Anda di halaman 1dari 16

Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Lamtoro Sebagai Pupuk

Organik Cair Dan Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan

Kacang Tanah ( arachis hypogaea L. )

METODE PENELITIAN (IDIK4007)

Oleh
LAILATUL IZZA
857795164

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2021.2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho
Nya, penulis akhirnya mampu menyelesaikan tugas proposal yang berjudul " Efektifitas
Pemberian Ekstrak Daun Lamtoro Sebagai Pupuk Organik Cair Dan Intensitas Cahaya Terhadap
Pertumbuhan Kacang Tanah”.
Dalam menyusun proposal ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun
berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga penulis mampu
menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada :
1. Ibu dan Ayah, atas semua doa dan bantuan finansial untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat dan motivasi bagi penulis
untuk menyelesaikan proposal ini.
3. Spesial untuk Ibu Dewi Nur Masita, M.Pd.selaku tuton mada mata kuliah ini , karena
dengan cinta dan setia memberikan ilmu serta semangat yang tulus untuk mendorong
penulis menjadi orang yang lebih baik.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam proposal ini. Oleh karena itu segala
kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik.

Semoga proposal penelitian “Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Lamtoro Sebagai Pupuk
Organik Cair Dan Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang”. ini bermanfaat bagi kita
semua.

Purwodadi, 2 November 2021,

Lailatul Izza
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kacang tanah (Arachis hypogaeaL.) merupakan tanaman leguminosa yang cukup
penting di Indonesia.Tanaman ini merupakan tanaman yang paling banyak ditanam
setelah padi, jagung, dan kacang kedelai.
Kacang tanah memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan tanaman
kacang-kacangan yang lain yaitu: lebih tahan terhadap kekeringan, hama dan penyakit
relative sedikit, panen relative cepat, pada umur 55-60 hari, cara tanam dan pengelolaan
dilapangannya serta perlakuan pasca panen relative mudah, kegagalan panen total relatif
kecil, harga jual tinggi dan stabil.( Surbakti, 2011).
Pemanfatan pupuk organik sangat penting dalam mempertahankan nutrisi di
dalam tanah.Penggunaan pupuk organik selain menambah unsur hara dalam tanah juga
dapat memperbaiki sifat fisik dan aktifitas organisme tanah.Pupuk organik yang
digunakan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tanah umumnya masih
terfokus pada penggunaan pupuk kandang dan kompos dengan dosis tinggi. Dengan
kemajuan teknologi, salah satu pupuk organik yang baik digunakan adalah dengan
menggunakan pupuk organik cair.
Pupuk organik cair dapat berupa hasil fermentasi dari pupuk
kandang dan pupuk kompos maupun hasil dari ekstraksi daun-daun.
Kandungan nutrisi dalam daun sangat bermanfaat bagi pertumbuhan
tanaman. Banyak kita jumpai daun-daun yang kurang dimanfaatkan, salah
satunya adalah daun lamtoro.
Lamtoro merupakan tumbuhan perdu yang mudah ditemukan di
Indonesia. Pada umumnya daun lamtoro hanya dimanfaatkan untuk
makanan ternak. Kebanyakan masyarakat tidak mengetahui kandungan
dari daun lamtoro tersebut yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
Sebagai pupuk daun, lamtoro mengandung 3,84%N, 0,20%K, 1,31%Ca,
0,33%Mg ( Palimbungan dkk, 2006). Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh
Darmawati dkk, {2013) pupuk hijau lamtoro berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar. Penambahan pupuk
hijau lamtoro dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah
sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Selain pemupukan, kebutuhan cahaya merupakan salah satu
komponen penting yang menunjang pertumbuhan dan produksi kacang
tanah. Intensitas cahaya membantu tanaman dalam berfotosintesis
sehingga sangat berpengaruh terhadap hasil produksi tanaman.
Berdasarkan uraian di atas peneliti bertujuan untuk mengetahui efektifitas
pemberian ekstrak daun lamtoro sebagai pupuk organik cair dan intensitas cahaya
terhadap pertumbuhan kacang tanah.. Dengan melakukan penelitian yang berjudul
“Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Lamtoro Sebagai Pupuk Organik Cair Dan
Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang Tanah”.
B. Pembatasan Masalah
1. Subjek penelitian :Tanaman kacang tanah (A. hypogaea L.), ekstrak daun ```lamtoro,
intensitas cahaya.
2. Objek penelitian : Pertumbuhan kacang tanah
3. Parameter penelitia : Tinggi batang, jumlah daun
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
adalah:
1. Bagaimana efektifitas pemberian ekstrak daun lamtoro sebagai pupuk organik cair
dan intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah(Arachis
hypogaeaL. )?

D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui efektifitas pemberian ekstrak daun lamtoro sebagai pupuk organik
cair dan intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah(Arachis
hypogaeaL. ).

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi:
1. Iptek
Dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang hubungan
antara pupuk dengan intensitas cahaya bagi pertumbuhan tanaman.
2. Peneliti
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya tentang pupuk cair
dan intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman.
3. Petani
a. Dapat mengetahui manfaat daun lamtoro sebagai pupuk cair.
b. Dapat membuat pupuk organik cair berasal dari daun lamtoro.
c. mengetahui intensitas cahaya yang optimal bagi pertumbuhan tanaman.
d. Bagi petani kacang tanah, dapat meningkatkan hasil produksi kacang tanah.
4. Pendidikan
Dapat memberikan informasi dan ilmu pengetahuantentang pupuk cair dan
intensitas cahaya terhadap pertumbuhan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman


2.1.1 Sistematika
Klasifikasi tanaman kacang tanah menurut Purwono dan Purnamawati (2007), yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Klas : Dicotyledoneae
Ordo : Leguminales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea L

2.1.2 Mofologi

a. Akar
Kacang tanah mempunyai akar tunggang, namun akar primernya tidak tumbuh secara
dominan yang berkembang adalah akar serabut merupakan akar sekunder. Akar kacang tanah
dapat tumbuh sedalam 40 cm, pada akar tumbuh bintil-bintil akar yang berisi bakteri
rhizobium. Bakteri rhizobium ini dapat mengikat nitrogen dari udara yang dapat digunakan
untuk pertumbuhan kacang tanah (Mazuki, 2007).
b. Batang
Tanaman kacang tanah memiliki batang tidak berkayu dan berbulu halus, ada yang
tumbuh menjalar dan ada yang tegak. Batang tanaman kacang tanah memiliki panjang 50-120
cm, tumbuh tegak pada awalnya, tetapi kemudian tumbuh menyamping memiliki cabang
dengan bunga yang terdapat pada pangkal batang atau cabang. Cabang lateral memiliki panjang
80-100 cm, batang semi silindris dengan rambut-rambut halus 1,5-2 mm pada batang terdapat
ruas (internodes) dengan panjang ± 4cm (Pajow, 2016).
c. Daun
Daun tanaman kacang tanah mempunyai daun majemuk bersirip genap. Setiap helai terdiri dari
empat helai anak daun, permukaan daun sedikit berbulu, berfungsi sebagai penahan atau
penyimpan debu dan obat semprotan. Pada daun terjadi gerakan Nyctitropic yang merupakan
aktivitas daun sebagai sebagai persiapan diri untuk menyerap cahaya matahari sebanyak-
banyaknya (Marzuki, 2007).
d. Bunga
Tanaman kacang tanah mulai berbunga kira-kira pada umur 4-6 minggu setelah tanam.
Rangkaian yang berwarna kuning orange muncul pada setiap ketiak daun. Setiap bunga posisi
bunga biasa menggantung, warna mahkota bunga putih dan memiliki 5-6 kelopak bunga.
Panjang bunga 1-1,5 cm, dan lebarnya 0,5 cm dan panjang tangkai bunga 1-2 cm, tangkai
berwarna putih. Mahkota kacang tanah berwarna kuning dan standar mahkota bunga pada
bagian pangkal begaris merah atau merah tua. Sedangkan benang sari, bakal buah kacang tanah
terletak di dalam tepat pada pangkal tabung kelopak bunga di ketiak daun (Cahyono, 2003).
e. Buah
Buah kacang tanah berbentuk polong terdapat dalam tanah, berisi 1-4 biji, umumnya 2-3
biji per polong. Bentuk polong ada yang berujung tumpul ada yang runcing. Polong tua
ditandai oleh lapisan warna hitam pada kulit polong bagian dalam (Puwono dan Purnamawati,
2007).

