Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN

Hubungan Tumbuhan dengan Air

Oleh:

Yoanda Reski Amallia (1301506)

Dosen Pembimbing:

Dr. Azwir Anhar, M.Si.


Irma Leilani Eka Putri, S.Si., M.Si.

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan makalah
Fisiologi Tumbuhan

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :


1. Dosen pembimbing mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
2. Teman-teman yang telibat dalam penilisan makalah ini.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Fisiologi Tumbuhan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini banyak terdapat kekurangan


,maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca.

Padang, 1 September 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Pengatar ........................................................................................... 1
B. Tujuan .............................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Transpor Air ................................................................................... 3
B. Transpirasi ...................................................................................... 8
C. Gutasi .............................................................................................. 12

BAB III. PENUTUP ....................................................................................... 15


A. Kesimpulan ...................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengantar
Untuk hidup, tumbuhan membutuhkan air, gas-gas serta zat-zat hara
yang diambil dari lingkungannya. Tumbuhan memiliki akar, batang dan daun
dengan fungsinya masing-masing. Pada umumnya, air dan zat-zat hara tanah
diserap melalui akar. Sebagian zat yang lain terutama gas O2 dan CO2, diserap
melalui daun. Selanjutnya, zat-zat tersebut akan dibawa ke daun karena daun
merupakan pusat aktivitas penyusunan zat-zat yang dibutuhkan tumbuhan.

Tumbuhan mengeluarkan zat-zat tertentu ke lingkungannya. Zat-zat tertentu


tersebut di samping merupakan sisa metabolisme yang memang harus keluar dari
jaringan, juga beberaapa jenis zat yang lain dengan kepentingan tertentu. Dengan kata
lain, tumbuhan melakukan pertukaran zat.

Seperti halnya pada semua organisme, tumbuhan memiliki atau


mengembangkan alat khusus untuk melakukan pertukaran zat. Alat ini dapat berupa
unit organela sel tertentu, sel tertentu yang mengalami modifikasi, jaringan tertentu
yang terspesialisasi mendukung fungsi pengeluaran zat atau bahkan merupakan
organisasi tingkat organ. Daun merupakan organ paling penting untuk pertukaran gas
(Gambar).

Alat-alat pertukaran zat yang penting pada tumbuhan terutama adalah stomata.
Tumbuhan memiliki alat alat lain yang fungsinya lebih menonjol untuk pengeluaran,
seperti lentisel, hidatoda, sel-sel epidermis akar, trikomata dan sel-sel kelenjar.
Melalui kelenjar nektaria, tumbuhan mengeluarkan madu. Melalui trikomata,
tumbuhan melepaskan air atau zat-zat toksik tertentu yang digunakan untuk
pertahanan dari predator atau organisme pathogen. Melalui sel-sel khusus modifikasi
epidermis daun pada tumbuhan halofit, tumbuhan pantai mengeluarkan kelebihan
garamnya (Na+) ke lingkungannya. Jaringan epidermis akar juga digunakan untuk
mengeluarkan cairan atau exudat akar, yang berisi air dan bermacam-macam bahan
organik, antara lain asam-asam fenolat, asam amino, dan gula sederhana.

B. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan mengenai transpor air pada tumbuahan
2. Menjelaskan mengenai transpirasi pada tumbuhan
3. Menjelaskan mengenai gutasi pada tumbahan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Transpor Air
Setelah zat-zat menembus masuk ke dalam jaringan akar, selanjutnya akan
diangkut menuju daun untuk diolah menjadi berbagai zat yang dibutuhkan dalam
tubuh seperti lemak, protein, vitamin dan zat-zat penting lainnya.

Pengangkutan zat pada tumbuhan berlangsung melalui dua cara, yakni :


1. di luar pembuluh angkut (ekstravaskuler)
2. di dalam pembuluh angkut (vaskuler/intravaskuler)

