AGROEKOLOGI
ACARA 1
diajukan oleh:
5. Kurnia Saputra (2340401141)
6. M Yasid Bastomi (2340401139)
7. Nauval Whisa Tayoga (2340401138)
8. Daimatul Khoiriyah (2340401140)
Asisten Praktikum
Agroekologi
Ainur Rahmawati
NPM 2110401032
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas keahdirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan laporan
praktikum ini guna memenuhi tugas praktikum mata kuliah agroekologi dengan judul
““Pengaruh Perbedaan Faktor Lingkungan Abiotik terhadap Pertumbuhan Tanaman
Jagung (Zea mays)” tepat pada waktunya.
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:
Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua orang. Laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik agar laporan ini dapat
lebih baik dan berguna di masa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Ditijau dalam bidang pertanian, factor lingkungan memainkan peran penting guna
mencapai hasil yang diinginkan. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor eksternal antara lain tanah, kelembapan,
udara, suhu, cahaya dan air. Faktor-faktor internal dapat mencakup gen, hormon, kandungan
klorofil serta struktur morfologi dan anatomi organ tumbuhan. (Widya, 2015). Mengingat
pentingnya pembangunan pertanian yang baik, maka perlu dilakukan praktikum ini guna
mengetahui factor lingkungan baik biotik maupun abiotic yang berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman jagung.
a. Nutrisi
b. Cahaya Matahari
d. Suhu
e. Tanah
2.3 informasi umum tanaman (jagung untuk tipe 1 2 3 ,kacang untuk 4 dan 5)
2.3.1 Informasi Umum Tanaman Jagung ( Tanaman Utama ).
Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan
berbiji tunggal (monokotil). Jagung memiliki rumput yang kuat, sedikit berumpun
dengan batang kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m, kemudian memiliki akar
serabut, batang silindris, dan ruas. Daun tanaman jagung memanjang dan muncul
dari ruas batang . Kelopak daun sering melingkari batang dan memiliki ligula
berlemak dan berbulu. Bunga jagung bunga tidak lengkap, bunga betina dan Jantan
terpisah namun masih dalam satu batang .Penyerbukan dilakukan dengan bantuan
angin dan terkadang oleh serangga.
2.4.1 akar
Akar jagung memiliki akar lateral yang kuat, yang berfungsi untuk
menyerap air dan unsur hara dari tanah. Sistem akar serabut ini juga berperan
dalam menjaga stabilitas tanaman jagung di lapangan, terutama saat pertumbuhan
dan produksi tongkol jagung yang berat. Akar jagung juga dapat membantu dalam
meningkatkan kelembaban tanah dan mengurangi erosi tanah.
2.4.2 Batang
Batang tanaman jagung adalah elemen morfologi yang berperan penting
dalam menentukan pertumbuhan dan produktivitasnya. Batang jagung adalah
batang tunggal atau semu (pseudostem) yang tumbuh tegak dengan tinggi yang
bervariasi tergantung pada varietasnya, kondisi lingkungan, dan kultivar. Pada
batang ini terdapat simpul-simpul yang merupakan tempat tumbuhnya daun,
malai, dan akar lateral. Malai jagung, tempat bunga tumbuh, biasanya muncul dari
simpul di bagian atas batang. Batang jagung mengandung jaringan pembuluh
yang berfungsi untuk mengangkut air, unsur hara, dan hasil fotosintesis dari daun
ke seluruh tanaman.
2.4.3 Daun
Daun tanaman jagung tersusun dalam bentuk spiral dan memiliki
karakteristik khas berbentuk lanset atau lebar dengan ujung tumpul. Daun jagung
memiliki batang daun (pelepah) yang kuat yang terhubung ke batang utama atau
pseudostem. Salah satu ciri paling mencolok dari daun jagung adalah adanya
"vena" yang membentuk pola serupa jaring laba-laba. Daun jagung berfungsi
sebagai lokasi utama untuk fotosintesis, di mana klorofilnya mengubah sinar
matahari menjadi energi kimia yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Selain itu, daun jagung juga berperan dalam pertukaran
gas dengan mengambil karbon dioksida dan melepaskan oksigen
2.4.4 Bunga
Bunga jagung terletak pada malai yang muncul di bagian puncak tanaman.
Terdapat dua jenis bunga pada tanaman jagung, yaitu bunga jantan (staminate)
dan bunga betina (pistillate). Bunga jantan memiliki struktur benang sari yang
menghasilkan serbuk sari, sedangkan bunga betina memiliki kepala sari yang
menerima serbuk sari dan menghasilkan biji jagung. Polinasi adalah tahap kunci
dalam pembentukan tongkol jagung, di mana serbuk sari dari bunga jantan dibawa
oleh angin atau hewan penyerbuk ke kepala sari bunga betina.
2.4.5 Buah
Buah jagung adalah hasil utama dari tanaman jagung dan. Buah jagung
disebut juga sebagai tongkol atau telinga jagung, yang terdiri dari berbagai baris
biji jagung yang terpasang erat pada tongkol tersebut. Setiap biji jagung diselimuti
oleh bulu sari yang panjang, yang berfungsi untuk menangkap serbuk sari selama
proses polinasi. Ukuran, bentuk, dan warna buah jagung dapat bervariasi
tergantung pada varietasnya, dan ada juga variasi dalam jumlah baris biji pada
setiap tongkol.
2.4.6 Biji
Biji jagung adalah hasil dari perkembangan bunga betina yang telah
berhasil terpolinasi. Mereka memiliki bentuk elips yang khas, dengan warna yang
bervariasi antara kuning, putih, merah, atau ungu tergantung pada varietasnya.
Setiap biji jagung terdiri dari berbagai lapisan struktural, termasuk endosperma,
bagian terbesar yang menyimpan karbohidrat, protein, dan lemak yang akan
digunakan oleh tanaman saat tumbuh. Inti biji merupakan embrio yang akan
tumbuh menjadi tanaman baru jika biji ditanam.
2.4.1 Akar
2.4.2 Batang
2.4.3 Daun
Tanaman kacang tanah mempunyai daun majemuk bersirip genap.
Setiap tangkai daun terdiri dari empat helai anak daun. Permukaan
daunnya sedikit berbulu, berfungsi sebagai penahan atau penyimpan debu
dan obat semprotan. Seringkali kita menjumpai tanaman kacang tanah
yang daun-daunnya berguguran. Gugurnya daun bisa disebabkan oleh
penyakit atau oleh umur tanaman yang sudah lanjut. Gugurnya daun-daun
itu akan terjadi pada saat akhir masa pertumbuhan, dimulai dari bagian
kanan sisi tanaman, kemudian menyusul bagian kiri, lalu ke atas dan
seterusnya.
2.4.4 Bunga
2.4.5 Buah
2.4.6 Biji
Tanaman kacang tanah merupakan tanaman yang relatif tipis dan kecil.
Tanaman kacang memiliki daun yang tinggi sekitar 10 cm. Kacang tanah juga
termasuk tanaman yang tidak tahan terhadap suhu dingin. Selain itu, curah hujan
yang terlalu lebat dan tanah yang basah juga berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman kacang tanah. Jika hujan terlalu lebat, maka serangga akan semakin sulit
untuk melakukan penyerbukan pada bunga dan juga membuat daerah sekitar
kacang menjadi basah sehingga kurang baik bagi pertumbuhan dan
perkembangan kacang tanah.
Jangung dan kacang tanah merupakan jenis tanaman yang dapat berumur
pendek sekitar 3-4 bulan. Tanah yang cocok untuk pengembangan jagung dan
kacang tanah adalah tanah bebas, kaya humus, matang. Yang harus diperhatikan
tentang tanah sebagai syarat yang baik untuk pertanaman jagung adalah pH
tanah optimal yaitu pH 5,5 – 6,5. Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman jagung
harus mempunyai kandungan hara yang cukup. Tersedianya zat makanan di
dalam tanah sangat menunjang proses pertumbuhan tanaman hingga
menghasilkan atau berproduksi. (Hamadi dan Agustian, 2021).