2.2 Syarat Tumbuh

1. Iklim
Di indonesia tanaman kacang tanah cocok ditanam didataran rendah yang berketinggian
dibawah 500 meter di atas permukaan laut. Iklim dibutuhkan tanaman kacang tanah adalah
bersuhu tinggi antara 250 -320 C. Sedikit lembab (RH 65% - 75% ). Curah hujan 800-1300
mm per tahun dan tempat terbuka. Suhu optimum untuk pertumbuhan kacang tanah berkisar
250 C-300 C di bawah suhu 250 C perkembangan akan terlambat dan suhu di atas 350 C
berpengaruh terhadap produksi bunga (Sumadi, 2001)
2. Tanah
Tanaman kacang tanah dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang strukturnya ringan,
berdrainase baik dan cukup unsur hara NPK, Ca dan unsur mikro. Tanah yang bertekstur
lempung berpasir, pasir lempung sangat cocok untuk kacang tanah. Tingkat kemasaman tanah
yang optimal untuk pertumbuhan kacang tanah adalah antara pH 6-6,5. Kacang tanah termasuk
tanaman yang paling toleran terhadap tanah masam dibandingkan tanaman yang lainnya yang
termasuk polong-polongan. Kacang tanah pempunyai daerah adaptasi yang cukup luas, karena
ia mampu hidup pada tanah yang kurang subur, sedikit masam dan juga agak kering (Sumadi,
2001).
2.3.Gambut

Tanah gambut adalah tanah yang umumnya terdapat di tempat didaerah pasang surut yang
berasal dari bahan organik yang mengendap kemudian menjadi busuk, terdiri dari bahan
organik yang sebagian besar belum terdekomposisi atau sedikit terdekomposisi yang
terakumulasi pada keadaan kelembapan yang berlebihan. Lahan gambut mempunyai potensi
yang cukup baik untuk usaha budidaya pertanian tetapi memiliki kendala cukup banyak yang
dapat menyebabkan produksifitas rendah, dengan mengetahui karakternya, dapat menentukan
cara pengelolaan yang bijak dan tepat sehingga usaha tani yang dikembangkan dapat
menguntungkan tanpa membahayakan lingkungan (Dohong, 2003).

a. Karakteristik fisik
Karakteristik fisik gambut yang penting dalam pemanfaatannya untuk pertanian
meliputi kadar air, berat isi (bulk density, BD), daya menahan beban (bearing capacity),
subsiden (penurunan permukaan), dan mengering tidak balik (irriversible drying).
Kadar air tanah gambut berkisar antara 100–1.300% dariberat keringnya. artinya bahwa
gambut mampu menyerap sampai 6 kalibobotnya. Dengan demikian, sampai batas
tertentu, kubah gambut mampu mengalirkan air ke areal sekelilingnya. Kadar air yang
tinggi menyebabkan BD menjadi rendah, gambut menjadi lembek dan daya menahan
bebannya rendah. BD tanah gambut lapisan atas bervariasi antara 0,1 sampai 0,2 g cm-3
tergantung pada tingkat dekomposisinya. Gambut fibrik yang umumnya berada di
lapisan bawah memiliki BD lebih rendah dari 0,1 g/cm3 , tapi gambut pantai dan
gambut di jalur aliran sungai bisa memiliki BD > 0,2 g cm-3 karena adanya pengaruh
tanah mineral (Muhrizal, 2003).
Sifat fisik tanah gambut lainnya adalah sifat mengering tidak balik. Gambut yang
telah mengering, dengan kadar air.

