Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROEKOLOGI
ACARA 1

Pengaruh Perbedaan Faktor Lingkugan Abiotik Terhadap Pertumbuhan


Tanaman Jagung (Zea mays)

Dosen Pengampu : Ir. Historiawati , M.P.


Disusun oleh :
1. Kurnia Saputra (2340401141)
2. M Yasid Bastomi (2340401139)
3. Nauval Whisa Tayoga (2340401138)
4. Daimatul Khoiriyah (2340401140)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum
Agroekologi
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Tidar

diajukan oleh:
5. Kurnia Saputra (2340401141)
6. M Yasid Bastomi (2340401139)
7. Nauval Whisa Tayoga (2340401138)
8. Daimatul Khoiriyah (2340401140)

telah disetujui tanggal :………...

Asisten Praktikum
Agroekologi

Ainur Rahmawati
NPM 2110401032
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas keahdirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan laporan
praktikum ini guna memenuhi tugas praktikum mata kuliah agroekologi dengan judul
““Pengaruh Perbedaan Faktor Lingkungan Abiotik terhadap Pertumbuhan Tanaman
Jagung (Zea mays)” tepat pada waktunya.

Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Historiawati selaku dosen mata kuliah Agroekologi.


2. Ainur Rahmawati, selaku asisten praktikum.
3. Orang tua kami yang mendukung baik segi materi maupun moral.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua orang. Laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik agar laporan ini dapat
lebih baik dan berguna di masa mendatang.

Magelang, 29 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan merupakan proses perubahan yang direncanakan dan merupakan suatu


kegiatan yang berkesinambungan, berkelanjutan dan bertahap ketingkat yang lebih
maju dan lebih baik. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pembangunan harus
dilakukan secara bertahap di segala bidang dan sektor maupun sub sektor secara
terencana dan terprogram. Salah satu cara mencapai keberhasilan pembangunan
adalah dengan adanya pembangunan ekonomi. Sektor pertanian merupakan salah
satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya
yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil strategis
terutama yang menyangkut komoditas pangan. Pengelolaan dan pemanfaatan hasil-
hasil produk pertanian ini diharapkan dapat dilakukan secara lebih terencana dengan
pemanfaatan yang optimum serta dapat dinikmati oleh seluruh penduduk Indonesia
(Isbah , 2016).

Pertanian merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah peradaban manusia.Sejak


manusia mulai bercocok tanam dan mengembangkan teknik pertanian, kehidupan
manusia telah berubah secara signifikan.Pertanian memungkinkan manusia untuk
menetap dan membentuk masyarakat yang lebih kompleks, karena mereka bukan lagi
pemburu-pengumpul. Seiring berjalannya waktu, teknik pertanian terus berkembang,
dari sistem pertanian sederhana hingga pertanian modern yang sangat mekanis.
Salah satu ilmu yang membahas pertanian atau bagian dari pertanian itu sendiri
adalah agroekologi. Agroekologi adalah suatu pendekatan atau ilmu yang
mempelajari hubungan antara pertanian dan ekosistem alam dengan tujuan
menciptakan sistem pertanian berkelanjutan yang memiliki dampak minimal
terhadap lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial petani.
Agroekologi memadukan prinsip ekologi dengan praktik pertanian, sehingga
menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan harmonis dengan alam.

Ditijau dalam bidang pertanian, factor lingkungan memainkan peran penting guna
mencapai hasil yang diinginkan. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor eksternal antara lain tanah, kelembapan,
udara, suhu, cahaya dan air. Faktor-faktor internal dapat mencakup gen, hormon, kandungan
klorofil serta struktur morfologi dan anatomi organ tumbuhan. (Widya, 2015). Mengingat
pentingnya pembangunan pertanian yang baik, maka perlu dilakukan praktikum ini guna
mengetahui factor lingkungan baik biotik maupun abiotic yang berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman jagung.

1.2 Tujuan Praktikum


Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan praktikum ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh faktor lingkungan abiotik terhadap pertumbuhan tanaman
jagung.
2. Mempelajari perbedaan pertumbuhan tanaman jagung perlakuan tanpa pupuk
dan perlakuan dengan pupuk.

1.3 Manfaat Praktikum

1. Menambah pengetahuan peneliti terkait dengan pengaruh faktor lingkungan


abiotik dan pengaruh penggunaan pupuk terhadap pertumbuhan tanaman jagung
manis.

2. Menjadi sarana pembelajaran terkait dengan pengaruh faktor


lingkungan abiotik dan pengaruh penggunaan pupuk terhadap pertumbuhan
tanaman jagung manis.

3. Menambah wawasan masyarakat terkait dengan pengaruh faktor lingkungan


abiotik dan pengaruh penggunaan pupuk terhadap pertumbuhan tanaman jagung
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Agroekologi


Agroekologi merupakan pendekatan yang mengintegrasikan prinsip dan
pengetahuan ekologi ke dalam sistem pertanian. Pendekatan ini menekankan
pentingnya keanekaragaman hayati, proses alami dan adaptasi lokal dalam praktik
pertanian. Elemen kunci dari agroekologi meliputi. Sistem agroekologi mendorong
keanekaragaman tanaman dan ternak, yang dapat meningkatkan ketahanan terhadap
hama, penyakit, dan perubahan iklim. Polikultur dan agroforestri merupakan contoh
strategi diversifikasi ( Nofriya dan Fadhly, 2021 ).
Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, secara umum tujuan
analisis zona agroekologi adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai
kondisi biofisik, serta analisis kesesuaian berbagai jenis zona utama. Selain itu,
mengidentifikasi input pertanian unggul yang spesifik pada lokasi berbeda
mengidentifikasi kebutuhan teknologi, dan memberikan masukan dalam perencanaan
penelitian, evaluasi, serta pengembangan produk pertanian unggul spesifik lokasi
bahan baku disediakan. Penetapan zonasi agroekologi didasarkan pada unsur-unsur
dasar lingkungan fisik seperti iklim, hidrologi, geografi (morfologi wilayah),
sumber daya tanah, vegetasi, dan penggunaan lahan. Pemilihan produk yang akan
dikembangkan didasarkan pada pertimbangan faktor sosial ekonomi. Oleh karena
itu, komponen utama agroekologi adalah keseragaman flora dan fauna sebagai unsur
hayati, serta faktor fisik seperti iklim, geografi, wilayah, dan morfologi tanah. Dalam
kaitannya dengan sumber daya lahan, Zona agroekologi/agroekosistem adalah
interaksi antara komponen-komponen lahan (iklim, hidrologi, topografi, tanah)
dengan kegiatan pertanian yang dilakukan pada suatu kawasan (Damayanti, 2013).

2.2 faktor- faktor lingkungan


Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh berbagai lingkungan. Kondisi
lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan mendorong pembungaan tanaman dan
produksi benih. Sebagian besar spesies tidak memasuki tahap reproduksi kecuali
pertumbuhan vegetatifnya telah selesai dan belum mencapai tahap pembungaan
dewasa. Pertumbuhan tanaman yang dihasilkan selalu dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal tanaman itu sendiri. Faktor internal tanaman adalah genetik
tanaman yang dinyatakan melalui pertumbuhan sehingga tercapai hasil, sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil alam
seperti seperti tanah, udara, kelembaban, suhu, nutrisi, cahaya, dan air (Fauzi et al.,
2018). Polusi udara pada umumnya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
aktivitas daun, mengubah anatomi daun. Berikut adalah faktor-faktor lingkungan :

a. Nutrisi

Nutrisi merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses


metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas nutrisi akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman membutuhkan nutrisi
berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis, air
dan karbon dioksida diubah menjadi zat makanan. Zat hara tidak berperan
langsung dalam proses fotosintesis, namun sangat diperlukan agar tanaman
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik (Arijanty & Nasar, 2016)

b. Cahaya Matahari

Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk


hidup. Tanaman sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis.
Namun keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan
tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin yang terdapat pada
ujung batang (A'yuningsih, 2017).
c. Air dan kelembaban

Air dan kelembaban merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan


perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air,
makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat
berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Kelembaban
mempengaruhi keberadaan air yang dapat diserap oleh tanaman mengurangi
penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan
sel (Aprilia dkk, 2021).

d. Suhu

Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan


tanaman. Contohnya pada padi yang ditanam pada awal musim kemarau
dimana suhu rata-rata tinggi akan lebih cepat dipanen daripada padi yang
ditanam pada musim penghujan dimana suhu rata-rata lebih rendah. Hal ini
disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan dan perkembangan
seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan pernapasan pada tanaman
dipengaruhi oleh suhu (A'yuningsih, 2017).

e. Tanah

Tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.


Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah
tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi
tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan
mineral, air, dan derajat keasaman atau pH (Ginting dkk, 2013)

2.3 informasi umum tanaman (jagung untuk tipe 1 2 3 ,kacang untuk 4 dan 5)
2.3.1 Informasi Umum Tanaman Jagung ( Tanaman Utama ).
Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan
berbiji tunggal (monokotil). Jagung memiliki rumput yang kuat, sedikit berumpun
dengan batang kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m, kemudian memiliki akar
serabut, batang silindris, dan ruas. Daun tanaman jagung memanjang dan muncul
dari ruas batang . Kelopak daun sering melingkari batang dan memiliki ligula
berlemak dan berbulu. Bunga jagung bunga tidak lengkap, bunga betina dan Jantan
terpisah namun masih dalam satu batang .Penyerbukan dilakukan dengan bantuan
angin dan terkadang oleh serangga.

Jagung (Zea mays L.) merupakan produk tanaman sekunder , termasuk


subsektor tanaman pangan. Selain itu, jagung juga digunakan sebagai bahan pakan
ternak. Jagung mengandung pati 70%, protein 10D44 dan lemak 5% untuk bahan
pangan dan mengandung bahan baku sebagai pakan ternak, bahan pangan meliputi
46%.Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan.
Jagung merupakan tanaman pangan terpenting kedua setelah padi. Berdasarkan
urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ke 3 setelah
gandum dan padi.

Adapun klasifikasi Tanaman Jagung ( Zea mays L. ) sebagai berikut :


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angospermae
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Graminae
Famili : Graminaeceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L. (Paeru dan Dewi, 2017 ).

2.3.2 Informasi Umum Tanaman Kacang Tanah ( Tanaman Sisipan )


Kacang tanah merupakan tumbuhan yang dapat menghasilkan sendiri unsur
nitrogen dengan bantuan bakteri, namun pembentukannya harus terlebih dahulu
dirangsang oleh pasokan nitrogen dari luar. Penanaman kacang tanah efektif
dilakukan pada tanah gembur yang mengandung kalsium (Ca), nitrogen (N),
Kalium (K), dan fosfor (P) dalam jumlah cukup. Tingkat keasaman (pH) yang ideal
untuk tanaman ini adalah sekitar 5-6,3. Tanah gembur dengan struktur ringan
sangat baik untuk pertumbuhan sel ginekologi, dan ovaeium berkembang dalam
jangka Panjang di dalam tanah (Anonim, 2013).
Menurut (Rina, 2015), klasifikasi Tanaman Kacang Tanah antara lain:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dycotyledoneae
Ordo : Polipetales
Family : Leguminose
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea L.

2.4 morfologi tanaman (jagung untuk tipe 1 2 3 ,kacang untuk 4 dan 5)


Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan
struktur tumbuhan, dan dibagi menjadi bentuk luar dan dalam. Morfologi tumbuhan
tidak hanya menggambarkan bentuk dan struktur tubuh tumbuhan , tetapi juga
menentukan fungsi setiap bagian dalam kehidupan tumbuhan dan mencoba mencari
tahu dari mana asal bentuk dan struktur tumbuhan tersebut. Bagian utama tumbuhan
yang dapat diamati morfologinya, antara lain bagian tumbuhan: akar, batang, daun,
bunga, dan buah (Tjitrosoepomo, 2013). Menurut Suleman dkk (2019), jagung
adalah salah satu tanaman monokotil yang memiliki akar, batang, daun, bunga buah,
dan biji. Berikut morfologinya :

2.4.1 akar
Akar jagung memiliki akar lateral yang kuat, yang berfungsi untuk
menyerap air dan unsur hara dari tanah. Sistem akar serabut ini juga berperan
dalam menjaga stabilitas tanaman jagung di lapangan, terutama saat pertumbuhan
dan produksi tongkol jagung yang berat. Akar jagung juga dapat membantu dalam
meningkatkan kelembaban tanah dan mengurangi erosi tanah.

2.4.2 Batang
Batang tanaman jagung adalah elemen morfologi yang berperan penting
dalam menentukan pertumbuhan dan produktivitasnya. Batang jagung adalah
batang tunggal atau semu (pseudostem) yang tumbuh tegak dengan tinggi yang
bervariasi tergantung pada varietasnya, kondisi lingkungan, dan kultivar. Pada
batang ini terdapat simpul-simpul yang merupakan tempat tumbuhnya daun,
malai, dan akar lateral. Malai jagung, tempat bunga tumbuh, biasanya muncul dari
simpul di bagian atas batang. Batang jagung mengandung jaringan pembuluh
yang berfungsi untuk mengangkut air, unsur hara, dan hasil fotosintesis dari daun
ke seluruh tanaman.

2.4.3 Daun
Daun tanaman jagung tersusun dalam bentuk spiral dan memiliki
karakteristik khas berbentuk lanset atau lebar dengan ujung tumpul. Daun jagung
memiliki batang daun (pelepah) yang kuat yang terhubung ke batang utama atau
pseudostem. Salah satu ciri paling mencolok dari daun jagung adalah adanya
"vena" yang membentuk pola serupa jaring laba-laba. Daun jagung berfungsi
sebagai lokasi utama untuk fotosintesis, di mana klorofilnya mengubah sinar
matahari menjadi energi kimia yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Selain itu, daun jagung juga berperan dalam pertukaran
gas dengan mengambil karbon dioksida dan melepaskan oksigen

2.4.4 Bunga
Bunga jagung terletak pada malai yang muncul di bagian puncak tanaman.
Terdapat dua jenis bunga pada tanaman jagung, yaitu bunga jantan (staminate)
dan bunga betina (pistillate). Bunga jantan memiliki struktur benang sari yang
menghasilkan serbuk sari, sedangkan bunga betina memiliki kepala sari yang
menerima serbuk sari dan menghasilkan biji jagung. Polinasi adalah tahap kunci
dalam pembentukan tongkol jagung, di mana serbuk sari dari bunga jantan dibawa
oleh angin atau hewan penyerbuk ke kepala sari bunga betina.