Pupuk kandang ayam mengandung unsur makro dan mikro seperti nitrogen
(N), fosfat(P), kalium (K), magnesium (Mg), dan mangan (Mn) yang dibutuhkan
tanaman serta berperan dalam memelihara keseimbangan hara di dalam tanah
karena pupuk kandang berpengaruh untuk jangka waktu yang lama dan sebagai
nutrisi bagi tanaman. Pupuk tersebut memiliki kandungan hara sebagai berikut
57% kadar air, 29% bahan organik, 1,5 % nitrogen, 1,3% P2O5, 0,8% K2O, 4,0%
CaO, dan 9- 11% rasio C/N. Pupuk kandang ayam memiliki unsur hara yang
lebih besar daripada jenis ternak lain. Hal ini disebabkan karena kotoran padat
pada hewan ternak tercampur dengan kotoran cairnya. Pupuk kandang ayam
sebagai bahan organik dapat berperan dalam pembentukan struktur tanah yang
baik dan stabil sehingga infiltrasi dan kemampuanmenyimpan air tinggi dan
permeabilitas meningkat serta dapat menurunkan besarnya aliran permukaan
sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah (Simatupang, 2005). Pupuk kandang
ayam dapat memperbaiki sifat kimiawi tanah seperti meningkatkan pH, kadar Ca-
dd, Corganik, N-total, C/N, dan H-dd serta menurukan kadar Al-dd ( Shafira dan
Maizar,2022 )
Kapur dolomit adalah kapur yang dibentuk dengan cara menghaluskan batuan
kapur yang mengandung magnesium tanpa pemanasan. Nilai penetralan kapur
dolomit adalah 109%. Peranan utama kapur dolomit adalah untuk meningkatkan
pH, alkalinitas, dan hardness. Mekanisme reaksinya adalah: CaCO, +H,O + CO,
Ca²+ 2HCO. Kapur dolomit dihasilkan dari pabrik pupuk ZA yang menggunakan
bahan baku berupa phosphor gypsum, amoniak (NH3), dan karbon dioksida
(CO2). Oleh karena itulah, kapur ini juga mengandung unsur hara makro dan
mikro. Pada umumnya, kapur dolomit berbentuk halus (powder/tepung halus)
yang bersifat homogen dan berwarna putih kecokelatan. Kegunaan utama kapur
ini adalah untuk meningkatkan pH tanah maupun air serta menetralkan kadar
keasamannya. Dolomit adalah kapur yang digunakan untuk keperluan pertanian.
Kapur ini mengandung kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO). Pada umumnya
kapur dolomit atau kapur kalsit yang dominan digunakan dalam budidaya
perairan berdasarkan pertimbangan di atas. Kelebihan kapur dolomit mempunyai
reaksi tahan lama serta mudah didapatkan (Budi,2023 )
3.3.5 Pemanenan
Jagung manis sudah mulai berbunga pada umur 50 hari setelah tanam. Hal
pertama yang dilakukan yaitu pemanenan jagung muda terlebih dulu, yakni jagung
yang berada di paling pangkal. Tujuannya agar menghasilkan panen yang
maksimal. Panen jagung dapat dilakukan saat umur jagung sekitar 65–75 hari
setelah di tanam.
3.3.6 Cara Panen
Tinggi tanaman yang diukur yaitu dari permukaan tanah sampai dengan ujung
daun tanaman sampel. Tinggi tanaman diukur menggunakan penggaris/ meteran
dengan cara mengukur dari pangkal tanaman sampai titik tertinggi. Pengukuran
dilakukan setiap minggu sekali sampai minggu kedelapan atau sesuai kesepakatan.
Pengukuran panjang akar terpanjang ini dilakukan pada saat tanaman telah
dipanen. Pemanenan dilakukan pada saat minggu kedelapan pengamatan.
Pengukuran dilakukan setelah akar tanaman dibersihkan dari tanah yang
menempel dengan dibersihkan menggunakan air.
Bobot segar akar diukur dengan cara mencabut secara perlahan tanaman
jagung manis agar akarnya tidak putus dan tertinggal di dalam tanah. Akar setelah
dicabut, dicuci dan dibersihkan dari tanah atau kotoran yang masih menempel.
Setelah bersih, akar Jagung Manis dipisahkan dari bagian tanaman dengan cara
dipotong, selanjutnya akar Jagung Manis ditimbang. Penimbangan berat segar akar
dilakukan ketika tanaman Jagung Manis berumur 70 hari.
