Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Hari/tanggal : Jum’at/28-12-2018

Pertanian Organik Kelas/Prak/Kel : B/P2/1


Dosen : Yoscarini SHut, M.Si
Asisten : Monica Ayu, A.Md
Rizki Selviana, A.Md

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP


PERTUMBUHAN TANAMAN SAYURAN DENGAN
TEKNIK VERTIKULTUR

NANDIKHA RIZKI SEPTIANA


(J3M116091)

PROGRAM STUDI TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada wilayah perkotaan atau perumahan, sempitnya lahan yang tersedia untuk dijadikan lahan
pertanian merupakan salah satu permasalahan pertanian saat ini. Ini menyebabkan perlu
rekayasa agar di lahan sempit tersebut tetap dapat dihadirkan sayuran organik untuk keperluan
hidup sehari-hari. Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup sepanjang waktu merupakan
keniscayaan yang tidak terbantahkan. Setiap rumah tangga diharapkan mampu
mengoptimalisasi sumberdaya yang dimiliki, termasuk pekarangan, dalam menyediakan
pangan bagi keluarga. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian pada awal tahun 2011 menyusun
suatu konsep yang disebut dengan Kawasan Rumah Pangan Lestari. Rumah Pangan Lestari
erat kaitannya dengan vertical garden yang menggunakan sistem budidaya secara vertikultur.
Vertical Garden adalah konsep taman tegak, yaitu tanaman dan elemen taman lainnya yang
diatur sedemikian rupa dalam sebuah bidang tegak (Saptana et al, 2013).
Produksi tanaman yang dibudidayakan secara vertikultur dipengaruhi oleh media tanam yang
digunakan, dan bahan yang digunakan sebagai wadah vertikultur. Beberapa jenis bahan yang
banyak digunakan sebagai media tanam dalam vertical garden adalah sekam bakar, serbuk
pakis, cocopeat, moss, pupuk kandang dan lain-lain. Jenis media ini dipilih sesuai syarat
tumbuh optimal suatu jenis tanaman (Noverita, 2005). Media tanam yang digunakan dalam
penelitian ini ialah tanah, humus, cocopeat dan arang sekam. Sedangkan wadah yang
digunakan ialah karung goni, karpet, dan plastik. Interaksi antara media tanam dan wadah
vertikultur diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi dari tanaman yang dibudidayakan
secara vertikultur.

Salah satu tanaman yang cocok dapat dibudidayakan secara vertikultur adalah sayur-sayuran
seperti bayam merah. Bayam merah merupakan salah satu komoditas yang penting di
Indonesia. Namun, sampai saat ini produksi bayam merah belum mampu memenuhi kebutuhan
pasar. Dengan adanya teknik vertikultur ini diharapkan sayur-sayuran yang menjadi komoditas
penting di Indonesia dapat dikembangkan oleh siapapun dan dimanapun.

Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah :

Mengetahui pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan tanaman sayuran.

Mengetahui kandungan potensi kotoran ternak untuk membantu pertumbuhan tanaman.

Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tanaman.

Manfaat

Praktikum ini memberikan manfaat mengenai pemanfaatan kotoran ternak dan pengaplikasian
teknik vertikultur dalam teknik penanaman sehingga dapat diaplikasikan dalam sistem bertani
di Indonesia.
METODOLOGI

Alat dan Bahan

Alat

1. Pipa Paralon
2. Ember
3. Cangkul
4. Sekop
5. Tali Rafia
6. Korek api
7. Bor Listrik

Bahan

1. Kotoran Sapi
2. Tanah top soil
3. Bibit bayam merah

Langkah Kerja

Pada praktikum kali ini praktikan menggunakan pipa paralon yang sudah dipotong bagian
atasnya dan sudah setengah jadi. Pipa paralon tadi kemudian dilubangi bagian bawahnya
dengan bor listrik. Setelah dilubangi, bagian sisi dari paralon ditutup dengan penutupnya.
Tujuan dilakukan penutupan adalah agar media yang nantinya akan dimasukkan tidak keluar
dari bagian sisi paralon. Setelah pipa paralon siap, pembuatan media tanam dilakukan dengan
mencampur kotoran sapi sebanyak 5 ember dengan tanah top soil pada karung goni, kotoran
sapi dan tanah diaduk hingga tercampur rata. Media tanam dimasukkan dan dipadatkan tetapi
jangan terlalu padat agar air tetap dapat terserap. Setelah itu, bibit bayam merah ditanam
dengan cara ditaburkan dan diratakan pada setiap lubang di pipa paralon tersebut. Pipa paralon
diikat dengan tali rafia dan disusun bertingkat antara kelompok satu dengan lainnya.
Penyiraman dan pengamatan dilakukan setelah semua proses telah selesai dilaksanakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan praktikum dan pengamatan yang telah dilakukan maka didapat hasil seperti pada
tabel dibawah ini :
Pembahasan

Berdasarkan tabel hasil pengamatan, tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor)

