Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EKOLOGI TANAMAN

“PERTANIAN BERKELANJUTAN”

OLEH :

KELOMPOK 1

IRWAN TRIO BAILAO (1904060086) REGINALDO F. N. BERE (1904060164)

MUHAMMAD A. LOU (1904060223) RIZAL A. KADIR ISA (1904060232)

SEFERINUS KOSAT (1904060233) INTAN S. G. SIMARMATA (2004060051)

HIERONIMUS E. SUHARDI (2104060015) HILDA MARIA M. M. G. MUGA (2104060016)

NOVITA ERLINA DE’ES (2104060024) PASKALIS F. RULIARTA (2104060028)

SHIDDIQIE R. F. AL AMIN (2104060031) STEFANIA C. JELITA ( 2104060032)

TESA M. TEHE NUBEIN (2104060034) YOHANES F. NERANAI (2104060035)

YOHANITA LISTRA ( 2104060036) ANGELINA T. BUANTARA (2104060047)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

2023
KATA PENGANTAR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pertanian berkelanjutan merupakan suatu konsep pertanian yang semakin penting untuk
diterapkan di era modern ini, karena kebutuhan manusia akan pangan semakin meningkat
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Pertanian berkelanjutan bertujuan untuk
menciptakan suatu sistem pertanian yang efektif, efisien, dan berkelanjutan secara ekonomi,
sosial, dan lingkungan. Konsep ini mencakup prinsip-prinsip seperti penggunaan bahan
organik, penghematan air dan energi, penggunaan teknologi yang ramah lingkungan, serta
pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.. Di sisi lain, penggunaan bahan kimia
dan teknologi modern dalam pertanian yang tidak berkelanjutan dapat mengancam
keberlangsungan lingkungan dan sumber daya alam yang kita miliki. Oleh karena itu,
diperlukan suatu bentuk pertanian yang mampu menjaga keseimbangan antara kebutuhan
manusia dengan keberlangsungan lingkungan dan sumber daya alam. Dalam beberapa tahun
terakhir, pertanian berkelanjutan telah menjadi isu yang semakin diperbincangkan di seluruh
dunia, termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan oleh perubahan iklim global, penurunan
kualitas tanah, dan peningkatan permintaan pangan yang semakin tinggi.

Makalah tentang pertanian berkelanjutan menjadi sangat penting untuk dibahas karena
adanya kebutuhan untuk menciptakan suatu sistem pertanian yang dapat memenuhi
kebutuhan pangan manusia sambil menjaga keberlangsungan lingkungan dan sumber daya
alam mengingat peran penting pertanian sebagai sumber pangan dan mata pencaharian utama
di banyak negara, termasuk Indonesia. Dalam makalah ini, akan diuraikan konsep dasar
pertanian berkelanjutan, prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan, tantangan dalam
menjalankan pertanian berkelanjutan, serta dampak positif dari penerapan pertanian
berkelanjutan bagi lingkungan, sosial, dan ekonomi. Makalah ini juga akan membahas peran
penting petani, pemerintah, dan masyarakat dalam menjalankan pertanian berkelanjutan serta
upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pertanian
berkelanjutan.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian pertanian berkelanjutan dan mengapa penting untuk diterapkan?

2. Apa saja prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan yang perlu diperhatikan?

3. Bagaimana cara menjalankan pertanian berkelanjutan dengan efektif dan efisien?

4. Apa saja tantangan dan hambatan dalam menjalankan pertanian berkelanjutan?

5. Bagaimana peran petani, pemerintah, dan masyarakat dalam menjalankan pertanian


berkelanjutan?

6. Apa saja dampak positif dari penerapan pertanian berkelanjutan bagi lingkungan, sosial,
dan ekonomi?

7. Bagaimana cara mempromosikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang


pentingnya pertanian berkelanjutan?

8. Bagaimana implikasi pertanian berkelanjutan terhadap peningkatan ketahanan pangan


suatu negara?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian pertanian berkelanjutan dan mengapa penting untuk


diterapkan.

2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan yang perlu diperhatikan.

3. Untuk mengetahui cara menjalankan pertanian berkelanjutan dengan efektif dan efisien.

4. Untuk mengetahui tantangan dan hambatan dalam menjalankan pertanian berkelanjutan.

5. Untuk mengetahui peran petani, pemerintah, dan masyarakat dalam menjalankan


pertanian berkelanjutan.
6. Untuk mengetahui dampak positif dari penerapan pertanian berkelanjutan bagi
lingkungan, sosial, dan ekonomi.