BAB IV
tinggi tanaman
300
250
200
150
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7
jumlah daun
35
30
25
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7
brangkasan atas
350
300
250
200
150
100
50
0
1 2 3
brangkasan bawah
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3
Dilihat dari data yang diperoleh tanaman dengan perlakuan tanpa pupuk memiliki berat
brangkasan bawah yang tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Lalu disusul
oleh kelompok 2 yang menggunakan pupuk organic padat serta kelompok 3 dengan
pupuk organic cair.
Akibat pemakaian pupuk anorganik dalam jumlah di atas takaran yang digunakan
selama ini sudah mulai memberikan dampak lingkungan yang negatif, seperti
menurunnya kandungan bahan organik tanah, rentannya tanah terhadap erosi,
menurunnya permeabilitas tanah, menurunnya populasi mikroba tanah, dan sebagainya.
Dengan menggunakan sistem pengolahan tanah yang intensif, pada mulanya petani
mendapatkan hasil panen yang tinggi. Namun karena tanah terusmenerus diolah
akibatnya tanah mengalami penurunan produktivitas. Tanah yang diolah berlebihan
tanpa tindakan konservasi akan menjadi lebih cepat kering, lebih halus (powdery),
berstruktur buruk dan berkadar bahan organik tanah rendah (Herdiyanto, 2015).
-perbandingan perlakuan pupuk (tanpa pupuk,pupuk kandang,pupuk organic cair)
terhadap berat basah dan berat kering (biomassa) lalu di kuatkan dengan sitasi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan abiotik, seperti suhu,
kelembaban, dan cahaya, memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman
jagung. Hasil pengamatan dapat memberikan informasi tentang bagaimana tanaman
jagung merespons perubahan-perubahan ini, dan hal ini dapat berguna dalam
mengoptimalkan kondisi pertumbuhan tanaman jagung di lingkungan tertentu., dapat
disimpulkan bahwa pemberian pupuk memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan
tanaman jagung. Tanaman jagung yang diberi pupuk cenderung menunjukkan
pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman jagung yang tidak
mendapatkan pupuk. Hal ini mengindikasikan bahwa unsur-unsur nutrisi yang disediakan
oleh pupuk memberikan dukungan yang diperlukan untuk pertumbuhan
optimal tanaman jagung.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bani.G.A. 2023. Analisi Kimia Batu Kapur Kabupaten Kupang Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Pupuk Kapur Dolimit. Jurnal Agroteknologi Pertanian Dan
Publikasi Riset. 5(1):23-28.
Hamadi. F.H., dan Agustina. J. 2021. Indeks Kualitas Tanah Pada Satuan Lahan Yang
Ditanami Jagung Di Kenagarian Mungka, Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal
Tanah dan Sumberdaya. 8(2):553-560.
Safira.W., dan Maizar. 2022. Pengaruh Berbagai Pupuk Organik dan Konsentrasi Hormon
GA3 Terhadap Pertemuan Serta Produksi Tananam. Jurnal Agroteknologi
Agribisnis dan Akuakultur. 2(1):43-52.
LAMPIRAN
Lampiran 1 layout
Lampiran 2 dokumentasi
Lampiran 3 data mentah dari semua parameter
1. Tinggi Tanaman Utama
kelompok 1 = A4
minggu
sampel
1 2 3 4 5 6 7
1 3,5 3,5 43,5 62 86 120 162
2 5 7 41,5 58 69 117 150
3 4 9 53,3 74 102 127 170
4 2 5,5 52 82 85 132 175
5 4 8 50 67 84 102 130
6 3 5 46 60 83 127,5 175
7 1,5 5,5 37 60 71 105 135
8 3 7 45 48 73 116 150
9 3 5,5 41 61 82 113 155
10 3,5 7 54 72 92,5 134 180
rata -rata 3,25 6,3 46,33 64,4 82,75 119,35 158,2
kelompok 2 = D4
minggu
sampel
1 2 3 4 5 6 7
1 0 4 9 15 21 30 45
2 0 4 12,5 20,5 29 40 69
3 0 4 13 23 39,5 64 111
4 0 1 10 19 27,5 37 68
5 0 4 3 3 8 13 24
6 0 2 8,5 13 20,5 24 45
7 0 0 9,5 17 25,5 41 78
8 0 0 0 4 9 17 27
9 0 0 0 6 10 14 18
10 0 0 0 4 8 12 21
rata -rata 0 1,9 6,55 12,45 19,8 29,2 50,6
kelompok 3 = F4
minggu
sampel
1 2 3 4 5 6 7
1 1,5 5 12 23 28 40 72
2 1,8 5,5 10 19 21 30 52
3 0,7 5,2 12 20 25 35 60
4 1,2 4,5 10 15 18 30 50
5 1,9 5 11 28 31 42 73
6 0,5 6,5 13 18 28 50 93
7 0,7 5,5 10 16 26 40 70
8 1,5 7 14 19 25 33 66
9 0,9 4,5 11 20 25 42 86
10 1 4,5 10 18 28 40 84
rata -rata 1,17 5,32 11,3 19,6 25,5 38,2 70,6
2. Jumlah Daun
kelompok 1 = A4
minggu
sampel
1 2 3 4 5 6 7
1 3 4 6 8 8 8 12
2 4 5 6 7 8 10 10
3 4 4 5 5 6 7 9
4 3 5 6 6 8 9 10
5 4 4 6 6 6 9 11
6 3 4 6 6 10 11 11
7 2 2 4 5 8 10 10
8 4 5 6 8 8 8 12
9 3 5 5 8 9 8 10
10 3 5 6 8 8 9 11
rata -rata 3,3 4,3 5,6 6,7 7,9 8,9 10,6
kelompok 2 = D4
minggu
sampel
1 2 3 4 5 6 7
1 0 3 5 7 8 11 11
2 0 3 6 8 7 10 12
3 0 3 6 9 9 12 12
4 0 2 6 7 9 11 11
5 0 2 2 4 4 5 6
6 0 2 4 6 8 8 9
7 0 3 5 7 9 11 11
8 0 0 0 3 5 8 10
9 0 0 0 4 6 7 7
10 0 0 0 4 5 7 8
rata -rata 0 1,8 3,4 5,9 7 9 9,7
kelompok 3 = F4
minggu
sampel
1 2 3 4 5 6 7
1 2 4 6 7 8 10 12
2 2 3 5 6 7 8 9
3 1 3 5 6 7 8 10
4 1 4 5 6 6 7 10
5 2 3 6 7 7 8 9
6 1 4 6 7 8 10 12
7 1 4 5 6 7 8 10
8 2 5 6 7 8 7 11
9 1 4 5 6 7 8 12
10 1 4 5 6 7 8 13
rata -rata 1,4 3,8 5,4 6,4 7,2 8,2 10,8
3. Panjang Akar
kelompok kelompok kelompok
sampel 1 2 3
1 0 15 14
2 0 16 12
3 0 13,5 16
4 0 15,4 25
5 0 10 19
6 0 11,5 13
7 0 8,5 14
8 0 14 12
9 0 11,5 13
10 0 11,5 23
rata- rata 0 12,69 16,1
4. Berat Berangkas Atas
berat basah berat kering
brankasan atas brangkasan atas
sampe kelompo kelompo kelompo sampe kelompo kelompo kelompo
l k1 k2 k3 l k1 k2 k3
1 303,1 242,4 209,2 1 33,9 41,65 40,1
2 238,5 193,4 185,3 2 33,2 41,72 25,2
3 312,7 185,1 227,1 3 41,9 118,43 39,1
4 378,2 262,8 380,8 4 53,9 59,23 39,1
5 227,4 47,2 181,6 5 34,7 7,77 34,5
6 342,1 135,9 271,1 6 56,8 26,36 48,5
7 217,6 290,6 136,1 7 33,4 54,35 34,1
8 283,3 138 128,6 8 30,5 54,35 20,5
9 174,3 151,1 211,4 9 41,8 22,31 37,5
10 464,9 165 209 10 48, 5 28,98 39,5
rata- rata-
rata 294,21 181,15 214,02 rata 40,01111 45,515 35,81