2.4.5 Buah
Buah jagung adalah hasil utama dari tanaman jagung dan. Buah jagung
disebut juga sebagai tongkol atau telinga jagung, yang terdiri dari berbagai baris
biji jagung yang terpasang erat pada tongkol tersebut. Setiap biji jagung diselimuti
oleh bulu sari yang panjang, yang berfungsi untuk menangkap serbuk sari selama
proses polinasi. Ukuran, bentuk, dan warna buah jagung dapat bervariasi
tergantung pada varietasnya, dan ada juga variasi dalam jumlah baris biji pada
setiap tongkol.

2.4.6 Biji
Biji jagung adalah hasil dari perkembangan bunga betina yang telah
berhasil terpolinasi. Mereka memiliki bentuk elips yang khas, dengan warna yang
bervariasi antara kuning, putih, merah, atau ungu tergantung pada varietasnya.
Setiap biji jagung terdiri dari berbagai lapisan struktural, termasuk endosperma,
bagian terbesar yang menyimpan karbohidrat, protein, dan lemak yang akan
digunakan oleh tanaman saat tumbuh. Inti biji merupakan embrio yang akan
tumbuh menjadi tanaman baru jika biji ditanam.

2.4 Morfologi Tanaman Kacang Tanah

Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang mengidentifikasi


dan membandingkan spesifikasi yang mempelajari bentuk dan struktur tumbuhan,
serta menjadi dasar untuk membedakan perbedaan antar tumbuhan (Tjitrosoepomo,
2013). Tubuh tanaman kacang tanah tersusun atas organ akar, batang, daun, bunga, buah dan
biji. Berikut merupakan uraian karakteristik morfologi tanaman kacang tanah menurut
Askari (2015) :

2.4.1 Akar

Kacang tanah mempunyai akar tunggang. Akar ini mempunyai akar-


akar cabang yang lurus. Akar cabang mempunyai akar-akar yang bersifat
sementara dan berfungsi sebagai alat penghisap. Akar permanen tersebut
akhirnya mempunyai cabang lagi, dan berfungsi juga sebagai alat
penghisap. Tidak hanya akar, polong pun mempunyai alat penghisap, yakni
bulu akar yang menempel pada kulitnya. Bulu akar ini berfungsi sebagai
alat penghisap zat-zat hara.

2.4.2 Batang

Batang tanaman kacang tanah berukuran pendek, berbuku-buku,


dengan tipe pertumbuhan tegak atau mendatar. Pada mulanya batang
tumbuh tunggal. Namun lambat laun bercabang banyak seolah-olah
merumpun. Panjang batang berkisar antara 30-50 cm atau lebih tergantung
jenis varietas kacang tanah dan kesuburan kacang tanah. Buku-buku (ruas-
ruas) batang yang terletak didalam tanah merupakan tempat melekat akar,
bunga, dan buah. Ruas-ruas batang yang berada di atas permukaan tanah
merupakan tempat tumbuh tangkai daun.

2.4.3 Daun
Tanaman kacang tanah mempunyai daun majemuk bersirip genap.
Setiap tangkai daun terdiri dari empat helai anak daun. Permukaan
daunnya sedikit berbulu, berfungsi sebagai penahan atau penyimpan debu
dan obat semprotan. Seringkali kita menjumpai tanaman kacang tanah
yang daun-daunnya berguguran. Gugurnya daun bisa disebabkan oleh
penyakit atau oleh umur tanaman yang sudah lanjut. Gugurnya daun-daun
itu akan terjadi pada saat akhir masa pertumbuhan, dimulai dari bagian
kanan sisi tanaman, kemudian menyusul bagian kiri, lalu ke atas dan
seterusnya.

2.4.4 Bunga

Tanaman kacang tanah mulai berbunga kira-kira pada umur 4-6


minggu setelah ditanam. Rangkaian yang berwarna kuning orange muncul
pada setiap ketiak daun. Bunga kacang tanah menyerbuk sendiri (self
pollination) pada malam hari. Dari semua bunga yang tumbuh, hanya 70-
75% yang membentuk bakal polong (ginofora). Bunga mekar selama sekitar
24 jam, kemudian layu, dan gugur. Ujung tangkai bunga akan berubah
bentuk, menjadi bakal polong, tumbuh membengkok ke bawah, memanjang,
dan masuk ke bawah tanah.

2.4.5 Buah

Buah kacang tanah berbentuk polong dan dibentuk di bawah tanah.


Polong kacang tanah berkulit keras, dan berwarna putih kecoklat-coklatan.
Tiap polong berisi satu sampai tiga biji atau lebih. Ukuran polong
bervariasi, tergantung jenis atau varietasnya, dan tingkat kesuburan tanah.
Polong berukuran besar biasanya mencapai panjang 6 cm dengan diameter
1,5 cm.

2.4.6 Biji

Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai lonjong, terbungkus


kulit biji tipis berwarna putih, merah, atau ungu. Inti biji (nukleus seminis)
terdiri atas lembaga (embrio), dan putih telur (albumen). Biji kacang tanah
yang berkeping dua (dikotil) juga merupakan alat perbanyakan tanaman dan
bahan makanan. Biji kacang hanya sedikit mengandung vitamin A dan
vitamin B, sedangkan vitamin yang lain tidak ada pada biji kacang. Pada
umumnya biji kacang tanah kurang mengandung unsur-unsur vitamin,
namun mengandung sekitar 27% protein dan 45% lemak.
2.5 Syarat Tumbuh (jagung untuk tipe 1 2 3 ,kacang untuk 4 dan 5)
Tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik di daerah beriklim sedang dan
subtropis/tropis. Jagung dapat tumbuh di daerah dengan garis lintang 0 sampai 5
derajat Utara dan 0 - 40 derajat Utara. Curah hujan ideal untuk tanaman ini adalah
85-200 mm/bulan, dengan curah hujan merata. Kondisi ini erat kaitannya dengan
tahap pembungaan dan pembibitan tanaman jagung yang memerlukan air dalam
jumlah cukup. Untuk hasil yang optimal, sebaiknya menanam jagung pada awal
musim hujan atau akhir musim kemarau. Pertumbuhan tanaman jagung sangat
dipengaruhi oleh sinar matahari yang cukup.

Tanaman kacang tanah merupakan tanaman yang relatif tipis dan kecil.
Tanaman kacang memiliki daun yang tinggi sekitar 10 cm. Kacang tanah juga
termasuk tanaman yang tidak tahan terhadap suhu dingin. Selain itu, curah hujan
yang terlalu lebat dan tanah yang basah juga berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman kacang tanah. Jika hujan terlalu lebat, maka serangga akan semakin sulit
untuk melakukan penyerbukan pada bunga dan juga membuat daerah sekitar
kacang menjadi basah sehingga kurang baik bagi pertumbuhan dan
perkembangan kacang tanah.

2.5.1 Tenis Tanah


Tanaman jagung dapat tumbuh hamper disemua tanah, jagung akan tumbuh
dengan baik pada tanah yang subur, kaya akan humus serta aerasi dan drainase
yang baik. jenis tanah berdasarkan beratnya Akar segar muncul pada umur 6
minggu terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Nilai berat segar rata-
rata akar tanaman terbesar jagung yaitu pada budidaya Grumusol namun tidak
berbeda nyata dengan perlakuan gumuk pasir Tanah regosol dan tanah Latosol,
sedangkan skor terendah adalah Perawatan tanah Mediterania. Ini bagus tidak
seperti hasil panjang akar menunjukkan bahwa negara tersebut berada di Laut
Mediterania memiliki hasil panjang akar terbesar pengobatan lain Grumusol
memiliki lukisan berat akar segar semaksimal mungkin karena bobot akar bisa
bertambah peningkatan kepadatan rambut akar dan diameter akar, perluasan sistem
akar juga ketika panjang akar bertambah perbanyakan akar lateral (Sarjiyah
dkk.2016).
2.5.2 pH Tanah

Jangung dan kacang tanah merupakan jenis tanaman yang dapat berumur
pendek sekitar 3-4 bulan. Tanah yang cocok untuk pengembangan jagung dan
kacang tanah adalah tanah bebas, kaya humus, matang. Yang harus diperhatikan
tentang tanah sebagai syarat yang baik untuk pertanaman jagung adalah pH
tanah optimal yaitu pH 5,5 – 6,5. Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman jagung
harus mempunyai kandungan hara yang cukup. Tersedianya zat makanan di
dalam tanah sangat menunjang proses pertumbuhan tanaman hingga
menghasilkan atau berproduksi. (Hamadi dan Agustian, 2021).

2.5.3 Ketinggian Tempat

Jagung bisa ditanam di berbagai daerah, baik dataran rendah hingga


dataran tinggi. Di Indonesia, jagung biasanya ditanam di daerah dataran rendah,
baik di tegalan, sawah tadah hujan, dan sawah irigasi. Jagung yang ditanam di
dataran tinggi bisa dilakukan di ketinggian 1.000—1.800 mdpl. Sedangkan
kacang lebih baik pada ketinggian tempat yang baik untuk tanaman ini antara
0,5 – 500 m dpl. Kacang tanah juga menghendaki penyinaran matahari penuh.
Faktor lingkungan ini sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan
tanaman kacang tanah (Hamadi dan Agustian, 2021).

2.5.4 Kelembapan dan suhu udara


Suhu dan kelembapan yang dikehendaki untuk pertumbuhan jagung adalah
sebesar 27—32°C. Pada suhu 21—27°C dapat mendukung perkecambahan
benih yang optimal. Sedangkan tanaman kacang tanah membutuhkan suhu
sekitar 28-32°C dan tingkat kelembaban 65-75%. Waktu yang tepat
untuk bududaya kacang tanah adalah pada saat musim kemarau
(Lakitan. B, 2014)

2.6.5 Lama Penyinaran

Penyiraman 8-10 setiap hari memberikan pengaruh terbaik terhadap


perubahan pertumbuhan tanaman jagung terutama pada musim kemarau yang
memang setiap hari selalu ada sinar matahari. Penyinaran dilakukan selama
pohon jagung tersebut berbuah, menua dan kering. Parameter pertumbuhan ini
merupakan bagian dari tanaman jagung (Lakitan. B, 2014)
2.6 Pupuk Kandang Ayam

Pupuk kandang ayam mengandung unsur makro dan mikro seperti nitrogen
(N), fosfat(P), kalium (K), magnesium (Mg), dan mangan (Mn) yang dibutuhkan
tanaman serta berperan dalam memelihara keseimbangan hara di dalam tanah
karena pupuk kandang berpengaruh untuk jangka waktu yang lama dan sebagai
nutrisi bagi tanaman. Pupuk tersebut memiliki kandungan hara sebagai berikut
57% kadar air, 29% bahan organik, 1,5 % nitrogen, 1,3% P2O5, 0,8% K2O, 4,0%
CaO, dan 9- 11% rasio C/N. Pupuk kandang ayam memiliki unsur hara yang
lebih besar daripada jenis ternak lain. Hal ini disebabkan karena kotoran padat
pada hewan ternak tercampur dengan kotoran cairnya. Pupuk kandang ayam
sebagai bahan organik dapat berperan dalam pembentukan struktur tanah yang
baik dan stabil sehingga infiltrasi dan kemampuanmenyimpan air tinggi dan
permeabilitas meningkat serta dapat menurunkan besarnya aliran permukaan
sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah (Simatupang, 2005). Pupuk kandang
ayam dapat memperbaiki sifat kimiawi tanah seperti meningkatkan pH, kadar Ca-
dd, Corganik, N-total, C/N, dan H-dd serta menurukan kadar Al-dd ( Shafira dan
Maizar,2022 )

2.7 Kapur Dolimit

Kapur dolomit adalah kapur yang dibentuk dengan cara menghaluskan batuan
kapur yang mengandung magnesium tanpa pemanasan. Nilai penetralan kapur
dolomit adalah 109%. Peranan utama kapur dolomit adalah untuk meningkatkan
pH, alkalinitas, dan hardness. Mekanisme reaksinya adalah: CaCO, +H,O + CO,
Ca²+ 2HCO. Kapur dolomit dihasilkan dari pabrik pupuk ZA yang menggunakan
bahan baku berupa phosphor gypsum, amoniak (NH3), dan karbon dioksida
(CO2). Oleh karena itulah, kapur ini juga mengandung unsur hara makro dan
mikro. Pada umumnya, kapur dolomit berbentuk halus (powder/tepung halus)
yang bersifat homogen dan berwarna putih kecokelatan. Kegunaan utama kapur
ini adalah untuk meningkatkan pH tanah maupun air serta menetralkan kadar
keasamannya. Dolomit adalah kapur yang digunakan untuk keperluan pertanian.
Kapur ini mengandung kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO). Pada umumnya
kapur dolomit atau kapur kalsit yang dominan digunakan dalam budidaya
perairan berdasarkan pertimbangan di atas. Kelebihan kapur dolomit mempunyai
reaksi tahan lama serta mudah didapatkan (Budi,2023 )