7. Untuk mengetahui cara mempromosikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat


tentang pentingnya pertanian berkelanjutan.

8. Untuk mengetahui implikasi pertanian berkelanjutan terhadap peningkatan ketahanan


pangan suatu negara.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertanian Berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang berlanjut untuk saat
ini dan saat yang akan dating dan selamanya. Artinya pertanian tetap ada dan bermanfaat bagi
semuanya dan tidak menimbulkan bencana bagi semuanya. Jadi dengan kata lain pertanian yang
bisa dilaksanakan saat ini, saat yang akan datang dan menjadi warisan yang berharga bagi anak
cucu kita. Adapun defenisi lain dari sistem pertanian berkelanjutan adalah sebagai alternative-
alternafit untuk mencapai tujuan sistem produksi pertanian yang dapat menguntungkan secara
ekonomi dan aman secara lingkungan.

Sistem pertanian berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam mengelola
sumberdaya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus
mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumber daya alam.
Pertanian berwawasan lingkungan selalu memperhatikan nasabah tanah, air, manusia, hewan dan
ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan.

Sedangkan tujuan diterapkan nya pertanian berkelanjutan adalah untuk meningkatkan


kesuburan tanah, meningkatkan dan mempertahankan hasil pada aras yang optimal,
mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman hayati dan ekosistem dan yang lebih
penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan penduduk dan makhluk hidup
lainnya.

Sistem pertanian berkelanjutan berisi ajakan moral untuk berbuat kebajikan pada
lingkungan sumber daya alam dengan mempertimbangkan 3 mantra atau aspek sebagai berikut :

 Kesadaran Lingkungan ( Ecologically Sound), sistem budidaya pertanian tidak boleh


menyimpang dari sistem ekologis yang ada. Keseimbangan adalah indicator adanya
harmonisasi dari sistem ekologis yang mekanismenya dikendalikan oleh hukum alam.
 Bernilai ekonomis (Economic Valueable), sistem budidaya pertanian harus mengacu pada
pertimbangan untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang lain, untuk jangka pendek dan
jangka panjang serta bagi organisme dalam sistem ekologi maupun diluar sistem ekologi.

 Berwatak sosial atau kemasyarakatan (Socially Just), sistem pertanian harus selaras
dengan norma-norma sosial dan budaya yang dianut dan dijunjung tinggi oleh
masyarakat disekitarnya sebagai contoh seorang petani akan mengusahakan peternakan
ayam di pekarangan milik sendiri. Mungkin secara ekonomis dan ekologis menjanjikan
keuntungan yang layak, namun ditinjau dari aspek sosial dapat memberikan aspek yang
kurang baik misalnya, pencemaran udara karena bau kotoran ayam.

Norma-norma sosial budaya harus diperhatikan, apalagi dalam sistem pertanian berkelanjutan di
Indonesia biasanya jarak antara perumahan penduduk dengan areal pertanian sangat berdekatan.
Didukung dengan tingginya nilai sosial pertimbangan utama sebelum merencanakan suatu usaha
pertanian dalam arti luas. 5 kriteria untuk mengelola suatu sistem pertanian berkelanjutan yaitu :

 Kelayakan ekonomis (economic viability)

 Bernuansa dan bersahabat ekologi (accologically sound and friendly)

 Diterima secara sosial (Social just)

 Kepantasan budaya (Culturally approiate)

 Pendekatan sistem holistic (Sistem and hollisticc approach)

2.2. Prinsip Dasar Sistem Pertanian Berkelanjutan

Menurut Jaker PO ( Jaringan Kerja Pertanian Organik) dan IFOAM (International


Federation Of Organic Agriculture Movement) ada 4 prinsip dasar dalam membangun gerakan
pertanian berkelanjutan :
1) Prinsip Ekologis

Prinsip ini mengembangkan upaya bahwa pola hubungan antara organisme dengan alam
adalah satu kesatuan. Upaya-upaya pemanfaatan air, tanah,udara,iklim, serta sumber-
sumber keanekaragaman hayati di alam harus seoptimal mungkin (tidak
mengeksploitasi).Upaya-upaya pelestarian harus sejalan dengan upaya pemanfaatan.

2) Prinsip Teknis

Produksi dan pengolahan prinsip teknis ini merupakan dasar untuk mengupayakan suatu
produk organik. Yang termasuk dalam prinsip ini mulai dari transisi lahan model
pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan, cara pengelolaannya, pemupukan nya,
pengelolaan hama dan penyakit hingga penggunaan teknologi yang digunakan sejauh
mungkin mempertimbangkan kondisi fisik setempat.

3) Prinsip Sosial Ekonomis

Prinsip ini menekankan pada penerimaan model pertanian secara sosial dan secara
ekonomis menguntungkan petani. Selain itu juga mendorong berkembangnya kearifan
lokal, kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dan mendorong kemandirian petani.

4) Prinsip Politik

Prinsip ini mengutamakan adanya kebijakan yang tidak bertentangan dengan upaya
pengembangan pertanian berkelanjutan. Kebijakan ini baik dalam upaya produksi,
kebijakan harga,maupun adanya pemasaran yang adil.

2.3. Menjalankan Pertanian Berkelanjutan Dengan Efektif Dan Efesien

Berikut adalah beberapa cara untuk menjalankan pertanian berkelanjutan dengan efektif
dan efisien:

1. Memperbaiki manajemen sumber daya alam yaitu salah satu kunci dari pertanian
berkelanjutan adalah memperbaiki manajemen sumber daya alam seperti tanah, air,
dan udara. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi penggunaan pestisida dan
bahan kimia lainnya yang berbahaya, meningkatkan rotasi tanaman, dan
menggunakan teknik pertanian organik atau ramah lingkungan.

2. Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya yaitu dalam pertanian berkelanjutan


juga memerlukan efisiensi penggunaan sumber daya seperti air dan energi. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara menggunakan teknologi irigasi yang lebih efisien,
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan meningkatkan penggunaan energi
terbarukan seperti panel surya.

3. Meningkatkan produktivitas dimana pertanian berkelanjutan juga perlu meningkatkan


produktivitas tanaman dengan cara menggunakan teknologi yang tepat dan
memperbaiki manajemen tanaman. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memilih
varietas tanaman yang cocok dengan kondisi lingkungan, menggunakan pupuk
organik, dan mengurangi erosi tanah.

4. Mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim dalaam hal ini perubahan iklim
dapat berdampak negatif pada pertanian, sehingga penting untuk mengurangi
kerentanan terhadap perubahan iklim. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menggunakan teknologi yang lebih tahan terhadap perubahan iklim seperti sistem
irigasi yang hemat air, penggunaan tanaman yang lebih tahan terhadap kekeringan,
dan pengelolaan lahan yang lebih baik.

5. Meningkatkan akses pasar yaitu perlu kita ketahui bahwa dalam pertanian
berkelanjutan juga perlu meningkatkan akses pasar untuk produk pertanian yang
dihasilkan sehingga memperoleh hasil yang efektif dan efesien. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas produk pertanian, memperluas jaringan
pemasaran, dan meningkatkan keterampilan petani dalam mengelola usaha pertanian.

2.4 Tantangan dan hambatan dalam menjalankan pertanian berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan memiliki berbagai tantangan dan hambatan yang dapat


menghambat keberhasilannya, di antaranya:

1. Perubahan iklim dan cuaca yang ekstrem


Salah satu tantangan utama dalam pertanian berkelanjutan adalah perubahan iklim
dan cuaca yang ekstrem. Peningkatan suhu, banjir, kekeringan, dan cuaca buruk
lainnya dapat mengganggu produksi tanaman dan mengurangi kualitas tanah.

2. Kurangnya sumber daya alam

Sumber daya alam seperti air dan tanah sangat penting untuk pertanian
berkelanjutan, namun sumber daya tersebut semakin berkurang akibat urbanisasi,
perubahan iklim, dan polusi lingkungan.

3. Penyakit tanaman dan hama

Tanaman yang sehat dan subur sangat penting dalam pertanian berkelanjutan,
tetapi penyakit tanaman dan hama dapat menghancurkan tanaman dan mengurangi
produktivitas pertanian.

4. Teknologi yang terbatas

Pertanian berkelanjutan membutuhkan teknologi dan peralatan modern untuk


meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi teknologi tersebut seringkali terbatas
pada negara maju dan tidak tersedia di banyak negara berkembang.

5. Ketergantungan pada bahan kimia

Pemakaian bahan kimia seperti pestisida dan pupuk kimia dapat merusak
lingkungan dan kesehatan manusia, sehingga pertanian berkelanjutan harus mencari
cara untuk mengurangi ketergantungan pada bahan kimia tersebut.

6. Pasar yang tidak stabil

Produk pertanian seringkali terkena fluktuasi harga yang ekstrem, dan pasar yang
tidak stabil dapat menyulitkan petani untuk menjaga keberlanjutan produksi dan
mendapatkan penghasilan yang stabil.