Media tanam yang digunakan dalam praktikum ini adalah kotoran sapi. Pada pertumbuhan
tanaman bayam merah yang kami lakukan terlihat peran dari media tanam sangat baik,
sehingga keseluruhan dari bibit yang ditanam dapat tumbuh. Media tanam yang baik adalah
media yang mampu menyediakan air dan hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman.
Media tanam sendiri merupakan tempat melekatnya akar tanaman juga sebagai tempat akar
tanaman menyerap unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Media tanam yang baik juga
dapat mendukung pertumbuhan tanaman dengan syarat sebagai berikut : dapat menjadi tempat
berpijak tanaman, mampu mengikat air dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, mempunyai
aerase dan drainase yang baik, dapat mempertahankan kelembaban di sekitar perakaran, tidak
menjadi sumber penyakit bagi tanaman, tidak mudah lapuk, mudah di dapat dan harganya
murah. (Silvina, 2008). Kandungan kotoran hewan idealnya memiliki kadar N, P, dan K. Akan
tetapi kandungan kotoran bebek dan Sapi yang paling banyak mengandung ,NPK daripada
kotoran ternak lainnya, oleh karena itu kotoran sapi banyak digunakan sebagai media tanam
karena berperan sebagai penyedia hara bagi tanaman. Nurhazanah (2006). Ketiga unsur
tersebut memiliki fungsi dan pernanannya masing-masing dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Nitrogen memiliki fungsi merangsang pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan, merupakan bagian dari sel tanaman itu sendiri, merangsang pertumbuhan
vegetatif seperti warna pada daun. Lalu unsur Fosfor memiliki fungsi untuk mengangkut energi
hasil metabolisme tanaman, merangsang pembungaan dan pembuahan, merangsang
pertumbuhan akar dan biji, dan merangsang pembelahan sel tanaman. Sedangkan kalium
sendiri memiliki fungsi mengangkut hasil fotosintesis untuk diratakan keseluruh bagian
tanaman, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit.

Pemilihan media tanam yang baik harus diiringi dengan pemenuhan faktur tumbuh dari
tanaman yang akan ditanam. Faktor-faktor ini merupakan penentu keberhasilan dalam proses
penanaman, apabila salah satu faktor tidak terpenuhi secara maksimal maka dampak yang akan
ditimbulkan bervariasi seperti, tanaman mengalami penyusutan, tanaman mengalami kematian,
tanaman terserang hama penyakit, dan lain sebagainya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
antara lain : unsur hara, pemberian unsur hara merupakan kunci utama dalam proses
penanaman. Hal ini dikarenakan dengan pemberian unsur hara secara teratur dapat
mempengaruhi perkembangan tanaman. Unsur hara yang baik bagi tanaman adalah pada Ph 6-
8. Kedua yaitu media tanam, media yang baik membuat unsur hara tersedia secara maksimal.
Media yang digunakan harus dapat menyediakan hara, oksigen, dan air bagi pertumbuhan
tanaman. Ketiga adalah cahaya. Cahaya digunakan tanaman untuk proses fotosintesis dan
melakukan metabolisme sel, maka dari itu penting untuk menjaga intensitas cahaya. Keempat
adalah air, air berperan sebagai nutrisi bagi pertumbuhan tanaman, kelima adalah suhu dan pH
suhu terbaik untuk tumbuhnya tanaman berkisar antara 60OF-80OF dengan kelembaban
diangka 50% sedangkan untuk Ph Optimal bekerja pada proses pertumbuhan tanaman berkisar
antsra 6-8. (Natalia C, 2017)
PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa media tanam sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman sayuran. Media tanam
berperan sebagai tempat melekatnya akar, penyedia hara yang berasal dari kotoran sapi, dan
menjaga kelembaban lingkungan tumbuh tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
juga tidak terlepas dari faktor-faktor seperti air, hara, Ph, suhu, dan kelembaban yang
senantiasa harus kita jaga agar pertumbuhan dan perkembangan tanaman berjalan dengan baik
dan benar.

Saran

Teknik penanaman secara vertikal ini harus terus dikembangkan karena teknik ini
merupakan salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan lahan untuk berkebun terutama di
daerah perkotaan.
Pemilihan media tanam harus diperhatikan karena media tanam berperan dalam tumbuh
atau tidaknya tanaman yang ditanam. Pemilihan media tanam yang tepat akan membuat
tanaman tumbuh dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Noverita, S. 2005. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair Nipkaplus dan Jarak Tanam
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Baby Kaylan (Brassica oleraceae L.) Secara
Vertikultur. J. Penelitian Bidang Ilmu Pertanian, 3(1): 21-29.
Saptana, Sunarsih dan Friyatno, 2013. Prospek Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Dan
Replikasi Pengembangan KRPL. J. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 31(1) 6787
Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan Lestari.
Jakarta
Nurhazanah, Widodo, Asari dan Rahmaresta. 2006. Perkembangan Digester Biogas di
Indonesia. Jurnal pertanian. Vol. 2. Hal. 57

Silvina F. Dan Syafrinal. 2008. Penggunaan Berbagai Medium Tanam dan Konsentrasi Pupuk
Organik Cair Pada Pertumbuhan dan Produksi Mentimun Jepang (Cucumissativus)
Secara Hidroponik. Jurnal Sagu 7 (1): 7-12.

Natalia C, 2017. Perancangan Interior Fasilitas Edukasi Hidroponik di Surabaya. Jurnal Intra.
Universitas Kristen Petra. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai