Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobilalamin, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala


atas segala karunia dan nikmat-Nya yang telah diberikan kepada kita semua,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Dalam makalah ini penyusun mengangkat tema tentang PERTANIAN
BERKELANJUTAN, sebagaimana amanat yang diberikan oleh dosen kepada
penyusun dalam memenuhi tugas DASAR-DASAR AGRONOMI. Sebuah hal
yang sangat berharga bagi penyusun atas diberikannya tugas ini, karena dengan
tugas pembuatan makalah ini khususnya penyusun akan dapat mengetahui dan
lebih mengenal tentang hal-hal yang berkaitan dengan PERTANIAN
BERKELANJUTAN. Suatu hal yang terpenting adalah mendapatkan ilmu
pengetahuan baru, pengalaman baru dan lebih mengerti tentang apa itu pertanian
berkelanjutan terutama yang ada pada era yang modern ini.
Meskipun demikian, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu sumbang - saran maupun masukan sangat kami
harapkan. Atas segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini, penyusun
mohon dibukakan pintu maaf seluas-luasnya.
Demikian dari kami, semoga segala tujuan baik dengan hadirnya
makalah ini dapat tercapai.
Amin amin ya robal a’lamin.

Kendari, 15 Mei 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Awalnya, tahun 1980, istilah “sustainable agriculture” atau diterjemahkan


menjadi ‘pertanian berkelanjutan’ digunakan untuk menggambarkan suatu sistem
pertanian alternatif berdasarkan pada konservasi sumberdaya dan kualitas
kehidupan di pedesaan. Sistem pertanian berkelanjutan ditujukan untuk
mengurangi kerusakan lingkungan, mempertahankan produktivitas pertanian,
meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan stabilitas dan kualitas
kehidupan masyarakat di pedesaan. Tiga indikator besar yang dapat dilihat dari
lingkungannya lestari, ekonominya meningkat (sejahtera) dan secara sosial
diterima oleh masyarakat petani.
Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-
komponen fisik, biologi dan sosial ekonomi, yang direpresentasikan dengan
sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia
dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan
pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-
bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan
nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.
Pembangunan pertanian berkelanjutan lebih mentitikberatkan pada
keadaan yang akan terjadi pada beberapa tahun kedepan, seperti kekurangan
pangan akibat situasi ekonomi politik yang tidak menguntungkan dan ledakan
penduduk yang luar biasa. Yang menjadi permasalahn yang harus dapat diatasi
adalah bagaimana cara yang harus dilakukan untuk dapat menekan jumlah
penduduk dan mencukupi kebutuhan pangan secara nasional maupun
internasional. Pembangunan pertanian seharusnya dilakukan dengan mengadopsi
model tertentu, dimana model pertanian itu harus dirubah secara total. Pertanian
tradisional dianggap tidak layak lagi karena yang dibutuhkan adalah ketersediaan
pangan dalam jumlah besar dan cepat. Dengan menerapkan sistem pertanian
berkelanjutan maka kemungkinan besar masalah-masalah tersebut akan dapat
teratasi. Karena dengan pertanian berkelanjutan ini dilihat dari segi teknologi
sudah sangat mendukung, bibit unggul tersedia, pemilihan lahan yang tepat dan
sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam.
Pada dasarnya pertanian berkelanjutan merupakan sistem perubahan dari
pertanian tradisional dengan tujuan untuk dapat memenuhi target-target maksimal
yang telah direncanakan, mengatasi permasalahan perekonomian dunia dan
memaksimalkan kebutuhan yang cepat dan siap saji. Hal tersebut juga didasarkan
pada pengelolaan sumberdaya yang ada dengan maksimal, memanfaatkan,
mempertahankan dan lebih meningkatkan kualitas lingkunagn serta konservasi
sumberdaya alam.
Dalam pengelolaannya, pertanian berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal,
lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan
untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan
komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan
pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan
secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan
dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan
menguntungkan secara ekonomis.
Dari beberapa urian diatas sangat jelas bahwa pentingnya pertanian
berkelanjutan untuk dapat diterapkan oleh berbagai negara yang ada dibelahan
dunia dengan semaksimal mungkin.