7. Keterbatasan akses pasar


Para petani seringkali kesulitan dalam memasarkan produk pertanian mereka,
terutama di daerah yang terpencil dan terisolasi. Keterbatasan akses pasar dapat
menyulitkan petani untuk menjual hasil panen mereka dengan harga yang wajar dan
mempengaruhi keberlanjutan usaha mereka.

8. Kurangnya akses ke pendanaan

Pertanian berkelanjutan membutuhkan investasi dan pendanaan untuk


berkembang, tetapi para petani seringkali kesulitan untuk memperoleh dana dan
kredit yang dibutuhkan untuk membeli peralatan dan bahan produksi. Kurangnya
akses ke pendanaan dapat menghambat pertumbuhan dan keberlanjutan usaha
pertanian berkelanjutan.

2.5 Peran petani, pemerintah, dan masyarakat dalam menjalankan pertanian


berkelanjutan

Kebijakan utama yang diterapkan pemerintah dan pemerintah daerah untuk memajukan
pembangunan pertanian adalah melalui program pemberdayaan petani dengan berbagai jenis
kegiatan, yang telah dimulai sejak zaman orde baru sampai pada era reformasi saat ini. Hal ini
tertera dalam berbagai kebijakan yang dituangkan dalam berbagai peraturan, seperti Undang-
Undang RI Nomor 16 tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan
kehutanan, dan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan
petani. Namun disadari bahwa pada umumnya, program pembangunan pertanian yang
dilaksanakan di suatu daerah belumlah sepenuhnya memperhatikan potensi-potensi yang
dimiliki, baik potensi SDA maupun SDM khususnya para petani. Untuk pengembangan potensi
SDM, pemerintah daerah hendaknya membuka ruang yang lebih lebar terhadap keterlibatan
petani secara aktif dan sukarela, dalam keseluruhan proses kegiatan, mulai dari (identifikasi
potensi, masalah, kebutuhan dll), pelaksanaan, pengendalian (pemantauan,

evaluasi, pengawasan) serta pemanfaatan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai.

Oleh karena itu, potensi SDM petani seharusnya juga dikembangkan dengan baik dan terencana agar
lebih berkualitas, melalui pendidikan (formal dan non formal), peningkatan keterampilan dan
wawasannya, sehingga dapat berperan aktif sebagai subyek dalam kegiatan-kegiatan pembangunan.
Memberikan peran kepada petani sebagai subyek dalam pengembangan potensi daerah, secara
bertahap akan dapat menumbuhkan kemandiriannya dalam mengelola usaha tani. Dengan kata lain,
mereka bisa lebih mandiri dalam berusaha (tidak selalu mengharapkan bantuan dari pemerintah baru
bekerja).

Di lain pihak, pemerintah pada semua tingkatan khususnya di tingkat terbawah dituntut untuk selalu
memberikan pembinaan, agar pembangunan berjalan dengan baik dan berhasil, maka menjadi
tanggungjawab bersama antara pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat, memberikan
dorongan atau motivasi, sehingga senantiasa tumbuh kesadaran akan pentingnya untuk selalu ikut serta
berperan/berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembangunan pertanian yang merupakan potensi terbesar
Indonesia sebagai negara agraris.

Kebijakan pembangunan pertanian dan pemberdayaan petani di Indonesia diatur dalam Undang-
undang Nomor 19 tahun 2013, tentang perlindungan dan pemberdayaan petani. Undang-undang ini
menyebutkan bahwa petani perlu mendapat perlindungan secara optimal dalam menghadapi
permasalahan atau kesulitan dalam :

(1) memperoleh sarana dan prasarana produksi (saprodi),

(2) kepastian usaha,

(3) resiko harga

, (4) kegagalan panen,

(5) praktek ekonomi biaya tinggi, dan

(6) perubahan iklim.

Selain itu, para petani juga perlu diberdayakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan petani
dalam melaksanakan kegiatan usaha tani yang lebih baik melalui : Pendidikian dan pelatihan,
penyuluhan dan pendampingan, pengembangan sistem dan sarana pemasaran hasil pertanian,
konsolidasi dan jaminan luasan lahan pertanian, kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi dan
informasi, penguatan kelembagaan petani khususnya kelompok tani. Demi terwujud dan terlaksananya
Undang-Undang tersebut, maka pemerintah melakukan beberapa program dan kebijakan, antara lain
melalui pemberdayaan petani dalam pembangunan pertanian. Pemberdayaan dalam bidang pertanian
salah satunya adalah melalui pemberdayaan petani yang terhimpun dalam wadah kelompok tani.
Pemberdayaan petani /kelompok tani dapat dilakukan melalui pembinaan, pelatihan, dan penyuluhan
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, hubungan kerjasama yang baik untuk meningkatkan
kesejahteraan dan taraf hidup mereka. Pentingnya kelompok tani adalah sebagai penghantar antara
masyarakat desa dengan masyarakat luar desa, karena :

1. Sebagai wadah membangun diri dan komunitasnya,

2. Sebagai wadah untuk proses belajar-mengajar,


3. Wadah menyelesaikan permasalahan,

4. Wadah mengelola inovasi, dan

5. Sebagai wadah menuju perubahan

2.6 Dampak positif dari penerapan pertanian berkelanjutan bagi lingkungan, sosial,
dan ekonom

2.7 Cara mempromosikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang


pentingnya pertanian berkelanjutan

Cara mempromosikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang


pentingnya pertanian berkelanjutan:

1. Kampanye sosial

Mengadakan kampanye sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang


manfaat pertanian berkelanjutan. Kampanye dapat berupa pemasangan spanduk,
brosur, pamflet, dan video pendek di media sosial yang menjelaskan tentang
pentingnya pertanian berkelanjutan.

2. Pelatihan dan workshop

Mengadakan pelatihan dan workshop tentang praktik pertanian berkelanjutan bagi


petani, guru, dan karyawan sektor pertanian lainnya. Pelatihan dapat membantu
meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam menerapkan praktik pertanian
berkelanjutan.

3. Program pendidikan

Menyertakan isu pertanian berkelanjutan dalam kurikulum pendidikan atau


program pelatihan masyarakat. Ini dapat membantu meningkatkan kesadaran dan
pemahaman tentang pentingnya pertanian berkelanjutan sejak dini.

4. Meningkatkan akses informasi


Memperluas akses informasi tentang pertanian berkelanjutan melalui media
massa, situs web, dan aplikasi mobile. Informasi tentang teknologi, praktik, dan
kebijakan pertanian berkelanjutan dapat membantu meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya pertanian berkelanjutan.

5. Kemitraan dengan pihak swasta

Membangun kemitraan dengan pihak swasta seperti perusahaan makanan dan


minuman, restoran, dan supermarket untuk mempromosikan produk pertanian
berkelanjutan dan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pertanian berkelanjutan.

6. Demonstrasi lapangan

Mengadakan demonstrasi lapangan untuk memperlihatkan praktik pertanian


berkelanjutan dan manfaatnya bagi lingkungan dan masyarakat. Demonstrasi
lapangan dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperkuat
komunitas pertanian berkelanjutan.

Dalam keseluruhan, promosi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang


pentingnya pertanian berkelanjutan memerlukan pendekatan yang holistik

2.8 Implikasi pertanian berkelanjutan terhadap peningkatan ketahanan pangan suatu


negara

Pertanian berkelanjutan dapat memiliki implikasi yang signifikan terhadap peningkatan


ketahanan pangan suatu negara. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Ketersediaan pangan yang lebih stabil: Pertanian berkelanjutan dapat membantu


meningkatkan stabilitas produksi pangan dengan cara meningkatkan produktivitas
dan diversifikasi tanaman. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko kekurangan
pangan dan meningkatkan ketersediaan pangan yang stabil sepanjang tahun.
2. Peningkatan produktivitas: Pertanian berkelanjutan dapat membantu meningkatkan
produktivitas tanaman dengan cara memperbaiki kualitas tanah, meningkatkan
penggunaan teknologi yang tepat, dan memperbaiki manajemen sumber daya alam.
Hal ini dapat membantu meningkatkan produksi pangan dan mengurangi
ketergantungan pada impor pangan.

3. Pengurangan kerentanan pangan: Pertanian berkelanjutan dapat membantu


mengurangi kerentanan pangan dengan cara meningkatkan akses dan ketersediaan
pangan bagi kelompok masyarakat yang rentan seperti petani kecil, masyarakat
miskin, dan kelompok marginal lainnya. Hal ini dapat membantu meningkatkan
ketahanan pangan dan mengurangi kelaparan.

4. Peningkatan kualitas pangan: Pertanian berkelanjutan dapat membantu meningkatkan


kualitas pangan dengan cara mengurangi penggunaan pestisida dan bahan kimia
lainnya yang berbahaya dan meningkatkan penggunaan praktik pertanian yang ramah
lingkungan. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesehatan masyarakat dan
mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan konsumsi pangan yang tidak aman.

Dalam keseluruhan, pertanian berkelanjutan dapat membantu meningkatkan ketahanan


pangan suatu negara dengan cara meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan kualitas
pangan serta membantu mengurangi kerentanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai