air

Enviromental Input
Kondisi lingkungan budidaya

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

b. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian maka dirumuskan
hipotesis sebagai berikut.
1. Penggunaan pupuk organik cair berupa limbah air cucian beras dan
batang pohon pisang meningkat pertumbuhan bunga pacar air
dilihat dari warna daun, diameter batang dan berat basah tanaman.
2. Penggunaan pupuk organik cair berupa limbah air cucian beras dan
batang pohon pisang meningkat pertumbuhan bunga pacar air
dilihat dari bunga yang dihasilkan.

H. Metode Penelitian
a. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a) Alat dan Bahan Budidaya Tanaman Pacar Air
1. Cangkul
2. Sabit
3. Mulsa plastic
4. Tray semai
5. Biji bunga pacar air
6. Pupuk kandang (kotoran sapi)
7. Sekam padi

b) Alat dan Bahan Pembuatan Pupuk Organik Cair


1. Botol air mineral bekas ukuran besar dan ukuran kecil
2. Selang plastic kecil
3. 2 liter Air cucian beras
4. 1 kg Bonggol pisang
5. 0,2 kg Gula Merah
6. Air bersih

b. Metode Pelaksanaan
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan persiapan lahan dimulai dari pembersihan lahan,
pengukuran lahan, pengecekan kondisi lahan (penyerapan air, pH
tanah, jenis dan tekstur tanah).
b. Melakukan pengolahan lahan yang dimulai dengan pembersihan
lahan.
c. Melakukan penggemburan tanah dan mengeringkan lahan
sebelum melakukan pemupukan (3-4 hari) yang tergantung
keadaan cuaca.
d. Menyiapkan pupuk kandang (kotoran sapi) yang sudah kering
dan siap diaplikasikan dilahan dengan perbandingan 3:1.
e. Melakukan pemupukan awal dengan pupuk kandang yang
tanahnya digemburkan.
f. Mengeringkan lahan setelah pemupukan dengan pupuk kandang
untuk menghilangkan efek panas dari pupuk kandang (5-7 hari).
g. Dalam menunggu lahan kering dilanjutkan dengan menyiapkan
pupuk organic dan semai bibit.
h. Untuk pupuk organik cair. Langkah pembuatannya yaitu dengan
menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Botol yang
digunakan yaitu 1 botol besar dan 1 botol kecil yang tutupnya
dihubungkan dengan selang air kecil. Botol yang lebih besar diisi
dengan campuran pupuk organik cair dan botol yang kecil diisi
dengan air bersih Untuk 2 liter air cucian beras dicampur dengan
bonggol pisang sebanyak 1 kg yang sudah dipotong kecil-kecil
dan ditambahnya gula merah cair sebanyak 0,2 kg. campuran
tersebut kemudian difermentasikan dalam botol yang sebelumnya
sudah dirangkai. Kemudia difermentasikan atau dibiarkan kurang
lebih selama 14 hari untuk siap digunakan.
i. Untuk semai bibit, disiapkan tray semai yang sudah diisi dengan
tanah yang dicampur dengan arang sekam untuk media semai.
Kemudian semai bibit dengan memberikan 1 biji bunga pacar air
di dalam lubang tray semai. Dilakukan penyiraman dan
diletakkan ditempat yang tidak terlalu kena sinar matahari.
j. Kembali ke pengolahan tanah setelah dilakukan pengeringan
yaitu dilakukan pembuatan bedengan. Dibuat dengan panjang
400 cm, lebar 80 cm, tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan yaitu
30 cm.
k. Melakukan pemasang mulsa plastic di bedengan dan
memyiapkan lubang tanam pada mulsa dengan jarang 30 cm antar
lubang tanam dan ada 2 baris lubang tanam pada tiap-tiap
bedengan.
l. Melakukan pemasangan paranet diatas bedengan untuk naungan
tanaman saat nanti dipindahkan.

2. Tahap Pelaksanaan
a. Pemindahan bibit ke bedengan dilakukan setelah ada 2 pasang
daun diatas kotiledon agar bibit siap untuk dipindahkan.
b. Dilakukan penyiraman dan perawatan tanaman setiap hari.
c. Pemupukan dengan pupuk organic cair pada minggu ke-2 setelah
penanaman. Untuk penggunaan pupuk organik cair tersebut
diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 liter pupuk organik
diencerkan dengan 5 liter air. Untuk dosis yang digunakan yaitu
untuk 1 tanaman diberi pupuk organik cair sebanyak 200 ml.
d. Setiap minggu (selama 4 minggu diambil) data tanaman yaitu
jumlah daun, warna daun, lebar daun, tinggi tanaman, diameter
tanaman.
e. Panen bunga diperkiran bisa dipanen saat 60 hari setelah tanam.
f. Panen bisa dilakukan 2 kali sehari atau 1 kali sehari tergantung
banyaknya hasil bunga.
g. Setelah semua data didapatkan, dilakukan pengolahan data dan
penyususnan laporan.

I. Jadwal Waktu Penelitian


a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di kebun percobaan Jurusan Biologi, Universitas
Pendidikan Ganesha, Singaraja, Bali.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yaitu bulan Februari 2019 sampai dengan bulan Mei
2019 dengan rincian sebagai berikut.
Kegiatan Februari Maret Mei
I II III IV I II III IV I II III IV
Penyiapan
Lahan,
Pemupukan,
Pembibitan
Penanaman
di Lahan
Pemberian
pupuk 1,
perawatan
tanaman
Pengambilan
data 1
tumbuhan,
pemeliharaan
tanaman.
Pengambilan
data 2
tumbuhan,
pemeliharaan
tanaman.
Pengambilan
data 3
tumbuhan,
pemeliharaan
tanaman.
Pengambilan
data 4
tanaman,
Pemeliharaan
tanaman.
Panen bunga
pacar air

J. Daftar Rujukan

Anda mungkin juga menyukai