1. Pengangkutan ekstravaskuler
Pengangkutan ekstravaskuler merupakan pengangkutan air dimulai dengan
penyerapan oleh bulu akar, kemudian masuk menuju sel-sel epidermis. Dari
sel epidermis, air menuju korteks, dan diteruskan ke sel-sel endodermis.
Akhirnya, air masuk ke stele. Dari korteks, air didistribusikan menuju sel-sel
untuk proses metabolisme tubuh. Pengangkutan ekstravaskuler berlangsung
dalam dua cara, yakni :
a. Simplastik : Pengangkutan air dari sel ke sel melalui plasmodesmata
(pengangkutan melalui bagian yang hidup dari sel)
b. Apoplastik: pengangkutan dari ruang antar sel ke ruang antar sel lain
(melalui bagian yang tak hidup dari sel)
2. Pengangkutan Vaskuler
Pengangkutan zat secara fasikuler terjadi melalui pembuluh kayu
(xilem) dan pembuluh kulit (floem). Pengangkutan air dari akar ke batang
terjadi melalui pembuluh kayu, membentuk aliran air (benang air). Setelah
mencapai daun, sebagian dimanfaatkan oleh sel-sel daun untuk memasak
makananm. Sebagian air dan garam mineral yang lain dipindah ke floem,
menyatu dengan aliran sukrosa (asimilat).
Pada tumbuhan dikotil, bagian xilem berada di bagian kayu,
seddangkan floemnya berada di bagian kulit dekat kambium. Pada
monokotilseperti jagungdan tebu, xilem dan floem bersatu membentuk satu
berkas angkutan. Letaknya tersebar. Sedang pengangkutan hasil
fotosintesis dari daun ke bagian tubuh yang lain dilakukan melalui
pembuluh kulit (pembuluh tapis) dan membentuk aliran asimilat. Selain
asimilat, melalui floem juga diangkut bermacam-macam zat organik
lain, hormon dan juga ion-ion atau garam mineral yang berasal dari xilem.

a. Faktor-faktor Pengangkutan dalam xilem


Ada banyak faktor yang mempeengaruhi pengangutan air atau
larutan tanah dalam xilem. Faktor tersebut meliputi faktor internal dan
eksternal atau kesatuan sistem antara sistem tanah-jaringan udara.
Faktor internal meliputi tekanan akar, daya kapilaritas dan daya hisap
daun.

1) Daya tekan akar.


Bila batang pisang dipotong, maka air akan keluar melalui
permukaan potongan batangnya. Air terdorong ke luar karena
adanya tekanan akar. Karena itu, tekanan akar menjadi salah satu
pendorong masuknya air dari tanah ke dalam akar.
2) Daya hisap daun.
Daya hisap daun terjadi sebagai akibat penguapan air di permukaan
daun yang disebut transpirasi. Besarnya penguapan air tergantung
pada luas permukaan daun. Makin luas permukaan daun makin besar
daya hisap daun.Karena air dalam tubuh tumbuhan membentuk
benang air, maka lepasnya molekul air pada daun akan diikuti
naiknya air pada akar dan batang. Selanjutnya air dari tanah juga
akan terserap masuk ke akar.

3. Daya kapilaritas.
Diameter xilem adalah sangat kecil sehingga menghasilkan
daya kapilaritas air di dalam xilem. Daya kapiler ini
berbanding terbalik dengan jari-jarinya. Dengan demikian, pada
buluh yang semakin kecil akan menghasilkan daya kapilaritas
semakin besar. Daya kapilaritas didukung oleh dua kekuatan pada
air, yaitu daya kohesi dan adhesi.
a) Daya kohesi air. Antar molekul air terjadi saling ikat yang
menyebabkan air akan membentuk seperti benang air. Bila salah
satu bagian air bergerak menyusup ke ruang-ruang antar sel,
maka akan diikuti oleh bagian air yang lain.
b) Daya adhesi air. Air dapat merambat melalui benda
yang dilewatinya, karena air memiliki daya ikat terhadap
permukaan benda lain. Daya adhesi air akan tergantung dari
sifat benda yang dilalui. Daya ikat air terhadap benda lain ini
disebut daya adhesi. Ingat, minyak dapat merambat melalui
sumbu, demikian pula air dapat merambat melalui dinding sel
akar yang dilewatinya.

4. Tingkat bukaan stomata. Derajat bukaan stomata akan


menentukan daya hantar (konduktivitas) gas-gas melewatinya
(pertukaran zat). Buka tutupnya stomata dipengaruhi oleh banyak
faktor, meliputi faktor klimatik, edafik, gas- gas di udara (O2, CO2)
dan faktor-faktor internal seperti fotosintesis, asam abskisat (ABA =
suatu hormon), kondisi cairan tubuh, dsb. Hal ini terkait langsung
dengan laju transpirasi.

b. Faktor eksternal
Faktor-faktor eksternal penting meliputi :
1) Faktor klimatik, meliputi suhu udara, kelembaban, cahaya
(intensitas & lama pencahayaan), kecepatan angin.
2) Faktor edafik, terutama kelembaban (kadar air tanah) dan suhu tanah
Keadaan di dalam jaringan dandi luar jaringan secara sistemik akan
menentukan terbentuknya beda (gradien) potensial air antara tanah-
jaringan-udara. Beda potensial air ini menjadi salah satu pendorong
aliran air (water stream) mulai dari penyerapan pengangkutan
pelepasan (transpirasi). Pengaturan atau kontrol laju pelepasan air
dilakukan tumbuhan dengan cara mengatur tingkat bukaan stomata.

