PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Awalnya, tahun 1980, istilah “sustainable agriculture” atau diterjemahkan
menjadi ‘pertanian berkelanjutan’ digunakan untuk menggambarkan suatu sistem
pertanian alternatif berdasarkan pada konservasi sumberdaya dan kualitas
kehidupan di pedesaan. Sistem pertanian berkelanjutan ditujukan untuk
mengurangi kerusakan lingkungan, mempertahankan produktivitas pertanian,
meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan stabilitas dan kualitas
kehidupan masyarakat di pedesaan. Tiga indikator besar yang dapat dilihat dari
lingkungannya lestari, ekonominya meningkat (sejahtera) dan secara sosial
diterima oleh masyarakat petani.
Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-
komponen fisik, biologi dan sosial ekonomi, yang direpresentasikan dengan
sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia
dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan
pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-
bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan
nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.
Pembangunan pertanian berkelanjutan lebih mentitikberatkan pada
keadaan yang akan terjadi pada beberapa tahun kedepan, seperti kekurangan
pangan akibat situasi ekonomi politik yang tidak menguntungkan dan ledakan
penduduk yang luar biasa. Yang menjadi permasalahn yang harus dapat diatasi
adalah bagaimana cara yang harus dilakukan untuk dapat menekan jumlah
penduduk dan mencukupi kebutuhan pangan secara nasional maupun
internasional. Pembangunan pertanian seharusnya dilakukan dengan mengadopsi
model tertentu, dimana model pertanian itu harus dirubah secara total. Pertanian
tradisional dianggap tidak layak lagi karena yang dibutuhkan adalah ketersediaan
pangan dalam jumlah besar dan cepat. Dengan menerapkan sistem pertanian
berkelanjutan maka kemungkinan besar masalah-masalah tersebut akan dapat
teratasi. Karena dengan pertanian berkelanjutan ini dilihat dari segi teknologi
sudah sangat mendukung, bibit unggul tersedia, pemilihan lahan yang tepat dan
sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam.
Pada dasarnya sistem pertanian berkelanjutan merupakan sistem
perubahan dari pertanian tradisional dengan tujuan untuk dapat memenuhi target-
target maksimal yang telah direncanakan, mengatasi permasalahan perekonomian
dunia dan memaksimalkan kebutuhan yang cepat dan siap saji. Hal tersebut juga
didasarkan pada pengelolaan sumberdaya yang ada dengan maksimal,
memanfaatkan, mempertahankan dan lebih meningkatkan kualitas lingkunagn
serta konservasi sumberdaya alam.
Dalam pengelolaannya, sistem pertanian berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal,
lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan
untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan
komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan
pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan
secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan
dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan
menguntungkan secara ekonomis.
Dari beberapa urian diatas sangat jelas bahwa pentingnya sistem pertanian
berkelanjutan untuk dapat diterapkan oleh berbagai negara yang ada dibelahan
dunia dengan semaksimal mungkin. Pada paper ini diuraikan tentang definisi
pertanian berkelanjutan, sifat dan ciri pada pertanian berkelanjutan, dampak
positif maupun negatifnya dan indikator serta aplikasi pertanian berkelanjutan.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari Makalah ini adalah sebagai berikut:
Mengetahui sistem pertanian berkelanjutan
Mengetahui prinsip dasar sistem pertanian berkelanjutan
Mengetahui ciri dan sifat sistem pertanian berkelanjutan
Mengetahui indikator pada penerapan yang terdapat pada sistem
pertanian berkelanjutan.
Mengetahui aplikasi pada penerapan yang terdapat pada sistem
pertanian berkelanjutan.
BAB II
PEMBAHASAN