1.2.Rumusan Masalah

1. Apa itu pertanian berkelanjutan?


2. Apa saja prinsip dasar pada pertanian berkelanjutan?
3. Apa saja ciri dan sifat sistem pertanian berkelanjutan?
4. Apa Saja indikator pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian
berkelanjutan.?
5. Apa saja kegiatan yang dilakukan pada aplikasi pertanian berkelanjutan?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu Mengetahui sistem pertanian
berkelanjutan, mengetahui prinsip dasar sistem pertanian berkelanjutan,
mengetahui ciri dan sifat sistem pertanian berkelanjutan, mengetahui indikator
pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian berkelanjutan, mengetahui
aplikasi pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian berkelanjutan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Perkembangan Sistem Pertanian Berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang


berlanjut untuk saat ini dan saat yang akan datang dan selamanya, Artinya
pertanian tetap ada dan bermanfaat bagi semuanya dan tidak menimbulkan
bencana bagi semuanya. Jadi dengan kata lain pertanian yang bisa dilaksanakan
saat ini, saat yang akan datang dan menjadi warisan yang berharga bagi anak cucu
kita.
Ada pun definisi lain dari pertanian berkelanjutan adalah sebagai
alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan sistem produksi pertanian yang dapat
menguntungkan secara ekonomi dan aman secara lingkungan.
Pertanian Berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam
mengelola sumberdaya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan
manusia, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta
konservasi sumberdaya alam. Pertanian berwawasan lingkungan selalu
memperhatikan nasabah tanah, air, manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan
dan kesehatan. Sedang tujuan pertanian yang berwawasan lingkungan adalah
mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah; meningkatkan dan
mempertahankan basil pada aras yang optimal; mempertahankan dan
meningkatkan keanekaragaman hayati dan ekosistem; dan yang lebih penting
untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan penduduk dan makhluk
hidup lainnya.
Berarti dapat disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture) adalah pertanian yang meliputi komponen-komponen fisik, biologi,
sosial ekonomi, lingkungan dan manusia yang berjalan secara ideal untuk saat ini
dan yang akan datang.
Kebijakkan pemerintah saat itu memang secara jelas merekomondasaikan
penggunaan energi luar yang dikenal dengan paket Panca Usaha Tani, yang salah
satunya menganjurkan penggunaan pupuk kimia dan pestisida. Terminologi
pertanian berkelanjutan (susitainable agriculture) sebagai padanan istilah
agroekosistem pertama kali dipakai sekitar awal tahun 1980-an oleh pakar
pertanian FAO (Food Agriculture Organization) Argoekosistem sendiri mengacu
pada modifikasi ekosistem alamiah dengan sentuhan campurtangan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, serat, dan kayu, untuk memenuhi kebutuhan dan
kesejahteraan manusia.Conway (1984) juga menggunakan istilah pertanian
berkelanjutan dengan agro ekosistem yang berupaya memadukan antara
produktivit (productivity), stabilitas (Stability), Pemerataan (equlity), jadi semakin
jelas bahwa konsep agroekosistem atau pertanian berkelanjutan adalah jawaban
kegamangan dampak green revolution anatara lain di tenggarai oleh semakin
merosotnya produktivitas pertanian (leaffing off).
Saat ini, negara-negara barat dilanda gelombang budaya teknologi tinggi
(information technology) yang disertai pesatnya penggunaan teknologi super
canggih dalam bidang telekomunikasi, misalnya penemuan internet, telepon
seluler, dan lain sebagainya. Ada dua peristiwa penting yang melahirkan
paradigma baru sistem pertanian berkelanjutan, peristiwa pertama adalah laporan
Brundland dari komisi Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan pada tahun
1987, yang mendefinisikan dan beru paya mempromosikan paradigma
pembangunan berkelanjutan. Peristiwa kedua adalah konfrensi dunia di Rio de
Jeneri Brazil pada tahun 1992, yang memuat pembahasan agenda 21 dengan
mempromosikan Sustainable Agriculture and Rural Development (SARD) yang
membawa pesan moral pada dunia bahwa ”without better enviromental
stewardship, development will be undermined” berbagai agenda penting termasuk
pembahasan bidang yang termasuk dalam pembahasan bidang pertanian dalam
konferensi tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Menjaga kontinuitas produksi dan keuntungan usaha dibidang pertanian
dalam arti yangluas (pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan,
peikanan, dan peternakan) untuk jangka panjang, bagi kelangsungan
kehidupan manusia.
2. Melakukan perawatan dan penigkatan SDA yang berbasis pertanian.
3. Memenimalkan damapak negatif aktivitas usaha pertanian yang dapat
merugikan bagi kesuburan lahan dan kesehatan manusia.
4. Mewujudkan keadilan sosoal antardesa dan antar sektor dengan
pendekatan pembangunan pertanian berkelanjutan.
Pertanian berkelanjutan dengan pendekatan sistem dan besifat holistik
mempertautkan berbagai aspek atau gatrs dan disiplin ilmu yang sudah mapan
antara lain agronomi, ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya. Sistem pertanian
berkelanjutan juga beisi suatu ajakan moral untuk berbuat kebajikkan pada
lingkungan sumber daya alam dengan memepertimbangkan tiga matra atau aspek
sebagai berikut:
1. Kesadaran Lingkungan (Ecologically Sound), sistem budidaya pertanian tidak
boleh mnyimpang dari sistem ekologis yang ada. Keseimbanganadalah indikator
adanya harmonisasi dari sistem ekologis yang mekanismena dikendalikanoleh
hukum alam.
2. Bernilai ekonomis (Economic Valueable), sistem budidaya pertanian harus
mengacu pada pertimbangan untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang lain,
untuk jangka pandek dan jangka panjang, serta bagi organisme dalam sistem
ekologi maupun diluar sistem ekologi.
3. Berwatak sosial atau kemasyarakatan (Socially Just), sistem pertanian harus
selaras dengan norma-noma sosial dan budaya yang dianut dan di junjung tinggi
oleh masyarakat disekitarnya sebagai contoh seorang petani akan mengusahakan
peternakan ayam diperkaangan milik sendiri. Mungkin secra ekonomis dan
ekologis menjanjikkan keuntungan yang layak, namun ditinjau dari aspek sosial
dapat memberikan aspek yang kurang baik misalnya, pencemaran udara karena
bau kotoran ayam.
Norma-norma sosial dan budaya harus diperhatikan, apalagi dalam sistem
pertanian berkelanjutan di Indonesia biasanya jarak antara perumahan penduduk
dengan areal pertanian sangat berdekatan. Didukung dengan tingginya nilai sosial
pertimbangan utama sebelum merencanakan suatu usaha
pertanian dalam arti luas.
Lima kriteria untuk mengelola suatu sistem pertanian berkelanjutan
1. Kelayakan ekonomis (economic viability)
2. Bernuansa dan bersahabat dengan ekologi (accologically sound and
friendly)
3. Diterima secara sosial (Social just)
4. Kepantasan secara budaya (Culturally approiate)
5. Pendekatan sistem holistik (sistem and hollisticc approach)
2.2 Prinsip dasar pertanian berkelanjutan

Menurut Jaker PO (Jaringan Kerja Pertanian Organik) dan IFOAM


(International Federation of Organic Agriculture Movement), ada 4 prinsip dasar
dalam membangun gerakan pertanian berkelanjutan.:
1. Prinsip ekologis
Prinsip ini mengembangkan upaya bahwa pola hubungan antara organisme
dengan alam adalah satu kesatuan. Upaya-upaya pemanfaatan air, tanah, udara,
iklim serta sumber-sumber keane-karagaman-hayati di alam harus seoptimal
mungkin (tidak mengeksploitasi). Upaya-upaya pelesta-rian harus sejalan dengan
upaya pemanfaatan.
2. Prinsip teknis
Produksi dan pengolahan Prinsip teknis ini merupakan dasar untuk
mengupayakan suatu produk organik. Yang termasuk dalam prinsip ini mulai dari
transisi lahan model pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan, cara
pengelolaannya, pemupukan, pengelolaan hama dan penyakit hingga penggunaan
teknologi yang digunakan sejauh mungkin mempertimbangkan kondisi fisik
setempat.
3. Prinsip Sosial ekonomis
Prinsip ini menekankan pada penerimaan model pertanian secara sosial
dan secara ekonomis menguntungkan petani. Selain itu juga mendorong
berkembangnya kearifan lokal, kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, dan
mendorong kemandirian petani.
4. Prinsip Politik
Prinsip ini mengutamakan adanya kebijakan yang tidak bertentangan
dengan upaya pengembangan pertanian berkelanjutan. Kebijakan ini baik dalam
upaya produksi, kebijakan harga, maupun adanya pemasaran yang adil.
2.3 Ciri-ciri pertanian berkelanjutan

1. Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan


(economically viable).
Petani mampu menghasilkan keuntungan dalam tingkat produksi yang cukup dan
stabil, pada tingkat resiko yang bisa ditolerir/diterima.
2. Berwawasan ekologis (ecologically sound).
Kualitas agroekosistem dipelihara atau ditingkatkan, dengan menjaga
keseimbangan ekologi serta konservasi keanekaragaman hayati. Sistem pertanian
yang berwawasan ekologi adalah sistem yang sehat dan mempunyai ketahanan
yang tinggi terhadap tekanan dan gangguan (stress dan shock).
3. Berkeadilan sosial.
Sistem pertanian yang menjamin terjadinya keadilan dalam akses dan kontrol
terhadap lahan, modal, informasi, dan pasar, bagi yang terlibat tanpa membedakan
status sosial-ekonomi, gender, agama atau kelompok etnis.
4. Manusiawi dan menghargai budaya lokal.
Menghormati eksistensi dan memperlakukan dengan bijak semua jenis mahluk
yang ada. Dalam pengembangan pertanian tidak melepaskan diri dari konteks
budaya lokal dan menghargai tatanan nilai, spirit dan pengetahuan lokal.
5. Mampu berdaptasi (adaptable).
Mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang selalu berubah, seperti
pertumbuhan populasi, tantangan kebijaksanaan yang baru dan perubahan
konstalasi pasar.
2.4 Sifat-sifat pertanian berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan memiliki lima sifat, diantaranya:


 Mampertahankan fungsi ekologis, artinya tidak merusak ekologi pertanian itu
sendiri.
 Berlanjut secara ekonomis artinya mampu memberikan nilai yang layak bagi
pelaksana pertanian itu dan tidak ada pihak yang diekploitasi. Masing-masing
pihak mendapatkan hak sesuai dengan partisipasinya.
 Adil berarti setiap pelaku pelaksanan pertanian mendapatkan hak-haknya tanpa
dibatasi dan dibelunggu dan tidak melanggar hal yang lain.
 Manusiawi artinya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dimana harkat dan
martabat manusia dijunjung tinggi termasuk budaya yang telah ada.
 Luwes yang berarti mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini,
dengan demikian pertanian berkelanjutan tidak statis tetapi dinamis bisa
mengakomodir keinginan konsumen maupun produsen.
2.5. Indikator pertanian berkelanajutan

1. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai.


2. Membudidayakan tanaman secara alami.
3. Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian.
4. Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang.
5. Menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik
pertanian.
6. Memelihara keragaman genetik sistem pertanian.
konsep pertanian berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi
keberlanjutan, yaitu: keberlanjutan usaha ekonomi (profit), keberlanjutan
kehidupan sosial manusia (people), dan keberlanjutan ekologi alam (planet).
Dimensi ekonomi berkaitan dengan konsep maksimisasi aliran pendapatan
yang dapat diperoleh dengan setidaknya mempertahankan asset produktif yang
menjadi basis dalam memperoleh pendapatan tersebut. Indicator utama dimensi
ekonomi ini ialah tingat efisiensi dan daya saing, besaran dan pertumbuhan nilai
tambah dan stabilitas ekonomi. Dimensi ekonomi menekankan aspek pemenuhan
nebutuhan ekonomi manusia baik untuk generasi sekarang ataupun mendatang.
Dimensi sosial adalah orientasi kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan
akan kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis
(termasuk tercegahnya konflik sosial), preservasi keragaman budaya dan modal
sosio-kebudayaan, termasuk perlindungan terhadap suku minoritas. Untuk itu,
pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan berusaha dan pendapatan,
partisipasi sosial politik dan stabilitas sosial budaya merupakan indikator-
indikator penting yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembangunan.
Dimensi lingkungan alam menekankan kebutuhan akan stabilitas
ekosistem alam yang mencakup sistem kehidupan biologis dan materi alam.
Termasuk dalam hal ini ialah terpeliharanya keragaman hayati dan daya tekstur
\bilogis, sumber daya tanah, air dan agroklimat, serta kesehatan dan kenyamanan
lingkungan. Penekanan dilakukan pada preservasi daya lentur dan dinamika
ekosistem untuk beradaptasi terhadap perubahan bukan pada konservasi sustu
kondisi ideal statis yang mustahil dapat diwujudkan. Ketiga dimensi tersebut
saling mempengaruhi sehingga ketiganya harus dipertimbangkan secara
berimbang. Sistem sosial yang stabil dan sehat serta sumberdaya alam dan
lingkungan merupakan basis untuk kegiatan ekonomi, sementara kesejahteraan
ekonomi merupakan prasyarat untuk terpeliharanya stabilitas sosial budaya
maupun kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
2.6. Aplikasi pertanian berkelanjutan

Beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menunjang dan memberikan


kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka
panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup
masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian Hama Terpadu
Pengendalian Hama Terpadu merupakan suatu pendekatan untuk
mengendalikan
hama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi, budaya, fisik dan
kimia, dalam upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan dan resiko-resiko
lingkungan. Adapun caranya dapat melalui;

 Penggunaan insek, reptil atau binatang-binatang yang diseleksi untuk


mengendalikan hama atau dikenal musuh alami hama, seperti Tricogama
sp., sebagai musuh alami dari parasit telur dan parasit larva hama tanaman.
 Menggunakan tanaman-tanaman “penangkap” hama, yang berfungsi
sebagai pemikat (atraktan), yang menjauhkan hama dari tanaman utama.
 Menggunakan drainase dan mulsa sebagai metode alami untuk
menurunkan infeksi jamur, dalam upaya menurunkan kebutuhan terhadap
fungisida sintetis.
 Melakukan rotasi tanaman untuk memutus populasi pertumbuhan hama
setiap tahun .

2. Sistem Rotasi dan Budidaya Rumput


Sistem pengelolaan budidaya rumput intensif yang baru adalah dengan
memberikan tempat bagi binatang ternak di luar areal pertanian pokok yang
ditanami rumput berkualitas tinggi, dan secara tidak langsung dapat menurunkan
biaya pemberian pakan. Selain itu, rotasi dimaksudkan pula untuk memberikan
waktu bagi pematangan pupuk organik. Areal peternakan yang dipadukan dengan
rumput atau kebun buah-buahan dapat memiliki keuntungan ganda, antara lain
ternak dapat menghasilkan pupuk kandang yang merupakan pupuk untuk areal
pertanian.
3. Konservasi Lahan
Beberapa metode konservasi lahan termasuk penanaman alur, mengurangi
atau tidak melakukan pembajakan lahan, dan pencegahan tanah hilang baik oleh
erosi angin maupun erosi air. Kegiatan konservasi lahan dapat meliputi:

 Menciptakan jalur-jalur konservasi.


 Menggunakan dam penahan erosi.
 Melakukan penterasan.
 Menggunakan pohon-pohon dan semak untuk menstabilkan tanah.

4. Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah


Konservasi dan perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian penting
dalam pertanian. Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah
dilaksanakan tanpa memperhatikan kualitas air. Biasanya lahan basah berperan
penting dalam melakukan penyaringan nutrisi (pupuk anoraganik) dan pestisida.
Adapun langkah-langkah yang ditujukan untuk menjaga kualitas air, antara lain;

 Mengurangi tambahan senyawa kimia sintetis ke dalam lapisan tanah


bagian atas (top soil) yang dapat mencuci hingga muka air tanah (water
table).
 Menggunakan irigasi tetes (drip irrigation).
 Menggunakan jalur-jalur konservasi sepanjang tepi saluran air.
 Melakukan penanaman rumput bagi binatang ternak untuk mencegah
peningkatan racun akibat aliran air limbah pertanian yang terdapat pada
peternakan intensif.

5. Tanaman Pelindung
Penanaman tanaman-tanaman seperti gandum dan semanggi pada akhir
musim panen tanaman sayuran atau sereal, dapat menyediakan beberapa manfaat
termasuk menekan pertumbuhan gulma (weed), pengendalian erosi, dan
meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.

6. Diversifikasi Lahan dan Tanaman


Bertanam dengan memiliki varietas yang cukup banyak di lahan pertanian
dapat mengurangi kondisi ekstrim dari cuaca, hama penggangu tanaman, dan
harga pasar. Peningkatan diversifikasi tanaman dan jenis tanaman lain seperti
pohon-pohon dan rumput-rumputan, juga dapat memberikan kontribusi terhadap
konservasi lahan, habitat binatang, dan meningkatkan populasi serangga yang
bermanfaat. Beberapa langkah kegiatan yang dilakukan;

 Menciptakan sarana penyediaan air, yang menciptakan lingkungan bagi


katak, burung dan binatang-binatang lainnya yang memakan serangga dan
insek.
 Menanam tanaman-tanaman yang berbeda untuk meningkatkan
pendapatan sepanjang tahun dan meminimalkan pengaruh dari kegagalan
menanam sejenis tanaman saja.
7. Pengelolaan Nutrisi Tanaman
Pengelolaan nutrisi tanaman dengan baik dapat meningkatkan kondisi
tanah dan melindungi lingkungan tanah. Peningkatan penggunaan sumberdaya
nutrisi di lahan pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan
(leguminosa) sebagai penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk anorganik
yang harus dikeluarkan. Beberapa jenis pupuk organik yang bisa digunakan antara
lain:

 Pengomposan
 Penggunaan kascing
 Penggunaan Pupuk Hijauan (dedaunan)
 Penambahan nutrisi pada tanah dengan emulsi ikan dan rumput laut.