c. Sifat pengangkutan di Floem


1) Terjadi dalam dua arah secara bersamaan (bidirectional transport)
2) Mengangkut asimilat berupa gula sukrosa, bukan berupa glukosa
3) Selain sukrosa, melalui floem diangkut pula ion-ion, air, asam-
asam organik, asam amino dan juga hormon tumbuhan.
4) Banyak teori tentang transpor dalam floem, di antaranya adalah
teori aliran massa (mass flow, bulk flow), yang terjadi karenaadanya
perbedaan (gradien) sukrosa antara bagiandaun batang dan akar.
Teori ini sangat dikenal dengan teori Munk.

B. Transpirasi
Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang
terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel.
80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar
peranannya dalam transpirasi.

Tabel 1. perbedaan Transpirasi dengan Evaporasi

Transpirasi Evaporasi

1. Proses fisiologis atau fisika 1. Proses fisika murni


yang termodifikasi
2. Diatur bukaan stomata 2. Tidak diatur bukaan
stomata
3. Diatur beberapa macam 3. Tidak diatur oleh tekanan
tekanan
4. Terjadi di jaringan hidup 4. Tidak terbatas pada
jaringan hidup
5. Permukaan sel basah 5. Permukaan yang
menjalankannya menjadi
kering

1. Mekanisme Transpirasi

2. Macam Transpirasi
a. Stomater : 80-90% total transpirasi
b. Kutikuler: 20% total transpirasi
c. Lentikuler : 0,1% total transpirasi

3. Mekanisme Bukaan Stomata


Stomata membuka karena sel penjaga menyerap air dan mengembang.
Mekanisme membuka menutupnya stomata merupakanperistiwa yang
kompleks. Para Fisiolog sependapat bahwa membuka menutupnya stoma
terjadi karena perubahan atau pengaturan turgor sel penutup. Tekanan turgor
terbentuk oleh adanya aliran air dari sel-sel sekitarnya. Keluar masuknya air
dari dan ke sel penutup pada dasarnya adalah peristiwa osmosis (difusai air
melalui membran). Masuknya air air secara osmotik ke sel penutup membuat
stoma membuka. Sebaliknya, stoma akanmenutup seiring dengan keluarnya air
dari sel penutup ke sel-sel sekitarnya.

Banyak faktor mempengaruhi aktivitas buka-tutupnya stoma. Kondisi


lingkungan tersebut antara lain seperti konsentrasi CO2, suhu, kelembaban
udara, intensitas pencahayaan, dan kecepatan angin. Pada umumnya stoma
membuka pada siang hari, kecuali tumbuhan gurun. Membukanya stomata
pada malam hari untuk tumbuhan gurun merupakan bentuk adaptasi fisiologis
untuk mengurangi resiko hilangnya air berlebihan.

Gambar. Faktor faktor membuka menutupnya stoma

Arah pergerakan air ditentukan oleh perbedaan potensial air atau tekanan
osmotik antara sel penutup dengan sel-sel di sekitarnya. Bila tekanan osmotik sel
penutup lebih negatif (PO meningkat; cairan sel lebih pekat; potensial airnya lebih
rendah) daripada sekelilingnya, maka air dari sel-sel sekitarnya akan bergerak masuk
menuju sel penutup. Sebaliknya, jika PO sel penutup lebih rendah atau
potensialairnya lebih tinggi, maka air akan berosmosis dari sel penutup menuju sel
tetangga. Persoalannya adalah bagaimana mekanisme tumbuhan mengontrol PO yang
dinamis sesuai fluktuasi perubahan lingkungannya

Beberapa teori berusaha menjelaskan mekanisme buka tutupnya stomata, di


antaranya adalah teori gerakan atau pompa ion K. Masuknya ion K terjadi secara
difusi melalui pertukaranion dengan Cl- dan H+. Telah diketahui bahwa K+ terlibat
dalam metabolisme karbohidrat, karena perananya mendukung aktivitas enzim
fosforilase. Enzim ini berperan dalam konversi amilum menjadi glukosa. Bila ion K
meningkat pada sel penutup, aktivitas pengubahan amilum menjadi glukosa juga
meningkat. Dengan bertambahnya konsentrasi glukosa sel penutup maka akan
meningkatkan potensial osmotik selnya. Dengan demikian akan menggerakkan air
sel-sel sekitarnya berosmosis menuju sel penutup. Akibatnya, tekanan turgor sel
penutup meningkat dan stoma membuka.