b. Karakteristik Kimia
Karakteristik kimia lahan gambut di Indonesia sangat ditentukan oleh kandungan
mineral, ketebalan, jenis mineral pada substratum (di dasar gambut), dan tingkat
dekomposisi gambut. Kandungan mineral gambut di Indonesia umumnya kurang dari
5% dan sisanya adalah bahan organik. Fraksi organik terdiri dari senyawa-senyawa
humat sekitar 10 hingga 20% dan sebagian besar lainnya adalah senyawa lignin,
selulosa, hemiselulosa, lilin, tannin, resin, suberin, protein, dan senyawa lainnya (Agus
dan Subiksa, 2008). Lahan gambut umumnya mempunyai tingkat kemasaman yang
relatif tinggi dengan kisaran pH 3 – 5, dan secara alamiah lahan gambut memiliki
tingkat kesuburan rendah karena kandungan unsur haranya rendah dan mengandung
beragam asam-asam organik yang sebagian bersifat racun bagi tanaman. Namun
demikian asam-asam tersebut merupakan bagian aktif dari tanah yang menentukan
kemampuan gambut untuk menahan unsur hara. Karakteristik dari asam-asam organik
ini akan menentukan sifat kimia gambut (Hartatik, 2004).
2.4.Peranan Kalium
Kalium (K) berperan dalam membantu pembentukan protein dan karbohidrat,
memperkuat jaringan tanaman, berperan membentuk antibodi tanaman terhadap penyakit
serta kekeringan. Kalium tidak disintesis menjadi senyawa organik oleh tumbuhan,
sehingga unsur ini tetap sebagai ion di dalam tumbuhan. Kalium berperan sebagai aktivator
dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi, serta untuk
enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati. Kalium juga merupakan ion yang
berperan dalam mengatur potensi osmotik sel, dengan demikian akan berperan dalam
mengatur tekanan turgor sel. Berkaitan dengan pengaturan turgor sel ini, peran yang
penting dalam proses membuka dan menutupnya stomata. Tanaman yang kekurangan
kalium akan lebih peka terhadap penyakit dan kualitas produksi biasanya rendah baik daun,
buah maupun biji pada kacang tanah (Lingga dan Marsono, 2008)
Kebutuhan tanaman akan unsur K dapat diperoleh dari pemupukan. Salah satu jenis
pupuk kalium yang dikenal adalah KCl. Upaya pemupukan kalium harus memperhatikan
asas efektifitas karena selain mudah larut dan tercuci bersama air perlokasi, unsur kalium
juga mudah terikat dalam tanah. Efektivitas pemupukan kalium dapat dicapai antara lain
dengan memperhatikan waktu dan cara pemupukan yang tepat. Pemberian pupuk kalium
secara bertahap diperlukan untuk mencegah penyerapan berlebihan oleh tanaman "luxury
Consumption". Pada tanah yang mengandung kalium cukup tersedia pemberian pupuk
kalium dapat dikurangi. Dibandingkan tanaman pangan, tanaman perkebunan dan industri
lebih banyak menggunakan pupuk kalium anorganik (Lingga dan Marsono, 2008).
Unsur hara kalium berfungsi dalam proses fotosintesa, penganggkutan hasil asimilasi,
enzim dan mineral termasuk air, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit.
Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya batang dan daun menjadi lemas dan rebah,
daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan
kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun. Selain itu peran kalium bagi tanaman adalah
untuk membantu atau memperlancar proses pertumbuhan tanaman, baik dari segi
pertumbuhan batang, daun, maupun buah, kalium sangat berperan terutama bagi tanaman
yang menghasilkan buah atau biji yang mengandung karbohidrat tinggi. Dalam segi
kekuatan tanaman, kalium juga memiliki peranan penting, yaitu sebagai unsur yang mampu
meningkatkan kekuatan tanaman, baik secara fisik maupun dari daya tahan tanaman
terhadap hama dan penyakit (Novizan, 2002).
2.5.Varietas
Varietas merupakan suatu kelompok individu yang mempunyai ciri-ciri morfologis atas
tumbuh-tumbuhan yang tidak terlalu banyak berbeda satu dengan yang lain, apabila
diperbanyak tidak mengalami perubahan yaitu varietas tersebut tetap stabil didalam proses
perbanyakan benih. Semua individu sangat menyerupai satu dengan yang lain dan sifatnya
turun menurun, jenis varietas yang adaptif dengan lingkungannya dapat tumbuh dengan
baik dan memberikan hasil yang baik pula (Rukmana,1994).
Varietas unggul kacang tanah adalah varietas yang memiliki sifat kualitatif (tahan
terhadap hama dan penyakit dan toleran terhadap cekaman kekeringan) serta sifat
kuantitatif (hasil polong atau biji tinggi), varietas unggul berasal dari koleksi varietas liar,
varietas local, varietas unggul lama, galur-galur homozigot hasil silangan dan varietas galur
introduksi dari luar negeri. Adapun deskripsi varietas-varietas kacang tanah seperti varietas
Naga Umbang dan Jerapah dengan umur panen 90-95 HST tahan terhadap penyakit layu
dan peka terhadap penyakit karat dan bercak daun. Varietas Domba dengan umur panen 90-
95 HST, potensi hasil 3,6 ton/ha, varietas agak tahan terhadap A.flavus, agak tahan karat,
bercak daun, toleran kahat Fe dan adaptif di alfisol alkalis (Purwono dan Purnamawati,
2007).

2.6. Peranan Unsur Hara Makro Bagi Tanaman


Menurut Hardjowigeno (2007) unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman
dalam jumlah yang besar. Unsur hara makro meliputi : Nitrogen (N), Phosphor (P), dan Kalium (K),
Kalcium (Ca), Magnesium (Mg), dan belerang (S). Peranan dan fungsi dari masing-masing unsur
hara tersebut adalah :
Nitrogen
Unsur hara netrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan,
merupakan bagian dari sel (organ) tanaman itu sendiri, berfungsi untuk sintesa asam amino dan
protein dalam tanaman serta merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau) seperti daun.
Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya adalah pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau
kekuningan, daun sempit, mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit.
Phospat (P)
Unsur hara phospor berfungsi untuk pembelahan sel, pembentukan albumim, pembentukan
bunga, buah dan biji, memperkuat batang agar tidak mudah roboh, perkembangan akar,
memperbaiki kualitas tanaman terutama sayursayur dan makanan ternak, tahan terhadap
penyakit, membentuk nucleoprotein (sebagai penyusun gene : RNA = Ribonucleic acid, DNA =
Deoxyribonucleic acid), metabolisme karbohidrat, menyimpan dan memindahkan energi.
Peranan Pupuk Organik Cair Daun Lamtoro

Secara umum daun lamtoro mengandung unsur hara 2,0-4,3 % Nitrogen, 0,2-0,4 %
Fosfor dan 1,3-4,0 % Kalium. Semua unsur hara yang terkandung merupakan unsur hara
essensial yangsangat dibutuhkan oleh tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Menurut Sutedjo (2010), unsur hara makro sangat di butuhkan untuk pertumbuhan-
pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun dan apabila
ketersediaan unsur makro dan mikro tidak lengkap dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Pemberian 40 cc pupuk organik cair dengan cara disemprot mampu meningkatkan tinggi
tanaman 4-5 MST dan bobot kering biji per plot. Interaksi varietas dan pemberian pupuk
organik cair berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang produktif dan bobot kering 100 biji.
Kombinasi perlakuan terbaik diperoleh pada varietas Wilis dengan pemberian 16,75 cc pupuk
organik cair yang mampu menghasilkan bobot kering 100 biji yang lebih tinggi dari
kemampuan potensi hasilnya (Dyah, 2014).

Peranan Pupuk SP 36
Fosfor (P) yang tersedia dalam jumlah cukup akan meningkatkan perkembangan
perakaran. Peranan di dalam metabolisme tanaman, P memegang peranan langsung sebagai
pembawa energi. Fungsi ini dapat terjadi oleh adanya ikatan organik yang melalui proses
hidrolisis dapat menghasilkan energi. Senyawa P yang berenergi tinggi dan mempunyai potensi
dan melepaskan energi untuk proses metabolisme di dalam tanaman di sebut adenosine trifosfat
(Lakitan, 2005)
Unsur P bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar
benih dan tanaman muda. Selain itu P berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukan
sejumlah protein tertentu, membantu asimilasi dan pernapasan serta memprcepat pembungaan,
pemasakan biji dan buah (Lingga dan Marsoso, 2008).

Mekanisme Serapan Unsur Hara

Menurut Hakim (1986), penyerapan unsur hara dari media tanam melalui akar terjadi
dengan tiga cara antara lain :
1. Intersepsi akar
Mekanisme yang terjadi adalah pergerakan akar tanaman yang memperpendek jarak
dengan keberadaan unsur hara. Peristiwa ini terjadi karena akar tanaman tumbuh dan
memanjang, sehingga memperluas jangkauan akar tersebut. Perpanjangan akar tersebut
menjadikan permukaan akar lebih mendekati posisi keberadaan unsur hara, baik unsur hara
yang ada dalam larutan tanah, permukaan koloid liat, maupun permukaan koloid organik.
2. Aliran massa
Mekanisme aliran massa adalah suatu mekanisme gerakan unsur hara di dalam tanah
menuju ke permukaan akar bersama- sama dengan gerakan massa air. Selama proses
transpirasi tanaman berlangsung, terjadi juga proses penyerapan air oleh akar tanaman.
Terserapnya air karena adanya perbedaan potensial air yang disebabkan oleh proses
transpirasi tersebut. Nilai potensial air di dalam tanah lebih rendah dibandingkan dengan
permukaan bulu akar sehingga air tanah masuk kedalam jaringan akar. Pergerakan massa
air ke akar tanaman akibat langsung dari serapan massa air oleh akar tanaman terikut juga
unsur hara yang terkandung dalam air tersebut.
3. Difusi
Difusi terjadi karena konsentrasi unsur hara pada permukaan akar tanaman lebih rendah
dibandingkan dengan konsentrasi hara dalam larutan tanah dan konsentrasi unsur hara pada
permukaan koloid liat serta pada permukaan koloid organik. Kondisi ini terjadi karena
sebagian besar unsur hara tersebut telah diserap oleh akar tanaman. Tingginya konsentrasi
unsur hara pada ketiga posisi tersebut menyebabkan terjadinya peristiwa difusi dari unsur
hara berkonsentrasi tinggi ke posisi permukaan akar tanaman.
METODE PENELITIAN

3.2.Bahan dan Alat


1. Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah Benih kacang tanah (Varietas Gajah), Pupuk organik cair Daun
Lamtoro, Pupuk SP 36, Air, Gula pasir, EM4, Fungisida Antracol 70 WP, Dithane M-45 80 WP
dan Insektisida Dursban 200 EC. Alat yang digunakan adalah cangkul, handsprayer, knapsack,
Parang, ember, Pisau, tali plastik, timbangan analitik dan timbangan biasa, gembor, meteran,
gunting, plang ulangan, plang perlakuan, kalkulator, kayu, kamera dan alat tulis.
b. Pupuk Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk Urea, SP-36 dan KCl. Pupuk
Urea dan SP-36 digunakan sebagai pupuk dasar. Sedangkan pupuk KCl digunakan sebagai
perlakuan.
c. Polybag Polybag yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag dengan ukuran 25 cm x
b 40 cm dengan jumlah keseluruhan 135 polybag.
d. Pestisida Insektisida yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Curacron 500 EC dengan
konsentrasi 1 ml 1 air-1.
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Lahan
kering. Penebar Swadaya, Jakarta.
Cibro, M.A. 2008. Respon Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap
Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah. Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Damanik, M.M.B; B.E. Hasibuan; Fauzi; Sarifuddin dan H. Hanum. 2010. Kesuburan Tanah dan
Pemupukan. USU Press, Medan.

Purwodadi, 2 November 2021

( Lailatul Izza )

Anda mungkin juga menyukai