8. Agroforestri (wana tani)


Agroforestri merupakan suatu sistem tata guna lahan yang permanen,
dimana tanaman semusim maupun tanaman tahunan ditanam bersama atau dalam
rotasimembentuk suatu tajuk yang berlapis, sehingga sangat efektif untuk
melindungi tanah dari hempasan air hujan. Sistem ini akan memberikan
keuntungan baik secara ekologi maupun ekonomi. Beberapa keuntungan yang
diperoleh dari pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri ini antara lain:

 Dapat diperoleh secara berkesinambungan hasil tanaman-tanaman


musiman dan tanaman-tanaman tahunan.
 Dapat dicegah terjadinya serangan hama secara total yang sering terjadi
pada tanaman satu jenis (monokultur).
 Keanekaan jenis tanaman yang terdapat pada sistem agroforestri
memungkinkan terbentuknya stratifikasi tajuk yang mengisi ruang secara
berlapis ke arah vertikal. Adanya struktur stratifikasi tajuk seperti ini dapat
melindungi tanah dari hempasan air hujan, karena energi kinetik air hujan
setelah melalui lapisan tajuk yang berlapis-lapis menjadi semakin kecil
daripada energi kinetik air hujan yang jatuh bebas.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:


1. Sistem pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian
yang seimbang antara ekosistem, ekonomi, lingkungan dan manusia yang
berkelanjutan untuk saat ini dan yang akan datang. Dan sistem pertanian
berkelanjutan juga mempunyai kriteria, prinsip-prinsip, sifat-sifat, dampak positif
maupun negatif, indikator dan aplikasi dalam menjalankan pertanian yang
sustainable agar dapat berjalan dengan seimbang.
2. prinsip dasar sistem pertanian berkelanjutan adalah prinsip ekologis, prinsip
sosial ekonomi, prinsip teknis, dan prinip politik prinsip.
3. Ciri dari sistem pertanian berkelanjutan adalah Secara ekonomi
menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan (economically viable).
Berwawasan ekologis (ecologically sound). Berkeadilan sosial. Manusiawi dan
menghargai budaya lokal. dan mampu bradaptasi.
Sifat sistem pertanian berkelanjutan adalah Mampertahankan fungsi ekologis,
berlanjut secara ekonomis, adil manusiawi, dan luwes.
4. Indikator dari sistem pertanian berkelanjutan adalah menghasilkan produk
pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai, membudidayakan tanaman
secara alami, mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam
ekosistem pertanian, memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka
panjang, menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan
teknik pertanian,memelihara keragaman genetik sistem pertanian.
5. Aplikasi pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian berkelanjutan
adalah engendalian hama terpadu, sistem rotasi dan budidaya rumput, konservasi
lahan, menjaga kualitas air/lahan basah, tanaman pelindung, diversifikasi tanaman
dan lahan, pengolahan nutrisi tanaman, dan agroforestry.
3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang tidak perna luput
dari kesalahan, sehingga secara pribadi penulis sangat megharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini agar
nantinya dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca khususnya bagi penulis sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

AnonimA. Sistem Pertanian Berkelanjutan./2010/04/02/sistem-pertanian-


berkelanjutan-gambaran-kecil-untuk-indonesia/. Diakses pada Minggu tanggal 1
Juni 2014 pkul 21.01 WIB.
AnonimB. Pertanian Berkelanjutan Diakses pada Minggu tanggal. 1 Juni
2014 pkul 21.08 WIB.

Outerbridge, P. B . 1991 Limbah Padat di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia.


Jakarta

Teruo Higa. 1997. EM Technology Serving The World. Seminar Nasional


Pertanian Organik. Jakarta.

Trubus No. 363. 2000. Pertanian Organik. Yayasan Tani Membangun. Jakrta

Anda mungkin juga menyukai