2.7 Hubungan Pupuk Dengan Biomassa


Pupuk adalah bahan yang memiliki kandungan satu atau lebih unsur hara
yang diberikan pada tanaman atau media tanam untuk mendukung proses
pertumbuhannya agar bisa berkembang secara maksimal. Sedangkan
Biomassa adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut semua senyawa
organik yang berasal dari tanaman pertanian, alga,dan sampah organik.
Pengelompokan biomassa terbagi menjadi biomassa kayu. biomassa bukan kayu,
dan biomassa sekunder. Biomassa juga dapat dikategorikan menjadi limbah
pertanian limbah kehutanan. tanaman kebun energi, dan limbah organik.
Sifat kimia sifat fisik, kadar air, dan kekuatan mekanis.
Hubungan pupuk dan biomassa adalah saling berkaitan satusama lain karena
biomassa yang terbentuknya dari tanaman dan sejenisnya dan terproses dari
hewan melalui veses atau vermentasi. Jadi biomssa itu bisa dijadikan pupuk
organic untuk tanaman karena sangat baik.
2.8 Hubungan Biomassa Dengan Biodiversitas
Biomassa adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut
semua senyawa organik yang berasal dari tanaman pertanian alga dan sampah
organik. Pengelompokan biomassa terbagi menjadi biomassa kayu, biomassa
bukan kayu, dan biomassa sekunder. Biomassa juga dapat dikategorikan
menjadi limbah pertanian, limbah kehutanan, tanaman kebun energi, dan limbah
organik. Sifat kimia, sifat fisik, kadar air, dan kekuatan mekanis sedangkan
biodiversitas merupakan kekayaan hidup yang ada di bumi yang meliputi jutaan
jenis tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, gen-gen yang dikandungnya, dan
ekosistem tempat mereka hidup. Keanekaragaman hayati tersebut sangat penting
bagi manusia karena merupakan sumber daya alam yang memiliki nilai ekonomis
dan ekologis yang penting. Keanekaragaman spesies dalam ekosistem hutan
menghasilkan berbagai macam flora dan fauna yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber pangan, tempat tinggal, obatobatan dan kebutuhan hidup yang lain
(Kurniasih,2018).
Hubungan biomassa dengan biodiversitas sangatlah berpenmgaruh, jika tidak
ada biodiversitas maka otomatis tidak akan bisa terbentuknmya biomassa yang
sangat bermanfaat juga dalam hgehiduoan manusia. Biodiversitas menyediakan
semua bahan yang bisa diolah atau dijadikan biomassa, dan pada nantinya
biomassa juga akan digunakan atau diperlukan oleh manusia sebagai pelengkap
dalam segala aspek kehidupan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum agroekologi dalam kegiatan budidaya jagung dan kacang tanah ini
dilaksanakan setiap hari Jum’at pukul 06.00 WIB bertempat di KP3 Bandongan,
Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang.
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikum agroekologi budidaya tanaman jagung dan
kacang tanah ini adalah cangkul, gembor, cetok, dan ember. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah benih biji jagung, kacang tanah, air, pupuk kendang ayam, dan
dolomit.
3.3 Langkah-langkah Praktikum
3.3.1 Pengolahan Lahan
a. Siapkanlah lahan untuk budidaya berukuran 4x3 meter.
b. Bentuklah bedengan pada lahan dengan tinggi sekitar 20-25cm serta irigasi air
disetiap pinggir bedengan.
c. Kemudian lakukan pengolahan tanah dengan menggunakan cangkul supaya
tanah menjadi gembur.
d. Setelah pengemburan rata, kemudian lakukan pemberian pupuk kendang ayam
dan kapur dolomit lalu tutuplah dengan tanah diatasnya.
e. Lakukan pengukuran layout tanam yang sudah ditentukan untuk tanaman utama
yang jaraknya 50x40cm, dan untuk sisipan jaraknya 25x20cm.
f. Sebelum ditanami benih, usahakan tanah dibasahi terlebuh dahulu agar
mempermudah penanaman.
g. Lahan siap untuk ditanami
3.3.2 Penanaman
a. Setelah pengolahan lahan selesai.
b. Kemudian masuk keproses penanaman benih jagung dan kacang tanah sesuai
dengan layout yang sudah dibuat dan diukur.
c. Galihlah tanah sesuai tanda layout yang sudah dibuat dengan menggunakan
cetok dengan kedalam 2-3cm.
d. Kemudian masukan benih biji jagung dan kacang tanah satu-persatu dan
ditimbun dengan tanah kembali.
e. Setelah selesai penanaman, lahan disiram menggunakan air terutama pada
lubang yang ditanam agar tanah basah sampai dalam dan mempercepat
pertumbuhan benih jegung.
f. Lakukan penyiraman setiap hari diwaktu pagi atau sore selama 2 minggu
berturut-turut.
3.3.3 Pemupukan
Perlakuan tanpa pupuk yaitu ketika sedang olah lahan , lahan hanya dibuat
bedengan kemudian buat lubang untuk tempat 2-3 butir benih jagung. Penggunaan
pupuk kandang sama halnya seperti pengolahan saat pertama olah lahan yaitu
setelah tanah di cangkul lalu dicampur dengan pupuk kandang secara merata.
Untuk pemupukan dengan perlakuan pupuk kandang, poc dan dolomit yaitu
dilakukan pencampuran pupuk kandang dan dolomit terlebih dahulu. Pemberian
poc dilakukan dengan dosis 4 ml L-1dengan waktu penyemprotan 2 hari, 4 hari dan
6 hari setelah tanam menghasilkan hasil yang signifikan terhadap jumlah daun dan
berat basah tanaman.

3.3.4 Pengendalian hama dan penyakit

Jika terdapat hama langsung dilakukan pengendalian dengan mengambil


hama tersebut menggunakan tangan. Jika terdapat gulma maka dilakukan
pengendalian dengan mencabut gulma tersebut. Tanaman yang terserang hama
maupun penyakit dipantau dan diamati .Yaitu adanya hama ulat, belalang yang
menyebabkan daun jagung manis menjadi berlubang. Pengendaliannya yaitu
dengan diambil menggunakan tangan lalu dibuang. Kemudian adanya gulma
rumput, pengendaliannya dengan melakukan penyiangan yaitu dengan mencabut
rumputnya. Untuk penyakit yang timbul biasanya bulai, dan hawar pecah untuk
pencegahannya yaitu penggunaan pestisida dan penyiraman dengan rutin.

3.3.5 Pemanenan

Jagung manis sudah mulai berbunga pada umur 50 hari setelah tanam. Hal
pertama yang dilakukan yaitu pemanenan jagung muda terlebih dulu, yakni jagung
yang berada di paling pangkal. Tujuannya agar menghasilkan panen yang
maksimal. Panen jagung dapat dilakukan saat umur jagung sekitar 65–75 hari
setelah di tanam.
3.3.6 Cara Panen

Pemanenam dilakukan dengan cara menggali tanah sekitar pangkal batang


hingga dirasa cukup. Tanaman jagung dicabut dan di bersihkan dari tanah yang
menempel pada akar. Buah jagung yang ada di ambil lalu dipisahkan. Batang dan
daun tanaman jagung di potong dan di jemur. Bagian akar juga dibersihkan
kemudian dijemur hingga kering.

3.4 Cara Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan beberapa cara pengamatan yang dilakukan


dalam mengamati tanaman jagung ini yaitu dengan , pengamatan kuantitatif dan
pengamatan kualitatif.

3.4.1 Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman yang diukur yaitu dari permukaan tanah sampai dengan ujung
daun tanaman sampel. Tinggi tanaman diukur menggunakan penggaris/ meteran
dengan cara mengukur dari pangkal tanaman sampai titik tertinggi. Pengukuran
dilakukan setiap minggu sekali sampai minggu kedelapan atau sesuai kesepakatan.

3.4.2 Banyakk Daun

Jumlah daun dihitung untuk menentukan tingkat kemampuan tanaman


untuk berfotosintesis.Penghitungan jumlah daun dilakukan dengan cara
menghitung jumlah daun pada setiap tanaman, perhitungan dilakukan setiap
minggu sekali, sampai minggu kedelapan. Daun yang dihitung meliputi daun yang
sudah membuka dan lengkap bagiannya.

3.4.3 Panjang Akar

Pengukuran panjang akar terpanjang ini dilakukan pada saat tanaman telah
dipanen. Pemanenan dilakukan pada saat minggu kedelapan pengamatan.
Pengukuran dilakukan setelah akar tanaman dibersihkan dari tanah yang
menempel dengan dibersihkan menggunakan air.

3.4.4 Berat Segar Brangkasan Atas

Penimbangan berat segar dilakukan setelah pemanenan. Akar yang akan


ditimbang dibersihkan dari tanah dan dalam keadaan segar. Brangkasan atas
dimulai dari ujung batang tanaman ke atas. Dilakukan penimbangan dengan
timbangan digital maupun timbangan analitik.

3.4.5 Berat Kering Brangkasan Atas

Berat basah brangkasan atas yang sudah ditimbang, dimasukkan ke dalam


kantong kertas dan dilakukan pengovenan . Pengovenan ini dilakukan dengan suhu
60°C yang kemudian dinaikkan menjadi 80°C karena sudah saatnya dibuka tapi
ternyata belum kering sehingga dinaikkan suhunya. Dilakukan penimbangan
terhadap brangkasan atas yang telah selesai dioven dengan timbangan analitik.

3.4.6 Berat Segar Akar

Bobot segar akar diukur dengan cara mencabut secara perlahan tanaman
jagung manis agar akarnya tidak putus dan tertinggal di dalam tanah. Akar setelah
dicabut, dicuci dan dibersihkan dari tanah atau kotoran yang masih menempel.
Setelah bersih, akar Jagung Manis dipisahkan dari bagian tanaman dengan cara
dipotong, selanjutnya akar Jagung Manis ditimbang. Penimbangan berat segar akar
dilakukan ketika tanaman Jagung Manis berumur 70 hari.

3.4.7 Berat Kering Akar

Pengukuran bobot kering akar dilakukan saat tanaman Jagungn Manis


berumur 70 hari dengan cara mencabut tanaman Jagung Manis,mencuci akarnya
hingga bersih, dikeringkan di bawah sinar matahari lalu membungkusnya dengan
kertas, selanjutnya akar dioven pada suhu 700 C hingga beratnya konstan.
Penimbangan berat kering, baik brangkasan maupun akar bertujuan untuk
mengetahui berapa banyak akumulasi bahan kering hasil dari proses fotosintesis
tanaman Jagung Manis, karena ketika masih segar, akumulasi bahan hasil
fotosintesis masih bercampur dengan air yang terkandung dalam tubuh tanaman
( Budiman, 2014).

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
4.1.1 Grafik Tinggi Tanaman
tinggi
tanaman
kelompo kelompok kelompok
minggu k1 2 3
1 3,25 0 1,17
2 6,3 1,9 5,32
3 46,33 6,55 11,3
4 64,4 12,45 19,6
5 82,75 19,8 25,5
6 119,35 29,2 38,2
7 158,2 50,6 70,6

tinggi tanaman
300

250

200

150

100

50

0
1 2 3 4 5 6 7

kelompok 1 kelompok 2 kelompok 3


4.1.2 Grafik Jumlah Daun
jumlah
daun
mingg kelompok kelompok kelompok
u 1 2 3
1 3,3 0 1,4
2 4,3 1,8 3,8
3 5,6 3,4 5,4
4 6,7 5,9 6,4
5 7,9 7 7,2
6 8,9 9 8,2
7 10,6 9,7 10,8

jumlah daun
35
30
25
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7

kelompok 1 kelompok 2 kelompok 3

4.1.3 Grafik Panjang Akar


kelom panjang
pok akar
1 0
2 12,69
3 16,1
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
panjang akar

kelompok 1 kelompok 2 kelompok 3


4.1.4 Garfik Brangkasan Atas
kelomp berat berat
ok basah kering
294,2 40,011
1 1 11
181,1
2 5 45,515
214,0
3 2 35,81

brangkasan atas
350
300
250
200
150
100
50
0
1 2 3

berat basah berat kering

4.1.5 Grafik Brangkasan Bawah


kelomp berat berat
ok basah kering
1 62,3 12,08
2 39,47 8,106
4,0444
3 26,77 44

brangkasan bawah
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3

berat basah berat kering


4.2 Pembahasan
Pupuk merupakan komponen yang penting untuk pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
Pemupukan adalah usaha menambahkan unsur hara untuk tanaman, baik pada tajuk tanaman
atau tanah sesuai kebutuhan tanaman, yang bertujuan melengkapi ketersediaan unsur hara
(Fathin, 2019). Pupuk bagi tanaman bagaikan suplemen daripada disebut makanan untuk
tanaman. Sebab, tanaman mendapatkan makanan mereka sendiri melalui hasil
fotosintesis.Pengaplikasian pupuk daun sangatlah dianjurkan ketika sedang melakukan
budidaya tanaman. Namun, pemberian pupuk daun pada tanaman tidak bisa dilakukan begitu
saja atau sembarangan. Hal ini dikarenakan pengaplikasian pupuk daun yang tidak tepat
dapat berdampak buruk bagi tanaman itu sendiri.

4.2.1 Tinggi Tanaman


Berdasarkan perlakuan pupuk yang tanpa pemupukan yaitu kelompok 1,
menggunakan pupuk kendang yaitu kelompok 2, dan menggunkan pupuk organic cair
yaitu kelompok 3 dapat disimpulkan bawa penggunaan pupuk cukup berpengaruh pada
tinggi tanaman diluar factor yang lainnya.
Dilihat dari tinggi tanaman masing-masing kelompok dengan perlakuan pupuk yang
berbeda dimana berdasarkan data, tinggi tanaman kelompok 1 yang mana tanpa adanya
pemupukan terlihat lebih tinggi daripada kelompok yang lain yang menggunakan pupuk
baik organic maupun organic cair.
Hasil dari suatu tanaman dipengaruhi oleh pertumbuhan tanaman, yang mana
pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh unsur hara yang yang terkandung di dalam
media tanah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa penambahan bahan organik dalam
tanah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman. Kondisi ini menjadikan
tanaman mampu melakukan proses fotosintesis dan menyebabkan pertumbuhan
maksimal, dimana unsur hara diangkut oleh akar sampai kebagian atas tanaman
kemudian mengalami proses metabolisme dalam pembentukan organ-organ tanaman
seperti batang, daun dan luas daun menjadi lebih tinggi, sehingga peranan daun sebagai
alat fotosintesis semakain bertambah (Magdalena,2013).