Gambar : Perubahan K+ dan pH pada buka tutup stoma


4. Faktor yang mempengaruhi laju Transpirasi

Tabel 2. Faktor yang mempengaruhi laju Transpirasi

Faktor lingkungan Faktor tanaman

1. kelembaban udara 1. stomata: jumlah per satuan luas,


2. suhu letak stomata (permukaan bawah
3. kecepatan angin atau atas daun, timbul/
4. cahaya tenggelam), waktu bukaan
5. tekanan udara stomata
6. ketersediaan air tanah 2. daun: berbulu/tidak, warna
7. debu daun(kandungan klorofil daun),
posisinya menghadap matahari
secara langsung atau tidak

5. Peranan Transpirasi
a. Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel
b. Penyerapan dan pengangkutan air, hara
c. Pengangkutan asimilat
d. Membuang kelebihan air
e. Pengaturan bukaan stomata
f. Mempertahankan suhu daun , mendingikan daun
g. Memindahkan bahang kelingkungan

C. Gutasi
Merupakan proses pengeluaran air dalam bentuk tetesan melalui sebuah
celah yang disebut hidatoda. Hidatoda, yaitu suatu lubang yang terdapat pada
ujung urat daun yang sering kita jumpai pada spesies tumbuhan tertentu.
Tabel 3. Perbedaan Transpirasi dan Gutasi

Transpirasi Gutasi

1. terjadi pada siang hari 1. pada malam hari

2. air yang hilang berbentuk 2. air yang keluar berbentuk cair


uap air

3. yang dilepaskan uap air 3. cairan mengandung solute,


murni seperti gula dan garam

4. terjadi melewati stomata, 4. melewati hidatoda


lubang kutikula, dan lentisel

5. terkendali oleh bukaan 5. tidak terkendali


stomata
6. menurunkan suhu 6. tidak menurunkan suhu
permukaan tanaman permukaan

1. Faktor yang menyebabkan gutasi pada tumbuhan antara lain adalah:


a. Penyerapan air oleh akar secara terus-menerus atau akar mengalami
tekanan positif . Semakin banyak air yang diserap oleh akar, semakin
besar kemungkinan tumbuhan dalam melakukan gutasi. Semakin rendah
laju penyerapan air oleh akar, maka proses gutasi pada tumbuhan sangat
mungkin tidak akan terjadi. Karena itu tumbuhan yang paling banyak
mengalami gutasi adalah tumbuhan yang hidup di air.
b. Laju tranpirasi yang rendah. Tumbuhan yang memiliki laju transpirasi
rendah akan mengalami gutasi. Hal ini disebabkan karena sel-sel pada
jaringan telah kelebihan air disebabkan penyerapan akar yang terus-
menerus. Sehingga jika laju transpirasi rendah maka air keluar lewat
proses gutasi.
c. Kelembaban udara yang tinggi. Sel-sel jaringan tumbuhan akan
kelebihan air akibat kelembaban udara yang tinggi. Sehingga sel-sel
kaya akan air dan harus dikeluarkan agar tidak terjadi plasmolisis sel.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Transpor air pada tumbuhan ada dua cara, yaitu pengangkutan ekstravaskuler
dan pengangkutan intravaskuler.
2. Pengangkutan ekstravaskuler terjadi melalui ruang antar sel, sedangkang
pengangkutan vaskuler melalui pembuluh angkut.
3. Factor yang mempengaruhi laju transpr air ada 4 yaitu: tekanan, daya hisap
daun, nukaan stomata dan daya kapilaritas.
4. Transpirasi merupakan proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari
jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati
stomata, lubang kutikula, dan lentisel.
5. Transpirasi dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor tumbuhan itu
sendiri.
6. Peranan transpirasi:
a. Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel
b. Penyerapan dan pengangkutan air, hara
c. Pengangkutan asimilat
d. Membuang kelebihan air
e. Pengaturan bukaan stomata
f. Mempertahankan suhu daun , mendingikan daun
g. Memindahkan bahang kelingkungan
7. Gutasi merupakan proses pengeluaran air dalam bentuk tetesan melalui
sebuah celah yang disebut hidatoda.
8. Perbedaan Transpirasi dan Gutasi

Transpirasi Gutasi

1. terjadi pada siang hari 1. pada malam hari


2. air yang hilang berbentuk 2. air yang keluar berbentuk
uap air cair
3. yang dilepaskan uap air 3. cairan mengandung solute,
murni seperti gula dan garam
4. terjadi melewati stomata, 4. melewati hidatoda
lubang kutikula, dan lentisel
5. terkendali oleh bukaan 5. tidak terkendali
stomata
6. menurunkan suhu 6. tidak menurunkan suhu
permukaan tanaman permukaan

Anda mungkin juga menyukai