-perbandingan perlakuan pupuk (tanpa pupuk,pupuk kandang,pupuk organic cair) terhadap


tinggi tanaman lalu di kuatkan dengan sitasi
4.2.2
-perbandingan perlakuan pupuk (tanpa pupuk,pupuk kandang,pupuk organic cair) terhadap
jumlah daun tanaman lalu di kuatkan dengan sitasi
Berdasarkan perlakuan pupuk yang tanpa pemupukan yaitu kelompok 1, menggunakan pupuk
kendang yaitu kelompok 2, dan menggunkan pupuk organic cair yaitu kelompok 3 dapat
disimpulkan bawa penggunaan pupuk cukup berpengaruh pada jumlah daun diluar factor
yang lainnya.
Dilihat dari data dapat disimpulkan bahwa perlakuan tanpa pupuk pada awal pertumbuhan
memiliki jumlah daun yang lebih tinggi daripada perlakuan lainnya. Namun pada minggu-
minggu terakhir jumlah daun pada semua perlakuan hampir sama dan pada minggu terakhir
perlakuan dengan pupuk organic cair memiliki jumlah daun yang lebih banyak.
Pada dasarnya pupuk organik cair lebih baik dibandingkan dengan pupuk organik padat. Hal
ini disebabkan penggunaan pupuk organik cair memiliki beberapa kelebihan yaitu
pengaplikasiannya lebih mudah, unsur hara yang terdapat di dalam pupuk cair mudah diserap
tanaman, mengandung mikroorganisme yang banyak, mengatasi defesiensi hara, tidak
bermasalah dalam pencucian hara, mampu menyediakan hara secara cepat, proses
pembuatannya memerlukan waktu yang lebih cepat, serta penerapannya mudah di pertanian
yakni tinggal di semprotkan ke tanaman (Fitria, 2013).
4.2.3 Akar Tanaman
Berdasarkan perlakuan pupuk yang tanpa pemupukan yaitu kelompok 1,
menggunakan pupuk kendang yaitu kelompok 2, dan menggunkan pupuk organic cair
yaitu kelompok 3 dapat disimpulkan bawa penggunaan pupuk cukup berpengaruh pada
akar tanaman diluar factor yang lainnya.
Dilihat berdasarkan data yang diperoleh bahwasannya tanaman dengan perlakuan
pupuk cair yaitu kelompok 3 memiliki pertumbuhan akar yang cukup baik daripada
tanaman yang lainnya. Sedangkan untuk kelompokm 1 tidak ada data yang dapat
dianalis.
Pupuk organik cair (POC) adalah pupuk berwujud cair yang dibuat dari bahan-
bahan organik melalui proses fermentasi. Pupuk cair lebih efektif dan efisien jika
diaplikasikan pada daun, bunga dan batang dibanding pada media tanam. Pupuk organik
cair (POC) bisa berfungsi sebagai perangsang tumbuh terutama pada saat tanaman mulai
bertunas atau perubahan dari fase vegetatif ke generatif untuk merangsang pertumbuhan
buah dan biji. Daun dan batang bisa menyerap secara langsung pupuk yang diberikan
melalui stomata atau pori–pori yang ada pada permukaannya (Sitanggang, 2022).
-perbandingan perlakuan pupuk (tanpa pupuk,pupuk kandang,pupuk organic cair) terhadap
panjang akar tanaman lalu di kuatkan dengan sitasi terkait pengaruh pupuk kesifat tanah
4.2.4 Panjang Akar
Berdasarkan perlakuan pupuk yang tanpa pemupukan yaitu kelompok 1,
menggunakan pupuk kendang yaitu kelompok 2, dan menggunkan pupuk organic cair
yaitu kelompok 3 dapat disimpulkan bawa penggunaan pupuk cukup berpengaruh pada
brangkasan atas tanaman diluar factor yang lainnya.
Dilihat dari data yang diperoleh tanaman dengan perlakuan tanpa pupuk memiliki
berat brangkasan atas yang tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Lalu disusul
oleh kelompok 3 yang menggunakan pupuk organic cair, serta kelompok 2 dengan
pupuk organic padat.

Pupuk anorganik yang digunakan terus menerus dengan tidak dilakukan


penambahan pupuk organik dapat mengakibatkan ketidak seimbangan unsur hara di
dalam tanah, struktur tanah menjadi rusak, mikrobiologi di dalam tanah sedikit. Selama
ini penggunaan pupuk anorganik berdosis tinggi tanpa menambahkan bahan organik
pada budidaya padi sawah, akibatnya dapat menurunkan kadar bahan organik tanah,
sehingga produksi tinggi tidak dapat dicapai (Murnita, 2021).

4.2.5 Brangkasan bawah

Berdasarkan perlakuan pupuk yang tanpa pemupukan yaitu kelompok 1, menggunakan


pupuk kendang yaitu kelompok 2, dan menggunkan pupuk organic cair yaitu kelompok
3 dapat disimpulkan bawa penggunaan pupuk cukup berpengaruh pada brangkasan
bawah tanaman diluar factor yang lainnya.

Dilihat dari data yang diperoleh tanaman dengan perlakuan tanpa pupuk memiliki berat
brangkasan bawah yang tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Lalu disusul
oleh kelompok 2 yang menggunakan pupuk organic padat serta kelompok 3 dengan
pupuk organic cair.

Akibat pemakaian pupuk anorganik dalam jumlah di atas takaran yang digunakan
selama ini sudah mulai memberikan dampak lingkungan yang negatif, seperti
menurunnya kandungan bahan organik tanah, rentannya tanah terhadap erosi,
menurunnya permeabilitas tanah, menurunnya populasi mikroba tanah, dan sebagainya.
Dengan menggunakan sistem pengolahan tanah yang intensif, pada mulanya petani
mendapatkan hasil panen yang tinggi. Namun karena tanah terusmenerus diolah
akibatnya tanah mengalami penurunan produktivitas. Tanah yang diolah berlebihan
tanpa tindakan konservasi akan menjadi lebih cepat kering, lebih halus (powdery),
berstruktur buruk dan berkadar bahan organik tanah rendah (Herdiyanto, 2015).
-perbandingan perlakuan pupuk (tanpa pupuk,pupuk kandang,pupuk organic cair)
terhadap berat basah dan berat kering (biomassa) lalu di kuatkan dengan sitasi

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan abiotik, seperti suhu,
kelembaban, dan cahaya, memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman
jagung. Hasil pengamatan dapat memberikan informasi tentang bagaimana tanaman
jagung merespons perubahan-perubahan ini, dan hal ini dapat berguna dalam
mengoptimalkan kondisi pertumbuhan tanaman jagung di lingkungan tertentu., dapat
disimpulkan bahwa pemberian pupuk memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan
tanaman jagung. Tanaman jagung yang diberi pupuk cenderung menunjukkan
pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman jagung yang tidak
mendapatkan pupuk. Hal ini mengindikasikan bahwa unsur-unsur nutrisi yang disediakan
oleh pupuk memberikan dukungan yang diperlukan untuk pertumbuhan
optimal tanaman jagung.

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bani.G.A. 2023. Analisi Kimia Batu Kapur Kabupaten Kupang Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Pupuk Kapur Dolimit. Jurnal Agroteknologi Pertanian Dan
Publikasi Riset. 5(1):23-28.

Hamadi. F.H., dan Agustina. J. 2021. Indeks Kualitas Tanah Pada Satuan Lahan Yang
Ditanami Jagung Di Kenagarian Mungka, Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal
Tanah dan Sumberdaya. 8(2):553-560.

Lakitan, B. 2014. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Safira.W., dan Maizar. 2022. Pengaruh Berbagai Pupuk Organik dan Konsentrasi Hormon
GA3 Terhadap Pertemuan Serta Produksi Tananam. Jurnal Agroteknologi
Agribisnis dan Akuakultur. 2(1):43-52.
LAMPIRAN
Lampiran 1 layout
Lampiran 2 dokumentasi
Lampiran 3 data mentah dari semua parameter
1. Tinggi Tanaman Utama
kelompok 1 = A4
minggu
sampel
1 2 3 4 5 6 7
1 3,5 3,5 43,5 62 86 120 162
2 5 7 41,5 58 69 117 150
3 4 9 53,3 74 102 127 170
4 2 5,5 52 82 85 132 175
5 4 8 50 67 84 102 130
6 3 5 46 60 83 127,5 175
7 1,5 5,5 37 60 71 105 135
8 3 7 45 48 73 116 150
9 3 5,5 41 61 82 113 155
10 3,5 7 54 72 92,5 134 180
rata -rata 3,25 6,3 46,33 64,4 82,75 119,35 158,2

kelompok 2 = D4
minggu
sampel
1 2 3 4 5 6 7
1 0 4 9 15 21 30 45
2 0 4 12,5 20,5 29 40 69
3 0 4 13 23 39,5 64 111
4 0 1 10 19 27,5 37 68
5 0 4 3 3 8 13 24
6 0 2 8,5 13 20,5 24 45
7 0 0 9,5 17 25,5 41 78
8 0 0 0 4 9 17 27
9 0 0 0 6 10 14 18
10 0 0 0 4 8 12 21
rata -rata 0 1,9 6,55 12,45 19,8 29,2 50,6
kelompok 3 = F4
minggu
sampel
1 2 3 4 5 6 7
1 1,5 5 12 23 28 40 72
2 1,8 5,5 10 19 21 30 52
3 0,7 5,2 12 20 25 35 60
4 1,2 4,5 10 15 18 30 50
5 1,9 5 11 28 31 42 73
6 0,5 6,5 13 18 28 50 93
7 0,7 5,5 10 16 26 40 70
8 1,5 7 14 19 25 33 66
9 0,9 4,5 11 20 25 42 86
10 1 4,5 10 18 28 40 84
rata -rata 1,17 5,32 11,3 19,6 25,5 38,2 70,6

2. Jumlah Daun
kelompok 1 = A4
minggu
sampel
1 2 3 4 5 6 7
1 3 4 6 8 8 8 12
2 4 5 6 7 8 10 10
3 4 4 5 5 6 7 9
4 3 5 6 6 8 9 10
5 4 4 6 6 6 9 11
6 3 4 6 6 10 11 11
7 2 2 4 5 8 10 10
8 4 5 6 8 8 8 12
9 3 5 5 8 9 8 10
10 3 5 6 8 8 9 11
rata -rata 3,3 4,3 5,6 6,7 7,9 8,9 10,6

kelompok 2 = D4
minggu
sampel
1 2 3 4 5 6 7
1 0 3 5 7 8 11 11
2 0 3 6 8 7 10 12
3 0 3 6 9 9 12 12
4 0 2 6 7 9 11 11
5 0 2 2 4 4 5 6
6 0 2 4 6 8 8 9
7 0 3 5 7 9 11 11
8 0 0 0 3 5 8 10
9 0 0 0 4 6 7 7
10 0 0 0 4 5 7 8
rata -rata 0 1,8 3,4 5,9 7 9 9,7

kelompok 3 = F4
minggu
sampel
1 2 3 4 5 6 7
1 2 4 6 7 8 10 12
2 2 3 5 6 7 8 9
3 1 3 5 6 7 8 10
4 1 4 5 6 6 7 10
5 2 3 6 7 7 8 9
6 1 4 6 7 8 10 12
7 1 4 5 6 7 8 10
8 2 5 6 7 8 7 11
9 1 4 5 6 7 8 12
10 1 4 5 6 7 8 13
rata -rata 1,4 3,8 5,4 6,4 7,2 8,2 10,8

3. Panjang Akar
kelompok kelompok kelompok
sampel 1 2 3
1 0 15 14
2 0 16 12
3 0 13,5 16
4 0 15,4 25
5 0 10 19
6 0 11,5 13
7 0 8,5 14
8 0 14 12
9 0 11,5 13
10 0 11,5 23
rata- rata 0 12,69 16,1
4. Berat Berangkas Atas
berat basah berat kering
brankasan atas brangkasan atas
sampe kelompo kelompo kelompo sampe kelompo kelompo kelompo
l k1 k2 k3 l k1 k2 k3
1 303,1 242,4 209,2 1 33,9 41,65 40,1
2 238,5 193,4 185,3 2 33,2 41,72 25,2
3 312,7 185,1 227,1 3 41,9 118,43 39,1
4 378,2 262,8 380,8 4 53,9 59,23 39,1
5 227,4 47,2 181,6 5 34,7 7,77 34,5
6 342,1 135,9 271,1 6 56,8 26,36 48,5
7 217,6 290,6 136,1 7 33,4 54,35 34,1
8 283,3 138 128,6 8 30,5 54,35 20,5
9 174,3 151,1 211,4 9 41,8 22,31 37,5
10 464,9 165 209 10 48, 5 28,98 39,5
rata- rata-
rata 294,21 181,15 214,02 rata 40,01111 45,515 35,81

5. Berat Berangkas Bawah


berat basah berat kering
brangkasan bawah brangkasan bawah
sampe kelompo kelompo kelompo sampe kelompo kelompo kelompo
l k1 k2 k3 l k1 k2 k3
1 48,8 51,9 29,1 1 8,5 25,97 2,4
2 43,3 38,8 19,8 2 7,3 10,8 6,7
3 63,3 62,7 17,9 3 14,7 12,11 4,3
4 54 17,1 44,7 4 10,2 3,72 1,7
5 52 4 20,8 5 11,4 0,88 7,8
6 87,1 89,8 43,1 6 16 7,6 3,5
7 45,7 77,9 20,5 7 6,9 12,9 3,6
8 68,8 16,5 16,9 8 18,3 2,43 3,4
9 70,5 13,2 34,9 9 11,8 1,61 3.3
10 89,5 22,8 20 10 15,7 3,04 3
rata- rata-
rata 62,3 39,47 26,77 rata 12,08 8,106 4,044444

Lampiran 4 lembar kontribusi anggota kelompok

Anda mungkin juga menyukai